Nama kelompok 2 :
Psoriasis Pustulosa
Bentuk ini merupakan komplikasi lesi klasik dengan pencetus
putus obat kortikosteroid sistemik, infeksi, ataupun pengobatan
topikal bersifat iritasi. Keadaan ini bersifat sistemik dan
mengancam jiwa.
Eritroderma
Lesi ini harus dibedakan menjadi dua bentuk; psoriasis
universalis yaitu lesi psoriasis vulgaris yang luas hampir
seluruh tubuh, tidak diikuti dengan gejal demam atau
menggigil, dapat disebabkan kegagalan terapi psoriasis
vulgaris. Bentuk yang kedua adalah bentuk yang lebih
akut sebagai peristiwa mendadak vasodilatasi
generalisata.
Psoriasis Kuku
Bentuk lainnya adalah kuku berwarna kekuning-kuningan
disebut yellowish dis-coloration atau oil spots, kuku yang
terlepas dari dasarnya (onikolisis), hiperkeratosis subungual
merupakan penebelan kuku dengan hiperkeratosis,
abnormalitas lempeng kuku berupa sumur-sumur kuku yang
dalam dapat membentuk jembatan-jembatan mengakibatkan
kuku hancur(crumbling) dan splinter haemorrhage.
Psoriasis Arthritis
Keluhan pasien yang sering dijumpai adalah artritis perifer,
etesitis, tenosinovitis, nyeri tulang belakang, dan atralgia
non spesifik, dengan gejala kekakuan sendi pagi hari, nyeri
sendi persisten, atau nyeri sendi fluktuatif bila psoriasis
kambuh.
Etiologi
Etiologi pastinya tidak diketahui, tetapi dianggap
sebagai penyakit autoimun yang dimediasi oleh
limfosit T. Ada hubungan antigen HLA yang terlihat
pada banyak pasien psoriatis terutama pada berbagai
kelompok ras dan etnis. Kejadian dalam keluarga
menunjukkan kecenderungan genetiknya. Cedera
dalam bentuk trauma mekanis, kimiawi, dan
radiasional menyebabkan lesi psoriasis. Obat-obatan
tertentu seperti klorokuin, lithium, beta-blocker,
steroid, dan NSAID dapat memperburuk psoriasis.
Umumnya, musim panas memperbaiki psoriasis
sedangkan musim dingin memperburuknya.
Manifestasi klinis
2. Gangguan citra tubuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
dengan biofisik, penyakit, dan keperawatan selama 1X24 jam, perasaan tentang perubahan citra tubuh.
perseptual ditandai dengan tidak diharapkan tidak terjadi gangguan body Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien.
percaya diri, minder, perasaan image. Dengan Bantu klien dalam mengembangkan kemampuan untuk
terisolasi, interaksi berkurang Kriteria hasil : menilai diri dan mengenali serta mengatasi masalah.
-Menyatakan penerimaan situasi diri. Mendukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri,
-Bicara dengan keluarga/orang terdekat mendorong sosialisasi dengan orang lain dan membantu
tentang situasi, perubahan yang terjadi. klien ke arah penerimaan diri.
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan • Kaji tingkat ansietas dan
3. Ansietas yang
intervensi selama diskusikan penyebab bila
berhubungan 3x24 jam, diharapkan mungkin.
Ansietas dapat • Kaji ulang keadaan umum
dengan perubahan
diminimalkan sampai pasien dan TTV.
status kesehatan dengan diatasi, • Berikan waktu pasien untuk
dengan Kriteria mengungkapkan masalahnya
ditandai dengan
hasil : dan dorongan ekspresi yang
klien gelisah, -Klien tampak tenang bebas, misalnya rasa marah,
-Klien menerima takut, ragu.
ketakutan,
tentang penyakitnya • Jelaskan semua prosedur dan
gangguan tidur, -Gangguan tidur pengobatan.
hilang • Diskusikan perilaku koping
sering berkeringat
-Pola berkemih alternatif dan tehnik
normal pemecahan masalah
Terimakasih