Anda di halaman 1dari 54

SCHOOL OF MEDICINE UNIVERSITY OF CIPUTRA

Mikosis Superfisialis
dr. Stefani Nurhadi, M. Biomed, Sp. KK
Cutaneous fungal infections

Superficial mycoses Subcutaneous & deep/


(limited to the stratum systemic mycoses
corneum, hair & nails)

Examples:
- misetoma
- sporotrikosis
Non -
Dermatophytes - kromomikosis
dermatophytes - Zigomikosis
Tinea … - Systemic candidiasis
Mucocutan - Opportunistic infections
Candidiasis
Pytiriasis
versicolor
Dermatofitosis
• Penyakit infeksi jamur pada jaringan yang mengandung zat
tanduk (stratum korneum pada epidermis, rambut dan
kuku).

• Disebabkan oleh golongan jamur dermatofita


- Microsporum, sp  kulit, rambut
- Trichophyton, sp  kulit, rambut, kuku
- Epidermophyton, sp kulit, kuku

• 3 habitat alamiah: filik= lebih suka


Antropofilik: manusia (kulit terinfeksi, baju, sisir, topi dll)
Zoofilik: hewan (anjing, kucing, kelinci, burung, babi, kuda) Intense
Geofilik: tanah inflamatory
response
PREDISPOSISI
1. Temperatur tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Pekerjaan, sering berkontak dengan tanah, air,
binatang
4. Jenis kelamin
5. Umur
6. Pakaian berlapis/ tidak menyerap keringat
7. Higiene dan gizi kurang
8. Sistem imun tubuh
9. Adanya penyakit dasar
10. Pengobatan
Klasifikasi Dermatofitosis
•Tinea Kapitis
•Tinea Barbae
•Tinea Kruris
•Tinea Korporis
•Tinea Pedis
•Tinea Manus
•Tinea fasialis
•Tinea Unguinum
Tinea Kapitis
• Infeksi jamur pada kulit dan rambut kepala, alis mata
dan bulu mata
• Etiologi: Microsporum sp. & Trichophyton sp.
• Umumnya menyebabkan alopesia, meradang/ tidak
• Sering pada anak berusia di atas 6 bulan, dapat
terjadi pada semua umur
• Ada 4 gambaran khas pada Tinea Kapitis :
1. Gray patch ringworm
2. Black dot ringworm
3. Kerion
4. Favus
• rambut rontok
• Gatal
• Skuama
• Rambut patah
beberapa MM
diatas
permukaan
kulit kepala
• Rambut abu2
kurang berkilau
• Inflamasi (-)
• Lesi bentuk
bulat bisa >1
• ektotriks
• Rambut sangat
rapuh
• Patah tepat di
muara folikel 
ujung rambut yg
hitam di dlm fol.
Rambut 
tampak bintik
hitam
• Endotriks

Etiologi: T. tonsurans & T. violaceum


KERION
- Spektrum
inflamasi:
folikulitis pustular
s/d kerion
- Massa benjolan
lunak, basah
- Rambut yang
patah
- Pus
- Limfadenopati +/_
- Gejala: Gatal,
demam, nyeri
- Komplikasi:
Jaringan parut,
alopesia menetap
Etiologi: Microsporum canis & M. gypseum
Bentuk berat dan
kronis
Skutula = krusta
berbentuk mangkuk
warna merah kuning
berkembang menjadi
kuning kecoklatan

Krusta diangkat 
dasar cekung, merah,
basah

Bau seperti tikus


(moussy odor)

Komplikasi: skar, atrofi,


Etiologi: Microsporum Schonleini
alopesia permanen
Pemeriksaan penunjang
• Lampu wood :
• M.canis, M. audoinii, M. distortum, M. ferrugineum dan
kadang M. Schonleinii fluoresensi kehijauan
• T. tonsurans & T. violaseum tidak berfluoresensi
• Pemeriksaan KOH 20 persen
• Kulit kepala  hifa + spora
• Rambut  spora endotriks, ektotriks
• Kultur jamur

Kriteria Diagnosis
• Berdasarkan klinis
• Pemeriksaan penunjang
• KOH 20 persen
• baku emas: kultur jamur
Woodlamp
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis seboroik
• Alopesia areata
• Alopesia traumatis
• Trikotilomania
• Folikulitis
• Impetigo sekunder akibat pedikulosis
• Karbunkel
Terapi
• Griseovulvin
• Microsize 20-25 mg/KgBB atau 500 mg/hari
Ultramicrosize 15 mg/KgBB
• Lama pengobatan: tergantung keadaan klinis &
mikologis, minimal 6-8 minggu hingga 3-4 bulan
• Diminum bersama makanan yg mengandung lemak
Kontra indikasi: Ibu hamil
• Terapi alternatif: Itrakonazol, flukonazol, terbinafin
• Terapi tambahan u/ pasien & keluarganya: sampo
ketokonazol 2%, selenium sulfid 1%/ 2,5% 3x/minggu
didiamkan di kulit kepala min 5 mnt
• Hindari pemakaian alat bersama
• Kerion + prednison oral

Komplikasi: alopesia menetap, infeksi bakteri


Tinea barbae
Tinea fasialis
• Lokasi kulit wajah yang tidak berambut
Tinea Korporis
Infeksi dermatofita pada kulit tidak
berambut (glabrosa) kecuali
telapak tangan, telapak kaki dan
inguinal
 Etiologi: semua genus
dermatofita
 Gejala: rasa gatal terutama
saat berkeringat
 Efloresensi: makula/plak
eritema/hiperpigmentasi
batas tegas bentuk anuler
dengan tepi aktif
(eritematus) dan central
healing. Makula yang
berdekatan dapat
bergabung membentuk
pola polisiklik. Skuama di
tepi.
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis numularis
• Psoriasis vulgaris
• Granuloma anulare
• Liken simpleks kronikus
• Dermatitis seboroik
• Pitiriasis rosea
• Kusta tipe TT dan BB
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• KOH 10 persen
• Kultur jamur
Kriteria Diagnosis

• Berdasarkan klinis
• Pemeriksaan penunjang : KOH 10 persen
dengan baku emas kultur jamur

TERAPI
• Lihat di bagian tinea cruris
TINEA KRURIS
•Infeksi jamur dermatofita pada daerah
inguinal, pubis, perineum dan perianal
•Bila ditemukan bersama tinea korporis
pada 1 pasien  tinea corporis et kruris
•Predisposisi: friksi, maserasi

•Etiologi: Semua genus dermatofita

•Gejala: rasa gatal yang hebat dan akan


semakin hebat jika berkeringat. Digaruk 
iritasi  nyeri

•Efloresensi: makula eritema/hiperpigmentasi


batas tegas, central healing dengan tepi aktif
berupa papulovesikel atau pustul, skuama pada
tepi lesi
DIAGNOSIS BANDING
• Kandidiasis intertriginosa
• Dermatitis kontak alergi/iritan
• Dermatitis seboroik
• Eritrasma
• Liken simpleks kronikus

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• KOH 10 persen
• Kultur jamur
Kriteria Diagnosis
• Berdasarkan klinis
• Pemeriksaan penunjang:
• KOH 10 persen
• baku emas kultur jamur
Terapi
• Topikal (bila lesi tidak luas & ringan):
• Gol. Imidazole: Miconazole krim 2x/hari, ketoconazole 1x/hari
selama 2-4 minggu
• Gol. Alilamin: Terbinafin 1x/hari selama 1-2 minggu
• Salep whitfield (asam salisilat 3%, asam benzoat 6%, vaselin
album) 2x/hari selama 2-4 minggu
• Salep 2-4/3-10 (asam salisilat 2-3%, sulfur presipitatum 4-10%,
vaselin album) 2x sehari selama 2-4 minggu

• Lama pengobatan topikal umumnya 1-2 minggu sesudah klinis


sembuh atau hasil pemeriksaan KOH (-) cegahkekambuhan

• Wanita hamil boleh (kategori B), yang tidak boleh kategori C


(ketokonazol, sulkonazol) pertimbangkan.
Terapi
• Sistemik
Untuk lesi luas atau lebih meradang, sering kambuh, & tidak
sembuh dengan obat topikal yang adekuat.
 Griseofulvin 500mg / hari atau 10 mg/kg/hari selama 2-6 minggu
 Terbinafin 250 mg/ hari sampai 2 minggu
 Itrakonazol 100 mg/ hari sampai 15 hari

 Pencegahan kekambuhan:
 Keringkan sesudah mandi, beri bedak anti jamur
 Pakaian/handuk sering ganti, cuci air hangat/disetrika/dry
cleaning
 Pakaian ketat dan longgar bahan katun
 Hewan peliharaan yg terinfeksi harus diobati juga (pitak)
Tinea Manum et Pedis

 Penyakit ini sering menyerang orang-orang dewasa yang


banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci, pekerja
sawah, atau orang-orang yang setiap hari harus memakai
sepatu yang tertutup.
 Sumber penularan: kontak dg skuama mengandung jamur
(kaos kaki, sepatu, lantai kolam renang, kamar mandi,
fasilitas umum)
 Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan
sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri apabila ada infeksi
sekunder.
 Gambaran klinis:
1. Tipe Interdigitalis / intertriginosa kronik (athlete’s foot) >>>
2. Tipe Kronik Hiperkeratotik (moccasion foot)
3. Tipe Vesikobulosa
4. Tipe akut ulseratif
1. Tipe interdigital
• Paling sering ditemukan
• Skuama, eritema, erosi di sela jari kaki, terutama di sela jari ke 4
dan sela jari ke 3
• Selanjutnya dapat menyebar ke telapak kaki di dekatnya
• Jika + oklusi+ infeksi bakteri  maserasi, gatal & bau kaki =
athlete’s foot
2. Tipe kronik hiperkeratotik
• Biasanya bilateral pada telapak kaki dan tumit, dpt setempat2
atau difus mengenai seluruh area kulit telapak sampai sisi lateral
dan medial = moccasin
• Sering disertai tinea unguium
• Two feet one hand syndrome
3. Tipe Vesiko bulosa
• Tampak vesikel yg cukup besar, vesikopustul atau bula pada
telapak kaki dan tepinya
• Vesikel yang pecah meninggalkan skuama koleret
• Sangat ringan hanya skuama sampai bentuk akut disertai
inflamasi yang mengenai seluruh telapak kaki
4. Tipe Akut Ulseratif
• Bentuk yang jarang
• Koinfeksi dengan bakteri yang parah, kadang disertai kuman gram
negatif mengakibatkan area vesikopustular luas dan ulkus purulen
pada telapak kaki
Diagnosis Banding
• Tinea pedis interdigitalis: kalus lunak, kandidiasis,
eritrasma
• Vesikobulosa: psoriasis pustulosa, pustulosis
palmoplantar, pioderma bakterial
• Dermatitis kontak
• Dermatitis atopik
• Pitiriasis rubra pilaris

Komplikasi:
Selulitis berulang, limfangitis, pembesaran kelenjar getah bening
dan demam
Reaksi ID veskuler (serupa dishidrosis pada tangan dan tepi kaki dan
jari kaki
Terapi
• Interdigitalis ringan
• Antijamur topikal bentuk krim (golongan azol selama 4 minggu &
golongan alilamin selama 1-2 minggu)
• Kasus berat, luas dan refrakter perlu antijamur sistemik
• Terbinafin 250 mg/hari selama 2 minggu
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 4 minggu
• Griseofulvin selama 3 bulan
• Bentuk vesikobulosa + kortikosteroid topikal / sistemik pada awal
• Edukasi
• menjaga higiene kaki
• Cuci kaki dengan sabun antibakterial secara teratur
• Mengeringkan jari & sela jari
• Menggunakan kaos katun yg menyerap keringat dan sering
mengganti
• Hindari penggunaan sepatu tertutup dan aktifitas berkeringat
• Selalu mengenakan alas kaki di area publik & menghindari tempat
mandi umum
• Identifikasi sumber penularan
Tinea Unguinum
• Etiologi T.rubrum, T.mentagrophytes
• Gejala: permukaan kuku tidak teratur warna coklat,
suram dan rapuh
• Lokasi semua kuku jari tangan dan kaki

