Anda di halaman 1dari 11

Respon Islam

terhadap
demokrasi dan
HAM
Oleh :
Fandika Ahmad Dwi S.
19511274
APA ITU
RESPON…..

Secara Umum, respon dapat diartikan sebagai


Cara manusia memandang dan menyikapi apa
yang terjadi dan bersumber dari beberapa faktor
yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu
boleh jadi berasal dari kebudayaan, agama,
kepercayaan, tata nilai masyarakat atau lainnya.
DEMOKRASI???

Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu


Demos yang berarti rakyat dan Kratos yang
berarti pemerintahan. Orang Yunani yang pertama
kali mengembangkan demokrasi sebagai sistem
pemerintahan setiap kota (polis). Demokrasi
bermakna pemerintahan atau kekuatan rakyat
(power of strength of the people). 
PENDAPAT ULAMA TENTANG DEMOKRASI

2. Abu ‘Ala Al-Maududi


1. Mohammad Iqbal Al-Maududi secara tegas menolak demokrasi. Menurutnya, islam tidak
Ulama atau intelek asal Pakistan juga mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada
turut berpendapat, menurutnya demokrasi rakyat untuk menetapkan segala hal. Demokrasi adalah buatan manusia
sejalan dengan kemenangan sekularisme sekaligus produk dari pertentangan barat terhadap agama sehingga
atas agama, demokrasi modern menjadi cenderung sekuler. Karenannya, Al-Maududi mengatakan demokrasi barat
kehilangan sisi spritualnya sehingga jauh merupakan seusuatu yang bersifat syirik. Menurutnya islam menganut
dari etika. Karenanya, ia berpendapat paham theokrasi (berdasarkan hukum tuhan). Tentu saja bukan theokrasi
bahwa islam tidak bisa menerima yang diterapkan di barat pada abad pertengahan yang telah memberikan
demokrasi barat. Atas dasar itulah Iqbal kekuasaan tak terbatas pada pendeta.
menawarkan sebuah konsep demokrasi
spiritual yang dilandasi oleh etika dan
moral ketuhanan. Jadi yang ditolak oleh
Iqbal bukan demokrasinya, melainkan
prakteknya yang berkembang di Barat. 3. Muhammad Imarah
Lalu, Iqbal menawarkan sebuah model Menurut beliau islam tidak menerima demokrasi secara mutlak dan
demokrasi sebagai berikut: juga tidak menolak secara mutlak. Dalam demokrasi, kekuasaan
a. Tauhid sebagai landasan asasi legislatif (membuat dan menetapkan hukum) secara mutlak berada
b. Kepatuhan pada hukum ditangan rakyat. Sementara dalam sistem syura (islam) kekuasaan
c. Toleansi sesama warga tersebut merupakan wewenang Allah. Dialah pemegang kekuasaan
d. Tidak dibatasi wilayah, ras, dan warna hukum tertinggi, wewenang manusia hanyalah menjabarkan dan
kulit merumuskan hukum sesuai dengan prinsip yang digariskan tuhan
e. Penafsiran hukum melalui ijtihad serta berijtihad untuk sesuatu yang tidak diatur oleh ketentuan
Allah. Jadi, Allah berposisi sebagai as-syar’i (legislator) sementara
mannusia berposisi sebagai Faqih (yang memahami dan
menjabarkan) hukum-Nya.
Demokrasi didalam islam
Islam adalah agama satu-satunya yang benar dan sempurna
yang tidak hanya mengurusi urusan ibadah semata, akan tetapi
segala aspek kehidupan termasuk pemerintahan dan penetapan
hukum islam telah mengaturnya. Para sahabat telah
melakukannya dengan adanya kekhilafahan yang menjadi bukti
bahwa islam adalah agama yang mengatur segala aspek dalam
kehidupan. Demokrasi dalam pemerintahan sendiri tidak
pernah dikenal dan dicontohkan Nabi SAW kepada para
sahabat dalam pemerintahan karena yang ditingalkan nabi
adalah sistem pemerintahan khilafah yang memiliki rukun-
rukun yang berbeda dengan demokrasi.
HAM (HAK
ASASI
MANUSIA)???

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat


pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.Hak asasi manusia merupakan anugerah yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Hak
asasi manusia disebut hak dasar. Hak asasi manusia pada
hakikatnya merupakan hak yang dimiliki manusia yang
melekat (inheren) padanya karena dia adalah manusia.
HAM di Dalam Islam
(HAM) Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Islam Hak
asasi manusia dalam Islam tertuang secara jelas untuk
kepentingan manusia, lewat syari’ah Islam yang diturunkan
melalui wahyu. Menurut syari’ah, manusia adalah makhluk
bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab, dan
karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. 
 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al- Hujarat
ayat 13, yang artinya sebagai berikut : “Hai manusia,
sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan
perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang
terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-
huquq al-insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam).
Konsep ini mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap
individu, yaitu hifdzu al-din (penghormatan atas kebebasan beragama),
hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-‘ird
(penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu) hifdzu
al-‘aql (penghormatan atas kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasl
(keharusan untuk menjaga keturunan). Kelima hal pokok inilah yang
harus dijaga oleh setiap umat Islam supaya menghasilkan tatanan
kehidupan yang lebih manusiawi, berdasarkan atas penghormatan
individu atas individu, individu dengan masyarakat, masyarakat dengan
masyarakat, masyarakat dengan negara dan komunitas agama dengan
komunitas agama lainnya. 
Berikut beberapa penjelasan HAM di dalam Al- Quran:
1. Hak hidup dan memperoleh perlindungan. Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi
manusia, yang merupakan karunia dari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum islam
terhadap hak hidup manusia dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan syari’ah yang melinudngi dan
menjunjung tinggi darah dan nyawa manusia, melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan
larangan bunuh diri. Membunuh adalah salah satu dosa besar yang diancam dengan balasan neraka,
sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Nisa’ ayat 93 yang artinya sebagai berikut : “Dan barang
siapa membunuh seorang muslim dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam, kekal dia di
dalamnya dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab yang berat.”
2. Hak kebebasan beragama Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM, termasuk di
dalmnya kebebasan menganut agama sesuai dengan keyakinannya. Hal ini dijelaskan dalam Al-
Qur’an Surat AL-Baqarah ayat 256, yang artinya: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan yang salah.”
3. Hak atas keadilan. Keadilan adalah dasar dari cita-cita Islam dan merupakan disiplin mutlak untuk
menegakkan kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak ayat-ayat Al-Qur’an maupun Sunnah ang
mengajak untuk menegakkan keadilan, di antaranya terlihat dalam Surat Al-Nahl ayat 90, yang
artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji , kemungkaran dan permusuhan.”
Ayat-ayat
Ayat-ayat di
di atas
atas menunjukkan
menunjukkan bahwa
bahwa Islam
Islam memberikan
memberikan kesempatan
kesempatan
kepada
kepada manusia untuk bekerja dan berusaha serta memperoleh imbalan
manusia untuk bekerja dan berusaha serta memperoleh imbalan
berupa
berupa upah
upah dari
dari apa
apa yang
yang dikerjakannya
dikerjakannya untukuntuk mendapatkan
mendapatkan
penghidupan
penghidupan yang
yang layak
layak bagi
bagi dirinnya.
dirinnya. Pekerjaan
Pekerjaan atau
atau usaha
usaha yang
yang
dilakukan
dilakukan oleh
oleh seseorang
seseorang hendaklah
hendaklah yang
yang sesuai
sesuai dengan
dengan bidang
bidang
keahliannya. Allah SWT juga mengakui adanya jenis-jenis
keahliannya. Allah SWT juga mengakui adanya jenis-jenis pekerjaan pekerjaan
yang
yang beraneka
beraneka ragamnya,
ragamnya, dandan oleh
oleh karena
karena itu,
itu, seseorang
seseorang yang
yang akan
akan
bekerja
bekerja itu
itu harus
harus ditempatkan
ditempatkan sesuai
sesuai dengan
dengan bidang
bidang keahliannya
keahliannya supaya
supaya
ia
ia bertanggung
bertanggung jawab
jawab dengan
dengan pekerjaannya
pekerjaannya tersebut.
tersebut. Sebab,
Sebab, seseorang
seseorang
yang
yang mengerjakan
mengerjakan suatu
suatu pekerjaan
pekerjaan yang
yang bukan
bukan bidang
bidang keahliannya
keahliannya
bukan
bukan saja tidak bisa dipertanggungjawabkannya bahkan dapat
saja tidak bisa dipertanggungjawabkannya bahkan dapat
mendatangkan
mendatangkan bencana
bencana bagi
bagi orang
orang lain.
lain.

Anda mungkin juga menyukai