1. DEFINISI
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh
benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura
paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam
maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan
(Suzanne & Smetzler, 2001).
2. MASALAH KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif
2) Pola nafas tidak efektif
3) Nyeri akut
4) Kerusakan integritas kulit
5) Resiko infeksi
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
sekresi sekret dan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak
maksimal karena akumulasi cairan/udara
3) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakcukupan
kekuatan
dan
trauma
mekanik
infeksi
sekunder
masuknya
terhadap trauma
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan
keletihan.
Tujuan : Keefektifan jalan nafas
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan batuk yang efektif.
b. Tidak ada lagi penumpukan sekret di saluran pernapasan.
fisioterapi) :
Pemberian expectoran.
Pemberian antibiotika.
Fisioterapi dada.
Konsul photo toraks.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak
maksimal karena trauma
Tujuan : Pola pernapasan efektif
Kriteria hasil :
a. Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif
b. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
c. Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
a. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala
tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk
sebanyak mungkin.
g.
perlu.
Catat karakter/jumlah drainage selang dada.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (Dokter, radiologi dan
fisioterapi)
- Pemberian antibiotika.
- Pemberian analgetika.
- Fisioterapi dada.
- Konsul photo toraks.
3) Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
a. Nyeri berkurang/ dapat diadaptasi.
b. Dapat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan/menurunkan
nyeri.
c. Pasien tidak gelisah.
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Jelaskan
dan
bantu
klien
dengan
tindakan
pereda
nyeri
nonfarmakologi
c. Ajarkan Relaksasi : Tehnik-tehnik untuk menurunkan ketegangan
otot rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri dan juga
tingkatkan relaksasi masase.
d. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
e. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan
posisi yang nyaman
f. Tingkatkan pengetahuan
tentang
sebab-sebab
nyeri,
dan
yang
akan
REHABILITASI
1) Konservatif
a.Pemberian analgetik
b.Pemasangan plak/plester
c. Jika perlu antibiotika
d.Fisiotherapy
2) Operatif/invasif
a.Pamasangan Water Seal Drainage (WSD).
b.Pemasangan alat bantu nafas.
c. Pemasangan drain.
d.Aspirasi (thoracosintesis).
e.Operasi (bedah thoraxis)
3) Tindakan untuk menstabilkan dada:
a. Miring pasien pada daerah yang terkena.
b. Gunakan bantal pasien pada dada yang terkena
c. Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan pada
kriteria sebagai berikut:
d. Gejala contusio paru
e. Syok atau cedera kepala berat.
f. Fraktur delapan atau lebih tulang iga.
g. Umur diatas 65 tahun.
h. Riwayat penyakit paru-paru kronis.
4) Pasang selang dada dihubungkan dengan WSD, bila tension Pneumothorak mengancam.
5) Oksigen tambahan.
11.
PENELAAH KRITIS
12.
INDIKATOR (HARUS TERUKUR)
13.
KEPUSTAKAAN
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare. (2001). Keperawatan Medikal
Bedah 2, Edisi 8. Jakarta : EGC
Judith M. Wilkinson & Nancy R. Ahern. (2012). Diagnosa Keperawatan
Nanda NIC NOC, Jakarta : EGC
Herdman, T. Heather. (2009). Diagnosa Keperawatan Nanda Internasional.
Jakarta. EGC
Doegoes, L.M. (1999). Perencanaan Keperawatan dan Dokumentasian
keperawatan. Jakarta: EGC.