Anda di halaman 1dari 36

CLINICAL SCIENCE SESSION

INFEKSI JAMUR

Jauza Salsabila
12100118620

Preseptor : dr. Diana Wijayati, Sp.KK


SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019
PITIRIASIS
VERSICOLO
R
TINEA VERSICOLOR/PANU
DEFINISI
• Penyakit jamur superfisialis kronik yang disebabkan
oleh Malassezia furfur.
• Biasanya tidak memberikan keluhan subjektif.
• Ditandai dgn dipigmentasi/bercak berskuama halus yang
berwarna putih-coklat hitam, terutama meliputi badan
atas (leher dan perut), kadang-kadang pada ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala
yang berambut.
• Tersebar diskret atau konfluen.
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK UI)
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
• Penyakit universal terutama daerah • Malassezia furfur (ragi lipofilik, flora
tropis. normal kulit).
• Pada remaja dan dewasa muda.

PATOGENESIS
Perubahan suhu/kelembapan/tegangan CO2/genetik/malnutrisi

Malassezia spp (berbentuk ragi saprofit -> miselia -> kelainan kulit PV.
 Produksi asam dikarboksilat (gg. pembentukan pigmen melanin dan pityriacin untuk absorbsi sinar UV ->
lesi hipopigmentasi).
MANIFESTASI KLINIS
 Makula berbatas tegas, dapat
hipopigmentasi/hiperpigmentasi, dan
kadang eritematosa, terdiri atas
berbagai ukuran dan berskuama halus
(pitiriasiformis).
 Umumnya tidak disertai gejala
subjektif, hanya berupa keluhan
kosmetik.
 Pruritus tidak ada atau hanya pruritus
ringan.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS
PENUNJANG
• Wood's lamp -> fluoresein kuning • Lesi dengan makula tegas, warna
keemasan (metabolit asam putih-kemerahan-hitam, berskuama
dikarboksilat). Bisa positif palsu: halus.
CEK PENGGUNAAN SALEP • Wood's lamp.
SEBELUMNYA! • Kerokan kulit.
• Kerokan kulit -> hifa pendek dan sel
ragi bulat/oval (spagetti and
meatballs)
FFERENTIAL DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
1. Topikal
 Sampo ketokonazol 2%, solusio 2,5% dioleskan 5 menit sebelum mandi, sekali/hari selama 3 hari
berturut-turut.
 Sampo selenium sulfida 20% sekali/hari 7-10 menit selama 3-4/mgg. (sampo 1,8%, losio 2,5% dioles 15-
30mnt).
 Sampo zinc pyrithione 1% dioleskan di seluruh daerah yang terinfeksi/seluruh badan, 7-10 menit sebelum
mandi, sekali/hari atau 3-4 kali seminggu.
 Khusus untuk daerah wajah dan genital digunakan vehikulum solutio atau golongan azol topikal (krim
mikonazol 2 kali/hari).
 Krim terbinafin 1% dioleskan pada daerah yang terinfeksi, 2 kali/hari selama 7 hari.

2. Sistemik
Untuk lesi luas atau jika sulit disembuhkan dapat digunakan terapi sistemik ketokonazol 200 mg/hari selama
7-10 hari.

3. Alternatif
 Itrakonazol 200-400 mg/hari, 3-7 hari.
 Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300 mg/minggu selama 2-3 minggu.
 Obat dihentikan bila pemeriksaan klinis, lampu Wood, dan pemeriksaan mikologis langsung berturut-
turut selang seminggu telah negatif.
 Maintenance: topikal, ketokonazol 2x200 mg/hari sekali sebulan atau 200mg sehari selama 3 hari tiap
bulan.
TINEA
CRURIS
ECZEMA MARGINATUM/DHOBIE
ITCH/JOCKEY ITCH
DEFINISI ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
• Tinea cruris merupakan
• T. Rubrum, T. Mentagrophytes, dan
dermatophytosis yang terletak pada
pangkal paha, genitalia, area pubic, Epidermophyton floccosum.
perineal dan kulit perianal.
• Penggunaan celana pendek yang ketat
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK
UI) yang dapat menghambat evaporasi
pada saat keringat keluar secara
berlebih pada saat suhu tinggi
kelembapan.
MANIFESTASI KLINIS
• Predileksi Tinea Cruris berada di daerah lipat
paha, perineum, sekitar, anus, daerah gluteus
dan perut bagian bawah.
• Gatal.
• Lesi berbatas tegas.
• Erythematous scaly patches with
papulovesicles.
• Lesi polimorf.
• Erosi akibat garukan.
PEMERIKSAAN DIFFERENTIAL
PENUNJANG DIAGNOSIS
• Kerokan kulit+KOH.
ENATALAKSANAAN Tujuan Penatalaksanaan:
1. Menjaga kebersihan kulit
2. Menghilangkan faktor resiko
3. Meningkatkan higienitas dan sanitasi

1. Topikal
2. Sistemik
Diberikan bila lesi kronik, luas atau sesuai indikasi.
TINEA
UNGUIUM
ONYCHOMYCOSIS
ETIOLOGI DAN FAKTOR
DEFINISI RESIKO
• Merupakan kelaianan kuku yang • Paling umum pada orang dewasa.
disebabkan oleh jamur dermatofita. • Kuku jari kaki jauh lebih mungkin terinfeksi
daripada kuku jari tangan.
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK
• Insiden onikomikosis telah meningkat, karena
UI)
faktor-faktor seperti diabetes, imunosupresi.

• Onikomikosis adalah infeksi jamur


• T. rubrum dan T. interdigitale merupakan
pada kuku kaki (termasuk matriks, alas,
atau lempeng) atau kuku . etiologi terseing yang bertanggung jawab
pada 90% kasus.
BENTUK SUBUNGUAL DISTALIS
- (DLSO): Most common
- Mulai dari tepi distal ke lateral menjalar ke proksimal
- Proses berjalan terus >>> kuku rapuh menyerupai kapur
- Hiperkeratosis
- Yellow-white in color
BENTUK SUBUNGUAL PROKSIMALIS
- (PSO)
Klasifikasi - Mulai dari pangkal proksimal, bagian distal masih utuh
dan - Pasien PSO harus discreening HIV, karena PSO
Manifestasi Klinis merupakan salah satu marker HIV

LEUKONIKIA TRIKOFITA/MIKOTIKA
- (WSO) White Superficial Type
- Keputihan/kuning pucat di permukaan kuku dan berbatas
tegas
- Dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen jamur
DIAGNOSIS DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
- Sesuai dengan Manifestasi klinis
- Pemeriksaan KOH
- Kultur jamur

PENATALAKSANAAN
TINEA PEDIS

ATHLETE’S FOOT
DEFINISI ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Tinea pedis merupakan dermatofitosis pada • Disebabkan oleh T. rubrum (tersering),
kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak T.interdigitale, E. Floccosum.
kaki. • Onset: sering antara 20-50 tahun
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK UI) • Faktor predisposisi: panas, lingkungan lembab,
penggunaan alas kaki tertutup, hiperhidrosis.
• Durasi penyakit: beberapa bulan-tahun, hingga
seumur hidup
TIPE INTERDIGITALIS
• Skuama, eritema, dan maserasi pada daerah interdigital atau
subdigital di antara jari 3 & 4 atau di antara jari 4 & 5
• Infeksi dapat menyebar ke daerah sekitarnya
• Aspek klinis maserasi: kulit putih dan rapuh
• Dapat disertai infeksi sekunder: selulitis, limfadenitis.

Klasifikasi TIPE MOCCASIN FOOT


dan • Terjadi pada seluruh kaki. Dari telapak kaki, tepi, sampai
punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik.
Manifestasi Klinis • Eritema biasanya ringan dan terutama pada bagian tepi lesi
dapat pula dilihat papul dan kadang-kadang vesikel
• Bersifat kronik dan sering resisten pada pengobatan

TIPE SUBAKUT./VESICULOBULLOUS
• Terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bulla.
• Dapat dimulai pada daerah sela jari, meluas ke punggung kaki
atau telapak kaki
• Isi vesikel berupa cairan jernih yang kental.
• Setelah pecah, vesikel meinggalkan sisik berbentuk lingkaran
yang disebut koleret
TIPE AKUT ULSERATIVE
• Terlihat vesikel, vesiko-pustul, purulent ulcer di plantar
surface.
• Eksfoliasi
PENATALAKSANAAN
1. Topikal
Obat pilihan: golongan alilamin (krim terbinafin, butenafin) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif:
 Golongan azol, misalnya krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol 2 kali sehari selama 4-6
minggu
Siklopiroksolamin (ciclopirox gel 0,77% atau krim 1%) 2 kali sehari selama 4 minggu untuk
tinea pedis dan tinea interdigitalis
KANDIDOSIS
MUKOKUTAN
KANDIDIASIS/
MONILIASIS
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Kandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat • Worldwide.
akut atau subakut, dapat mengenai kulit, kuku, • Semua umur (LK/P) -> 60-80% early
membran mukosa, GI. childhood 3 y.o.
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK UI)

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


• Etiologi >> Candida spp misalnya spesies C. albicans.
• Predileksi: Mulut, vagina, kulit, kuku, bronkus atau paru-
paru, kadang dapat menyebabkan septikemia,
endokarditis, atau meningitis.
• Kontak langsung dan formites.
Patogenesis
1. Perubahan fisiologi: Usia, Kehamilan dan haid.
2. Faktor mekanik: trauma (luka bakar, abrasi), oklusi lokal, kelembapan, maserasi
dan kegemukan.
3. Faktor nutrisi: defisiensi zat besi, malnutrisi.
4. Penyakit sistemik: DM, cushing sindrom, down sindrome, keganasan dan
imunodefisiensi.
5. Iatrogenik: iradiasi sinar x, pengguanaan obat-obatan (glukokortikoid, antibiotik,
imunosupresan).
KANDIDOSIS ORAL
1. Thrush 2. Perleche
• Biasanya mengenai bayi, pasien terinfeksi • Lesi berupa fissura pada sudut mulut.
HIV & AIDS. • Lesi mengalami maserasi, erosi, basah, dan
• Pseudomembran putih, coklat muda, kelabu dasarnya eritemotous.
yang menutupi lidah, palatum molle, pipi • Faktor predisposisi: defisiensi riboflavin
bagian dalam, dan permukaan rongga mulut dan kelainan gigi.
lainnya.
• Lesi dapat terpisah dan tampak seperti bercak
susu pada rongga mulut.
• Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya
tampak daerah yang basah dan merah.
KANDIDOSIS SELAPUT LENDIR GENITALIA

1. Vulvovaginitis 2. Balanitis atau balanopostitis


• Gatal pada daerah vulva • Faktor predisposisi: kontak seksual dengan
• Pada kasus berat terdapat rasa panas, pasangan penderita vulvaginitis
nyeri setelah miksi, dan dispareunia • Lesi berupa erosi, pustul dengan dinding tipis,
• Hiperemis pada labia minora, introitus terdapat pada glan penis dan sulkus koronarius
vagina, dan vagina (1/3 bagian bawah) glandis
• Fluor albus  gumpalan seperti susu
berwarna putih kekuningan.
KANDIDOSIS KUTIS
1. Kandidosis Intertriginosa 2. Kandidosis granulomatosa
• Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, genitokrural, • Sering menyerang anak-anak
intergluteal, lipat payudara, interdigital dan • Lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal
umbilikus, serta lipatan kulit dinding perut
berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada
• Lesi berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik,
basah, dan eritematosa.
dasarnya krusta dapat menimbul seperti tandung
• Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel sepanjang 2 cm.
dan pustul-pustul kecil atau bulla yang bila pecah • Lokasi sering terdapat di wajah, kepala, kuku,
meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir badan, tungkai.
yang kasar dan berkembang seperti lesi primer
3. Kandidosis Perianal
• Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah
• Menimbulkan pruritus ani

4. Diaper rash (Candidal diaper dermatitis)


• Infeksi terjadi karena oklusi kronik oleh popok yang basah
• Lesi berawal dari area perianal meluas ke perineum dan
lipat inguinal berupa eritema cerah.
Kandidiasis Mukokutan Kronik
• Ditandai dengan sindrom klinis
infeksi kandida superficial pada
kuku, kulit dan orofaring (bersifat
kronis dan resisten terhadap
pengobatan).
• Etiologi: Kelainan imunitas
• White plaque/thrush/angular
ceilitis perleche.
• Penebalan dan perubahan warna
pada kuku+edema, eritem.
Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Banding
• Pemeriksaan langsung: • Kutis lokalisata:
Kerokan kulit dengan larutan - Eritrasma.
KOH 20% atau dengan - Dermatitis intertrignosa.
- Dermatofitosis.
pewarnaan gram -> sel ragi,
blastopora atau pseudohifa.
• Vulvovaginitis:
• Kultur. - Gonore akut.
- Trikomonas Vaginalis.

• Mukokutan Kronik:
- Cutaneous candidiasis.
- Mukosal kandidiasis.
KANDIDIASIS KUTIS

Topikal
• Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%) selama 14-28 hari.
• Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya dapat untuk pencegahan.

Sistemik
• Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu.
• Itrakonazol 100-200 mg/hari.

TREATMENT
KANDIDIASIS ORAL

Infeksi ringan
Suspensi nistatin 400.000-600.000 U 4 kali sehari.

Infeksi sedang sampai berat


Flukonazol 1x100-200 mg/hari selama 7-14 hari.
KANDIDIASIS VULVOVAGINA
Topikal
• Krim imidazol: mikonazol, klotrimazol, dan butoconazol, selama 3-7 hari.
• Nistatin intravagina, 1 kali/hari, selama 10-14 hari. Aman untuk wanita hamil.

Sistemik
• Flukonazol 150 mg dosis tunggal.
• Infeksi berat akut > Flukonazol 150 mg diberikan setiap 72 jam dengan total 2 hingga 3
dosis.
• Untuk kandidiasis vulvovaginal rekuren (kambuh ≥4x/tahun ) > Flukonazol topikal atau oral
TREATMENT selama 10-14 hari dilanjutkan dengan flukonazol 150 mg/minggu selama 6 bulan.

BALANITIS / BALANOPOSTITIS KANDIDA


Topikal
• Klotrimazol krim 1% 2 kali/hari selama 2-4 minggu.
• Mikonazol krim 2% 2 kali/hari selama 2-4 minggu.
• Nistatin krim 100.000 unit/gram bila ada kemungkinan resisten atau alergi dengan Imidazol.

Sistemik
Flukonazol 150 mg dosis tunggal.
KANDIDIASIS MUKOKUTAN KRONIS
Topikal: TIDAK EFEKTIF

Sistemik
• 1st line: fluconazole, itraconazole, posaconazole.
• 2nd line: voriconazole, echinocandins, terbiafine dan liposomal amphotericin B.
TREATMENT • Clotrimazole troches/oral nystatin solution.

Fluconazole 100–400 mg/d or itraconazole 200–600 mg/d.

Anda mungkin juga menyukai