Oleh :
Nadhilah Lailani 1310311003
Sylvia Restu Mayestika
1310312018
Preseptor :
dr. Gardenia Akhyar, Sp. KK
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Pitiriasis versikolor (PV) sering disebut dengan panu
atau panau, tinea versikolor.
Penyakitkulitakibatjamurterb
anyakyangditemukandiIndon
esia
Sri LM (Ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ke VII. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2015.
Etiologi
M. furfur
M.
Malassezia spp. sympodialis
M. globosa
(bersifat lipofilik dan
dimorfik)
M. restricta
M. slooffiae
M. obtusa
Sri LM (Ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ke VII. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2015.
Patogenesis
Sri LM (Ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ke VII. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2015.
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Onset, frekuensi dan durasi
• Disertai gatal dan meningkat dengan keringa
• Warna dan perubahan warna ketika digaruk
• Bentuk
• Ukuran
• Distribusi lesi
• Riwayat trauma
• Riwayat kontak dengan iritan
• Frekuensi mandi atau berganti pakaian
• Jenis baju yang sering dipakai sehari-hari
Anamnesis (cont..)
Pekerjaan dan hobi
Pola makan
●
Lokalisasi:atasdada,lengan,leher,perut, kaki,ketiak,lipatpaha,mukadankepala(terutama ditemukan
pada daerah yang tertutup pakaian dan bersifat lembab)
●
Efloresensi:makula berbatas tegas, berupa hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, dan kadang
eritematosa, disertai skuama halus (kadang hanya tampak ketika lesi digaruk atau
tergoresberupafingernail sign)
●
Ukuran: Miler,lentikuler, nummular,danplakat
●
Bentuk:Khasdantidakkhas
Pemeriksaan Penunjang
menampakkanpendaran(fluores
Pemeriksaan
●
ensi)kuningkeemasanpadalesiya
lampuwood ngbersisik
Pemeriksaanmikr
Tampakcampuranhifapendekdanspora-
●
oskopissediaanke
sporabulatyangdapatberkelompok(spa
rokanskuamalesi ghettiand meatball appearance)
denganKOH
Diagnosis Banding
1. Pitriasis alba
2. Eritrasma
3. Vitiligo
4. Dermatitis seboroik
5. Pitiriasis rosea
6. Morbus hansen tipe tuberkuloid
7. Tinea
Tatalaksana Topikal
• Selenium sulfida 1,8%
Umum dalam bentuk shampoo 2-3
kali seminggu. Obat
• Hindari suasana lembab dan keringat
digosokkan pada lesi dan
berlebihan didiamkan selama 15-30
• Segera mengganti pakaian jika
menit sebelum mandi.
berkeringat • Salisil spiritus 10%
• Usahakan badan tetap kering • Turunan azol misalnya
• Gunakan pakaian yang longgar dan
mikonazol, klotrimazol,
menyerap keringat isokonazol dan ekonazol
• Lakukan pengobatan yang teratur
dalam bentuk topikal
• Sulfur presipitatum dalam
bedak kocok 4-20%
• Larutan Tiosulfas natrikus
25% , dioleskan sehari 2 kali
Tatalaksana
Sistemik
1. ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari
2. itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7
hari, disarankan untuk kasus kambuhan
atau tidak responsif dengan terapi
lainnya.
Prognosis
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan
konsisten, serta faktor predisposisi dapat dihindari. Lesi
hipopigmentasi dapat bertahan sampai beberapa bulan
setelah jamur negatif, hal ini perlu dijelaskan kepada pasien.
Sri LM (Ed). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ke VII. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2015.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Umur/tanggal lahir : 40 tahun / 2 Januari 1977
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Swasta (Marketing)
Pendidikan terakhir : S1
Alamat : Alai, Padang
No HP: -
Status Perkawinan : Menikah
Negeri Asal : Indonesia
Agama : Islam
Suku : Minang
Tanggal Pemeriksaan : 31 Mei 2017
ANAMNESIS
Seorang laki-laki 40 tahun datang sendiri ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 30 Mei 2017
dengan:
Keluhan Utama
Bercak putih yang terasa gatal yang semakin meningkat pada leher
bagian depan sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Awalnya 3 bulan yang lalu pasien merasakan ada bercak putih
yang terasa gatal pada leher bagian depan, bercak awalnya kecil
kemudian meluas. Kemudian bercak semakin meluas dan
menjadi semakin gatal sejak 1 bulan yang lalu. Bercak tidak
diawali dengan kemerahan.
Padang pada tanggal 30 Mei 2017 dengan keluhan bercak putih yang terasa gatal yang semakin
meningkat pada leher bagian depan sejak 1 bulan yang lalu. Dari anamnesis didapatkan keluhan
bercak putih yang terasa gatal timbul saat pasien berkeringat, dirasakan sejak 3 bulan yang lalu.
Bercak putih yang terasa gatal timbul pada leher bagian depan. Pasien sudah memberikan salep
pada daerah bercak dan gatal serta minum obat kemudian pasien merasa keluhan berkurang.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status dermatologikus dengan lokasi di leher bagian depan.
Distribusi terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan tidak khas, batas tegas, ukuran plakat, efloresensi
Diagnosis Banding : -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lampu wood
Pro : Tn R
Umur : 40 Tahun
Alamat: Alai, Padang
DISKUSI
Telah diperiksa seorang pasien laki-laki umur 40 tahun datang ke
poliklinik Kulit dan Kelamin pada tanggal 31 Mei 2017 dengan
keluhan bercak putih yang terasa gatal yang semakin meningkat
pada leher bagian depan sejak 1 bulan yang lalu. Bercak tidak
diawali dengan kemerahan sehingga pitiriasis alba, tinea, eritrasma
dan pitiriasis rosea dapat disingkirkan. Gatal dirasakan sesekali
pada bercak terutama pada saat pasien berkeringat. Pasien memakai
baju 2 lapis berbahan katun, serta mengganti baju tiap kali mandi.
3 bulan yang lalu pasien berobat ke dokter spesialis kulit
kelamin dan diberikan salep serta obat minum, namun pasien
tidak ingat obatnya. Pasien juga tidak merasakan mati rasa pada
bercak sehingga Morbus Hansen dapat disingkirkan. Pasien
juga tidak memiliki riwayat kontak dengan zat-zat iritan
sehingga dermatitis kontak iritan bisa disingkirkan. Oleh karena
itu keluhan ini mengarah kepada diagnosis pitiriasis versikolor.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status
dermatologikus dengan lokasi pada leher bagian tengah.
Distribusi terlokalisir, bentuk tidak khas, susunan tidak
khas, batas tegas, ukuran plakat, efloresensi makula
hipopigmentasi disertai skuama halus.
Pada pasien dilakukan pemeriksaan lampu wood
untuk memperlihatkan lesi pitiriasis versikolor dan
deteksi sebaran lokasi lesi. Hasil pemeriksaan lampu
wood menunjukkan hasil fluoresensi kekuningan
akibat metabolit asam dikarboksilat.
Karena ditakutkan hasil pemeriksaan fluoresensi positif
palsu, sehingga pada pasien dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan mikologis langsung sediaan kerokan kulit.
Hasil pemeriksaan mikroskopis sediaan kerokan skuama lesi
dengan larutan KOH menunjukkan campuran hifa pendek
dan spora spora bulat yang dapat berkelompok (spaghetti
and meatball appearance).
Pada pasien diberikan terapi umum dan khusus. Pasien harus diedukasi
mengenai penyakitnya. Menghindari faktor yang diduga sebagai penyebab
terjadinya alergi adalah terapi non medimamentosa yang paling penting untuk
pasien urtikaria akut.