- Adinda Fitri A
INTRODUCTION
● Manajemen jalan napas sebagian besar dilakukan di ruang operasi.
● Intubasi trakea sulit yang tidak terduga → dapat menjadi peristiwa yang
mengancam jiwa yang insidensinya bervariasi dalam rentang yang luas
dengan perkiraan frekuensi gabungan 6,8%.
● Kesulitan pada laringoskopi atau intubasi, jika terjadi ketidakmampuan untuk
mempertahankan jalan napas pasien → pasien berisiko komplikasi yang pada
dasarnya berhubungan dengan hipoksia.
● Insidensi hipoksia telah dilaporkan sekitar 1-4% pasien dengan jalan napas
normal dan, baru-baru ini, dalam kisaran 1,58-5% dari semua anestesi umum.
CONT..
● Laringoskop Macintosh → laringoskop yang paling umum digunakan untuk intubasi trakea pada pasien bedah rutin.
● Terlepas dari popularitasnya, kegagalan selama intubasi tidak jarang terjadi, terutama pada pasien dengan kesulitan yang tidak
terduga.
● Menurut bukti → direct laryngoscopy terkadang memberikan gambaran yang buruk tentang struktur glotis.
● Dari semua itu, laringoskop Truview EVO2® (Truphatek International Ltd, Netanya, Israel, 2004) → memfasilitasi indirect view
dari pita suara melalui port optik yang ditempatkan pada Macintosh blade yang dimodifikasi.
● Metode dan Tujuan Penelitian : secara retrospektif mengevaluasi peran laringoskop Truview dalam pengelolaan intubasi trakea
sulit yang tidak terduga pada pasien yang menjalani anestesi umum untuk operasi elektif di Pusat spesialisasi tinggi.
Materials and Methods
Menggunakan metode retrospektif analisis pengelolaan
kesulitan intubasi pada populasi bedah dengan subjek nya :
1. pasien dewasa non-obstetrik (> 18 tahun)
2. Kecuali pasien : pharyngo-laryngeal or neck tumors, maxillofacial
or cervical spine injury
PREOPERATIVE AIRWAY MANAGEMENT
● Laryngeal mask selalu menyelesaikan manajemen intubasi sulit yang tidak terduga, tetapi tidak
melindungi saluran udara sepenuhnya seperti tracheal tube, karena memisahkan trakea dari
esofagus.
● Di antara faktor prediktif kesulitan intubasi, pada dasarnya berfokus pada Mallampati class dan
BMI sebagai penanda yang paling standar.
● Obesitas menjadi salah satu faktor risiko penyulit intubasi pada pasien obstetric dan non
obstetric, pada penelitian ini menghasilkan Intubation Dificulty Score (IDS) lebih tinggi pada
pasien obstetric dan menemukan Mallampati kelas III dan IV menjadi prediksi penyulit intubasi
pada pasien obesitas, kontra dengan penelitian yang dilakukan oleh Danish et al, Body Mass Index
(BMI) tidak menjadi faktor penyulit intubasi
CONCLUSION