PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
batasan – batasan tertentu, tergantung pada posisi tubuh, usia, dan tingkat
gejala yang diagnosis dokter yaitu sebesar 8,26 juta – 8,47juta orang. Jawa
1
2
5.950 kasus, 2.821 pada kasus laki-laki dan 3.129 pada kasus perempuan.
puskesmas ini yang dilakukan hari sabtu dan minggu biasanya dengan
brisk walking exercise atau latihan jalan cepat terhadap penderita hipertensi
menggunakan tehnik jalan cepat selama 20-30 menit dengan rata - rata
kecepatan 4-6 km/jam. Metode ini cukup efektif dalam neningkatkan denyut
dan peningkatn okisegen jaringan. Selain itu latihan ini juga dapat
dkk., 2020).
resiko yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi itu sendiri (Siti Nurbaiti,
2020).
bahwa hasil peneltiian ini fakta dan teori bahwa memberikan olahraga brisk
walking excercise selama 20- 30 menit dapat menjadi alternaif alami untuk
terapkan dan tidak memakan biaya, latihan ini juga dapat mengurangi
pembentukan plak yang disebabkan oleh lemak dan glukosa dalam tubuh,
dapat menjaga keseimbangan tubuh dan banyak manfaat lainya yang di dapa
dari program latihan brisk walking excercise ini. Analisa pengaruh brisk
rancangan One group pretest - posttest design and without control. Sampel
tekanan diastolik 90-99 mmHg, responden <55 tahun, tidak minum obat,
komplikasi penyakit lain seperti jantung dan stroke, pasien yang memiliki
5
nyeri sendi dan nyeri tulang. Brisk walking exercise dilakukan selama 20-
diukur sebelum latihan brisk walking exercise dan setelah latihan brisk
walking exercise.
berdebar – debar, dan kesulitan tidur. Oleh karna itu, penerapan brisk
terapi – terapi obat – obatan hipertensi, pemberian diet rendah garam, diet
manajemen stress.
Simpang IV Sipin Kota Jambi dan berdasarkan hasil survey awal yang
wilayah kerja Puskesmas simpang IV Sipin Kota Jambi ini masih banyak
beberapa pasien yang tidak patuh atau tidak disiplin dalam minum obat anti
kepala, pusing, kelelahan, dan penglihatan kabur baru mereka minum obat
bersepeda dan senam bersama, dan untuk tindakan brisk walking exercise
bagaimana prosedur tindakan brisk walking exercise ini. Untuk itu peneliti
belum melakukan tindakan dan prosedur dari brisk walking exercise ini.
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini yaitu “adakah Pengaruh Brisk Walking Exercise (Jalan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
pengaruh brisk walking exercise (jalan cepat) terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi.
8
pengetahuan perawat.
pasien hipertensi.
9
E. RUANG LINGKUP
penelitian ini adalah usia dewasa akhir yaitu usia 45 tahun yang menderita
Penelitian ini akan dilakukan di bulan Oktober tahun 2022, dan akan di
observasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
naik yaitu tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah sistolik 90
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
menerus dan dalam waktu yang lama di mana tekanan darah sistolik 140
mmHg pada usia 18 tahun. Pada usia 60 tahun, dan hipertensi terjadi apabila
tekanan darah sistolik 150 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg (
2. Etiologi
10
11
sekunder.
2. Hipertensi sekunder
sebagai berikut:
a. Umur
b. Ras / suku
Di luar negeri orang kulit hitam atau kulit putih. Karena adanya
c. Urbanisasi
d. Geografis
e. Jenis kelamin
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
karena pada umumnya tidak memiliki tanda dan gejala sehingga baru
ginjal, otak, dan jantung. Pasien mengeluhkan adanya nyeri kepala terutama
tekanan darah pada saat pemeriksaan. Gejala lain seperti sakit kepala,
4. Patofisiologi
darah perifer yang terjadi pada lanjut usia dapat mempengaruhi perubahan
elastisitas jaringan ikat, dan penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah
5. Komplikasi
terutama pada laki – laki. Hipertensi merupakan faktor risiko utama kejadian
bentuk flame – shape dan blot – shape, cotton – wool spots, dan edema
6. Penatalaksanaan
a) Diet
5. Menghentikan merokok
16
b) Latihan Fisik
c) Edukasi psikologis
1. Tehnik Biofeeddback
2. Tehnik Relaksasi
rileks.
2) Terapi Farmakologis
kategori, yaitu :
a) Diuretik
menggunakan tehnik jalan cepat selama 20-30 menit dengan rata - rata
kecepatan 4-6 km/jam. Metode ini cukup efektif dalam neningkatkan denyut
dan peningkatn okisegen jaringan. Selain itu latihan ini juga dapat
tanah, dimana setidaknya salah satu kaki harus selalu bersentuhan dengan
sebagai berikut :
kelincahangerak.
walking yang disarankan sekitar 20-30 menit, namun jika belum mampu
dapat dilihat dalam seminggu latihan. Brisk walking exercise ini bertujuan
antara lain:
tidak ada saat melayang di udara. Kaki depan harus menyentuh tanah
tahap ini adalah sikap badan terlalu kaku, langkah kaki yang kurang
gerak lanjut.
Gambar 2.1
Sumber: Tyazz Ithu Sari ( 2019 )
Pada tahap ini kaki setelah kaki depan menyentuh tanah segera
20
dihindari dalam fase ini adalah jangan terlalu kaku ketika melakukan
Gambar 2.2
Sumber: Tyazz Ithu Sari ( 2019 )
c. Tahap relaksasi
belakang. Pada tahap ini pinggang berada pada posisi yang sama
Gambar 2.3
Sumber: Tyazz Ithu Sari ( 2019 )
Gambar 2.4
Sumber: Tyazz Ithu Sari ( 2019 )
d. Tahap Dorongan
Pada tahap ini adalah gerakan ketika ketiga tahap diatas selesai
namun langkah kaki jangan terlalu pendek dan jangan terlalu panjang,
dengan tanah dan lutut harus dalam keadaan lurus, sebelum kaki
3) Pada saat kaki kiri mendarat (kontak dengan tanah), segera paha
depan.
untuk olaraga lari. Jadi, jalan cepat (brisk walking) ini sangat tepat untuk
23
Darah juga mengatur penyaluran zat buangan, oksida karbon, serta panas.
Jantung merupakan pusat dari sistem pembuluh darah dan pompa yang
tiap denyutan dapat di pompa keluar juga akan lebih besar. Ini disebabkan
dalam rongga dada. Karena perubahan ini, maka darah lebih mudah
jantung.
Melalui proses ini darah bisa mencapai pembuluh terkecil dan jumlah
denyut jantung bisa meningkat 180 kali / menit. Brisk walking exercise
jalan darah yang baru. Dengan demikian hal yang menghambat pengaliran
darah.
24
darah saja, namun jalan cepat (brisk walking exercise) juga efektif dalaam
kadar kolesterol baik HDL yang diperlukan oleh tubuh, dan juga membuat
pula tekanan darah pada penderita hipertensi akan menurun. Akan tetapi
jika tidak diikuti dengan pola hidup sehat seperti mengurangi / menjahui
2021).
26
C. KERANGKA TEORI
Hipertensi
Skema 2.1
Kerangka Teori
Sumber : Alfeus ( 2018 ), Dinda A ( 2022 ), Elsa Dwi ( 2020 ), Sri Mulia ( 2020 ).
BAB III
KERANGAKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
sebagai berikut :
B. Defenisi Operasional
27
28
Tabel 3.1
Definisi Operasional
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
design, yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh sebelum dan sesudah pengaruh
Brisk Walking Exercise untuk penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di
O1 O2
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober tahun 2022 Di Wilayah
1. Populasi
29
30
ringan.
2. Sampel
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
reprensentatif (mewakili).
jumlah dan besar sampel untuk populasi < 1000 ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
n= N.z2.p.q
d.(N-1) + z2.p.q
keterangan:
n = perkiraan besar sampel
N = perkiraan besar populasi
z = nilai standart normal untuk α = 0,05 (1,96)
p = perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q = 1 – p ( 100% - p )
31
= 468,6.0,25
6,6 + 3,84.0,25
= 117, 2
7,6
yaitu jumlah anggota sampel minimal antara 10 s/d 20. Dan sampel dalam
a. Kriteria inklusi
sampel .
b. Kriteria eksklusi
1. Jenis Data
sekunder.
Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
ketiganya.
E. Prosedur Penelitian
1. Pre Test
b. Informed Consent.
2. Perlakuan
a. Selanjutnya dilakukan intervensi kepada responden yaitu Brisk
bukan menyilang.
35
3. Post Test
terkumpul,
ilmiah nya untuk mendapatkan kondisi tekanan darah yang sudah murni
dan untuk menghilangkan efek aktivitas fisik yang sudah ada, dikarena
dan tekanan darah, dan sosologis tubuh dengan kebutuhan asupan nutrisi
meningkat dengan defisit, maka dari itu tekanan darah juga ikut
Hal ini juga didikung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jimmy R
pasien diminta untuk duduk dulu selama kurang lebih 5 sampai 10 menit
umum pada otot-otot kerja. Juga didapatkan tekanan darah akibat curah
5. Keterbatasan penelitian
dari penelitian setelah pengumpulan data. Pada tahap ini data mentah atau raw
data yang telah dikumpulkan dan diolah atau dianalisis sehingga menjadi
informasi.
1. Editing
masuk (raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan
data mentah.
2. Cording
3. Processing
dalam tabel dari setiap jawaban responden yang sudah diberi kode
4. Cleaning Data
memasukan data.
G. Analisa Data
1. Analisia Univariat
Sodik, 2015).
2. Analisa Bivariat
tidakbebas (Siyoto & Sodik, 2015). Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Uji Wilcoxon, karena Uji Wilcoxon salah satu uji
H. Etika Penelitian
melakukan evaluasi.
41
sendiri)
apapun.
procedures).
BAB V
HASIL PENELITIAN
dikembangkan dari Puskesmas Pembantu tahun 1986 di atas tanah seluas 750
m2 dengan luas bangunan 233,65 m2. Secara geografis wilayah kerja Puskesmas
jalan cepat) terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi telah dilakukan
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Responden di Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi
Tahun 2022
Karakteristik f %
Umur
a. < 40 tahun 7 43,8
b. > 40 tahun 9 56,3
Pendidikan
a. SMP/ sederajat 4 25
b. SMA/ sederajat 9 56,3
c. Perguruan tinggi 3 18,8
Pekerjaan
a. IRT/ Tidak bekerja 9 56,3
b. Tani / buruh 1 6,3
c. Wiraswasta 4 25
d. PNS/ pensiunan PNS 2 12,5
dengan usia > 40 tahun, dari segi tingkat pendidikan diketahui bahwa lebih dari
tingkat pendidikan SMA/ sederajat dan dari segi pekerjaan ditemukan lebih dari
C. Analisis Univariat
Tabel 5.2
Rata-rata Tekanan Darah Sebelum Intervensi Brisk Walking Exercise
(Latihan Jalan Cepat) pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2022
Tekanan
Darah Pre N Mean SD Min – Max
Test
Sistolik 150,93 4,234 140 – 160
16
Diastolik 93,75 5,322 80 – 105
45
150,93 mmHg dengan standar deviasi 4,234, tekanan darah sistolik terendah
sebelum intervensi adalah 140 dan tertinggi 160 mmHg. Sedangkan rata-
Tabel 5.3
Rata-rata Tekanan Darah Sesudah Intervensi Brisk Walking Exercise
(Latihan Jalan Cepat) pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Tahun 2022
Tekanan
Darah N Mean SD Min – Max
Post Test
Sistolik 133,12 3,593 130 – 140
16
Diastolik 81,25 5,916 75 – 90
terendah sesudah intervensi adalah 130 mmHg dan tertinggi 140 mmHg.
adalah 81,25 mmHg dengan standar deviasi 5,916, tekanan darah diastolic
D. Analisis Bivariat
Tabel 5.4
Pengaruh Pemberian Brisk Walking Exercise terhadap Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang IV Sipin Kota Jambi
Tahun 2022
Mean P
Tekanan Darah N Mean SD
Different value
Pre Test 150,93 4,234
Sistolik 17,81 0,000
Post Test 133,12 5,322
16
Pre Test 93,75 3,593
Diastolik 12,5 0,001
Post Test 81,25 5,916
darah sistolik responden antar sebelum dan sesudah intervensi dengan beda
dengan beda rata-rata 12,5, dimana juga terjadi penurunan rata-rata tekanan
hipertensi.
