Anda di halaman 1dari 17

Asuhan keperawatan

komunitas dengan
masalah Kesehatan
tuberkulosa
Here starts the
lesson!
Definisi ! Etiologi
1. Tuberculosis merupakan penyakit paru yang
disebabkan mycobacterium tuberculosis
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit ditemukan oleh Robert Koch (1882).
menular langsung yang disebabkan oleh 2. Kuman berbentuk batang, mempunyai sifat
kuman TBC. khusus yaitu tahan terhadap asam pada
Definisi lain menyebutkan bahwa pewarnaan, oleh karena itu disebut pula
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB
infeksi menahun yang menular yang cepat mati dengan sinar matahari langsung.
disebabkan oleh mybacterium tuberculosis. 3. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap
Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru virulen beberapa minggu dalam keadaan
ke organ tubuh yang lain melaui peredaran kering tetapi dapat mati pada suhu 60 derajad
C dalam 15 – 20 menit.
darah, kelenjar limfe, saluran nafas, atau
penyebaran langsung ke organ tubuh lain.
Klasifikasi
Pada tuberkulosis primer penularan tuberkulosis
paru terjadi karena kuman dibatukkan atau
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam
udara. Dalam suasana gelap dan lembab kuman
dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Bila partikel ini terhisap oleh orang yang sehat
maka akan menempel pada jalan nafas atau paru.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan
oleh makrofag yang keluar dari cabang trakheo-
bronkhial beserta gerakan silia dengan sekretnya.

Sedangkan Tuberculosis Post Primer dari TBC


primer akan muncul bertahun-tahun lamanya
menjadi TBC post Primer.
patofisiologi
Tanda dan Gejala

1. Demam yang terjadi biasanya menyerupai demam pada influenza, terkadang sampai 40-
410 C.
2. Batuk terjadi karena iritasi bronchus, sifat batuk dimulai dari batuk non produktif
kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif. Keadaan lanjut dapat terjadi
hemoptoe karena pecahnya pembuluh darah. Ini terjadi karena kavitas, tapi dapat juga
terjadi ulkus dinding bronchus.
3. Sesak nafas terjadi pada kondisi lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada timbul bila sudah terjadi infiltrasi ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5. Malaise dengan gejala yang dapat ditemukan adalah anorexia, berat badan menurun, sakit
kepala, nyeri otot, keringat malam hari (Soeparman, 1990; Heitkemper, 2000).

2
itle. P5
Boo k T
Cara Penularan

• Penyakit TBC menular melalui udara


yang tercemar
• Bacteri bia masuk dan terkumpul
dalam paru-paru akan berkembang
biak menjadi banyak (terutama daya
tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah
atau kelenjar getah bening
• Factor lain adalah kondisi rumah
lembab karena cahaya matahari dan
udara tidak bersirkulasi dengan baik
Pemeriksaan Diagnosis
• Diagnosis TB
Paru • Diagnosis TB Ekstra
Paru
1. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak
dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu
(SPS). 1. Gejala dan keluhan tergantung organ yang

2. Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan terkena, misalnya kaku kuduk pada
dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Meningitis TB dan lain-lainnya

3. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya 2. Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan


berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. sedangkan diagnosis kerja dapat

4. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu ditegakkan berdasarkan gejala klinis TB
menunjukkan aktifitas penyakit. yang kuat (presumtif) dengan
5. Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik menyingkirkan kemungkinan penyakit
untuk suspek TB paru.
lain.
Penatalaksanaan Medis
Sistem pengobatan klien tuberkulosis paru dahulu, seorang klien harus disuntik
dalam waktu 1-2 tahun. Akibatnya klien menjadi tidak sabar dan bosan untuk berobat.
Sistem pengobatan sekarang, seorang klien diwajibkan minum obat selama 6 bulan. Jenis
obat yang harus diminum harus disesuaikan dengan kategori pengobatan yang diberikan
(Depkes RI, 1997).
Terapi obat yang dilakukan sekarang dengan terapi jangka pendek selama enam
bulan dengan jenis obat INH atau Isoniasid (H), Rifampicin (R), Pirazinamid (Z), Etambutol
(E), dan Streptomisin (Soeparman, 1990). Paduan obat anti tuberkulosis tabel 1 adalah
paduan yang digunakan dalam program nasional penanggulangan tuberkulosis dan dikemas
dalam bentuk paket kombipak (Depkes RI, 2002). Paduan pengobatan terbaru dengan
menggunakan FDCs (Fix Dose Combinations) yaitu kombinasi dari obat anti tuberkulosis
dalam satu kemasan (WHO, 2002).
Komplikasi Pencegahan
1. Vaksinasi BCG
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas
bawah) 2. Mempertahankan sistem imunitas seluler dalam
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
keadaan optimal dengan sedapat mungkin
3. Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan
menghindarkan faktor-faktor yang dapat
fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada proses
melemahkan seperti kortikosteroid dan kurang
pemulihan atau reaktif) pada paru.
gizi.
4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga 3. Menghindari kontak dengan penderita aktif TB
pleura) 4. Menggunakan obat obatan sebagai langkah
pencegahan pada kasus beresiko tinggi.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak,
5. Menjaga standar hidup yang baik, kasus baru dan
tulang, ginjal dan sebagainya.
pasien yang berpotensi tertular interprestasi
6. Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary
melalui penggunaan dan interprestasi tes kulit
Insufficiency)
tuberculin yang tepat imunisasi BCG
Pengkajian

