Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT KOMUNITAS

PADA PASIEN DENGAN MASALAH KESEHATAN


ISPA
Kelompok 5

1. Rika Septiani C2114201077


2. Nafil Ikhsan H C2114201059
3. Nabila Bintang R C2114201055
4. Teni Ameliani C2114201021
Definisi

Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi


pada anak-anak (Wong, 2016). Infeksi saluran pemafasan akut menurut Sari
(2015) adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang
disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia
tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya
mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang
menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari.
Etiologi

Etiologi ISPA terdiri dari agen infeksius dan agen non- infeksius. Agen
infeksius yang paling umum dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan
akut adalah virus, seperti respiratory syncytial virus (RSV), nonpolio
enterovirus (coxsackie viruses Adan B), Adenovirus, Parainfluenza, dan
Human metapneumo viruses. Agen infeksius selain virus juga dapat
menyebabkan ISPA, staphylococcus, haemophilus influenza, Chlamydia
trachomatis, mycoplasma, dan pneumococcus (Wilson, 2015).
Pafofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus


dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan akan
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak
ke atas mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu rangkapan
refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak
lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan (Kending, 2014).
Tanda dan Gejala

Saluran Pernafasan merupakan bagian tubuh yang seringkali terjangkit


infeksi oleh berbagai jenis mikroorganisme. Tanda dan gejala dari infeksi
yang terjadi pada sluran pernafasan tergantung pada fungsi saluran
pernafasan yang terjangkit infeksi, keparahan proses infeksi, dan usia
seseorang serta status kesehatan secara umum (Porth, 2014).
Penatalaksanaan
Menurut WHO (2017), penatalaksanaan ISPA meliputi:

Antibiotik
a. Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.
b. Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan Aureus
Suportif
c. Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1mg, amoksisillin 3 x ½
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa
nutrisi yang adekuat, pemberian sendok teh, amplisillin (500mg) 3 tab puyer/x bungkus / 3x sehari/8 jam,
multivitamin penisillin prokain 1 mg.
d. Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin (100 mg) 3 tab
puyer/x bungkus/3x bungkus/3x sehari/8 jam.
e. Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh, quinolon 5 mg,dll.

f. Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x ½


sendok teh. Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama
ganti antibiotik atau rujuk dan jika anak membaik teruskan antibiotic
sampai 3 hari (Kepmenkes RI, 2017).
Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan


merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pengkajian dilakukan dengan cara berurutan, perawat harus
mengetahui data aktual apa yang diperoleh, faktor resiko yang penting,
keadaan yang potensial mengancam pasien dan lain-lain (Nursalam, 2015).
Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifanbersihan jalan nafas, berhubungan dengan peningkatan jumlah


sekret.
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh (proses penyakit).
3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.

4. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi bronkospasme, respon


pada dinding bronkus.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake inadekuat, penurunan nafsu makan, nyeri menelan.
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
1 Tujuan:
Ketidakefektifan bersihan jalan  Kaji tandatanda vital dan auskultasi
nafas, berhubungan dengan Setelah dilakukan bunyi napas.
peningkatan jumlah tindakan keperawatan selama  Berikan pasien untuk posisi yang
sekret 3x24 jam jalan napas menjadi  nyaman dengan posisi semi fowler.
efektif.  Pertahankan lingkungan yang
Kriteria hasil: nyaman.
 Menyatakan/ menunjukkan  Tingkatkan masukan cairan,
hilangnya dispnea. dengan memberi air hangat.
 Mempertahankan jalan  Dorong atau bantu latihan napas
nafas paten dengan bunyi dalam atau batuk efektif.
nafas bersih.  Kolaborasi dalam
 Mengeluarkan pemberian
sekret tanpa  obat dan humidifikasi, seperti
kesulitan. nebulizer.
 Menunjukkan perilaku
untuk memperbaiki/
 mempertahankan
Lanjut..

2 Tujuan:  Kaji/pantau TTV.


Hipertermi berhubungan
 Berikan kompres hangat.
dengan peningkatan suhu Setelah dilakukan tindakan
tubuh (proses penyakit). keperawatan selama 3x24  Anjurkan klien untuk
jam suhu tubuh kembali memperbanyak minum air putih.
normal. Kriteria hasil:  Kolaborasi dalam pemberian
 Tanda-tanda vital (TTV) terapi obat.
dalam batas normal;
TD : 120/80 mmHg.
N : 80 x/ment. RR : 20
x/menit
S : 37,00C
Lanjut…
3 Tujuan:
Nyeri akut berhubungan  Tanyakan pasien tentang nyeri,
dengan inflamasi pada Setelah dilakukan tindakan Tentukan karaktersitik nyeri.
membran mukosa faring dan keperawatan selama 3x24  Kaji pernyataan verbal dan non
tonsil. jam nyeri hilang atau verbal nyeri pasien.
berkurang. Kriteria hasil:  Evaluasi keefektifan
 Tampak rileks dan pemberian obat
tidur/istrahat dengan baik.  Berikan tindakan
 Melaporkan nyeri kenyamanan, ubah
hilang/terkontrol. posisi, pijatan punggung dll.
 Berpatisipasi dalam  Berikan lingkungan tenang.
aktivitas yang diinginkan.  Kolaborasi: Berikan analgesik
rutin s/d
indikasi.
Lanjut…

4 Tujuan:
Ketidakefektifan pola  Kaji frekuensi kedalaman
napas berhubungan Setelah dilakukan pernapasan dan ekspansi
dengan obstruksi tindakan keperawatan dada.
selama 3x24 jam pola 
Auskultasi bunyi napas.
bronkospasme, respon
pada dinding bronkus. napas kembali efektif.  Tinggikan kepala dan
Kriteria hasil:
bentuk mengubah posisi.
 Pola napas efektif.
 Kolaborasi pemberian
 Bunyi napas normal oksigen.
kembali.
 Batuk berkurang.
Lanjut…
5 Tujuan:  Kaji kebiasaan diet
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan b.d Setelah dilakukan  Evaluasi berat badan dan
penurunan inadekuat, tindakan keperawatan ukuran tubuh
 Auskultasi bising usus
selama 3x24 jam pasien

penurunan nafsu akan menunjukkan  Berikan makanan dalam jumlah


makan, menelan perbaikan nutrisi. kecil dan dalam waktu yang
Kriteria hasil:
sering dan teratur
 Tidak tampak mual,  Anjurkan perawatan oral, dan
muntah cara mengeluarkan secret.
 Peningkatan pengecapan  Auskultasi bunyi napas.

dan menelan  Tinggikan kepala dan bentuk


 Nafsu makan menuingkat mengubah posisi.
 Kolaborasi pemberian
oksigen.
6 Tujuan:
Ansietas berhubungan  Evaluasi tingkat
dengan perkembangan Setelah dilakukan pemahaman
penyakit dan tindakan keperawatan  pasien/orang terdekat
perubahan status selama 3x24 jam tentang diagnosa.
kesehatan. ansietas hilang atau  Akui rasa takut, masalah
berkurang pasien, dan dorong
Kriteria hasil:
mengekspresikan
 Tampak rileks perasaan.
 Klien dapat  Libatkan pasien/orang
beristrahat. terdekat dalam
 Dapat bekerja
sama dalam perencanaan
program terapi. keperawatan.
Implementasi
Implementasi merupakan tahap ketika perawat
mengaplikasikan atau melaksanakan rencana
asuhan kepaerawatan kedalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2015).
Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan
efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan
rencana keperawatan (Nursalam, 2015).
Kesimpulan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi yang


bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan
mulai dari hidung sampai alveolus termasuk (sinus, rongga telinga
tengah, pleura) (Depkes, 2017). Djojodibroto (2009), menyebutkan
bahwa ISPA dibagi menjadi dua bagian, yaitu infeksi saluran pernafasan
bagian atas dan infeksi saluran bagian bawah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai