Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


SIFILS DAN GONORHAE

Pembimbing : Hepta Nur A., S.Kep.Ns.,M.Kep

Oleh : Silvia Kusumanintyas


P27820119092

TINGKAT 3 REG B
https://www.klikdokter.com/penyakit/sifilis
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/
3628512/who-sebut-terjadi-satu-juta-kasus-pms-per-
hari-apa-indikasinya
Pengkajian pada pasien Sifilis
1. Identitas
Sifilis bisa menyerang pada semua usia dan jenis kelamin (Muttaqin,
2012).
2. Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia dan terdapat lesi pada kulit.
(Muttaqin, 2012).
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit dahulu : adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya
atau tidak (Doengoes, 2010)
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Biasanya klien mengeluh demam,
anoreksia dan terdapat lesi pada kulit. (Doengoes, 2010)
c. Riwayat Penyakit Keluarga : adanya penyakit sifilis dalam keluarga
dapat menjadi pemicu anggota keluarga yang lain terkena penyakit ini.
Namun umumnya penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual
yang sering bergonta ganti pasangan. (Muttaqin, 2012).
4. Pola Kesehatan g. Pola kognitif persepsi : klien merasa malu
Menurut Djuanda, 2014 pola fungsi kesehatan dan takut untuk berinteraksi dengan orang
pada pasien sifilis bisa timbul sebagi berikut yang ada di sekelilingnya
ini : h. Pola persepsi dan konsep diri : klien merasa
a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen cemas, takut dan depresi terhadap
ksehatan : pasien biasanya tidak sadar penyakitnya.
bahwa ia terkena penyakit sifilis i. Pola peran hubungan : Biasanya klien akan 
dikarenakan pada awal stadium penyakit kurang percaya diri bergaul dengan
ini tidak memiliki tanda yang terlihat. masyarakat
b. Pola nutrisi metabolik : biasanya pasien j. Pola reproduksi dan seksualitas : Biasanya
mengalami anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan alat kelamin bagian luar
vomitting ditemukan:
Ulkus genital: sakit bila disentuh, tepi luka
c. Pola eliminasi : Biasanya klien mengalami
gejala: penurunan berkemih, nyeri pada jelas atau tepi mengantong
saat kencing, serta kencing bernanah. Pembengkakan Kelenjar Inguinal: sakit bila
disentuh, bekas luka kelenjar lipat paha  
d. Pola aktivitas dan latihan : Biasanya klien
Kutil Genital: vulva vagina, anus.
mengalami gejala: kelelahan terus-
menerus, kaku kuduk, malaise. Keputihan tidak biasa jumlah banyak atau

e. Pola istirahat dan tidur : pasien susah tidur


terus keluar warna tidak biasa, rasa gatal, bau
dikarenakan cemas yang dialaminya busuk amis atau asam, ada daging atau kutil
tentang penyakitnya pada alat kelamin 
k. Pola nilai dan kepercayaan : Pasien
f. Pola koping dan toleransi stress : Biasanya
mendekatkan dirinya pada tuhan karen
klien akan mengalami stres dan depresi
pasien percaya bahwa penyakitnya akan
karena penyakitnya, takut tidak diterima
sembuh siring berjalannya waktu.
dalam masyarakat.
Pengkajian Fisik Peristem
1. Sistem pernafasan : kelelahan terus menerus, kaku kuduk, malaise. Tanda
(kelemahan, perubahan tanda-tanda vital) (Doengoes, 2010).
2. Sistem kardiovaskuler : Kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis dan
penyakit jantung reumatik sebelumnya. (Dailiy, 2014).
3. Sistem pencernaa : Biasanya terjadi anorexia pada stadium II. (Doengoes,
2010).
4. Sistem eliminasi dan reproduksi : penurunan berkemih, nyeri pada saat
kencing, kencing keluat nanah. Tanda : kencing bercampur nanah, nyeri pada
saat kencing. Pada pria akan terjadi impotensi. (Mansjoer, 2012).
5. Sistem muskuloskeletal dan integumen : Kulit : biasanya terdapat lesi. Berupa
papula, makula, postula. Pada neurosifilis terjadi athaxia. (Mansjoer, 2012).
6. Sistem Pancaindera : (Muttaqin, 2012).
 Mata : Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata (keratitis inter stisial).
  Hidung : Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada hidung dan
palatum.
   Telinga : Pada sifilis kengenital dapat menyebabkan ketulian.
  Mulut : Pada sifilis kongenital, gigi Hutchinson (incisivus I atas kanan dan kiri
bentuknya seperti obeng).
https://www.scribd.com/document/377713481/Pathway-Sifilis
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
DIAGNOSA Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
KEPERAWATAN Hasil
Gangguan integritas Setelah dilakukan 1. Indentifikasi 1. Mengetahui
kulit/jaringan b.d tindakan keperawatan penyebab penyebab gangguan
kurang terpapar selama 3x2 jam gangguan integritas kulit
informasi tentang upaya diharapkan integritas integritas kulit 2. Menjaga kulit yang
mempertahankan kulit membaik 2. Gunakan produk kering agar tetap
integritas jaringan d.d Kriteria hasil : berbahan petrolium lembab
kerusakan jaringan atau 1. Kerusakan jaringan atau minyak pada 3. Menjaga kulit
lapisan kulit (D.0129) dan lapisan kulit kulit kering sensitif teriritasi
menurun 3. Gunakan produk 4. Menjaga kulit agar
2. Nyeri menurun berbahan tidak semakin kering
3. Kemerahan ringan/alami dan 5. Menghindari suhu
menurun hipoalergik pada ekstrim dapat
kulit sensitif mencegah reaksi
4. Hindari produk alergi pada kulit
berbahan dasar sensitif
alkohol pada kulit 6. Menjaga kulit agar
kering tetap terjaga dan
5. Anjurkan terhidrasi dengan
menghindari baik
terpapar suhu
ekstrim
6. Anjurkan
meningkatkan
asupan air putih,
buah dan sayur
DIAGNOSA Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
KEPERAWATAN Hasil
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1. Identifiaksi lokasi, 1. Mengetahui lokasi,
pencedera fisiologis b.d tindakan keperawatan durasi, frekuensi, durasi, frekuensi,
mengeluh nyeri, sulit selama 3x2 jam kualitas, dan kualitas dan
tidur (D.0077) diharapkan tingkat nyeri intensitas nyeri intensitas nyeri
menurun 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui skala
Kriteria hasil : nyeri nyeri yang
1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi faktor dirasakan pasien
menurun yang memperberat 3. Memberikan
2. Kesulitan tidur dan memperingan penanganan nyeri
menurun nyeri yang tepat pada
3. Pola tidur membaik 4. Berikan teknik pasien
nonfarmakologi 4. Agar pasien dapat
untuk mengurangi meredakan nyeri
rasa nyeri misal tanpa obat obatan
kompres dingin 5. Membantu pasien
5. Fasilitasi istirahat mengurasi rasa
dan tidur nyeri
6. Kilaborasi 6. Mengatasi nyeri
pemberian dengan cara lebih
analgetik jika perlu cepat
7. Anjurkan 7. Mencegah
penggunaan overdosis obat-
analgetik secara obatan
tepat
https://sehat-dari-herbal.mystrikingly.com/blog/apa-pengertian-dari-gonore-dan-bedanya-dengan-sipilis
Pengkajian pada pasien Gonorhae
1. Identitas
Gonore dapat terjadi pada pria maupun wanita, namun gejala yang muncul pada pria dan
wanita berbeda. Gejala utama gonore yang muncul pada pria berupa keluarnya nanah dari
penis dan rasa sakit saat buang air kecil. Sedangkan pada wanita, gonore sering kali tidak
menimbulkan gejala. Di samping itu, gonore juga dapat terjadi pada bayi akibat tertular dari
ibunya selama proses persalinan. Bayi yang terkena gonore akan mengalami keluhan pada
mata. (Muttaqin, 2012).
2. Keluhan utama
Biasanya nyeri  saat kencing
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang : biasanya pasien merasakan rasa tidak enak, panas, pedih, nyeri
dll. (Doengoes, 2010).
b. Riwayat penyakit dahulu : Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit berat
(sinovitis, artritis). (Doengoes, 2010).
c. Riwayat penyakit keluarga : Tanyakan pada klien apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama seperti yang diderita sekarang. (Doengoes, 2010).
Pola fungsi kesehatan
Pola- pola fungsi kesehatan yang mungkin muncul pada 7. Pola persepsi diri : Tanyakan kepada
pasien Gonore menurut Potter, (2017) adalah sebagai klien bagaimana ia memandang
berikut ini : penyakit yang dideritanya. Apakah
1. Pola persepsi dan manajemen kesehatan : Biasanya klien bisa menerima dengan baik
pasien tidak menyadari bahwa ia telah menderita kondisi yang ia alami saat ini. Tanyakan
penyakit gonorhea. Dia akan menyadari setelah apakah sering merasa marah, cemas,
penyakit tersebut telah parah. takut, depresi, karena terjadi perubahan
pada diri pasien.Biasanya klien merasa
2. Pola nutrisi dan metabolik : Biasanya kebutuhan cemas dan takut terhadap penyakitnya.
nutrisi tidak terganggu, namun apabila infeksi terjadi
pada tenggrokan maka pasien akan merasakan nyeri 8. Pola Koping dan toleransi stress : Kaji
pada tenggorokannya sehingga ia akan sulit makan. bagaimana pola koping klien,
bagaimana tingkat stres klien, apakah
3. Pola eliminasi : Penderita akan mengalami gejala stres yang dialami mengganggu pola
seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika lain seperti pola tidur, pola makan dan
berkemih dan keluar cairan pada alat kelamin. Kaji lain-lain. Tanyakan apa yang dilakukan
frekwensi, warna dan bau urin. klien dalam menghadapi masalah dan
4. Pola latihan /aktivitas : Tanyakan bagaiman pola apakah tindakan tersebut efektif untuk
aktivitas klien. Biasanya aktivitas klien tidak begitu  mengatasi masalah tersebut atau tidak.
terganggu. Apakah ada orang lain tempat berbagi
dan apakah orang tersebut ada sampai
5. Pola istirahat tidur : Tanyakan bagaimana pola tidur
sekarang. Apakah ada penggunaan obat
klien, apakah klien merasa terganggu dengan nyeri
untuk penghilang stress
yang dirasakannya.
6. Pola persepsi kognitif : Biasanya pola ini tidak
terganggu, namun apabila terjadi infeksi pada mata
pasien maka kita harus mengkaji peradangan pada
konjunctiva pasien.      
7. Pola peran hubungan : Bagaimana peran klien dalam
keluarga dan masyarakat.Apakah hubungan klien
dengan keluarga dan masyarakat.Apakah klien
mampu bergaul dengan masyarakat dengan baik.
Tanyakan tentang sistem pendukung dalam
kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll.
Biasanya klien merasa kesepian dan takut tidak
diterima dalam lingkungannya.
8. Pola reproduksi seksual : Perawat perlu mengkaji
bagaimana pola reproduksi seksual klien.Berapa
jumlah anak klien.Tanyakan masalah seksual klien
yang berhubungan dengan penyakit
9. Pola keyakinan : Tanyakan apa keyakinan atau
agama klien, bagaimana aktivitas ibadah klien,
apakah klien taat beibadah. Tanyakan apakah ada
pengaruh agama dalam kehidupan.
Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum :  biasanya pasien datang dalam
keadaan komposmentis. Pada kondisi lanjut biasa 4. Sistem Penginderaan : Kaji konjungtiva,
ditemui suhu tubuh pasien yang meningkat dan apakah ada peradangan / tidak.
tekanan darah juga meningkat. (Smelter, 2011) ( Konjungtiva
2. TTV meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu tidak mengalami peradangan, namun
tubuh, ddan pernapasan akan mengalami peradangan jika pada
konjungtivitis gonore dan juga bisa
3. Berat Badan
ditemukan adanya pus ). (Siregar, 2012)
4. Tinggi Badan
5.  Sistem Pencernaan : Kaji mulut dan
Pengkajian persistem : tenggorokan termasuk toksil. Apakah
5. Sistem Integumen : Biasanya terjadi inflamasi terdapat diare / tidak. Anus : Biasanya
jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin pasien mengalami inflamasi jaringan
rashes. (Mandal, 2016). akibat infeksi yang menyebabkan klien
6. Sistem Kardiovaskuler : Kaji apakah bunyi sulit dan nyeri saat BAB. (Fahmi. 2015)
jantung normal / mengalami gangguan, biasanya 6. Sistem Perkemihan : Biasanya klien
pada klien bunyi jantung normal, namun akan akan mengalami, retensi urin karena
mengalami peningkatan nadi karena proses dari inflamasi prostat, keluar nanah dari
inflamasi yang mengakibatkan demam. (Mandal, penis dan kadang–kadangujung uretra
2016). disertai darah, pembengkakan frenulum
7.  Sistem Pernafasan : Perlu dikaji pola nafas klien, pada pria, dan pembengkakan kelenjar
auskultasi paru – paru untuk mengetahui bunyi bartoloni serta labio mayora pada wanita
nafas, dan juga kaji anatomi pada sistem yang juga disertai dengan nyeri tekan.
pernafasan, apakah terjadi peradangan atau tidak. (Potter, 2017).
Biasanya pada klien terdapat peradangan pada
faringnya karena adanya penyakit. (Muttaqin,
2012)
https://www.scribd.com/document/396247112/291977592-Pathway-Gonore-docx
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
DIAGNOSA Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
KEPERAWATAN Hasil
Hipertermia b.d proses Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
penyakit d.d suhu tubuh tindakan keperawatan penyebab penyebab
diatas nilai normal selama 3x2 jam hipertermia hipertermia
(D.0130) diharapkan tingkat 2. Monitor suhu 2. Mengetahui suhu
nyeri menurun tubuh tubuh pasien
Kriteria hasil : 3. Monitor keluran 3. Mengetahui
1. Suhu tubuh urine apakah pasien
membaik 4. Monitor dehidrasi atau
2. Suhu kulit komplikasi akibat tidak
membaik hipertermia 4. Mengetahui
3. Kulit merah 5. Sediakan apakah ada
menurun lingkungan yang komplikasi yang
dingin ditimbulkan
6. Basahi dan kipasi 5. Mempercepat
permukaan tubuh proses penurunan
7. Lakukan suhu tubuh
pendinginan 6. Menjaga suhu tubh
eksternal pasien tetap rendah
7. Membantu
menurunkan suhu
tubuh
nonfarmakologi
DIAGNOSA Tujuan dan Kriteria
Intervensi Rasional
KEPERAWATAN Hasil
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1. Identifiaksi lokasi, 1. Mengetahui lokasi,
pencedera fisiologis b.d tindakan keperawatan durasi, frekuensi, durasi, frekuensi,
mengeluh nyeri, sulit selama 3x2 jam kualitas, dan kualitas dan
tidur (D.0077) diharapkan tingkat intensitas nyeri intensitas nyeri
nyeri menurun 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui skala
Kriteria hasil : nyeri nyeri yang
1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi faktor dirasakan pasien
menurun yang memperberat 3. Memberikan
2. Kesulitan tidur dan memperingan penanganan nyeri
menurun nyeri yang tepat pada
3. Pola tidur 4. Berikan teknik pasien
membaik nonfarmakologi 4. Agar pasien dapat
untuk mengurangi meredakan nyeri
rasa nyeri misal tanpa obat obatan
kompres dingin 5. Membantu pasien
5. Fasilitasi istirahat mengurasi rasa
dan tidur nyeri
6. Kilaborasi 6. Mengatasi nyeri
pemberian dengan cara lebih
analgetik jika perlu cepat
7. Anjurkan 7. Mencegah
penggunaan overdosis obat-
analgetik secara obatan
tepat
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Implemestasi keperawatan Menurut Nursalam (2011), evaluasi
merupakan serangkaian tindakan keperawatan terdiri dari dua jneis yaitu :
yang dilakukan oleh perawat 1.Evaluasi Formatif : evaluasi ini disebut
juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
maupun tenaga mediss lain untuk
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
membantu pasien dalam proses 2.Evaluasi Sumatif : merupakan evaluasi
penyembuhan dan perawatan serta kahir dimana dalam metode evaluasi ini
masalah kesehatan ang dihadapi menggunakan SOAP, yaitu
pasien yang sebelumnya disusun a)Subjektif: menggambarkan
dalam rencana keperawatan pendokumentasian hanya melalui
(Nursalam, 2011). pengumpulan data klien melalui anamnesa
b)Objektif : menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan fisik
klien, hasil lab, dan tes diagnose lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung assessment.
c)Assesment : masalah atau diagnose yang
ditegakkan berdasarkan data atau informasi.
d)Planning : menggambarkan
pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assessment
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adhi. 2017. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI
Doenges, Marilyin E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Medis Aesculapius
Price, Sylvia, Anderson. 2015. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Siregar, R. S. 2014. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzzanne C. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Mandal, dkk. 2016. Penyakit Infeksi. Jakarta : Erlangga
Siregar. 2012. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta : EGC.
Fahmi Daili, Syaiful. 2015. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : FK UI.
Potter Patricia dan Anne G. Perry. 2017. Fundamental of Nursing. Jakarta : Salemba
Medika
Daili, S.F. 2014. Infeksi Menular Seksual. Edisi Keempat. Jakarta : Badan penerbit
FKUI,
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2012. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta : Salemba Medika.
Nursallam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai