Anda di halaman 1dari 19

“PSORIASIS”

Nama kelompok 2 :

1. Mifta oktaviani Khotijah


2. Muchamad lulut Adhiarso
3. Muhammad dendy Firmansyah
4. Muhammad nugraha Saputra
5. Naily ulya syaukani lubis
6. Nandistya riszky suji pangesty
7. Nenden mustikal harom
8. Nurul ramadanti
9. Nuryati
Definisi
Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi kronis
dengan predisposisi genetik yang kuat dan sifat
patogen autoimun. Psoriasis adalah suatu
penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif,
dapat mengenai semua umur yang ditandai
dengan plak kemerahan yang ditutupi oleh sisik
yang tebal berwarna putih keperakan dan
berbatas tegas. Umumnya lesi psoriasis
berdistribusi secara simetris dengan predileksi
terutama di daerah siku dan lutut, kulit kepala,
lumbosakral, gluteal dan genitalia.
Klasifikasi Psoriasis:
 Psoriasis Vulgaris/Plakat
Ini biasanya dimulai dengan makula eritematosa, papul
yang melebar kearah pinggir dan bergabung beberapa
lesi menjadi satu.
 Psoriasis Inversa
Ditandai dengan letak lesi didaerah intertriginosa,
tampak lembab, dan eritematosa.
 Psoriasis Gutata
Bentuk spesifik yang dijumpai adalah lesi papul eruptif
berukuran 1-10 mm berwarna merah salmon. Menyebar diskret
secara sentripetal terutama di badan, dapat mengenai ekstremitas
dan kepala.

 Psoriasis Pustulosa
Bentuk ini merupakan komplikasi lesi klasik dengan pencetus
putus obat kortikosteroid sistemik, infeksi, ataupun pengobatan
topikal bersifat iritasi. Keadaan ini bersifat sistemik dan
mengancam jiwa.
 Eritroderma
Lesi ini harus dibedakan menjadi dua bentuk; psoriasis
universalis yaitu lesi psoriasis vulgaris yang luas hampir
seluruh tubuh, tidak diikuti dengan gejal demam atau
menggigil, dapat disebabkan kegagalan terapi psoriasis
vulgaris. Bentuk yang kedua adalah bentuk yang lebih
akut sebagai peristiwa mendadak vasodilatasi
generalisata.
 Psoriasis Kuku
Bentuk lainnya adalah kuku berwarna kekuning-kuningan
disebut yellowish dis-coloration atau oil spots, kuku yang
terlepas dari dasarnya (onikolisis), hiperkeratosis subungual
merupakan penebelan kuku dengan hiperkeratosis,
abnormalitas lempeng kuku berupa sumur-sumur kuku yang
dalam dapat membentuk jembatan-jembatan mengakibatkan
kuku hancur(crumbling) dan splinter haemorrhage.
 Psoriasis Arthritis
Keluhan pasien yang sering dijumpai adalah artritis perifer,
etesitis, tenosinovitis, nyeri tulang belakang, dan atralgia
non spesifik, dengan gejala kekakuan sendi pagi hari, nyeri
sendi persisten, atau nyeri sendi fluktuatif bila psoriasis
kambuh.
Etiologi
Etiologi pastinya tidak diketahui, tetapi dianggap
sebagai penyakit autoimun yang dimediasi oleh
limfosit T. Ada hubungan antigen HLA yang terlihat
pada banyak pasien psoriatis terutama pada berbagai
kelompok ras dan etnis. Kejadian dalam keluarga
menunjukkan kecenderungan genetiknya. Cedera
dalam bentuk trauma mekanis, kimiawi, dan
radiasional menyebabkan lesi psoriasis. Obat-obatan
tertentu seperti klorokuin, lithium, beta-blocker,
steroid, dan NSAID dapat memperburuk psoriasis.
Umumnya, musim panas memperbaiki psoriasis
sedangkan musim dingin memperburuknya.
Manifestasi klinis

1. Kelainan kulit terdiri dari bercak-bercak


eritema yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya.
2. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna
putih seperti mika serta transparan.
3. gatal dan rasa terbakar.
4. papul dan plak berwarna keunguan dengan
sisik abu-abu.
Patofisiologi
Patofisiologi psoriasis melibatkan infiltrasi kulit
oleh sel T teraktivasi yang merangsang proliferasi
keratinosit. Disregulasi dalam pergantian
keratinosit ini menghasilkan pembentukan plak
tebal. Gambaran terkait lainnya termasuk
hiperplasia epidermal dan parakeratosis. Selain itu,
sel-sel epidermis gagal mengeluarkan lipid yang
menyebabkan kulit bersisik dan bersisik, yang
merupakan ciri khas psoriasis.
Komplikasi
1. Infeksi sekunder
2. Kosmesis yang buruk
3. Artritis psoriatis
4. Risiko limfoma
5. Peningkatan risiko kejadian jantung yang
merugikan.
Penatalaksanaan
Tatalaksana psoriasis adalah terapi supresif, tidak
menyembuhkan secara sempurna, bertujuan
mengurangi tingkat keparahan dan ekstensi lesi
sehingga tidak terlalu mempengaruhi kualitas hidup
pasien.
1. Terapi Promotif
2. Terapi Preventif
3. Terapi Topikal
Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Pola Persepsi Kesehatan 2. Pola Nutrisi Metabolik
a) Adanya riwayat infeksi a) Pola makan sehari-hari: jumlah
sebelumya. makanan, waktu makan, berapa
b) Pengobatan sebelumnya tidak kali sehari makan.
berhasil. b) Kebiasaan mengonsumsi makanan
c) Riwayat mengonsumsi obat- tertentu: berminyak, pedas.
obatan tertentu, mis., vitamin; c) Jenis makanan yang disukai.
jamu. d) Nafsu makan menurun.
d) Adakah konsultasi rutin ke e) Muntah-muntah.
Dokter. f) Penurunan berat badan.
e) Hygiene personal yang kurang. g) Turgor kulit buruk, kering,
bersisik, pecah-pecah, benjolan.
3. Pola Eliminasi 5. Pola Tidur dan Istirahat
a) Sering berkeringat. O Kesulitan tidur pada malam hari
b) Tanyakan pola berkemih dan karena stres.
bowel. O Mimpi buruk.
4. Pola Aktivitas dan Latihan 6. Pola Persepsi dan Konsep Diri
c) Pemenuhan sehari-hari O Perasaan tidak percaya diri atau
terganggu. minder.
d) Kelemahan umum, malaise. O Perasaan terisolasi.
e) Toleransi terhadap aktivitas 7. Pola Reproduksi Seksualitas
rendah. O Gangguan pemenuhan kebutuhan
f) Mudah berkeringat saat biologis dengan pasangan.
melakukan aktivitas ringan. O Penggunaan obat KB
g) Perubahan pola napas saat mempengaruhi hormon.
melakukan aktivitas.
8. Pola Mekanisme Koping dan 11. Pola Hubungan dengan
Toleransi Terhadap Stress Sesama
a) Emosi tidak stabil a) Hidup sendiri atau
berkeluarga
b) Ansietas, takut akan
penyakitnya b) Frekuensi interaksi
berkurang
c) Disorientasi, gelisah
c) Perubahan kapasitas fisik
9. Pola Sistem Kepercayaan untuk melaksanakan peran
d) Perubahan dalam diri klien
dalam melakukan ibadah
e) Agama yang dianut 
10. Pola Persepsi Kognitif
f) Perubahan dalam konsentrasi
dan daya ingat.
g) Pengetahuan akan
penyakitnya.
Analisa data
Data-data Etiologi Masalah

Ds : - Iritasi zat kimia, faktor Gangguan integritas


Do : Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, mekanik, faktor nutrisi. kulit
perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal,
rasa terbakar, kurangya personal hygiene, lingkungan tidak
sehat, mengkonsumsi makanan berminyak dan pedas.

Ds : - Biofisik, penyakit, dan Gangguan body image


Do : Kulit kering, bersisik, pecah-pecah, terdapat bercak- perseptual.
bercak, minder, tidak percaya diri, perasaan terisolasi,
interaksi berkurang.

Ds : - Perubahan status kesehatan Ansietas


Do : Klien tampak gelisah, takut akan penyakitnya,  
ragu, gangguan pola tidur, sering berkeringat, anoreksia,
mual, perubahan pola berkemih.
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan  integritas kulit berhubungan dengan iritasi
zat kimia, faktor mekanik, faktor nutrisiditandai
dengan kerusakan jaringan kulit (kulit bersisik, turgor
kulit buruk, pecah-pecah, bercak-bercak, gatal).
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik,
penyakit, dan perseptual ditandai dengan tidak percaya
diri, minder, perasaan terisolasi, interaksi berkurang.
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan ditandai dengan klien gelisah, ketakutan,
gangguan tidur, sering berkeringat.
Intervensi
N Diagnosa Tujuan Intervensi
o.
1. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan intervensi selama  Kaji atau catat ukuran, warna, keadaan luka / kondisi
berhubungan dengan iritasi zat 3x24 jam, diharapkan Kerusakan sekitar luka.
kimia, faktor mekanik, faktor integritas kulit dapat teratasi, dengan  Lakukan kompres basah dan sejuk atau terapi rendaman.
nutrisiditandai dengan kerusakan Kriteria hasil :  Lakukan perawatan luka dan hygiene sesudah itu
jaringan kulit (kulit bersisik, turgor -Turgor kulit baik keringkan kulit dengan hati-hati dan taburi bedak yang
kulit buruk, pecah-pecah, bercak- -Gatal hilang tidak iritatif.
bercak, gatal). -Kulit tidak bersisik  Berikan prioritas untuk meningkatkan kenyamanan dan
-Bercak-bercak hilang kehangatan pasien.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan

2. Gangguan citra tubuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan  Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
dengan biofisik, penyakit, dan keperawatan selama 1X24 jam, perasaan tentang perubahan citra tubuh.
perseptual ditandai dengan tidak diharapkan tidak terjadi gangguan body  Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien.
percaya diri, minder, perasaan image. Dengan  Bantu klien dalam mengembangkan kemampuan untuk
terisolasi, interaksi berkurang Kriteria hasil : menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah.
-Menyatakan penerimaan situasi diri.  Mendukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri,
-Bicara dengan keluarga/orang terdekat mendorong sosialisasi dengan orang lain dan membantu
tentang situasi, perubahan yang terjadi. klien ke arah penerimaan diri.
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan • Kaji tingkat ansietas dan
3. Ansietas yang
intervensi selama diskusikan penyebab bila
berhubungan 3x24 jam, diharapkan mungkin.
Ansietas dapat • Kaji ulang keadaan umum
dengan perubahan
diminimalkan sampai pasien dan TTV.
status kesehatan dengan diatasi, • Berikan waktu pasien untuk
dengan Kriteria mengungkapkan masalahnya
ditandai dengan
hasil : dan dorongan ekspresi yang
klien gelisah, -Klien tampak tenang bebas, misalnya rasa marah,
-Klien menerima takut, ragu.
ketakutan,
tentang penyakitnya • Jelaskan semua prosedur dan
gangguan tidur, -Gangguan tidur pengobatan.
hilang • Diskusikan perilaku koping
sering berkeringat
-Pola berkemih alternatif dan tehnik
normal pemecahan masalah
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai