Delfi Seftyani 1 , Dila Pebrianti 2 , Nia Kurnia Dewi 3 , Rinda Nuraisyah 4 , Wilfa Silmi Nurhajijah 5
Departmen Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Tasikmalaya
E-mail : rindanuraisyah54@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Hipertensi adalah kondisi medis umum yang dapat menyebabkan komplikasi serius
seperti penyakit jantung dan stroke. Dalam mengelola hipertensi, terapi non-farmakologis semakin
diutamakan sebagai alternatif atau tambahan untuk mengurangi risiko efek samping obat. Salah satu
pendekatan yang menarik adalah latihan slow deep breathing atau pernapasan lambat dan dalam. Metode
ini telah menarik minat karena potensi efek menenangkan pada sistem saraf otonom, yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah. Tujuan : untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan metode
ini sebagai strategi non-farmakologis dalam manajemen hipertensi.serta memahami lebih lanjut
mekanisme kerja latihan slow deep breathing dalam menurunkan tekanan darah, serta untuk
menentukan dosis dan durasi latihan yang optimal. Metode : Penelitian ini menerapkan studi literatur
dengan menggunakan bahan penelitian yang terdapat di database Google Scholar, menggunakan 3 kata
kunci " Hipertensi " AND “ Tekanan Darah ” AND " Slow Deep Breathing ". Hasil : dari lima artikel
menemukan adanya penerapan teknik pernapasan lambat dan dalam efektif menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi berdasarkan penelitian. Hasil menunjukkan penurunan tekanan darah setelah
beberapa hari. Latihan pernapasan ini signifikan dalam menurunkan tekanan darah, dengan nilai
signifikansi kurang dari 0,05. Kesimpulan : latihan slow deep breathing dapat menurukan tekanan darah
pada penderita hipertensi.
ABSTRACT
Background : Hypertension is a common medical condition that can lead to serious complications such
as heart disease and stroke. In managing hypertension, non-pharmacological therapy is increasingly
prioritized as an alternative or adjunct to reduce the risk of medication side effects. One intriguing
approach is slow deep breathing exercises or slow and deep breathing. This method has garnered interest
due to its potential calming effects on the autonomic nervous system, which can help lower blood
pressure. Purpose : To evaluate the effectiveness and safety of this method as a non-pharmacological
strategy in hypertension management, as well as to further understand the mechanism of action of slow
deep breathing exercises in reducing blood pressure, and to determine the optimal dosage and duration
of the exercise. Method : This research applies a literature study using research materials contained in
the Google Scholar database, using the 3 keywords "Pregnant Women" AND "Anxiety Level" AND
"Hynobirthing". Results : From the five articles, it is found that the implementation of slow and deep
breathing techniques is effective in reducing blood pressure in hypertensive patients based on research.
The results indicate a decrease in blood pressure after several days. This breathing exercise is significant
in lowering blood pressure, with a significance value of less than 0.05. Conclusion : Slow deep breathing
exercises can reduce blood pressure in hypertensive patients
Hipertensi, atau yang sering disebut sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi di mana
pembuluh darah bekerja di bawah tekanan yang kuat (36). Menurut Kementerian Kesehatan (2021),
hipertensi disebut sebagai pembunuh diam-diam karena seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas.
Kondisi ini menyebabkan gangguan pada pembuluh darah yang menghambat suplai darah beroksigen
dan nutrisi ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (8). Hipertensi juga ditandai dengan peningkatan
tekanan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan
bahkan kematian dini (15). Diagnosis hipertensi dapat ditegakkan jika tekanan darah dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit menunjukkan angka di atas 140/90 mmHg (19).
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya hipertensi termasuk usia, jenis kelamin, obesitas
yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu (seperti steroid dan obat pereda nyeri), serta
karakteristik penyakit penyerta (25). Selain itu, olahraga, pola makan, kebiasaan merokok, berat badan,
dan stres juga dapat memengaruhi tekanan darah (6). Ras dan etnis juga merupakan faktor risiko penting
terjadinya hipertensi. Faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti asupan natrium yang tinggi,
asupan kalium yang rendah, konsumsi alkohol yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan
yang tidak sehat juga berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi (20). Menurut data yang dirilis
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (36), hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini secara
global. Diperkirakan ada sekitar 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia yang
menderita hipertensi, namun sekitar 46% dari mereka tidak menyadari kondisi tersebut. Hanya sekitar
42% penderita hipertensi yang telah didiagnosis dan menjalani pengobatan, sedangkan hanya 1 dari 5
orang dewasa (21%) yang dapat memantau gaya hidup mereka. Tujuan universal dalam mengurangi
prevalensi hipertensi sebesar 33% antara tahun 2010 dan 2030 juga telah ditetapkan (15).
Untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi, penderita hipertensi perlu dapat
mengendalikan tekanan darahnya agar tetap stabil. Penanganan hipertensi dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yaitu farmakologi dan nonfarmakologi (13). Pengobatan farmakologis hipertensi melibatkan
penggunaan obat antihipertensi, namun hal ini dapat menimbulkan efek samping dan biaya yang tinggi
(10). Sementara itu, terapi nonfarmakologis meliputi modifikasi gaya hidup seperti rutin berolahraga dan
mengelola stres, mengurangi konsumsi alkohol, serta menjaga pola makan dengan asupan buah-buahan,
sayuran segar, susu rendah lemak, protein tinggi, rendahnya natrium, air rebusan daun salam, terapi
pernapasan dalam (slow deep breathing), dan terapi relaksasi genggaman jari (13). Salah satu teknik
untuk merilekskan diri yang dapat digunakan oleh penderita hipertensi adalah slow deep breathing.
Latihan ini melibatkan mengatur pernafasan secara perlahan dan dalam, yang dapat mempengaruhi
sistem saraf otonom dan menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga aliran oksigen ke otak tidak
terhambat (5). Dengan melakukan pernapasan yang lambat dan dalam, tubuh akan menerima pernapasan
diafragma dan secara signifikan dapat mengubah fisiologi hidup karena pusat-pusat relaksasi dalam otak
diaktifkan (31). Selain itu, manfaat dari slow deep breathing juga meliputi pengurangan tingkat rasa sakit
dan stres, pengendalian ketegangan dan ketakutan, serta memberikan efek relaksasi dengan aturan
pernapasan yang teratur. Hal ini memiliki pengaruh pada perubahan tekanan darah pada pasien
hipertensi (30).
Slow Deep Breathing merupakan teknik relaksasi yang dilakukan secara sadar untuk mengatur
pernapasan menjadi lebih dalam dan pelan, sehingga dapat membantu mengurangi stres dan tekanan
darah. Teknik ini dapat diaplikasikan secara mandiri di mana perawat dapat memberikan bimbingan
langsung kepada klien untuk melakukan teknik pernapasan dalam dan perlahan. Slow deep breathing
umumnya direkomendasikan untuk pasien yang sedang mengalami nyeri (30). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Mason et al. (2013) dan Utin (2019) tentang yoga dan latihan Slow Deep Breathing,
ditemukan bahwa latihan Slow Deep Breathing memberikan dampak positif terhadap peningkatan
saturasi oksigen, sensitivitas baroreflex, dan penurunan tekanan darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari teknik Slow Deep Breathing dalam
mengurangi tekanan darah pada individu yang menderita hipertensi, dengan menggunakan metode
Systematic Literature Review .
METODE
Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah melalui penerapan tinjauan pustaka
terhadap artikel penelitian. Tinjauan pustaka merupakan metode penelitian yang melibatkan
pengumpulan dan ringkasan dari penelitian sebelumnya serta analisis dari pandangan para ahli yang
terdapat dalam teks. Dalam penelitian ini, serangkaian metode pengumpulan data pustaka, membaca,
mencatat, dan mengolah bahan penelitian dilakukan dengan menggunakan database Google Scholar
dengan kata kunci tekanan darah, slow deep breathing, dan hipertensi pada artikel ilmiah yang telah
dipublikasikan di jurnal Indonesia antara tahun 2020-2024.
Metode yang digunakan dalam Studi Literatur ini melibatkan strategi komprehensif, termasuk
pencarian artikel dalam database jurnal penelitian dan pencarian melalui internet. Kriteria inklusi
mencakup semua penelitian yang relevan dengan tekanan darah, slow deep breathing, dan hipertensi.
Hasil penelusuran melalui Google Scholar dengan kata kunci "Hipertensi" AND "Tekanan Darah" AND
"Slow Deep Breathing" menghasilkan 1260 artikel. Setelah dilakukan eliminasi artikel yang tidak
memenuhi kriteria publikasi tahun 2020-2024, tersisa 954 artikel. Artikel-artikel tersebut kemudian
disaring kembali menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sehingga tersisa 6
artikel.
Hasil pencarian
Identification
melalui
Google Scholar sesuai
kata kunci
( n = 1260 )
Screening
HASIL
Hasil penelitian ini mengidentifikasi pengaruh Slow Deep Breathing dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi dengan menganalisis 6 jurnal nasional yang diterbitkan antara tahun
2019 hingga 2024. Penyaringan jurnal dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan
sumber data utama berasal dari Google Scholar. Dengan demikian, hasil penelitian menyimpulkan bahwa
teknik Slow Deep Breathing memiliki efek positif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Sehingga hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan tinjauan pustaka, terdapat lima artikel yang
mengevaluasi pengurangan tekanan darah melalui latihan slow deep breathing pada penderita hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi
setelah menerapkan metode slow deep breathing[3]. Studi-studi yang beragam, termasuk studi kasus dan
quasi-experiment, menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam menurunkan tekanan darah tinggi pada
pasien hipertensi. Temuan konsisten dari beberapa penelitian menegaskan bahwa slow deep breathing
dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan non-farmakologis yang efektif dalam mengelola hipertensi
[9]. Beberapa penelitian juga melaporkan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin mayoritas,
dan riwayat keluarga dengan hipertensi, memberikan gambaran tentang populasi yang kemungkinan
besar mendapat manfaat dari metode ini. Analisis statistik menunjukkan nilai p yang signifikan,
mengonfirmasi pengaruh slow deep breathing dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Hasil individu yang dipresentasikan dalam beberapa studi memberikan pemahaman lebih mendalam
tentang efek langsung metode ini pada tingkat individu, memperkuat kesimpulan tentang efektivitasnya
dalam mengelola tekanan darah pada pasien hipertensi. Dengan demikian, metode slow deep breathing
dapat dianggap sebagai pendekatan yang potensial dan dapat dipertimbangkan dalam pengelolaan
holistik hipertensi[14].
Slow Deep Breathing Exercise adalah latihan yang dilakukan secara sadar dengan cara mengatur
frekuensi dan kedalaman pernapasan secara perlahan hingga menimbulkan efek relaksasi (Yusuf et al;
2021). Modulasi sistem kardiovaskular yang disebabkan oleh latihan Slow Deep Breathing akan
meningkatkan fluktuasi dari interval frekuensi pernapasan yang memberi dampak pada peningkatan
efektivitas barorefleks. Barorefleks berperan mengaktivasi sistem saraf parasimpatis yang membuat
pembuluh darah mengalami pelebaran atau vasodilatasi, akibatnya terjadi penurunan output jantung dan
tekanan darah menurun (Goleman & boyatzis, 2018).
Sebelum melakukan Slow Deep Breathing Exercise responden harus mengikuti Langkah langkah
melakukan Slow Deep Breathing Exercise. Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut (Sumartini &
Miranti,2019) yaitu: 1. Responden dalam posisi duduk/berbaring, 2. Kedua tangan diletakkan diatas
abdomen 3. Tarik napas secara perlahan dan dalam melalui hidung dan diminta untuk merasakan
pengembangan abdomen saat inspirasi, 4. Responden menahan nafas selama kurang lebih 3 detik, 5.
Responden mengerutkan bibir, kemudian menghembuskan lewat mulut secara perlahan selama 6 detik.
Sejumlah penelitian telah mendukung keefektifan latihan pernapasan perut yang dalam dan
pelan dalam menurunkan tekanan darah pada individu yang menderita hipertensi. Hasil studi dari
beberapa peneliti menunjukkan bahwa terapi Slow Deep Breathing (SDB) efektif dalam mengurangi
tekanan darah pada pasien hipertensi. Temuan ini mengindikasikan bahwa SDB dapat menjadi alternatif
nonfarmakologis yang bermanfaat dalam mengelola tekanan darah pada penderita hipertensi. Dukungan
keluarga dan konsistensi dalam menjalani terapi juga memiliki peran penting dalam kesuksesan
penggunaan metode ini[27].
Beberapa studi mendukung efektivitas latihan pernapasan perut yang dalam dan pelan untuk
menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi. Penelitian oleh Sangthong et al. (2016)
menemukan bahwa terapi pernapasan perut yang dalam dan pelan selama 8 minggu efektif dalam
menurunkan tekanan darah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian Azizah et al. (2022)
juga mengonfirmasi bahwa pernapasan perut yang dalam dan pelan membantu menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Temuan serupa ditemukan dalam studi Sumartini & Miranti (2019) dan
Septiawan et al. (2018), yang menunjukkan bahwa latihan pernapasan perut yang dalam dan pelan efektif
sebagai terapi tambahan untuk mengontrol tekanan darah. Secara keseluruhan, latihan pernapasan perut
yang dalam dan pelan dapat menjadi bagian integral dari penanganan nonfarmakologis hipertensi untuk
mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien[37].
Terapi pernapasan perut yang dalam dan pelan terbukti efektif dalam menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi. Dengan menggunakan teknik pernapasan yang mendalam dan pelan, terapi
ini menghasilkan relaksasi tubuh, meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis, dan menurunkan
aktivitas sistem saraf simpatis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah menjalani terapi selama 14 hari.
Dukungan keluarga dan konsistensi dalam menjalani terapi juga memainkan peran penting dalam
keberhasilannya. Sebagai alternatif nonfarmakologis, terapi ini memberikan pemahaman kepada pasien
dalam mengelola tekanan darah mereka, sehingga memiliki potensi sebagai solusi efektif dalam
penanganan hipertensi[14].
Upaya untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi melalui latihan pernapasan
perut yang dalam dan pelan terbukti efektif berdasarkan hasil penelitian. Terapi ini melibatkan teknik
pernapasan yang mendalam dan pelan, merangsang relaksasi tubuh, meningkatkan aktivitas sistem saraf
parasimpatis, dan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis. Penelitian menunjukkan adanya
perbedaan signifikan antara nilai tekanan darah sebelum dan sesudah terapi pada kelompok intervensi,
menegaskan dampak positif dari terapi ini. Faktor-faktor seperti rutinitas, dukungan keluarga, dan
konsistensi dalam menjalani terapi turut mempengaruhi efektivitasnya. Mekanisme aksi dari latihan
pernapasan perut yang dalam dan pelan didukung oleh peningkatan kadar oksigen dalam jaringan,
pelepasan endorfin, dan pengaruh terhadap sistem saraf otonom sesuai dengan prinsip vasodilatasi.
Sehingga dari penelitian ini menyoroti pentingnya terapi ini sebagai alternatif nonfarmakologis dalam
penanganan hipertensi, dengan implikasi integrasi dalam praktik keperawatan dan layanan kesehatan
masyarakat. Studi ini juga memberikan kontribusi pada pemahaman tentang penggunaan latihan
pernapasan perut yang dalam dan pelan dalam manajemen hipertensi, membuka potensi untuk penelitian
dan pengembangan lebih lanjut [17].
KESIMPULAN
Latihan pernapasan perut yang dalam dan pelan, seperti Slow Deep Breathing Exercise, terbukti
efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dengan menggunakan teknik
pernapasan yang mendalam dan pelan, terapi ini dapat merangsang relaksasi tubuh, meningkatkan
aktivitas sistem saraf parasimpatis, dan menurunkan aktivitas sistem saraf simpatis. Dukungan keluarga
dan konsistensi dalam menjalani terapi juga memainkan peran penting dalam keberhasilannya. Sebagai
alternatif nonfarmakologis yang bermanfaat, latihan pernapasan perut yang dalam dan pelan dapat
menjadi bagian integral dari penanganan hipertensi untuk mengurangi risiko komplikasi dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.
REFERENSI
[1]. Andri J , dkk . 2021 . Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Menggunakan Intervensi
Slow Deep Breathing Exercise . Jurnal Keperawatan Silampari Volume 5, Nomor 1, Desember
2021
[2]. Arif Hendra Kusuma, & Lanjar Erni Nurhidayati. (2021). Upaya Penurunan Tekanan Darah
dengan Latihan Slow Deep Breathing pada Penderita Hipertensi. [Link]
(https://ejournal.unimugo.ac.id/EMPATI/article/view/536/291).
[3]. Azizah W , dkk . 2022 . Penerapan Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi . Jurnal Cendikia Muda Volume 2, Nomor 4, Desember 2022 .
[4]. Defitrianti Tampilang, Rahmat Hidayat Djalil, & Zainar Kasim. (2023). Pengaruh Pemberian
Terapi Teknik Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Mokoditek Kec. Bolangitang Timu. [Link]
(https://journal.stikescolumbiasiamdn.ac.id/index.php/VitaMedica/article/view/24/23)
[5]. Fauziah, Rizki Agustina, Nurul Hidayah, Margono Margono, B. S. (2022). Slow deep breathing for
hypertensives with poor tissue perfusion. Innovation in Health for Society, 2(1), 18–21.
[6]. Ghazali, P. L. (2019). Distribution and determinant of hypertension in Sambirejo district. Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia Indonesian, 10(1), 34–42.
[7]. Goleman, D., & boyatzis, R. dkk. (2018). Slow Deep Breathing. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
[8]. Hastuti, A. P. (2022). Hipertensi.
[9]. Helpitnati B A , Ayubbaba S , Pakarti A T . 2023 . Penerapan Slow Deep Breathing Terhadap
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Ruang Penyakit Dalam B Rsud Jendral Ahmad Yani Kota
Metro Tahun 2022 . Jurnal Cendikia Muda Volume 3, Nomor 1, Maret 2023
[10]. Hera Hastuti, D. S. (2022). Slow Deep Breathing Berpengaruh Pada Penurunan Tekanan Darah
Lansia Dengan Hipertensi (Literature Review). Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah
Tangerang, 7(1), 122–128.
[11]. Hadiyati, L., & Sari, F. P. (2022). Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Antapani Kidul
Mengenai Pencegahan dan Komplikasi Hipertensi. Jurnal Sehat Masada, 16(1), 137-142.
[12]. Intan Khumairoh Dewi, Edy Siswantoro, & Puteri Indah Dwipayanti. (2022). [Pengaruh slow
deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi](http://e-
journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/PIPK/article/view/240/224).
[13]. Iqbal, M. F., & Handayani, S. (2022). Terapi Non Farmakologi pada Hipertensi. Jurnal Untuk
Masyarakat Sehat (JUKMAS), 6(1), 41–51.
[14]. Juli Andri, Fahri Permata, Padila, Andry Sartika, & Muhammad Bagus Andrianto. (2021).
Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Menggunakan Intervensi Slow Deep Breathing
Exercise. [Link](https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/2917).
[15]. Kemenkes. (2021). Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung, Gagal Ginjal, dan Stroke.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20210506/3137700/hipertensi penyebab-
utama-penyakit-jantunggagal-ginjal-dan-stroke/ .
[16]. Lia Sari, Ludiana, & Uswatun Hasanah. (2021). Intervensi Slow Deep Breathing Exercise untuk
Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. [Link]
(https://jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/view/239/150).
[17]. Livatasia Patty, Rizki Sari Utami, & Siska Natalia. (2024). Pengaruh Slow Deep Breathing
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tiban
Baru Kota Batam Tahun 2021. [Link]
(https://journal.arikesi.or.id/index.php/Corona/article/view/156/158).
[18]. Mahwati, Y. (2019). Effect of body weight changes on hypertension in Indonesian adults ( A 14
year follow up ) Effect of body weight changes on hypertension in Indonesian adults ( A 14-year
follow up ). Makara Journal of Health Research Volume, 23(1), 31–39.
[19]. Maytasari, S., Ayu, R., & Sartika, D. (2020). Family , Social , and Health Worker Support of
Complience Behaviour to Patients with Hypertension In Bogor , Indonesia. Jurnal Promkes: The I
ndonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 8(2), 146–153.
[20]. Mills, Katherine T Stefanescu, Andrei He, J. (2021). The global epidemiology of hypertension. HHS
Public Access, 16(4), 223–237.
[21]. Muhammad Rusdi, Deltari Novitasari, & Ardiana Pondesta. (2024). Pengaruh Slow Deep
Breathing Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Lingkar Timur Kota
Bengkulu. [Link](https://jurnal.stikesbhaktihusada.ac.id/index.php/INJECTION/article/view/
350/pdf).
[22]. Muchtar R S U , Natalia S , Patty L . 2022 . Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi . JKA (Jurnal Keperawatan Abdurrab) Volume 06 No. 01,
Bulan Juli Tahun 2022 .
[23]. Nurvita Dewi, Agus Purnama, Anie, Lovi Olivia, Hanif Annisa, Liria Irwanti, Anie W, Iis Hasanah,
Herlina Agustiani, Nurlaili Sobrina, Baiq Laely Nurtika, Mariam Mulyawati, Nia, & Eny. (2022).
Intervensi Slow Deep Breathing Exercise untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi. [Link](https://www.jakartajournals.net/index.php/oajjhs/article/view/69/46).
[24]. Puspitasari A C . 2023 . Penerapan Slow Deep Breathing Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Metro Tahun 2022 . Jurnal Cendikia Muda
Volume 3, Nomor 1, Maret 2023 .
[25]. Ria Nurdiana Sugita, Aliza Berliana Syaharani, Natasya Eskadevi Irawan, Fakhrizal Attariq
Zainova, & Dita Mirawati. (2022). Penerapan slow deep breathing exercise sebagai Upaya
pencegahan peningkatan hipertensi di kecamatan Jebres Surakarta (https://journal.aiska-
university.ac.id/index.php/empowerment/article/view/960/419).
[26]. Rizka Fadilah, & Arifah Rakhmawati. (2023). Pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan
darah pada penderita hipertensi di wilayah pukesmas Tarumajaya
(https://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/MAHESA/article/view/11088/Download
%20Artikel).
[27]. Rizki Sari Utami Muchta, Siska Natalia, & Livatasia Patty. (2022). [Pengaruh Slow Deep Breathing]
(https://jurnal.univrab.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2555) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi.
[28]. Rosari Oktaviana Mahundingan, Dwi Yuniar Ramadhani, Irma Yunita, Nurlita Arinda Rini, &
Berliani Ananda Risvy. (2023). Pengaruh slow deep breathing terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi
(https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/CDHJ/article/view/371/259).
[29]. Ristin Hulu, Milza Sari, Ulya Anisa Junita, Lisnawati Lubis, & Eva Latifah Nurhayati. (2024).
Pengaruh slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah pada pasien penderita
hipertensi(https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/
2665/1967).
[30]. Sartika, A., Betrianita, Andri, J., Padila, & Nugrah, A. V. (2020). Senam Lansia Menurunkan
Tekanan Darah Pada Lansia. Andry Sartika 1, Betrianita2, Juli Andri3, Padila4, Ade Vio Nugrah,
2(1), 11–20.
[31]. Siska, F. (2022). Pengaruh Pemberian Tindakan Slow Deep Breathing ( Sdb ) Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita. Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 12(23), 5–13.
[32]. Sumartini, N. P., & Miranti, I. (2019). Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah
Lansia Hipertensi di Puskesmas Ubung Lombok Tengah. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated
Nursing Journal), 1(1), 38.
[33]. Tiara Mariska Sembiring, Deni Susyanti, & Muchti Yuda Pratama. (2022). Penurunan Tekanan
Darah Dengan Teknik Slow Deep Breathing Pada Pasien Hipertensi. [Link]
(https://jurnal.stikesflora-medan.ac.id/index.php/jkpf/article/view/178/175).
[34]. Watir N A , Ayuban S , Purwono . 2023 . Penerapan Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi Di Rsud Jend. Ahmad Yani Metro . Jurnal Cendikia Muda Volume 3,
Nomor 1, Maret 2023 .
[35]. Wafiq Azizah, Uswatun Hasanah, & Asri Tri Pakarti. (2022). Pengaruh slow deep breathing
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. [Link]
(https://www.jurnal.akperdharmawacana.ac.id/index.php/JWC/article/view/388/249).
[36]. WHO. (2022). Hyertention. https://www.who.int/healthtopics/hypertension#tab=tab_1
[37]. Yofa Anggriani Utama. (2023). Pengaruh Slow Deep Breathing terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Pasien Hipertensi: Sebuah Tinjauan Sistematis.
[Link](http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/view/3865/1714).