INFEKSI JAMUR
Jauza Salsabila
12100118620
PATOGENESIS
Perubahan suhu/kelembapan/tegangan CO2/genetik/malnutrisi
Malassezia spp (berbentuk ragi saprofit -> miselia -> kelainan kulit PV.
Produksi asam dikarboksilat (gg. pembentukan pigmen melanin dan pityriacin untuk absorbsi sinar UV ->
lesi hipopigmentasi).
MANIFESTASI KLINIS
Makula berbatas tegas, dapat
hipopigmentasi/hiperpigmentasi, dan
kadang eritematosa, terdiri atas
berbagai ukuran dan berskuama halus
(pitiriasiformis).
Umumnya tidak disertai gejala
subjektif, hanya berupa keluhan
kosmetik.
Pruritus tidak ada atau hanya pruritus
ringan.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS
PENUNJANG
• Wood's lamp -> fluoresein kuning • Lesi dengan makula tegas, warna
keemasan (metabolit asam putih-kemerahan-hitam, berskuama
dikarboksilat). Bisa positif palsu: halus.
CEK PENGGUNAAN SALEP • Wood's lamp.
SEBELUMNYA! • Kerokan kulit.
• Kerokan kulit -> hifa pendek dan sel
ragi bulat/oval (spagetti and
meatballs)
FFERENTIAL DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
1. Topikal
Sampo ketokonazol 2%, solusio 2,5% dioleskan 5 menit sebelum mandi, sekali/hari selama 3 hari
berturut-turut.
Sampo selenium sulfida 20% sekali/hari 7-10 menit selama 3-4/mgg. (sampo 1,8%, losio 2,5% dioles 15-
30mnt).
Sampo zinc pyrithione 1% dioleskan di seluruh daerah yang terinfeksi/seluruh badan, 7-10 menit sebelum
mandi, sekali/hari atau 3-4 kali seminggu.
Khusus untuk daerah wajah dan genital digunakan vehikulum solutio atau golongan azol topikal (krim
mikonazol 2 kali/hari).
Krim terbinafin 1% dioleskan pada daerah yang terinfeksi, 2 kali/hari selama 7 hari.
2. Sistemik
Untuk lesi luas atau jika sulit disembuhkan dapat digunakan terapi sistemik ketokonazol 200 mg/hari selama
7-10 hari.
3. Alternatif
Itrakonazol 200-400 mg/hari, 3-7 hari.
Flukonazol 400 mg dosis tunggal atau 300 mg/minggu selama 2-3 minggu.
Obat dihentikan bila pemeriksaan klinis, lampu Wood, dan pemeriksaan mikologis langsung berturut-
turut selang seminggu telah negatif.
Maintenance: topikal, ketokonazol 2x200 mg/hari sekali sebulan atau 200mg sehari selama 3 hari tiap
bulan.
TINEA
CRURIS
ECZEMA MARGINATUM/DHOBIE
ITCH/JOCKEY ITCH
DEFINISI ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
• Tinea cruris merupakan
• T. Rubrum, T. Mentagrophytes, dan
dermatophytosis yang terletak pada
pangkal paha, genitalia, area pubic, Epidermophyton floccosum.
perineal dan kulit perianal.
• Penggunaan celana pendek yang ketat
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK
UI) yang dapat menghambat evaporasi
pada saat keringat keluar secara
berlebih pada saat suhu tinggi
kelembapan.
MANIFESTASI KLINIS
• Predileksi Tinea Cruris berada di daerah lipat
paha, perineum, sekitar, anus, daerah gluteus
dan perut bagian bawah.
• Gatal.
• Lesi berbatas tegas.
• Erythematous scaly patches with
papulovesicles.
• Lesi polimorf.
• Erosi akibat garukan.
PEMERIKSAAN DIFFERENTIAL
PENUNJANG DIAGNOSIS
• Kerokan kulit+KOH.
ENATALAKSANAAN Tujuan Penatalaksanaan:
1. Menjaga kebersihan kulit
2. Menghilangkan faktor resiko
3. Meningkatkan higienitas dan sanitasi
1. Topikal
2. Sistemik
Diberikan bila lesi kronik, luas atau sesuai indikasi.
TINEA
UNGUIUM
ONYCHOMYCOSIS
ETIOLOGI DAN FAKTOR
DEFINISI RESIKO
• Merupakan kelaianan kuku yang • Paling umum pada orang dewasa.
disebabkan oleh jamur dermatofita. • Kuku jari kaki jauh lebih mungkin terinfeksi
daripada kuku jari tangan.
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK
• Insiden onikomikosis telah meningkat, karena
UI)
faktor-faktor seperti diabetes, imunosupresi.
LEUKONIKIA TRIKOFITA/MIKOTIKA
- (WSO) White Superficial Type
- Keputihan/kuning pucat di permukaan kuku dan berbatas
tegas
- Dapat dikerok untuk dibuktikan adanya elemen jamur
DIAGNOSIS DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
- Sesuai dengan Manifestasi klinis
- Pemeriksaan KOH
- Kultur jamur
PENATALAKSANAAN
TINEA PEDIS
ATHLETE’S FOOT
DEFINISI ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Tinea pedis merupakan dermatofitosis pada • Disebabkan oleh T. rubrum (tersering),
kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak T.interdigitale, E. Floccosum.
kaki. • Onset: sering antara 20-50 tahun
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK UI) • Faktor predisposisi: panas, lingkungan lembab,
penggunaan alas kaki tertutup, hiperhidrosis.
• Durasi penyakit: beberapa bulan-tahun, hingga
seumur hidup
TIPE INTERDIGITALIS
• Skuama, eritema, dan maserasi pada daerah interdigital atau
subdigital di antara jari 3 & 4 atau di antara jari 4 & 5
• Infeksi dapat menyebar ke daerah sekitarnya
• Aspek klinis maserasi: kulit putih dan rapuh
• Dapat disertai infeksi sekunder: selulitis, limfadenitis.
TIPE SUBAKUT./VESICULOBULLOUS
• Terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bulla.
• Dapat dimulai pada daerah sela jari, meluas ke punggung kaki
atau telapak kaki
• Isi vesikel berupa cairan jernih yang kental.
• Setelah pecah, vesikel meinggalkan sisik berbentuk lingkaran
yang disebut koleret
TIPE AKUT ULSERATIVE
• Terlihat vesikel, vesiko-pustul, purulent ulcer di plantar
surface.
• Eksfoliasi
PENATALAKSANAAN
1. Topikal
Obat pilihan: golongan alilamin (krim terbinafin, butenafin) sekali sehari selama 1-2 minggu
Alternatif:
Golongan azol, misalnya krim mikonazol, ketokonazol, klotrimazol 2 kali sehari selama 4-6
minggu
Siklopiroksolamin (ciclopirox gel 0,77% atau krim 1%) 2 kali sehari selama 4 minggu untuk
tinea pedis dan tinea interdigitalis
KANDIDOSIS
MUKOKUTAN
KANDIDIASIS/
MONILIASIS
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Kandidosis adalah penyakit jamur, yang bersifat • Worldwide.
akut atau subakut, dapat mengenai kulit, kuku, • Semua umur (LK/P) -> 60-80% early
membran mukosa, GI. childhood 3 y.o.
(Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin FK UI)
• Mukokutan Kronik:
- Cutaneous candidiasis.
- Mukosal kandidiasis.
KANDIDIASIS KUTIS
Topikal
• Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%) selama 14-28 hari.
• Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya dapat untuk pencegahan.
Sistemik
• Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu.
• Itrakonazol 100-200 mg/hari.
TREATMENT
KANDIDIASIS ORAL
Infeksi ringan
Suspensi nistatin 400.000-600.000 U 4 kali sehari.
Sistemik
• Flukonazol 150 mg dosis tunggal.
• Infeksi berat akut > Flukonazol 150 mg diberikan setiap 72 jam dengan total 2 hingga 3
dosis.
• Untuk kandidiasis vulvovaginal rekuren (kambuh ≥4x/tahun ) > Flukonazol topikal atau oral
TREATMENT selama 10-14 hari dilanjutkan dengan flukonazol 150 mg/minggu selama 6 bulan.
Sistemik
Flukonazol 150 mg dosis tunggal.
KANDIDIASIS MUKOKUTAN KRONIS
Topikal: TIDAK EFEKTIF
Sistemik
• 1st line: fluconazole, itraconazole, posaconazole.
• 2nd line: voriconazole, echinocandins, terbiafine dan liposomal amphotericin B.
TREATMENT • Clotrimazole troches/oral nystatin solution.