Anda di halaman 1dari 27

Gangguan Sistem

Integumen
Dermatitis
KEPERAWATAN DEWASA SISTEM
MUSKULOSKELETAL
Kelompok 8
C2114201017 Rhendy Editya
C2114201074 Iip Arifah
c2114201082 Nenti Sugiartini
c2114201102 Wilfa Silmi N
Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi pada kulit)
yang disertai dengan pengelupasan kulit ari. Dermatitis adalah
peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema,
edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
Tanda Gejala
 Dematitis Kontak
Merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada
kulit. Dermatitis yang muncul dipicu alergen tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman
merambat atau detergen.

 Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak
lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-
ulang karena berbagai ransangan pruritogenik.

 Dermatitis Seborrheic
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang
telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul
saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti
Parkinson.
 Dermatitis Stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena tungkai bawah. Yang muncul
dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna
menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal.
 Dermatitis Atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering
terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE
dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita . kelainan kulit berupa papul gatal
yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan. Seringkali
muncul di lipatan siku atau belakang lutut
 Dermatitis Medikamentosa
Dermatitis medikamentosa memiliki bentuk lesi eritem dengan atau tanpa vesikula, berbatas
tegas, dapat soliter atau multipel. Penyebabnya dari obat-obatan yang masuk kedalam tubuh
melalui mulut, suntikan atau anal. Gejala dapat akut, subakut atau kronik. Untuk lokalisasinya
bisa mengenai seluruh tubuh.
Etiologi
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian besar merupakan
respon kulit terhadap agen-agen, misaknya zat kimia, protein, bakteri dan
fungus. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh:
detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya:
bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat
menjadi penyebab eksim. Sering kali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang
disebabkan eksim menjadi infeksi. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang
terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan
selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
Patofisiologi
 Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas tipe
lambat. Patogenesisnya dua fase yaitu fase indukdi dan fase elisitasi. Pada fase induksi, limfosit
mengenal dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. hapten berfenetrasi ke dalam kulit
dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Kemudian sel-sel
tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan sistem limfoid, tersebar di
seluruh tubuh, menyebabkan keadaan sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh. Sel efektor
yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang
sehingga terjadi gejala klinis.
 Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi 5
– 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. bagian
tubuh.
 Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar;
krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial
belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan
skrotum.
 Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan
melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing . Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri
dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama.

Dermatitis Atopik
Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi dan menyebabkan
pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan emnekan produksi sel T. Sel mast meningkat
pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan melepaskan
histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa.

 Dermatitis Medikamentosa
Faktor lingkungan merupakan factor terpenting . Alergi paling sering menyerang pada
saluran nafas dan saluran pencernaan . Di dalam saluran nafas terjadi inflamasi yang
menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menyebabkan batuk dan sesak nafas.
Pemeriksaan Diagnostik
● Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
b. Urin : pemerikasaan histopatologi

● Penunjang (pemeriksaan Histopatologi)


Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas untuk diagnostik karena gambaran
histopatologiknya dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Dermatitis sub
akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya akantosis dan kadangkadang
parakeratosis. Pemeriksaan ultrastruktur menunjukkan 2-3 jam setelah paparan
antigen, seperti dinitroklorbenzen topikal dan injeksi ferritin intrakutan, tampak
sejumlah besar sel langerhans di epidermis. Limfosit mendekatinya dan sel
Langerhans menunjukkan aktivitas metabolik. Pada saat yang sama migrasinya ke
kelenjar getah bening setempat meningkat.
Farmakoterapi
 Terapi Farmakologi
Untuk pengobatan dermatitis kontak yang akut, obat topikal yang diberikan dapat berupa
kompres larutan garam fisiologis pada lesi akut yang basah, selain itu diberikan
kortikosteroid ringan (hidrokortisone 1-2.5%) yang mempunyai efek anti inflamasi,
imunosupresi, dan vasokonstriksi bila lesi sudah mengering.

