Anda di halaman 1dari 15

Syndrom Steven

Johnson

KELOMPOK 4:
SANNY IVANLOVERS
& RINA CUMI
Pengertian

Syndrom Steven Johnson adalah Syndrom yang mengenai kulit,


selaput lendir orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi
dari ringan sampai berat. Kelainan pada kulit berupa eritema,
vesikel / bula dapat disertai purpura.
( Djuanda, 1993 : 107 )

b.Syndrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat


yang terdiri dari eropsi kulit, kelainan mukosa dan konjungtivitis. (
Junadi, 1982 : 480 )

c.Syndrom Steven Johnson adalah syndrom kelainan kulit berupa


eritema, vesikel / bula, dapat disertai purpura yang dapat mengenai
kulit, selaput lendir yang oritisium dan dengan keadaan omom
bervariasi dan baik sampai buruk. ( Mansjoer, A, 2000 : 136 )

d.Jadi syndrom steven johnson adalah suatu syndrom berupa


kelainan kulit pada selaput lendir oritisium mata genital. (Robin
graham- Brown Tony Burns : 2002)
2. Etiologi

a. Alergi obat secara sistemik ( misalnya


penisilin, analgetik, anti- peuritik )
b. Inspeksi mikroorganisme ( bakteri, virus,
jamur, dan parasit ).
c. Neoplasma dan faktor endoktrin.
d. Faktor fisik ( sinar matahari, radiasi, sinar x ).
e. Makanan.
Patofisiologi terlampir…
3.Manifestasi
Klinis

Pada syndrom ini terlihat adanya kelainan, berupa :


a. Kelainan kulit.
Kelainan kulit terdiri dari eritema, vesikeldan bula. Vesikel dan
bulakemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping
itu juga dapat terjadi purpura, pada bentuk yang berat kelainannya
generalisata.

b. Kelainan selaput lender


Kelaianan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut
( 100 % ) kemudian disusul oleh kelainan alat dilubang genetol 50
%, sedangkan dilubang hidung dan anus jarang ( masing-masing 8
% dan 4 % ).

c .Kelainan mata.
Kelainan mata merupakan 80 % diantara semua kasus yang
tersering telah konjungtivitis kataralis. Selain itu juga dapat berupa
konjungtivitis parulen, peradarahan, alkus korena, iritis dan
iridosiklitis. Disamping kelainan tersebut dapat pula dapat pula
terdapat kelainan lain, misalnya : notritis, dan onikolisis
Komplikasi
Komplikasi yang tersering ialah
bronkopneumia yang didapati sejumlah
80 % diantara seluruh kasus yang ada.
Komplikasi yang lain ialah kehilangan
cairan atau darah, gangguan
keseimbangan cairan elektrolit dan syok
pada mata dapat terjadi kebutaan karena
gangguan laksimasi.
Pemeriksaan Penunjang
a.CBC ( complek blood count ) bisa didapatkan sel
darah putih yang normal atau leukositosis non
spesifik, peningkatan jumlah leukosit kemungkinan
disebabkan karena infusi bakteri.
b.Kultur darah, urin dan luka merupakan indikasi bila
dicurigai, penyebab infeksi.
Tes lainya :
Biopsi kulit memperlihatkan luka superiderma
Adanya mikrosis sel epidermis
Infiltrasi limposit pada daerah ferifaskulator
Penatalaksanaan
1. Kortikosteroid
2. Antibiotik.
3. Infus dan Transfusi darah
4. Tropikal
ASUHAN KEPERAWATAN