Diskromia = berubah warna


Onikolisis = kerusakan kuku
Onikodistrofi = berubah bentuk
Hiperkeratosis subungual = penebalan
di bawah kuku
Gambaran klinis dan klasifikasi
1. Onikomikosis subungual distal dan lateral (OSDL)
• Jamur masuk melalui hiponikium, bantalan kuku, lipat kuku lateral
bergerak ke arah proksimal.
2. Onikomikosis subungual proksimal (OSP)
• Infeksi berawal dari lipat kuku proksimal bergerak ke distal
• Umumnya ditemukan pada pasien imunokompromais termasuk
pasien AIDS
3. Onikomikosis superfisial (OS)
• Jamur menginvasi langsung lapisan superfisial lempeng kuku
• Ditandai bercak2/garis2 transversal berwarna keruh berbatas tegas
yg dpt berkonfluens, permukaan kasar, lunak rapuh.
4. Onikomikosis endoniks (OE)
• Invasi jamur langsung pd permukaan kuku sekaligus berpenetrasi ke
lapisan dalam kuku
5. Onikomikosis total distropik (OTD)
• Sekunder sbg keadaan lanjut keempat bentuk
ONIKOMIKOSIS ONIKOMIKOSIS ONIKOMIKOSIS
SUBUNGUAL DISTAL SUPERFISIAL ENDONIKS
LATERAL

ONIKOMIKOSIS
ONIKOMIKOSIS
SUBUNGUAL
DISTROFIK TOTAL
PROKSIMAL
kelembaban Diagnosis

sumber penularan di sekitar


Pemerik Mikroskopi
trauma pada kuku Anamnesis langsung
saan Fisik dan kultur
keadaan imunosupresi seperti
HIV
diabetes melitus

insufisiensi pembuluh darah


perifer
psoriasis

tinea pedis interdigitalis dan


tipe moccasin
penggunaan sepatu yang
oklusif
individu dengan aktivitas
olahraga yang tinggi
Diagnosis Banding
• psoriasis pd kuku
• onikomikosis kandida
 OSD < 50 % kuku
TOPIKAL  matriks kuku tidak terkena
 OSP
 pada anak-anak
 onikomikosis yang disebabkan oleh kapang (kecuali
karena Aspergillus sp)
 tidak toleran terhadap terapi oral
 membutuhkan terapi pemeliharaan setelah terapi oral

SISTEMIK  keterlibatan kuku >50 %/multipel


 mengenai matriks kuku
 kondisi penetrasi obat suboptimal

 Baku emas  angka kesembuhan tertinggi


 Itrakonazol dan terbinafin  utama
TERAPI
Topikal
Obat pilihan: Siklopiroksolamin 8% topical (aplikasi seperti cat kuku)
Sistemik
Obat pilihan: Itrakonazol 2 x 200 mg/hari selama seminggu dalam
sebulan, selama 2 untuk kuku tangan dan 3 bulan untuk kuku kaki.
Alternatif: Terbinafin 1 x 250 mg/hari selama 3 bulan
Pityriasis Versikolor
• Infeksi jamur superfisial pada kulit, berupa
bercak berwarna putih sampai kecoklatan dan
ditutup skuama halus
• e/: Malassezia furfur (Pityrosporum
orbiculare/ovale)
GAMBARAN KLINIS

 Gatal +/-

 Makula dimulai di
sekitar folikel rambut

 Bermacam-macam
warna

 Skuama halus
Diagnosis

 Klinis
 Lampu Woods: kuning keemasan
 KOH 10- 20% : hifa pendek spora
bergerombol (spaghetti and
meatball)
Diagnosa Banding:
 Vitiligo
 Pityriasis Alba
 Dermatitis seboroika
Penatalaksanaan
 Non medikamentosa :
Menghindari suasana lembab dan keringat yang berlebihan

 Medikamentosa:
Topikal:
• Mikonazol krim 2% 1-2x/hari
• Ketokonazol 2 % shampoo, 1x5 menit/hari sebelum mandi
kemudian dibilas
• Selenium sulfida 1,8% shampoo 1x10 menit/hari sebelum mandi

