Semester 4
Oleh:
Desy Purnamasari Kalembu
Pembimbing Moderator
dr. Calcarina Fitriani, SpAn, KIC dr. Bhirowo Yudo Pratomo, SpAn, KAKV
Abstract
The incidence of failed intubation varies from 0.1% to 11% based on the
clinical condition of the patient. Ameloblastoma is a benign neoplasm of odontogenic
tumors. Changes in the shape of the airway complicate anesthesia for ameloblastoma
surgery. In this case report, we report a 69-year-old man with mandibular
ameloblastoma who was planned for a hemimandibulectomy. Perform awake
intubation with the use of agent to help with pain during insertion of the endotracheal
tube. Some of the steps taken must be comprehensively related to preoperative,
education, approval of the action to planning the anesthesia itself. Intubation using
fiberoptic is the gold standard in the management of difficult intubation in clinically
similar patients. With the expected planning and preparation and a good team, there
are no difficult conditions, intubation or both that can result in adverse morbidity and
mortality for the patient.
Keywords: ameloblastoma, hemimandibulectomy, awake intubation
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Insidensi gagal intubasi bervariasi dari 0.1% hingga 11% berdasarkan
kondisi dari klinis pasien. Penggunaan video laringoskop, fiberoptik
bronkoskopi, alat supraglotis atau kombinasi dari alat – alat tersebut dapat
digunakan saat operasi baik elektif maupun non elektif atau gawat darurat.1
Ameloblastoma merupakan neoplasma jinak dari tumor odontogenik.
Ameloblastoma mempunyai beberapa pilihan terapi seperti enukleasi, reseksi
marginal atau hemireseksi, krioterapi, radioterapi dan pembedahan.2 Tipe
ameloblastoma yang paling sering yaitu tipe folikular dan pleksiform.
Pembedahan merupakan pilihan definitif pengobatan ameloblastoma karena
resistensi tumor terhadap radioterapi. Setelah dilakukan pembedahan, dapat
dilanjutkan dengan pemasangan graft tulang atau penggunaan plate dan
screw.2
Operasi pada ameloblastoma terdiri dari mandibulektomi minor
(segmental mandibulektomi dan anterior mandibulektomi), mandibulektomi
mayor (hemi mandibulektomi, subtotal mandibulektomi dan mandibulektomi
total), dan maksilektomi. Perubahan bentuk dari jalan napas merupakan
penyulit pada anestesi untuk operasi ameloblastoma.
B. Manfaat Laporan Kasus
Penulis dan pembaca dapat memahami potensial masalah terutama
terkait manajemen perioperatif terutama terkait pengelolaan jalan napas pada
pasien dengan ameloblastoma.(restrospectifamnui)
C. Tujuan Laporan Kasus
- Agar dapat mengetahui apa itu ameloblastoma.
- Agar dapat mengetahui potensial masalah yang diakibatkan oleh
ameloblastoma.
- Agar dapat mengetahui langkah – langkah optimal dalam pembiusan
ameloblastoma.
BAB II
Kasus dan Pembahasan
A. Identitas pasien
Nama : Tn JWP
Usia : 69 tahun
No CM : 02001148
Tanggal operasi : 07 April 2022
B. Keluhan utama
Pasien dengan benjolan dirahang bawah kanan semakin membesar, nyeri (+).
nyeri menelan (-), serak (-), mengorok (-), sesak (-), Riwayat merokok (-), HT (-),
DM (-), jantung (-), asma (-), alergi (-).
Pada maret 2022, pasien menjalani operasi biopsi massa dengan hasil ameloblastoma.
E. Pemeriksaan Fisik
F. Pemeriksaan Penunjang
Lab darah
Hb 11.1 Cr 1.08 Cl 97
CTscan Kepala
Elektrokardiografi
G. Assessment
Status fisik ASA 2 : Geriatri, prediksi sulit jalan napas, insufisiensi renal
H. Rencana Pembiusan
- Untuk pipa endotrakeal menggunakan ukuran 7.5 cuffed tipe non kinkin.
b) Preparasi
- Set sulit intubasi berupa alat lain seperti direk laringoskop dan video laringoskop
serta supraglotik disiapkan juga.
- Obat – obatan topikal, sedasi, induksi dan darurat juga dipersiapkan seperti :
c) Posisi tim
d) Oksigenasi
e) Topikalisasi
f) Sedasi
g) Pemasangan intubasi
- Setelah 2 kali mencoba menggunakan fiberoptik dan tidak diperoleh visualisasi yang
baik, maka oleh koordinasi tim diputuskan menggunakan video laringoskop.
- Percobaan menggunakan videolaringoskop berhasil dilakukan dalam 1 kali tindakan.
namun berakibat terjadinya perdarahan walaupun minimal pada massa yang tersentuh
oleh video laringoskop.
i) Maintenans
j) Post operasi
- Anti nyeri : Multi modal ketorolac 30 mg/8 jam IV dan fentanyl continuous 500
I. Durante operasi
b) Tanda vital :
- N 78-109x/min
- R 18-20x/min
- SpO2 99-100%
J. Pembahasan
Ameloblastoma merupakan tumor jinak yang menginvasi secara lokal,
biasanya berasal dari tumor odontogenik yang berkembang secara perlahan dan
persisten. Ameloblastoma biasanya muncul pada daerah rahang bawah, membesar dan
menyebabkan impaksi dari gigi. 3
Ukuran ameloblastoma yang besar dapat menyebabkan perubahan bentuk dari
wajah sehingga menyebabkan kesulitan ventilasi. Selain itu, apabila tumor sudah
meluas hingga ke intraoral, hal ini akan dapat menyebabkan obstruksi, trismus,
sehingga menyebabkan mulut kaku dan sulit terbuka. Hal tersebut akan menyulitkan
dari intubasi atau manajemen jalan napas secara keseluruhan.3
Manajemen intubasi terdiri dari berbagai macam teknik dan alat yang dapat
digunakan sesuai dengan prediksi kesulitan. Pada ameloblastoma yang masif, teknik
intubasi sadar merupakan pilihan yang tepat dengan menggunakan fiberoptik. Hal ini
dikarenakan fiberoptik lebih sedikit menyebabkan stimulans dibandingkan
laringoskop direk.4
1. Tsay PJ, Yang CP, Luk HN, Qu JZ, Shikani A. Video-Assisted Intubating Stylet
Technique for Difficult Intubation: A Case Series Report. Healthcare (Basel). 2022
Apr 15;10(4):741. doi: 10.3390/healthcare10040741. PMID: 35455918; PMCID:
PMC9027904.
2. Bhuyan D, Chandak AV, Chandak V, Ninave S, Verma N. Airway Management: A
Case of Desmoplastic Ameloblastoma of Right Mandibular Body. JPRI.
33(61A):441-5.
3. Aloqab S, Chandrashekaraiah M, Shah V, Adeel S. Difficult airway management:
burning no bridges. Sri Lankan Journal of Anaesthesiology. 2019;27(2):169-71.
4. Shindo Y, Toda S, Kido K, Masaki E. Massive ameloblastoma: A case report of
difficult fiberoptic intubation. Ann Med Surg (Lond). 2018 Jun 19;32:6-9.
5. Jeffrey L. Apfelbaum, Carin A. Hagberg, Richard T. Connis, Basem B. Abdelmalak,
Madhulika Agarkar, Richard P. Dutton, John E. Fiadjoe, Robert Greif, P. Allan
Klock, David Mercier, Sheila N. Myatra, Ellen P. O’Sullivan, William H. Rosenblatt,
Massimiliano Sorbello, Avery Tung; 2022 American Society of Anesthesiologists
Practice Guidelines for Management of the Difficult Airway. Anesthesiology 2022;
136:31–81
6. Ahmad I, El-Boghdadly K, Bhagrath R, Hodzovic I, McNarry AF, Mir F, O'Sullivan
EP, Patel A, Stacey M, Vaughan D. Difficult Airway Society guidelines for awake
tracheal intubation (ATI) in adults. Anaesthesia. 2020 Apr;75(4):509-528.
7. Hagberg CA. 2013. The difficult Airway in conventional head and neck surgery.
Benumof and Hagberg’s: Airway Management. Chapter 10: The difficult airway
algorithm: analysis and presentation of a new algorithm. Ed 3. Elsevier, philadephia.
Hal 222-238.
8. Baker PA, Duggan LV, Enk D. 2020. Front of Neck Airway (FONA). Core Topics in
Airway Management. Chapter 9: Awake tracheal intubation. In: Cook T, Kristensen
MS, editors. 3rd ed. Cambridge: Cambridge University Press; p. 80–6.