1.Fokus Pengkajian
a.Anamnesa riwayat pengobatan pasien
b.Gambaran klinik
c.Histopatologi
d.Riwayat kesehatan : riwayat laregi, reaksi alergi terhadap makanan, obat
serta zat kimia,
masalah kulit sebelumnya dan riwayat kanker kulit.
e.Pemeriksaan kulit infeksi dan Intervensi : Kaji warna, suhu, kelembapan,
kekeringan, factor penctus. Planing : Turgor kulit kembali dalam 2 detik,
adema tidak ada. ( Brunner and Suddarth, 2001 )
2.Data Fokus
DS : Gatal-gatal pada kulit, sulit menelan, pandanganya kabur, aktivitas
menurun.
DO : Kemerah-merahan, memegangi tenggorokan, gelisah untuk melihat,
tampak lemas dalam aktivitas.
3.Prioritas Diagnosa
a. Gangguan integritas kulit berdasarkan dengan informasi dermal dan
epidermal.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan dengan
kesulitan menelan.
c. Gangguan persepsi sensori, kurang penglihatan berdasarkan dengan
konjungtivitis.
d. Gangguan intoleransi aktivitas berdasarkan dengan kelemahan fisik
e. Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d. inflamasi pada kulit
DX 1 : Gangguan integritas kulit berdasakan
dengan inflamasi dermal dan epidermal
a.Tujuan : Diharapkan inflamasi dermal dan
epidermal berkurang
Kriteria hasil :
menunjukkan kulit dan jaringan kulit yang utuh
b.Intervensi
Observasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi
dan sensori serta perubahan lainnya yang terjadi.
Kolaborasi dengan tim medis
c.Rasional
Menentukan garis dasar dimana perubahan pada
status dapat dibandingkan dan melakukan
intervensi yang tepat untuk mencegah infeksi
lebih lanjut
DX 2 : Gangguan nutrisi kurangdari
kebutuhan tubuh berdasarkan denagn kesulitan
menelan
a.Tujuan : Nafsu makan meningkat
Kriteria hasil : menunjukkan berat badan stabil
/ peningkatan berat badan
b.Intervensi : Berikan makanan sedikit tapi
sering
Kolaborasi dengan tim gizi
Hidangkan makanan dalam keadaan hangat
c.Rasional :
Membantu mencegah distensi gaster /
ketidaknyamanan
Kalori protein dan vitamin untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik,
mempertahankan berat badan dan mendorong
regenerasi jaringan.
Meningkatkan nafsu makan.
DX 3 : Gangguan persepsi sensori : kurang
penglihatan berdasarkan dengan konjungtivitis
a.Tujan : pasien dapat melihat dengan jelas
Kriteria hasil :
Kooperatif dalam tindakan
Menyadari hilangnya penglihatan secara permanen
b.Intervensi : kaji dan catat ketajaman penglihatan
Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan
penglihatan
orientasikan terhadap lingkungan
c.Rasional
Menentukan kemampuan visual
Mengurangi ketergantungan
Berikan bahan-bahan bacaan dan tulisan yang besar
DX 4 : Gangguan intoleransi aktivitas berdasakan
dengan kelemahan fisik
a.Tujuan : Aktivitas mulai normal
Kriteria hasil :
Klien melaporkan peningkatan toleransi aktivitas
b.Intervensi :
Kaji respon individu terhadap aktivitas
Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas
c.Rasional :
Mengetahui tingkat kemampuan individu dalam
pemenuhan aktivitas sehari-hari
Klien mendapat dukungan psikologi dari keluarga
DX 5: Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d. inflamasi pada kulit
a. Tujuan: Memberikan rasa nyaman dan mengurangi rasa
nyeri pasien
b. Kriteria Hasil:
Melaporkan nyeri berkurang dan menunjukkan ekspresi
wajah/postur tubuh rileks
c. Intervensi:
Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi dan intensitasnya
Berikan tindakan kenyamanan dasar ex: pijatan pada area yang
sakit
Pantau TTV
Berikan analgetik sesuai indikasi
d. Rasional:
Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya
keterlibatan jaringanmeningkatkan Relaksasi, menurunkan
tegangan otot dan kelelahan umum
Metode IV sering digunakan pada awal untuk memaksimalkan
efek obat
Menghilangkan rasa nyeri
Terima kasih atas semua partisipasinya….

Anda mungkin juga menyukai