Sistemik ;
Ketokonazol 1x200mg/hari selama 7-10 hari atau 400mg single dose
Itraconazole 400mg single dose
Kandidosis Kutis
 Penyakit kulit yg disebabkan o/ Candida spp.
Ditandai adanya makula eritema dgn batas tegas,
lesi satelit, terutama pd daerah lipatan kulit
 e/ Candida Sp. Terutama C albicans
 Predisposisi:
Faktor endogen (DM, penyakit kronis, kehamilan,
obesitas, Antibiotik, keadaan imunokompromised)
Faktor eksogen (iklim, panas, kelembaban,
kebersihan kulit, kontak dgn penderita)
Klasifikasi Kandidiasis
Kandidiasis Variasi klinis:
Kandidiasis
intertriginosa kandidiasis popok
kutan
Miliaria kandida
Paronikia kandida

Kandidiasis Kandidiasis pseudomembran akut


oral Kandidiasis atrofik akut & kronis
Angular cheilitis
Kandidiasis Kandidiasis vulvo vaginalis
mukosa genital
Balanitis/ balanopostitis

Kandidiasis
sistemik/
diseminata
 Kandidosis intertriginosa
• lokasi:lipatan kulit
(aksila, lipat gluteal,
genitokrural, interdigiti,
retroaurikuler, perianal)
• Px obesitas
inframammae,
umbilikus, lipatan kulit
perut, leher
• Keluhan gatal hebat +
rasa panas terbakar
• Makula eritema kecil
meluas, batas
tegas,vesikel pustul
satelit, makula eritema
 Kandidosis interdigitalis
sering sela jari tangan ke ¾
Sela jari tampak eritematus, terkelupas, dpt tjd
maserasi/fisura
Bentuk kronis sela jari menebal putih lembab

 Kandidiasis popok
lokasi: perianal, sekitar genital, lipat paha s/d bokong
Sering bayi (popok lembab tertutup, usus sumber
penularan)
Sekunder menyertai primernya (Dermatitis kontak iritan)
“Beefy red central erythema” + lesi satelit (pustul)
Paronikia dan onikomikosis
t/u orang yang sering kontak air (pembantu RT, nelayan, koki,
bartender)
Kelainan kulit: edema kemerahan, nyeri di daerah tepi
kuku “drum stick appearance” ditekan eksudat pus
Kelainan kuku onikolisis, diskolorasi kecoklatan / hijau
lateral kuku bisa ada atau tidak

Miliaria kandida
Px berbaring lama  lesi di punggung (vesikopustul
berisi kandida
 Kandidiasis generalisata
Kandidosis pd kulit glabrosa akibat perluasan kandidiasis intertriginosa atau
kandidiasis oral.
Pada pasien dengan kondisi sistemik yang buruk
 Miliaria kandida
Px berbaring lama  lesi di punggung (vesikopustul berisi
kandida
Kandidiasis oral
Oral trush : plak pseudomembran putih seperti kepala susu pd
bukal, lidah plak diangkat: dasar mukosa eritematus,
mgkn berdarah, nyeri
Perleche, angular cheilitis: eritema, fisura, maserasi, pedih
sudut mulut. t/u pd orang yg sering menjilat bibir, org tua dg
kulit kendur di komisura mulut
Diagnosis
 Klinis
 KOH 20% atau pewarnaan gram  terlihat sel ragi,
blastospora, atau hifa semu
 Biakan agar Sabouraud

Diagnosa Banding
 Eritrasma
 Dermatofitosis (tinea bergantung lokasi)

• Obat jamur kebanyakan hepatotoksik  perlu


pemantauan jika diberikan jangka panjang
• Cekk SGOT SGPT untuk mengetahui fungsi hati
• Bisa juga berinteraksi dengan obat jantung dan
antasida
Tatalaksana
Topikal
• Bedak nistatin atau mikonazol mengeringkan kulit
yang lembab
• Krim nistatin
• Krim imidazole( mikonazol 2%, ketokonazol 2%,
klotrimazol 1%, ekonazol 1%, sulkonazol 1%)
• Krim alilamin 1% (naftifin, terbinafin, butenafin)
Sistemik: (lesi luas. Selama 2 minggu.)
• Flukonazol 50mg/hari atau 150 mg/minggu
• Itrakonazol 100-200 mg/ hari
• Ketokonazol 200 mg/hari
Pencegahan: hindari faktor predisposisi
https://create.kahoot.it/share/bacter
ial-infections/2e56f309-7a95-4153-
be1f-2585c1d0d450

https://kahoot.it/

Anda mungkin juga menyukai