1. DEFINISI
Dermatitis atopik (DA) ialah keadaan peradangan kulit kronis
dan residif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama
masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan IgE dalam serum dan riwayat atopi keluarga atau
penderita (DA, rhinitis alergi, dan atau asma bronchial)
2. EPIDEMIOLOGI
Menurut laporan kunjungan bayi dan anak di RS di Indonesia,
dermatitis atopik berada pada urutan pertama (611 kasus) dari
10 penyakit kulit yang umum ditemukan pada anak-anak. Di
klinik Dermatovenereologi RSUP Dr Sardjito Yogyakarta,
pada periode bulan Februari 2005 sampai Desember 2007,
terdapat 73 kasus dermatitis atopik pada bayi (Budiastuti
M.,dkk., 2007). Sedangkan data di Unit Rawat Jalan Penyakit
kulit Anak RSU Dr. Soetomo didapatkan jumlah pasien DA
mengalami peningkatan sebesar 116 pasien (8,14%) pada
tahun 2006, tahun 2007 sebesar 148 pasien (11.05%)
sedangkan tahun 2008 sebanyak 230 pasien (11.65%)
3. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis atopik tidak diketahui dengan
pasti, diduga disebabkan oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan (multifaktorial). Faktor intrinsik
berupa predisposisi genetik, kelainan fisiologi dan
biokimia kulit, disfungsi imunologis, interaksi
psikosomatik dan disregulasi/ ketidakseimbangan
sistem saraf otonom, sedangkan faktor ekstrinsik
meliputi bahan yang bersifat iritan dan kontaktan,
alergen hirup, makanan, mikroorganisme, perubahan
temperatur, dan trauma
4. GEJALA KLINIS
5. PATOGENESIS
6. FAKTOR RESIKO
7. DIAGNOSA
Anamnesa
Rasa gatal dan garukan yang terus menerus dan sering
berulang (kronik-residif)
Pemeriksaan Fisik
a. DA Fase Infantil
Lesi kulit yang ditemukan pada fase ini antara lain erosi,
ekskoriasi dan eksudatif. Tempat predileksi utama di wajah
diikuti kedua pipi dan tersebar simetris, di dahi, kulit kepala,
telinga, leher, pergelangan tangan, dan di bagian ekstensor,
misalnya lutut, siku, atau di tempat yang mudah mengalami
trauma.
b. DA Fase Anak (usia 2-10 tahun)
Lesi dermatitis cenderung menjadi kronis, disertai
hiperkeratosis, hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi, krusta dan
skuama. Tempat predileksi lebih sering di fosa kubiti dan
poplitea, fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher,
dan tesebar simetris
Pemeriksaan Fisik
1. Stadium akut : bercak eritematosa berbatas tegas, edema,
papulovesikel, vesikel, bula, erosi dan eksudasi.
2. Stadium Kronik : kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, dan
fisur.
Dermatitis atopik
Dermatitis numularis
Dermatitis seboroik
9. PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi :
Hindari faktor penyebab
2. Farmakologi :
Antihistamin (Cetirizin)
Kortikosteroid (Methylprednisolon atau Triamsinolon)
Topikal (Hidrokortison 1-2%, Triamsinolon 0,1% atau
Desoksimetason 2-2,5%)
10. KOMPLIKASI