Anda di halaman 1dari 50

ASKEP PSORIASIS

CURICULUM VITAE
● Ns Laurentina Nona Eda, S.Kep, M.Kep
● NIRA : 31720132442
● Lahir : Maumere, 12 Pebruari
● Pendidikan : Lulus Magister Keperawatan Sint
Carolus Jakarta tahun 2012
● Bekerja di Rumah Sakit Premier Jatinegara
Jakarta sejak tahun 1996 sampai tahun 2017
● Ketua bidang ilmiah HIPKABI : Tahun 2014 –
Tahun 2018

Aktivitas sekarang :
● DIKLAT Bogor Senior Hospital
● Anggota Bidang Ilmiah di HIPKABI
● Pembicara di berbagai event baik nasional
maupun Internasional
● No Hp & WA : 081286270249
● Email : nlaurentnita@yahoo.com
● YouTube : I am Laurent
PENDAHULUAN

 Psoriasis adalah penyakit kronis, tidak menular,


menyakitkan, menodai dan penyakit cacat yang tidak ada
obatnya, menghadirkan tanpa gambaran klinis tunggal
yang khas.
 Itu bisa terwujud dalam banyak bentuk yang berbeda.
Selain keterlibatan kulit dan kuku, radang sendi (artritis
psoriatis) dapat mengembangkan.
 Pasien yang menderita psoriasis memiliki risiko lebih tinggi
mengembangkan penyakit jantung dan penyakit tidak
menular lainnya
 Terutama psoriasis mempengaruhi kesehatan mental dan
orang yang menderita penyakit mengalami stigma sosial
yang signifikan.
PENGERTIAN SCORIASIS
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetic
yang kuat dengan karakteristik perubahana pertumbuhan dan diferensiasi
sel epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh
system saraf . Jacoeb, 2015

Psorisis merupakan penyakit inflamasi non infeksius yang kronik


pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan
kecepatan ± 6 hingga 9 kali lebih besar dari pada kecepatan yang
normal. (Brunner & Suddarth, 2002)

Prosiasis adalah penyakit kulit dimana penderita mengalami


proses penggantian kulit yang terlalu cepat yaitu 2-4 hari. Hal ini
karena adanya gangguan pada inti sel yang memprogram
pergantian kulit tersebut. Timbulnya penyakit ini terkadang lama
dan bersifat residif.
EPIDEMIOLOGI
• Organisasi kesehatan dunia WHO menyebutkan bahwa 125 juta
otang atau 2 – 3% penduduk dunia menderita psoriasis. Di Indonesia
sendiri, orang dengan psoriasis (ODEPA) pada 2016 diperkirakan
. berjumlah 1-3 %

• Penderita psoriasis terbanyak adalah laki-laki. Ini berdasarkan dari


laporan yang dipublikasikan American Family Physician, 2016
.
• Psoriasis plak termasuk jenis psoriasis yang paling sering dialami. Di
antara seluruh kasus psoriasis sekitar 80 – 90% gejalanya
. memperlihatkan bentuk psoriasis vulgaris
ETIOLOGI
Etiologi psoriasis belum diketahui, yang jelas adalah
waktu pulih ( Turn over time) epidermis dipercepat
menjadi 3-4 hari , sedangkan pada kulit normal
lamnya 27 hari.

Pada sebagian pasien terdapat factor Herediter yg


bersifat dominan.
TANDA DAN GEJALA
Bercak merah yang ditutupi sisik tebal keperakan

Bintik kecil yang bersisik (lebih sering pada anak-anak)

Kulit yang kering, pecah, dan terkadang mengalami perdarahan Rasa gatal, terbakar, atau nyeri

Kuku yang menebal, berlubang, atau bergerigi

Sendi yang bengkak dan kaku


BENTUK KLINIS SPORIASIA

3. Psoriasis Infeksa
1.Psoriasis 2. Psoriasis gutata (Psoriasis fleksural).
Vulgaris tidak menular yang
Diameter tidak melebihi 1 menyebabkan munculnya
Bentuk ini paling cm. Timbulnya mendadak lesi berwarna merah
lazim terdapat dan desimata, setelah keunguan, cokelat, atau
karena itu disebut infeksi stafilokokus disaluran lebih gelap daripada kulit
vulgaris. Dinamakan nafas bagian atas sehabis di sekitarnya. Lesi
pula tipe plak karena psoriasis inversa muncul
influenza pada anak dan pada area lipatan kulit.
lesi-lesinya dewasa muda. Dapat timbul
berbentuk plak. infeksi yang lain, baik
bakterial maupun viral
BENTUK KLINIS SPORIASIS

4. Psoriasis 5. Psoriasis 6. Psoriasis 7. Eritroderma


exudative. Bentuk seboroik pustulosa psoriatik
tersebut sangat Gabungan antara
jarang. Biasanya Pertama Dapat disebabkan oleh
psoriasis dan dianggap pengobatan topikal
kelainan psoriasis dermatitis seboroik, yang terlalu kuat atau
kering, tetapi pada skuama yang sebagai penyakit oleh penyakit sendiri
bentuk ini biasanya kering tersendiri; kedua yang meluas. Biasanya
kelainanya dianggap lesi yang khas untuk
menjadi agak psoriasis tidak tampak
membasa seperti berminyak dan agak sebagai varian lagi karena terdapat
dermatitis akut. lunak psoriasis. eritema dan skuamar
DERAJAT KEPARAHAN PSORIASIS ->
KAITANNYA DGN EFEK TERHADAP FISIK
DAN EMOSIONAL

< 2 % : ringan
Psikologis dan
emosional Ketika
terganggu psorias
3-10% : Sedang mengenai
tangan dan
> 10 % : Berat Kaki
FAKTOR PENCETUS PSORIASIS
( Sinaga 2013)
1. Trauma kulit, garukan
2. Infeksi Saluran Pernapasan Atas, demam, nyeri, infeksi
lainnya
3. Stres yang tidak terkendali
4. Infeksi local
5. Obat antibiotic dan anti hipertensi
6. Mengoleskan obat terlalu keras pada kulit
7. Endokrin : cahaya matahari, gangguan metabolic,
alcohol, merokok.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

0 03
DARAH RUTIN KOLESTEROL
1

02 KIMIA DARAH 04
ASAM URAT
PENATALAKSANAAN

Promotif : berikan dukungan emosional

Pengobatan preventif : mengurangi factor


pencetus

Pengobatan kuratif : obat topikal


KOMPLIKASI
Psoriatic
arthritis Gangguan DM Tipe 2
Hipertensi
Mata
(PsA)

Sindrome
Gangguan
Metabolism
Depresi
Ginjal
e
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian :
1 . Pola Persepsi Kesehatan :

a. Adanya riwayat Infeksi Sebelumnya


b. Pengobatan sebelumnya tdk berhasil
c. Riwayat mengkonsumsi obat2 tertentu, Vitamin, Jamu
d. Adakah konsultasi rutin ke dokter
e. Hygiene personal yang kurang
f. Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan
KONSEP DASAR KEPERAWATAN : PENGKAJIAN
2. Pola Nutrisi Metabolik

a. Pola makan sehari-hari, jumlah makanan, waktu makan, berapa kali dalam sehari
b. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu : pedas, berminyak
c. Jenis makanan yang disukai
d. Napsu makan menurun
e. Muntah
f. Penurunan BB
g. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah
KONSEP
KONSEP
DASARDASAR
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
: PENGKAJIAN
3. Pola Eliminasi
a. Sering berkeringat
b. Tanyakan pola berkemih, bowel

4. Pola Aktivitas dan Latihan


c. Aktifitas sehari-hari terganggu
d. Kelemahan umum, malaise
e. Toleransi terhadap aktivitas rendah
f. Mudah berkeringat saar melakukan aktivitas ringan
KONSEP
KONSEP
DASARDASAR
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
: PENGKAJIAN
5. Pola Tidur dan istirahat
a. Kesulitan tidur pada malam hari karena stress
b. Mimpi buruk

6. Pola Persepsi Kognitif


a. Perubahan dalam konsentrasi dan Daya Ingat
b. Pengetahuan akan penyakitnya
KONSEP
KONSEP
DASARDASAR
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
: PENGKAJIAN

7. Pola Persepsi dan Konsep diri


a. Perasaan tidak percaya diri dan minder
b. Perasaan terisolasi

8. Pola Hubungan dengan sesama


c. Hidup sendiri atau berkeluarga
d. Frekuensi berinteraksi kurang
e. Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
KONSEP
KONSEP
DASARDASAR
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
: PENGKAJIAN
9. Pola Reproduksi Seksualitas
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangannya
b. Penggunaan obat KB, mempengaruhi hormone

10. Pola Mekanisme Koping dan toleransi terhadap Stress


c. Emosi tidak stabil
d. Ansietas takut akan penyakit
e. Disorientasi, gelisah
KONSEP
KONSEP
DASARDASAR
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
: PENGKAJIAN
11. Pola Sistem Kepercayaan
Agama yg dianut
DIAGNOSA KEPERAWATAN

KERUSAKAN
GANGGUAN
INTEGRITAS ANSIETAS
CITRA TUBUH
KULIT
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yg
longgar
2. Hindari kerutan pada tempat tidur

KERUSAKAN 3. Jaga kebersihan kulit, jaga kulit tetap kering


INTEGRITAS 4. Ubah posisi pasien tiap 2 jam sekali
KULIT
5. Observasi kondisi kulit, adanya kemerahan
6. Oleskan lotion pada area yg tertekan
7. Monitor aktifitas dan mobilisasi pasien
INTERVENSI KEPERAWATAN
8. Monitor status nutrisi pasien
9. Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat
KERUSAKAN
10. Kaji lingkungan dan peralatan yang
INTEGRITAS
KULIT menyebabkan tertekaN
11. Observasi luka L lokasi, kedalaman,
karfakteristik, warna cairan, granulasi, jaringan
nekrotik, tanda2 infeksi local
INTERVENSI KEPERAWATAN
12. Ajarkan keluarga pasien tentang luka dan
perawatan luka
13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
KERUSAKAN
pemberian diet TKTP, Vitamin
INTEGRITAS
KULIT 14. Cegah kontaminasi urin dan Feces
15. Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
16. Berikan posisi yg mengurangi tekanan pada
luka
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji dan dokumentasikan respon verbal dan non
verbal terhadap Citra tubuh
2. Identifiksi mekanisme kooping yg digunakan
pasien
GANGGUAN
CITRA TUBUH 3. Identifikasi pengaruh budaya, agama, ras, jenis
kelamin dan usia pasien menyangkut citra tubuh
4. Pantau frekuensi pernyataan kritik diri
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Pantau frekuensi pernyataan kritik diri
2. Ajarkan cara merawat dan perawatan diri,
termasuk komplikasi kondisi medis
3. Beri reinforcement pada pasien dan
keluarganya untuk mengungkapkan
GANGGUAN perasaannya
CITRA TUBUH 4. Dukung mekanisme koping yg biasa
digunakan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Kaji Kecemasan Pasien

ANSIETAS
SDKI
1. Gangguan Citra Tubuh
OUTCOME
Harapan meningkat    ( L.09068 )

INTERVENSI KEPERAWATAN
PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
1. Observasi
a. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
b. Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh
c. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
d. Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
e. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang
1. Gangguan Citra Tubuh
OUTCOME
Harapan meningkat    ( L.09068 )

INTERVENSI KEPERAWATAN
PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
2. Terapiutik
a. Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
b. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
c. Diskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan
d. Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit,
pembedahan)
e. Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
f. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
1. Gangguan Citra Tubuh
OUTCOME
Harapan meningkat    ( L.09068 )

INTERVENSI KEPERAWATAN
PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
3. Edukasi
a. Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
b. Anjurka mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
c. Anjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
d. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).
e. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
f. Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
g. Latih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain maupun kelompok
2. Gangguan Integritas kulit dan Jaringan
OUTCOME
Integritas Kulit Dan Jaringan meningkat (L.14125)

INTERVENSI KEPERAWATAN
PERAWATAN INTEGRITAS KULIT (I.11353)
1. Observasi
a. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status
nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
2. Terapeutik
a. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
b. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
c. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
d. Gunakan produk berbahan petrolium  atau minyak pada kulit kering
e. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitive
f. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Lanjutan…2. Gangguan Integritas kulit dan Jaringan

3. Edukasi
a. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
b. Anjurkan minum air yang cukup
c. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
d. Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
e. Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
f. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada
diluar rumah
3. Anxietas
INTERVENSI KEPERAWATAN
A. REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
1.  Observasi
a. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
b. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
c. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
2. Terapeutik
a. Ciptakan suasana  terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
b. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
c. Pahami situasi yang membuat anxietas
d. Dengarkan dengan penuh perhatian
e. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
f. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
g. Diskusikan perencanaan  realistis tentang peristiwa yang akan datang
Lanjutan…3. Anxietas
5. Edukasi
a. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
b. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
c. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
d. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
e. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
g. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h. Latih teknik relaksasi
6. Kolaborasi
i. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Lanjutan…3. Anxietas
B. TERAPI RELAKSASI
1.Observasi
•Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang menganggu kemampuan
kognitif
•Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
•Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
•Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu
sebelum dan sesudah latihan
•Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Lanjutan…3. Anxietas
B. TERAPI RELAKSASI
2.Terapeutik
•Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
•Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
•Gunakan pakaian longgar
•Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
•Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain, jika sesuai
Lanjutan…3. Anxietas
B. TERAPI RELAKSASI
3.Edukasi
•Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis, relaksasi yang tersedia
(mis. music, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
•Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
•Anjurkan mengambil psosisi nyaman
•Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
•Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih’
•Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam,
pereganganm atau imajinasi terbimbing )
“Penderita psoriasis dan masyarakat disekitarnya
harus mengetahui bahwa penyakit ini tidak
menular sehingga penderita psoriasis tidak perlu
dihindari.
Selain itu, semakin cepat terdeteksi dan terobati,
disertai pola hidup yang sehat, maka gejala
psoriasis bisa dikendalikan dan komplikasinya
bisa dicegah,”
YOUTUBE : I AM LAURENT
081286270249
DAFTAR PUSTAKA
• Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses: Definitions
& classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
• Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing. Mosby:
ELSIVER
• Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
• Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
• Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
• Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
• Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
• Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai