Tutorial Klinik
Violensia Chrisianti
No RM : 01158937
2
Keluhan Utama
• Kulit bentol dan merah
3
Riwayat penyakit dahulu
• Dinyatakan alergi dengn keringat sendiri
• Alergi dingin dan debu, bersin-bersin
• Seebelumnya pernah mengalami hal serupa, sejak 2
tahun yang lalu. Kambuh 2 bulan yang lalu
4
UKK
Papul milier eritem tersebar dikedua lengan dan kaki
irregular tampak ekskkorasi multiple diskret
5
Definisi
Dermatitis atopik (DA) ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-
anak, sering berhubungan dengan peningkatan IgE dalam serum dan
riwayat atopi keluarga atau penderita (DA, rhinitis alergi, dan atau asma
bronchial).
-eczema atopik,
-eczema konstitusional,
-eczema fleksural,
-neurodermitis diseminata,
-prurigo Besnier.
7
Pemeriksaan Fisik
• Dermatitis atopik pada anak
8
Pemeriksaan Fisik
• Dermatitis atopik pada
orang dewasa
9
Patogenesis
• Dermatitis atopik merupakan penyakit yang diakibatkan oleh reaksi
hipersensitivitas tipe I yang dimediasi oleh IgE
• Elemen utama dalam disregulasi sistem imun yang terjadi terletak pada sel
langerhans, sel dendritik epidermal inflamatorik, monosit, makrofag,
limfosit, sel mast, dan keratinosit dimana semua elemen tersebut
berinteraksi melalui kaskade kompleks yang melibatkan pula kompleks
dominasi sel Th2 terhadap Th1. Sel Th2, sitokin, IL-4, IL-5, IL-10 dan IL-13
akan meningkat di dalam kulit, diikuti dengan berkurangnya sitokin Th1,
interferon-γ, dan IL-2.
10
11
Diagnosis
• Diagnosis dermatitis atopik dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan
anamnesis, selain itu dapat juga dengan menggunakan pemeriksaan
laboratorium berupa kultur bakteri atau virus, panel darah lengkap, atau
pemeriksaan patologis.
12
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Pruritus (gatal) Xerosis (kulit kering)
Morfologi sesuai umur dan distribusi lesi yang Infeksi kulit (khususnya S.aureus dan HSV)
khas
Bersifat kronik eksaserbasi Dermatitis non-spesifik
Adanya riwayat atopi individu atau keluarga Pitiriasis alba
Dermatitis di papilla mamae
Konjungtivitis berulang
Alergi makanan
Gatal bila berkeringat
Muka pucat atau eritem
Kadar IgE dalam serum meningkat
Perjalanan penyakit dipengaruhi lingkungan
atau emosi
Tes alergi kulit tipe dadakan positif
Awitan pada usia dini
Iktiosis (khususnya hiperlinear palmaris atau
pilaris keratosis)
Keilitis
Katarak subscapular anterior
Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
13
Diagnosis Banding
• Dermatitis kontak alergi
• Penyakit neoplastik
• Penyakit hodgkin
• Dermatitis numularis
• Dermatitis seboroik
14
Pengobatan yang diberikan
R/Desoksimetason 0.25% CR (5gr) 10gr
m.f.l.a. in pot
R/ Certirizin 5 mg/5 ml
15
Tatalaksana
Penatalaksanaan dermatitis atopik harus mengacu pada kelainan dasar,
selain mengobati gejala utama gatal untuk meringankan penderitaan
penderita. Penatalaksanaan ditekankan padakontrol jangka waktu lama
(long termcontrol), bukan hanya untuk mengatasi kekambuhan.
a) Menghindari bahan iritan
Penderita dermatitis atopik rentan terhadap bahan iritan yang memicu
dan memperberat kondisi seperti sabun, deterjen, bahan kimiawi, rokok,
pakaian kasar, suhu yang ekstrem dan lembab.Pemakaian sabun
hendaknya yang berdaya larut minimal terhadap lemak dan dengan PH
netral.
b) Mengeliminasi alergen yang telah terbukti
Alergen yang telah terbukti sebagai pemicu kekambuhan harus dihindari,
seperti makanan (susu, kacang, telur, ikan laut, kerang laut dan gandum),
debu rumah, bulu binatang, serbuk sari, tanaman dan sebagainya.
16
Tatalaksana
c) Pengobatan Topikal
- Menghilangkan hidrasi dengan pelembab
Pelembab dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pelembab humektan, oklusif , dan
emolien.
17
Tatalaksana
• Pelembab emolien yang sering digunakan bisa berbentuk cairan, krim atau
salep. Misalnya krim hidrofilik urea 10%, dapat pula ditambahkan hidrokortison
1% didalamnya.Bila memakai pelembab yang mengandung asam laktat,
konsentrasinya jangan lebih dari 5% karena dapat mengiritasi bila
dermatitisnya masih aktif.
- Kortikosteroid topikal
Kortikosteroid topikal adalah yang paling banyak digunakan sebagai anti
inflamasi. Selain itu dapat berguna pada saat ekserbasi akut, anti pruritus
dan sebagai anti mitotik. Pada prinsipnya penggunaan steroid topikal dipilih
potensi yang paling lemah yang masih efektif, karena semakin kuat potensi
semakin banyak efek sampingnya.
Pada bayi digunakan kortikosteroid topikal potensi rendah, misalnya
hidrokortison 1-2,5%. Pada anak dan dewasa dipakai steroid potensi
menengah, misalnya triamsinolon, kecuali pada muka diberikan steroid yang
berpotensilebih rendah.Pada daerah genitalia dan intertriginosa juga
digunakan kortikosteroid topikal yang berpotensi rendah
18
Tatalaksana
19
Tatalaksana
- Preparat Tar
Walaupun tidak sekuat kortikosteroid topikal ,preparat tar batubara
mempunyai efek anti-gatal dan anti-inflamasi. Preparat tar sebaiknya dipakai
pada lesi kronik tidak digunakan pada lesi akutkarena dapat menyebabkan
iritasi. Efek sampingnya antaralain folikulitis, fotosensitivitas, dan potensi
karsinogenik.
- Inhibitor kalsineurin topikal
Inhibitor kalsineurin topikal merupakan non-steroidal agen yang bekerja
melalui jalur immunologik baik menghambat atau meningkatkan reaksi imun
dan inflamasi. Inhibitor kalsineurin topikal terdiri atas takrolimus dan
pimekrolimus. Takrolimus (FK-506) adalah suatu penghambat kalsineurin yang
bekerja untuk menghambat aktivasi sel yang terlibat seperti sel langerhans, sel
T, sel mas dan keratinosit. Sedangkan pimekrolimus (ASM 81) merupakan suatu
senyawa askomisin yaitu imunomodulator golongan makrolaktam, yang
pertama ditemukan dari hasil fermentasi Streptomyces hygroscopicusvar.
20
Tatalaksana
e) Pengobatan sistemik
- Antihistamin oral
Antihistamin digunakan sebagai antipruritus yang cukup memuaskan,
membantu untuk mengurangi rasa gatal yang hebat terutama pada malam
hari.Karena dapat mengganggu tidur, antihistamin yang dipakai ialah yang
mempunyai efek sedatif, misalnya hidroksisin, difenhidramin dan
sinequan.cetrizine dan fexofenadine telah diuji keberhasilannya untuk
mengatasi rasa gatal pada penderita dermatitis atopik anak-anak dan dewasa.
- Antibiotik oral
Pada penderita dermatitis atopik lebih dari 90% ditemukan peningkatan
koloni Staphylococcus aureus.Untuk yang belum resisten dapat diberikan
eritromisin, asitromisin atau klaritomisin, sedang untuk yang sudah resisten
diberikan dikloksasilin, oksasilin, atau generasi pertama sefalosporin. Apabila
dicurigai terinfeksi oleh virus herpes simpleks, kortikosteroid dihentikan
sementara dan diberikan oral asiklovir.
21
Tatalaksana
- Kortikosteroid sistemik
- Siklosporin
22
Tatalaksana
e) Mengurangi stress
Stress emosi pada penderita dermatitis atopik merupakan pemicu kekambuhan,
bukan sebagai penyebab.Usaha-usaha mengurangi stress adalah dengan
melakukan konseling pada penderita dermatitis atopik, terutama yang
mempunyai kebiasan menggaruk.
f) Terapi sinar
Pengobatan dengan sinar ultraviolet seperti UVA, UVB, narrowband UVB,
UVA-1, kombinasi UVA dan UVB, atau bersama psoralen (fotokemoterapi)
dapat digunakan sebagai terapi tambahan karena dapat menyebabkan remisi
panjang, namun berisiko menimbulkan penuaan kulit dini dan keganasan
kulit pada pengobatan jangka lama. Sinar UVB narrowband lebih aman
dibanding PUVA, yang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa dan
melanoma maligna.
Fototerapi dipertimbangkan pada dermatitis atopik yang berat dan luas yang
tidak responsif terhadap pengobatan topikal. Fotokemoterapi tidak dianjurkan
untuk anak usia kurang dari 12 tahun karena dapat mengganggu
perkembangan mata.
23
Tatalaksana
g) Balut basah
Balut basah (wet wrap dressing) dapat diberikan sebagai terapi tambahan
untuk mengurangi gatal, terutama untuk lesi yang berat dan kronik atau
yang refrakter terhadap pengobatan biasa. Bahan pembalut (kasa balut)
dapat diberi larutan kortikosteroid atau mengoleskan krim kortikosteroid
pada lesi kemudian dibalut basah dengan air hangat dan ditutup dengan
lapisan atau baju kering di atasnya. Cara ini sebaiknya dilakukan secara
intermiten dan dalam waktu tidaklebih dari 2-3 minggu.
24
Modalitas terapi berdasarkan US Preventaive Statement Task Force
*Keterangan:
26
Terimakasih
27