 Core / Inti Komunitas


1. Histori. Histori merupakan suatu gambaran terkait sejarah yang berkaitan dengan kondisi perkembangan suatu
wilayah tertentu yang mencakup semua komponen yang terdapat dalam wilayah
2. Demographic. Demografi berasal dari kata demos yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti
menulia.
3. Ethnicitic. Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik).
4. Values. Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenal apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk.
 Subsistem
1. Lingkungan Fisik
2. Pelayanan Kesehatan
3. Ekonomi
4. Trasportasi dan Keamanan
5. Politik dan pemerintahan
6. Komunikasi
7. Education
8. Reaksi
Diagnosa Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian yang
sesuai dengan data-data yang dicari,
maka kemudian dikelompokkan dan
dianalisa seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa
berat reaksi yang imbul pada
masyarakat tersebut. Berdasarkan hal
tersebut di atas dapat disusun diagnose
keperawatan komunitas dimana terdiri
dari: masalah kesehatan, karakteristik
populasi, dan karakteristik lingkungan.
Rencana Keperawatan
Tahap kedua dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah
ditetapkan sesuai dengan diagnose keperawatan. Dalam menentukan tahap
berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada 2 faktor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat
masalah dan sumber atau potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang
tersedia.
Implementasi Evaluas
i
Pada tahap ini rencana yang telah Evaluasi di dilakukan atas respons
disusun dilaksanakan dengan komunitas terhadap program kesehatan.
melibatkan individu, keluarga, Hal-hal yang dievaluasi adalah masukan
(input), pelaksanaan (proses), dan akhir
kelompok dan masyarakat
akhir (output). Penilaian yang dilakukan
sepenuhnya dalam mengatasi berkaitan dengan tujuan yang akan
masalah kesehatan dan dicapai sesuai dengan perencanaan yang
keperawat yang dihadapi telah disusun semula. Ada 4 dimensi
yang perlu dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian,yaitu: Daya
guna, hasil guna, kelayakan, kecukupan.
ANALISA JURNAL
Title Penulis P I C O Time
Penerapa Vika Endria Tuberkulosis (TB) adalah salah satu Active Cycle of Breathing Technique Intervensi Active Cycle of Breathing 8-14
n active , Sri Yona , penyakit menular yang menjadi (ACT) merupakan salah satu teknik dari yang dilakukan dua kali sehari novemb
cycle of Agung penyebab utama masalah kesehatan breathing exercises yang terdiri dari tiga selama 7 hari pada pasien er2021
breathing Waluyo global. Sebelum pandemi virus SAR- rangkaian kegiatan meliputi latihan tuberkulosis paru lesi luas dengan
technique Cov2 (COVID-19), TB adalah kontrol pernapasan, latihan ekspansi bronkiektaksis menunjukkan
untuk penyebab utama kematian dari agen thoraks (deep breathing) dan ekspirasi adanya peningkatan status
mengatas infeksi tunggal, peringkat pertama paksa (huff) yang bertujuan untuk oksigenasi dan penurunan jumlah
i masalah diatas HIV/AIDS (Kementerian membantu mengeluarkan sputum dari sputum serta dyspnue. Hasil
bersihan Kesehatan RI, 2018). Penyakit ini paru. Pada tahap ekspansi, dada dapat tersebut membuktikan bahwa ACT
jalan paling banyak menyerang paru-paru mengembangkan jaringan paru dan mampu membantu meningkatkan
nafas paru-paru (TB paru) namun dapat meningkatkan volume paru. Adapun nilai ekspansi thoraks, sesak nafas
pada juga menyerang organ lain. Sekitar latihan huffing digunakan untuk serta ketidakefektifan jalan nafas
pasien 90% dialami oleh dewasa, dengan meningkatkan volume tidal dan akibat peningkatan produksi
tuberkulo lebih banyak kasus di antara pria membuka sistem kolateral saluran napas sputum yang berlebih. Dengan
sis paru daripada wanita. Pada tahun 2019 sehingga sputum cepat dikeluarkan. demikian, ACT dapat
dengan diperkirakan ada 10 juta kasus Latihan ini harus dilakukan secara dipertimbangkan sebagai salah
bronkiekt tuberkulosis baru di seluruh dunia berulang agar pembersihan lendir diikuti satu intervensi keperawatan
asis: studi dan 1,5 juta orang meninggal karena bentuk diafragma yang rileks sehingga mandiri yang profesional sebagai
kasus penyakit tersebut. dapat mencegah bronkospasme terapi non farmakologis bagi klien
Pengaruh Apriyanti , Tuberkulosis Pada kelompok perlakuan akan 1. Rata-rata pola nafas pada pasien juni 2023
Latihan Rusiandy , merupakan masalah diberikan intervensi latihan Active tuberkulosis paru sebelum latihan
Active Ardianapodesta kesehatan yang besar Cycle of Breathing Techniques Active Cycle of Breathing
Cycle Of di dunia. Dalam 20 (ACBT). Dalam rancangan ini Techniques (ACBT) di RS Siti
Breathing tahun World Health perlakuan akan dilakukan (X), Aisyah Kota Lubuklinggau adalah
