Anda di halaman 1dari 20

MILIARIA

AJENG SARI FATIMI PUTERI


FK UKI
PEMBIMBING
dr. Heryanto Syamsuddin, Sp.KK
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT
PERIODE 23 JANUARI 2017 – 25 FEBRUARI 2017
Definisi

Retensi dari kelenjar


keringat ini merupakan
Miliaria adalah
dampak dari oklusi duktus
kelainan kulit akibat
keringat ekrin,
retensi keringat,
mengakibatkan erupsi yang
ditandai dengan
biasanya terjadi saat cuaca
adanya vesikel milier
panas, iklim lembab, seperti
pada daerah tropis dan
selama musim panas
Sinonim
 Biang keringat
 Keringat buntet

 Liken tropikus

 Prickle heat
Epidemiologi
 Miliaria umum terjadi pada bayi minggu
pertama kehidupannya dimana saat ini bayi
sedang beradaptasi dengan lingkungannya,
dan pada segala usai pada suhu yang panas,
keringat berlebihan, terjadi sumbatan pada
kelenjar keringat atau kombinasi faktor- faktor
ini
 Miliaria terjadi pada individu semua ras.
Predileksi jenis kelamin umumnya sama
Klasifikasi
 Miliaria kristalina (sudamina)
 Miliaria rubra (Prickly heat)

 Miliaria profunda (mamillaria)


Etiologi
 Tiga bentuk miliaria (miliaria
kristalina/sudamina, miliaria rubra/prickly
heat, dan miliaria profunda) terjadi akibat
dari oleh adanya obliterasi ataupun oleh
adanya gangguan pada saluran kelenjar
keringat
 Tipe miliaria ini berbeda dalam bentuk gejala

klinis akibat adanya perbedaan level dimana


letak obliterasi ini terjadi
Klasifikasi
• Obstruksi yang terjadi sangat superfisial pada
Miliaria stratum korneum dan vesikel terletak pada
profunda subkorneum

• Perubahan lebih lanjut termasuk keratinisasi


Miliaria dari bagian intraepidermal dari saluran
kelenjar keringat, dengan adanya
rubra kebocoran dan pembentukan vesikel di
sekitar saluran

Miliaria • Terdapat ruptur pada saluran kelenjar


keringat pada tingkat dermal-epidermal
profunda junction
Patogenesis

Jika kondisi lembab Baik dalam dermis


dan panas tetap maupun epidermis
bertahan, individu terus dengan anhidrosis
memproduksi keringat relatif
secara berlebihan

Tidak dapat Hasil penyumbatan ini


mengeluarkan keringat adalah terjadinya
ke permukaan kulit kebocoran saluran
karena adanya kelenjar keringat yang
penyumbatan duktus menuju permukaan kulit
Patogenesis
Jika kebocoran keringat
Ketika titik kebocoran terjjadi di lapisan
terletak di stratum subkorneum, menghasilkan
korneum atau tepat di vesikel spongiotik dan
bawahnya, peradangan infiltrat sel radang
kecil akan muncul dan periduktal kronis pada
lesinya akan lapisan papilare dermis
asimptomatik dan epidermis bagian
bawah

Jika keringat keluar ke lapisan papilare dermis,


menghasilkan infiltrat limfositik periduktal dan spongiosis
saluran intraepidermal
Patogenesis
 Hidrasi yang berlebihan pada stratum korneum
akan menyebabkan:
 Korneosit membengkak/perubahan struktur

kimia keratin
 Kolonisasi bakteri meningkat sehingga

mengeluarkan toksin yang merusak sel


epidermis
 Hal ini menyebabkan terbentuknya keratotic plug
di dalam duktus ekrin yang menyebabkan oklusi
sehingga duktus ekrin pecah dan terjadi inflamasi
Miliaria Kristalina
 Vesikel berdiameter 1 mm (seperti percikan
air)
 Vesikel bergerombol tanpa tanda radang

 Tidak memberi keluhan dan sembuh dengan


sisik yang halus
 Sering terdapat di daerah intertriginosa

(misalnya aksila)
 Tidak perlu pengobatan, cukup menghindari
panas yang berlebihan
Miliaria Kristalina
Miliaria Rubra
 Lebih berat dari miliaria kristalina
 Makula/papul eritematosa dengan vesikel
punktata di atasnya, ekstrafolikuler, kadang
menjadi pustul bila luas dan kronis
 Rasa gatal dan kadang rasa panas bila

berkeringat
 Terutama di daerah badan dan leher
Miliaria Rubra
 Lesinya muncul sebagai lesi yang khas, sangat
gatal, berbentuk papulovesikel eritematous
yang disertai dengan rasa seperti tertusuk-
tusuk, terbakar, atau kesemutan
Miliaria Profunda
 Bentuk ini agak jarang kecuali di daerah tropis
 Papul putih, keras, berukuran 1-3 mm

 Tidak gatal dan tidak merah

 Lokasi pada badan dan ekstremitas

 Dapat berasal dari miliaria rubra yang


berulang
Miliaria Profunda
Diagnosis dan Diagnosis Banding
 Mudah didiagnosis secara klinis
 Tidak perlu pemeriksaan penunjang

 Diagnosis banding :

 Eritema neonatorum

 Folikulitis

 Musinosis papular

 Amiloidosis
Tatalaksana
 Non Medikamentosa :
 Menghindari panas dan kelembapan yang berlebih

 Menggunakan pakaian tipis dan menyerap

keringat
 Mengusahakan regulasi suhu yang baik

 Medikamentosa :
 Bedak salisil 2% dibubuhi mentol 0,25-2%

 Losio calamine dengan atau tanpa mentol 0,25%,

dapat pula resorsin 3% dalam alkohol


 Losio Faberi dengan komposisi :
R/ Acid salicylic 1
Talc Venet 10
Oxyd. Zinc 10
Amyl. Oryzae 10
Spiritus ad 200 cc
 Untuk efek antipruritus dapat ditambahkan
mentholatum atau camphora

Anda mungkin juga menyukai