47
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
adalah 150,93 mmHg dengan standar deviasi 4,234, tekanan darah sistolik
adalah 93,75 mmHg dengan standar deviasi 5,322, tekanan darah diastolic
hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg
oleh faktor yang dapat dimodifikasi, yaitu aktifitas fisik dan pola konsumsi
mengandung natrium yang dapat menarik cairan diluar sel agar tidak
stage 1.
Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Dewi, dkk (2022)
tentang pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pada pasien
dilakukan oleh Lestari, dkk (2022) tentang pengaruh teknik brisk walking
hipertensi yaitu sering sakit kepala dan mudah lelah serta sebagian kecil
juga menyatakan sulit tidur di malam hari karena sering merasa gelisah.
konsumsi harian, dimana jenis makanan ini tinggi lemak, garam dan
olahraga secara rutin,kondisi ini juga menjadi salah satu factor pencetus
hipertensi pada kelompok wanita dimana pada fase ini perempuan akan
juga ikut mempengaruhi kondisi psikologis (stress dan gelisah) yang akan
Jambi adalah faktor usia, pola konsumsi tinggi lemak dan garam, serta
adalah 133,12 mmHg dengan standar deviasi 3,593. Tekanan darah sistolik
terendah sesudah intervensi adalah 130 mmHg dan tertinggi 140 mmHg.
adalah 81,25 mmHg dengan standar deviasi 5,916, tekanan darah diastolic
menggunakan tehnik jalan cepat selama 20-30 menit dengan rata - rata
glikogen, dan peningkatan oksigen jaringan. Selain itu latihan ini juga dapat
mmHg.
140/83,5 mmHg.
responden dengan kondisi tekanan darah berada pada rentang tekanan darah
normal yaitu di bawah 140/90 mmHg dan hanya 2 orang (22,5%) responden
hipertensi ringan.
52
rasa berat pada tengkuk dan pusing sudah tidak dirasakan lagi, responden
menyatakan tubuh terasa lebih segar dan nyaman setelah 6 kali melakukan
penderita hipertensi.
B. Analisis Bivariat
tekanan darah sistolik responden antar sebelum dan sesudah intervensi dengan
beda rata-rata 17,81 mmHg, dimana terjadi penurunan rata-rata tekanan darah
dengan beda rata-rata 12,5, dimana juga terjadi penurunan rata-rata tekanan
hipertensi.
berat badan, membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa beta endorphin
yang dapat menurunkan stres serta tingkat keamanan penerapan brisk walking
53
darah dalam batas normal serta dapat menurunkan resiko yang ditimbulkan dari
brisk walking exercise dapat dilakukan pada semua tingkat umur penderita
saat otot berkontraksi melalui aktifitas fisik akan terjadi peningkatan aliran
jarak antara darah dan sel aktif serta jarak tempuh difusi O2 serta zatmetabolic
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Andrianti & Ikhsan (2021) tentang pengaruh program brisk
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan
oleh Nirnasari, dkk (2020) tentang efektifitas brisk walking exercise untuk
oleh Hendriati, dkk (2022) tentang pengaruh brisk walking exercise terhadap
darah pada pasien hipertensi dimana terjadi penurunan rata-rata tekanan darah
jantung dan merangsang kontraksi otot. Latihan brisk walking juga memberikan
senyawa endhorpin yang merupakan analgesic alami bagi tubuh yang dapat
resiko peningkatan tekanan darah dari faktor psikologis stress dan cemas (Arif
Wijaya, 2021).