Definisi
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya
stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang
disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.
Epidermophyton floccosum
Faktor Risiko Infeksi Jamur
• Faktor suhu dan kelembaban
• Aktivitas
• Kurangnya kebersihan
• Trauma minor
• Keseimbangan flora normal tubuh terganggu karena pemakaian
antibiotik atau hormonal dalam jangka panjang
• Kehamilan dan menstruasi
• Penyakit tertentu seperti HIV/AIDS dan diabetes
• Kontak langsung/tak langsung dengan penderita
Klasifikasi
Bentuk Tinea kapitis: dermatofitosis pada kulit dan
rambut kepala
lain
Tinea favosa/favus: dermatofitosis yang terutama disebabkan
Trichophyton schoenleini secara klinis antara lain terbentuk
skutula dan berbagai seperti tikus (mousy odor)
Tinea fasialis, tinea aksilaris, yang juga menunjukan daerah
kelainan
Bentuk
Bentuk subungual distalis
Identitas Nama/usia/pendidikan/pekerjaan/agama/alamat/suku/status
pernikahan
Keluhan utama Bercak merah bersisik/gatal/kuku rusak atau berubah warna
Onset Akut/kronis
Lokasi Kepala/badan/kik/tangan/janggut/kuku/selangkangan/sela-sela
jari
Kualitas Gatal, merah (ring worm), bersisik, semakin luas
Kuantitas Gatal/nyeri terjadi sepanjang hari? Kapan terasa lebih gatal?
Kronologis Awal mulanya? Lesi awal? Faktor resiko?
Memperingan/me Garuk? Berkeringat? Daerah lembab? Terkena air? Obat topikal?
mperberat
Keluhan tambahan Demam? Cari adakah infeksi sekunder?
RPD Pernah mengalami hal serupa? Pernah sakit kulit sebelumnya?
RPK Lingkungan sekitar? Orang dalam satu rumah? Keluarga?
RPO Obat untuk mengurangi keluhan? Obat yang rutin diminum?
Alergi Obat? Makanan? Suhu?
Rpsi Jarang pakai alas kaki? Jarang cuci baju? Menggunakan baju
ketat? Ssering memakai pakaian tertutup jangka lama?
Memelihara binatang peliharaan? Berkebun atau bertani?
Kebiasaan memakai barang bersama?
2. Pemeriksaan Fisik
Status Dermatologis
Jenis Efloresensi
Lokasi Anatomi (contoh: inguinal)
Penyebaran Sirkumskrip/ difus/ generalisata/ regional/ universalis/ solitar/
dan lokasi herpetiformis/ konfluens/ diskret/ simetrik/ bilateral/ unilateral
Kulit berambut
• Rambut dicabut pada bagian kulit yang mengalami
kelainan lalu kulit di daerah tersebut dikerok
Kuku
• Diambil dari bagian dalam kuku yang sakit dan sedalam-
dalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku
Penatalaksanaan
Dermatofitosis
• Griseofulvin
– Dosis:
• Anak: 0,25-0,5 g/hari atau 10-25 mg/kgBB/hari
• Dewasa: 0,5-1 g/hari
– Efek samping: sefalgia, dizziness, insomia, gangguan GI track,
fotosensitif dan mengganggu fungsi hepar
• Ketokonazol
– Bersifat: fungistatik
– Bila resisten thd griseofulvin
– Dosis: 200 mg/hari selama 10 hari-2 minggu pada
pagi hari setelah makan
– Kontraindikasi: penderita kelainan hepar
• Triazol (Itrakonazol)
– Dosis: 2x100-200 mg/hari selama 3 hari
• Terbinafin
– Bersifat: fungsidal
– Pengganti griseofulvin
– Dosis: 62,5-250 mg/kgBB/hari selama 2-3 minggu
– Efek samping: gangguan GI track, gangguan
pengecapan, sefalgia ringan
Mikosis
Superfisial Subkutan
Nondermato Dermatofito
fitosis sis
NONDERMATOFITOSIS
Definisi
Penyakit yang terjadi pada kulit yang paling luar. Penyakit yang
disebabkan oleh jamur yang bukan golongan dermatofita. Hal ini
disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan enzim yang
dapat mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan
kulit yang paling luar.
KLASIFIKASI
Pitiriasis Versikolor
Folikulitis Malassezia
Piedra
SINONIM
Sering disebut panu/panau, tinea versikolor. Jarang disebut
dermatomycoses furfuracea, tinea flava, liver spots, chromophytosis.
DEFINISI
Infeksi kulit superfisial kronik yang disebabkna oleh ragi genus Malassezia,
umumnya tidak memberikan gejala subjektif, ditandai oleh area
depigmentasi atau dekolorisasi berskuama halus, tersebar diskret atau
konfluen, dan terutama terdapat pada bagian atas
EPIDEMIOLOGI
Merupakan penyakit universal dan banyak ditemukan didaerah tropis.
Tidak terdapat perbedaan berdasarkan jenis kelamin, tetapi terdapat
perbedaan kerentanan berdasarkan usia, yakni lebih banyak ditemukan
pada remaja dan dewasa muda, jarang pada anak dan orang
tau.merupakan penyakit kulit terbanyak yang ditemukan di Indonesia.
PITIRIASIS VERSIKOLOR
ETIOLOGI
Malassezia spp, bersifat lipofilik yang merupakan flora normal pada kulit.
Sifat lipofilik ini yang menyebabkan ragi ini banyak berkolonisasi pada area
yang kaya sekresi kelenjar sebasea
PATOGENESIS
Malassezia spp yang mulanya berbentuk ragi saprofit
GAMBARAN KLINIS
Terutama pada badan bagian atas, leher, dan perut, ekstremitas sisi proksimal, kadang
ditemukan pada bagian wajah dan scalp, dapat ditemukan di aksila, lipat paha, genitalia
Lesi
Makula berbatas tegas
dapat hipopigmentasi
hiperpigmentasi kadang eritem
terdiri atas berbagai macam ukuran
skuama halus.
Umumnya tidak disertai gejala subjektif, hanya keluhan kosmetis, kadang ada pruritus
ringan
PITIRIASIS VERSIKOLOR
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lampu Wood
flouresensi kekuningan akibat metabolit asam dikarboksilat
Kerokan Kulit
kumpulan hifa pendek dan sel ragi bulat “spaghetti and
meatballs” atau “banana and grapes” dengan
menggunakan KOH 20 % dan tinta biru-hitam untuk
memperjelas gambar elemen jamur
PITIRIASIS VERSIKOLOR
DIAGNOSIS
Adanya lesi di daerah predileksi berupa makula berbatas tegas berwarna putih,
kemerahan sampai dengan hitam yang berskuama halus.
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
Rajin mandi
Tidak berganti handuk dengan teman atau anggota keluarga yang lain
PITIRIASIS VERSIKOLOR
TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
PROGNOSIS
Baik apabila pengobatan dilakukan secara tekun dan konsistens, serta faktor disposisi
dapat dihindari
Lesi hipopigmentasi dapat bertahan sampai beberapa bulan setelah jamur negatif, hal ini
perlu dijelaskan kepada pasien
KANDIDIASIS
Pengobatan
Prinsip : mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum, pasangan seksual
juga harus diterapi
Cara :
• Dengan alat ekstraktor komeda, jarum suntik atau kuret
• Elektrokauterisasi
• Bedah beku dengan CO2, N2 dan sebagainya
– Faktor genetik
– Obesitas