Technique Organitation (WHO) kemudian dilakukan pengukuran 25,64 x/m.
s (Acbt) dengan negara- (observasi) atau pre dan post test (P2)
2. Rata-rata pola nafas pada pasien
Terhadap negara yang (Notoatmodjo, 2018).Berdasarkan
tuberkulosis paru setelah latihan
Perubahan tergabung di tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata
Active Cycle of Breathing
Pola Nafas dalamnya pola nafas pada pasien tuberkulosis
Techniques (ACBT) di RS Siti
Pada mengupayakan untuk paru sebelum diberikannya Active
Aisyah Kota Lubuklinggau adalah
Pasien mengurangi TB Paru. Cycle of Breathing Techniques (ACBT)
22,29 x/m.
Tuberkulos Tuberkulosis paru didapatkan nilai rata-rata 25,64,
is Paru Di adalah suatu penyakit dengan standar deviasi 0,745, pola 3. Hasil penelitian ini membuktikan
Rumah infeksi menular yang nafas pada pasien tuberkulosis paru bahwa ada Pengaruh latihan Active
Sakit Siti di sebabkan oleh sebelum diberikannya Active Cycle of Cycle of Breathing Techniques
Aisyah infeksi menular oleh Breathing Techniques (ACBT) didapat (ACBT) terhadap perubahan pola
Kota bakteri hasil pola nafas pada pasien nafas pada pasien tuberkulosis
Lubuklingg Mycobacterium tuberkulosis paru paling tinggi adalah paru di RS Siti Aisyah Kota
au tuberkulosis. 27 dan paling rendah adalah 25. Lubuklinggau dengan  value =
0,001, berarti < 0,05 (α).
PENERAP Vika Tuberkulosis paru adalah masalah Responden diberikan intervensi yaitu terapi Ada pengaruh pola nafas Berdasarkan hasil Juli-
AN ACTIVE Endria, pokok kesehatan pada masyarakat Active Cycle Of Breathing Technique (ACBT) sebelum pemberian terapi Active penelitian didapatkan Agustu
CYCLE OF Sri Yona, di dunia, dimana masalah ini masih kepada pasien Tuberkulosis Paru yang Cycle Of Breathing Technique hasil bahwa ada s 2021
BREATHIN Agung menjadi perhatian dunia. mengalami gangguan pola nafas di Rumah Sakit (ACBT) terhadap frekuensi pengaruh pemberian
G Waluyo Berdasarkan data survey awal di Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. peneliti pernafasan (respiratory rate) terapi Active Cycle Of
TECHNIQU Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja memberikan tindakan teknik Teknik Active Cycle pada penderita tuberkulosis paru Breathing Technique
E UNTUK Indonesia Medan mulai dari bulan Of Breathing (ACBT) terhadap kelompok yang denagan nilai M ± SD =17.1081 ± (ACBT), frekuensi
MENGATA Januari- Juni 2021, jumlah penderita akan diberikan intervensi. Sebelum melakukan 2.94188.Ada pengaruh pola respiratory rate pada
SI Tuberkulosis Paru sebanyak 137 intervensi tersebut, peneliti terlebih dahulu nafas sesudah pemberian Teknik penderita tuberkulosis
MASALAH orang yang terdiri dari Laki-laki 82 menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan terapi Active Cycle Of Breathing paru dengan nilai
BERSIHAN orang dan Perempuan 55 orang. pemberian teknik Teknik Active Cycle Of Technique (ACBT terhadap signifikan (2-tailed)
JALAN Hasil wawancara dengan pasien Breathing (ACBT) tersebut. peneliti melakukan frekuensi pernafasan (respiratory 0,000<0,05. Maka
NAFAS Tuberkulosis Paru yang mengalami pengukuran frekuensi pernapasan terhadap rate) pada penderita tuberkulosis secara statistik ada
PADA gangguan pola nafas di Rumah kelompok intervensi. Setelah diukur di tulis paru dengan nilai M ± SD = pengaruh yang
PASIEN Sakit Umum Imelda Pekerja hasilnya, peneliti kemudian melakukan atau 27.0400 ± 2.82076. Ada signifikan sebelum dan
TUBERKU Indonesia, bahwa pasien sering menganjurkan terapi Active Cycle Of Breathing pengaruh pola nafas sebelum sesudah dilakukannya
LOSIS mengeluh sesak nafas, sulit tidur, Technique (ACBT) kepada pasien. Jika siklus 1 dan sesudah pemberian Teknik intervensi terapi Active
PARU batuk/batuk berdarah. Populasi gagal peneliti mengulang kembali intervensi terapi Active Cycle Of Breathing Cycle Of Breathing
DENGAN dalam penelitian ini adalah 45 orang kepada pasien pada siklus 1. Setelah berhasil, Technique (ACBT) terhadap Technique (ACBT),
BRONKIEK pasien yang mengalami dilanjutkan siklus ke 2, siklus ke 3, dan siklus ke frekuensi pernafasan (respiratory frekuensi respiratory
TASIS: Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit 4. Jika siklus ke 2, siklus ke 3 dan siklus ke 4 rate) pada penderita tuberkulosis rate pada penderita
STUDI Umum Imelda Pekerja Indonesia gagal, peneliti mengulang kembali siklus yang paru dengan nilai signifikan tuberkulosis paru di
KASUS Medan di Ruangan Anggrek. gagal kepada responden. setelah seluruhnya Rumah Sakit Umum
0,000 < 0,005.
berhasil maka peneliti melakukan evaluasi akhir. Imelda Pekerja
Indonesia Medan.
Thanks! CREDITS

including ic
o
:
template w This presentation
as created
by Slidesg
infographic ns by Flaticon, and
o,
s & image
s by Freep
ik.

Anda mungkin juga menyukai