 Terapi Non-Farmakologi
Membersihkan bagian yang terkena dengan cara mengompres menggunakan air hangat
(32,2º C) atau lebih dingin. Pencucian menggunakan sabun hipoalergenik dan jangan
menggosok bagian yang ruam.
Pengkajian
1. Pengkajian
Data yang komprehensif dan tervalidasi menentukan keputusan yang akurat dan akurat dalam diagnosis
keperawatan.
a. Identitas pasien ( nama, No Registrasi, jenis kelamin, alamat, usia)
b. Keluhan utama (Biasanya pasien mengeluh rasa gatal, sulit tidur, rasa tidak nyaman, rambut rontok,
suhu tubuh meningkat, kemerahan, kulit kering. )
c. Riwayat penyakit dahulu (penderita dengan dermatitis juga bisa disebabkan oleh adanya riwayat
alergi terhadap bahan-bahan tertentu)
d. Riwayat penyakit keluarga (penderita dermatitis ditanyakan ada penyakit keluarga yang sama
dialami penderita)
e. Riwayat penyakit sekarang (penderita dermatitis akan mengalami rasa gatal-gatal pada kulit yang
akan menimnulkan lesi akibat adanya infeksi)
f. Riwayat pemakaian obat (Apakah penanggung perhubungan mengabadikan remedy yang dioleskan
depan kulit, atau apakah penanggung tidak toleran (alergi) terhadap remedy tersebut. )
g. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik integument (dilakukan untuk menilai adanya warna, sianosis,
ikterus, eksim, pucat, eritema, maserasi, papula, vesikel, ulkus, kekencangan kulit, hidrasi kulit,
tekstur kulit, dan edema)
2. Pemeriksaan kulit
h. Pemeriksaan head to toe
• Warna ● Kepala
• Kelembaban ● Rambut
• Suhu ● Wajah
• Tekstur ● Mata
• Mobilitas – kemudahan ● Mulut dan gigi
• Kembung ● Leher
• Lokasi ● Thorak
• Susunan dan bentuknya ● Abdomen
• Jenis : macula, papula, pustule, bula, tumor ● Genetalia
3. Pemeriksaan Rambut ● Rectum
• Kerumunan : tipis, tebal ● Ekstremitas
• Distribusi : alopecia parsial atau lengkap ● Integumen
• Tekstur : halus, kasar
i. Pola fungsi Kesehatan
4. Pemeriksaan kuku ● Pola hidup sehat
• Warna : sianotik, pucat ● Pola nutrisi
• Bentuk : perkusi jari (Clubbing) ● Pola eliminasi
• Adanya lesi : paronikia, onikolisis ● Pola aktivitas
● Pola tidur dan istirahat
Diagnosa Keperawatan

● Gangguan intergrits kulit


● Gangguan rasa nyaman
● Gangguan pola tidur
● Defisit pengetahuan
● Risiko Infeksi
INTERVENSI
Diagnosa keperawatan: Perawatan Intergritas kulit (I.11353)
Gangguan intergritas kulit berhubungan dengan Observasi :
kelembaban (D.0129) 1.Mengidentifikasi penyebab berkurangnya integritas kulit
Tujuan dan Kriteria hasil: (misalnya, perubahan aliran darah, perubahan status gizi,
Intergritas Kulit dan jaringan (L.14125) Setelah penurunan kelembaban, suhu lingkungan yang ekstrim,
dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam penurunan mobilitas).
diharapkan integritas kulit dan jaringan klien Terapeutik:
diharapkan ekspetasi meningkat sesuai kriteria hasil : 2.Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, sesuai
1. Kerusakan lapisan kulit menurun kebutuhan
2. Nyeri menurun 3. Gunakan produk petrolium atau minyak bumi pada kulit kering
3. Perdarahan menurun 4.Gunakan produk ringan/alami dan hipoalergi pada kulit yang
4. Kemerahan menurun sensitif (Terapi Pemberian Topikal Kunyit)
5. Nekrosis menurun Keterangan : 5. Hindari produk dasar alkohol pada kulit kering
1. Meningkat 6.Dengan Terapi Herbal Pemberian Topikal Kunyit
2. Cukup meningkat Edukasi :
3. Sedang 7. Gunakan pelembab (mis. Lation, serum)
4. Cukup menurun 8. Minum air putih yang cukup dengan sesuai kebutuhan
5. Menurun 9. Memenuhi asupan nutrisi
10. Mandi dan menggunakan sabun secukupnya
Implementasi
Komponen tahap implementasi :
● Tindakan keperawatan mandiri.
● Tindakan Keperawatan edukatif.
● Tindakan keperawatan kolaboratif
● Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap
asuhan keperawatan

Evaluasi Keperawatan
Sebagai tahap terakhir dari proses keperawatan dilakukan evaluasi
yang tidak hanya sekedar melaporkan intervensi keperawatan telah
dilakukan, namun juga untuk menilai apakah hasil yang diharapkan
sudah terpenuhi (Potter & Perry, 2009). Majid & Prayogi (2013)
Gangguan Rasa Nyaman Berhubungan Perawatan kenyamanan (l.08245)
Dengan Dengan Rasa Observasi :
Gatal (D.0074) 1. Mengidentifikasi gejala yang tidak menyenangkan
Status kenyamanan (L.08064) (mis, mual, nyeri, gatal, sesak)
Setelah dilakukan intervensi 2. Mengidentifikasi pemahaman tentang kondisi,
keperawatan selama 1 x 24 jam situasi dan perasaanya Terapeutik :
diharapkan status kenyaman klien 3. Berikan posisi yang nyaman
meningkat sesuai kriteria hasil : 4. Ciptakan lingkungan yang aman
1. Keluhan sulit tidur menurun 5. Dukungan keluarga serta orang terdekat terlibat
2. Gatal menurun dalam terapi/pengobatan
3. Lelah menurun 6. Diskusikan kondisi dan pilihan terapi/penobatan
4. Gelisah menurun keterangan : yang diinginkan Edukasi :
1. Meningkat 7. Jelaskan kondisi dengan pilihan terapi/pengobatan
2. Cukup meningkat (Terapi Pemberian Topikal Kunyit)
3. Sedang 8. Mengajarkan terapi relaksasi
4. Cukup menurun 9. Mengajarkan tehnik distraki dan imajinasi
5. Menurun terbimbing
Gangguan pola tidur b/d kurang kontrol Dukungan Tidur (I.09265) Observasi :
tidur (D.0056) 1. Mengidentifikasi aktivitas dan tidur
Pola Tidur (L.05045) 2. Mengidentifikasi faktor penggangu tidur (fisik dan/
Setelah dilakukan intervensi psikologis )
keperawatan 1 x 24 jam diharapkan 3. Mengidentifikasi obat tidur yag dikonsumsi
pola tidur klien membaik sesuai terapeutik :
kriteria hasil : 1. Merubah lingkungan (mis. Pencahayaan, suhu,
1. Sulit tidur membaik kebisingan, matras, dan tempat tidur)
2. Mengeluh sering terjaga membaik 2. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
3. tidak puas tidur membaik 3. Tetapkan jadwal tidur rutin
4. Mengeluh istirahat tidak cukup Edukasi :
membaik keterangan ; 4. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
1. Menurun 5. Biasakan menepati waktu tidur
2. Cukup menurun 6. Ajarkan faktor - faktor yang berhubungan dengan
3. Sedang gangguan pola tidur (mis. Psikologis, gaya hidup)
4. Cukup meningkat 7. Ajarkan relaksasi otot autogenic / nonfarmakologi
5. Meningkat laiinya.
Kasus
Seorang perempuan, 34 tahun, datang ke klinik penyakit kulit dengan keluhan
gatal-gatal pada area punggung. Hasil pengkajian, tampak kemerahan area
punggung, terasa perih, kulit punggung tampak kering, kulit teraba sedikit kasar,
sedikit melepuh area bawah punggung, gatal-gatal terjadi sejak 2 bulan yang lalu:
tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 20
x/menit, suhu 37°C. Diagnosa medis pasien mengalami dermatitis. Untuk
memperkuat diagnosa harus dilakukan beberapa pemeriksaan lebih lanjut. Pasien
bertanya tentang kondisinya kepada perawat, dan perawat menjelaskan kondisi
penyakit yang diderita pasien dengan jelas. Pasien merasa minder dengan kondisi
sakitnya. Diagnosa medis pasien mengalami dermatitis akut
pengkajian
a. Identitas b. Keluhan utama
Pasien mengeluh gatal-gatal pada area
Meliputi nama, umur (Dermatitis
punggung.
kontak dapat terjadi pada semua orang
di semua umur sering terjadi pada c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien tampak kemerahan area punggung,
remaja dan dewasa muda dapat terjadi
terasa perih, kulit punggung tampak kering,
pada pria dan wanita), alamat, tempat
kulit teraba sedikit kasar, sedikit melepuh
tanggal lahir, pendidikan, suku, agama,
area bawah punggung, gatal-gatal
diagnosa medis, jenis kelamin,
pendidikan, status pernikahan, dan d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit
identitas keluarga yang bertanggung
seperti ini
jawab.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga belum ada yang mengalami
penyakit seperti ini
PEMERIKSAAN FISIK
TTV
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 100 x/m
Frekuensi Nafas : 20 x/m
Temperatur : 37˚c
STATUS GENERALIS
Integumen : Kemerahan, kulit tampak kering, kulit teraba sedikit kasar, kulit sedikit melepuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan Rasa Nyaman Berhubungan Dengan Dengan Rasa Gatal


b. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
c. Risiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak - bercak merah pada kulit.
INTERVENSI
1. Gangguan Rasa Nyaman Perawatan Intergritas kulit (I.11353)
Berhubungan Dengan Observasi :
Dengan Rasa Gatal 1. Mengidentifikasi penyebab berkurangnya integritas kulit
Tujuan dan Kriteria hasil (misalnya, perubahan aliran darah, perubahan status gizi,
Status kenyamanan (L.08064) penurunan kelembaban, suhu lingkungan yang ekstrim,
Setelah dilakukan intervensi penurunan mobilitas).
keperawatan selama 1 x 24 jam Terapeutik:
diharapkan status kenyaman klien 2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, sesuai
meningkat sesuai kriteria hasil : kebutuhan
2. Keluhan sulit tidur menurun 3. Gunakan produk petrolium atau minyak bumi pada kulit
3. Gatal menurun kering
4. Lelah menurun 4. Gunakan produk ringan/alami dan hipoalergi pada kulit
5. Gelisah menurun yang sensitif (Terapi Pemberian Topikal Kunyit)
keterangan : 5. Hindari produk dasar alkohol pada kulit kering
1. Meningkat 6. Dengan Terapi Herbal Pemberian Topikal Kunyit
2. Cukup meningkat Edukasi :
3. Sedang 7. Gunakan pelembab (mis. Lation, serum)
4. Cukup menurun 8. Minum air putih yang cukup dengan sesuai kebutuhan
5. Menurun 9. Memenuhi asupan nutrisi
Mandi dan menggunakan sabun secukupnya
2. Gangguan citra tubuh yang 1. Kaji adanya gangguan pada citra diri
berhubungan dengan pasien (menghindari kontak mata, ucapan
penampakan kulit yang tidak baik yang merendahkan diri sendiri, ekpresi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keadaan. muak terhadap kondisi kulitnya).
selama1 x 24 jam. klien dapat
2. Identifikasi stadium psikososial tahap
menerima keadaan dirinya dengan
perkembangan.
baik. Dengan Kriteria Hasil:
1. Mengembangkan peningkatan 3. Berikan kesempatan untuk
kemauan untuk menerima keadaan pengungkapan
diri.
2. Mengikuti dan turut berpartisipasi 4. Bantu pasien yang cemas dalam
dalam tindakan perawatan diri. mengembangkan kemampuan untuk
3. Melaporkan perasaan menilai diri dan mengenali serta
dalam pengendalian mengatasi masalah.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan Observasi
lesi, bercak - bercak Laporkan tanda dan gejala infeksi seperti
merah pada kulit. kemerahan, panas.
Tujuan: 1. Kaji temperature pasien setiap 4 jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
selama 3x24 jam diharapkan infeksi 3. Gunakan standar sarung tangan
tidak terjadi Kriteria hasil: selama kontak dengan darah/cairan.
4. Pastikan tekhnik perawat luka secara
1. Tidak terjadi infeksi. tepat.
2. Tanda-tanda infeksi bisa ditangani. 5. Anjurkan pasien untuk istirahat yang
cukup
6. Catat adanya tanda lemas,
kedinginan, anoreksia
Implementasi
No Diagnosa Implementasi
Keperawatan
1. Gangguan Rasa 1. Mengidentifikasi penyebab berkurangnya integritas kulit
Nyaman Berhubungan (misalnya, perubahan aliran darah, perubahan status gizi,
Dengan Dengan Rasa penurunan kelembaban, suhu lingkungan yang ekstrim,
Gatal penurunan mobilitas).
Terapeutik:
2. Melakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, sesuai
kebutuhan
3. Menggunakan produk petrolium atau minyak bumi pada kulit
kering
4. Menggunakan produk ringan/alami dan hipoalergi pada kulit yang
sensitif (Terapi Pemberian Topikal Kunyit)
5. Menghindari produk dasar alkohol pada kulit kering
6. Menterapi Herbal Pemberian Topikal Kunyit
Edukasi :
7. Mengguunakan pelembab (mis. Lation, serum)
8. Meminum air putih yang cukup dengan sesuai kebutuhan
9. Memenuhi asupan nutrisi
2. Gangguan citra tubuh 1. Mengkaji adanya gangguan pada citra diri pasien (menghindari kontak
yang berhubungan mata, ucapan yang merendahkan diri sendiri, ekpresi keadaan. muak
dengan penampakan terhadap kondisi kulitnya).
kulit yang tidak baik
2. Mengidentifikasi stadium psikososial tahap perkembangan.
3. Memberikan kesempatan untuk pengungkapan
4. Membantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk
menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah.

3. Risiko infeksi Melaporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas.
berhubungan dengan
lesi, bercak - bercak 1. Mengkaji temperature pasien setiap 4 jam
merah pada kulit. 2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Menggunakan standar sarung tangan selama kontak dengan
darah/cairan.
4. Mempastikan tekhnik perawat luka secara tepat.
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
6. Mencatat adanya tanda lemas, kedinginan, anoreksia
EVALUASI
hari/ Evaluasi keperawatan
tangal
16/11/20 S : Pasien sudah tidak merasa gatal
23
O : Pasien tampak membaik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
16/11/20 S : -
23
O : Pasien mengetahui tentang penyakitnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di lanjutkan

16/11/20 S : -
23
O : Tidak terjadi infeksi pada pasien
A : Tanda-tanda infeksi teratasi
P : Intervensi di hentikan
Thanks!
Do You Have Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai