Anda di halaman 1dari 6

pengerPEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU
Jl. AHMAD YANI N0.10 – 13 KOTA BATU TELP. (0341) 591036 – 596898 FAX.
596901

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)


ABSES
Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir
sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan
organisme piogenik. Nanah merupakan suatu
campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel

1. Pengertian (Definisi) darah putih yang sudah mati, yang dicairkan oleh
enzim autolitik. Abses terjadi karena adanya proses
infeksi atau biasanya oleh bakteri atau parasit atau
karena adanya benda asing, misalnya serpihan,
luka peluru, atau jarum suntik.  (SUMIATI 2018)
2. Asesmen Keperawatan a. Luka terbuka atau tertutup
b. Organ atau jaringan terinfeksi
c. Massa eksudat dengan bermata
d. Peradangan dan berwarna pink hingga
kemerahan
e. Abses superficial dengan ukuran berfariasi
f. Rasa sakit dan bila dipalpasi akan terasa
fluktuatif
g. Menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih
h. Ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan
rontgen, USG, CT Scan, atau MRI
i. Takipnea dengan penurunan kedalaman
pernapasan
j. Penurunan berat badan, penurunan lemak
subkutan atau masa otot (malnutrisi).
k. Tertusuk jarum yang tidak steril atau terkena
peluru.
l. Nyeri, panas, bengkak, dan kemerahan pada
area abses.
1. Kerusakan integritas kulit b.d deficit imunologi (D0128)
2. Hipertermi b.d Proses Infeksi (D0129)
3. Nyeri Akut b.d agen injuri biologi (D.0077)
3. Diagnosis Keperawatan 4. Resiko infeksi b.d tindakan invasive (D0141)
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/mengingat, salah interpretasi informasi (D0111)

1. Tingkat elastisitas kulit dan jaringan membaik


2. Suhu tubuh menunjukan dalam batas normal
3. Tingkat nyeri menurun dibuktikan dari
frekuensi nadi dan pola nafas dalam batas
Kriteria normal
4. Evaluasi/Nursing
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti demam,
Outcome
kemerahan, nyeri, dan bengkak.
5. Memahami dan mampu menjelaskan atau
menggambarkan suatu penyakit atau topik
tertentu
5. Intervensi Keperawatan 1. Kerusakan integritas kulit (D0128)
Perawatan Integritas Kulit
Observasi
➢ Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
➢ Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
➢ Gunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
➢ Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit
Edukasi
Anjurkan menggunakan pelembab

2. Hipertermi b.d Proses Infeksi (D0129)


Manajemen Hipertermia
Observasi
➢ Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
➢ penggunaan inkubator)
➢ Monitor suhu tubuh
➢ Monitor kadar elektrolit
➢ Monitor haluaran urine
➢ Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
➢ Sediakan lingkungan yang dingin
➢ Longgarkan atau lepaskan pakaian
➢ Basahi dan kipasi permukaan tubuh
➢ Berikan cairan oral
➢ Hindari pemberian antipiretik atau asprin
➢ Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
➢ Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
➢ Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu

3. Nyeri Akut b.d agen injuri biologi (D.0077)


Manajemen Nyeri
Observasi
➢ lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
➢ Identifikasi skala nyeri
➢ Identifikasi respon nyeri non verbal
➢ Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
➢ Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
➢ Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
➢ Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
➢ Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
➢ Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
➢ Berikan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
➢ Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
➢ Fasilitasi istirahat dan tidur
➢ Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
➢ Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
➢ Jelaskan strategi meredakan nyeri
➢ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

4. Resiko infeksi b.d tindakan invasive (D0141)


Perawatan Integritas Kulit
Observasi
➢ Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
➢ Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
➢ Gunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
➢ Hindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit
Edukasi
➢ Anjurkan menggunakan pelembab
➢ Anjurkan minum air yang cukup
➢ Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
➢ Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
➢ Anjurkan mandi dan menggunkan sabun
secukupnya

Perawatan Luka Observasi


➢ Monitor karakteristik luka
➢ Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik:
➢ Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
➢ Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik
➢ Bersihkan jaringan nekrotik
➢ Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
➢ Pasang balutan sesuai jenis luka
➢ Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
Edukasi
➢ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
➢ Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
Kolaborasi:
➢ Kolaborasi prosedur debridement
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
5.Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya pemajanan/mengingat, salah
interpretasi informasi (D0111)
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan
Observasi
➢ Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
➢ Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
➢ Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
➢ Berikan kesempatan untuk bertanya
➢ Gunakan variasi mode pembelajaran
➢ Gunakan pendekatan promosi kesehatan
dengan memperhatikan pengaruh dan
hambatan dari lingkungan, sosial serta budaya.
➢ Berikan pujian dan dukungan terhadap usaha
positif dan pencapaiannya
Edukasi
➢ Jelaskan penanganan masalah kesehatan
➢ Informasikan sumber yang tepat yang tersedia
di masyarakat
➢ Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
➢ Anjurkan menentukan perilaku spesifik yang
akan diubah (mis. keinginan mengunjungi
fasilitas kesehatan)
➢ Ajarkan mengidentifikasi tujuan yang akan
dicapai
Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan
sehari hari
1.Jelaskan strategi meredakan nyeri
2.Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Informasi dan Edukasi
3.Anjurkan tirah baring

Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif


setelah dilaksanakan intervensi dan
7 Evaluasi dibandingkan dengan SLKI serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan
yang telah ditetapkan

8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan


9. Kepustakaan 1. longso, Sumiati (2018) Asuhan Keperawatan
Pada Tn. T dengan Abses Pedis di Ruang
Kelimutu, RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes
Kupang. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes
Kupang.
2. Donges (2010).Nursing Diagnosis Manual.
Nursing diagnosis manual:
3. Koziesr, Barbara dkk. (2010). Buku ajar
fundamental keperawatan: konsep,
4. PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
5. PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
6. PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran
Keperawatan Indonesia . Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai