23
seluruh sel mastoid yang mempunyai Surabaya. Bahan yang dipakai dalam
drainase ke kavum timpani yaitu penelitian ini adalah rekam medis
membersihkan total sel-sel mastoid di penderita OMSK tipe bahaya yang
sudut sinodural, daerah segitiga dilakukan operasi mastoidektomi
Trautmann, sekitar kanalis fasialis dan radikal maupun mastoidektomi
daerah telinga sekitar zygoma. radikal modifikasi pada anak dan
Kemudian membuang maleus-inkus dewasa di departemen THT-KL
bila masih ada, stapes/sisa stapes selama Januari 2007 sampai dengan
dipertahankan, sehingga terbentuk Desember 2008.
kavitas operasi yang merupakan
gabungan rongga mastoid, kavum HASIL OPERASI
timpani dan liang telinga.5 Dalam kurun waktu Januari
Mastoidektomi radikal hanyalah dapat 2007 sampai dengan Desember 2008
membersihkan jaringan patologis, telah dilakukan operasi
sementara fungsi pendengaran tidak mastoidektomi radikal maupun
diperbaiki oleh karena itu mastoidektomiradikal modifikasi
dikembangkan teknik operasi sebanyak 92 orang penderita.
mastoidektomi radikal modifikasi
(timpanoplasti dinding runtuh).3 Pada Jumlah penderita OMSK tipe
operasi ini dilakukan pembersihan total bahaya yang menjalani operasi adalah
sel mastoid patologis, mukosa yang sebanyak 92 penderita, terdiri dari 82
baik dan tulang pendengaran orang sebesar 89% mastoidektomi
direkonstruksi.5 radikal sisanya menjalani operasi
Tujuan penulisan penelitian mastoidektomi radikal modifikasi
ini adalah menyampaikan data sebanyak 10 orang atau sebesar 11%,
penderita OMSK bahaya yang dari 92 penderita hanya 61 orang
menjalani operasi mastoidektomi yang memiliki data lengkap evaluasi
radikal dan mastoidektomiradikal hingga 2 bulan pasca operasi, 31
modifikasi selama Januari 2007 penderita drop out pada penelitian
sampai Desember 2008 di RSUD. Dr ini.
Tabel 1. Jumlah penderita OMSK tipe bahaya yang menjalani operasi mastoidektomi
Jenis operasi Jumlah %
Mastoidektomi radikal 82 89
Mast. radikal modifikasi 10 11
Jumlah 92 100
24
Tabel 2. Gambaran pemeriksaan radiologi penderita OMSK tipe bahaya
Jenis pemeriksaan Jumlah
Schuller Destruksi 51
8
Sklerotik
9
CT scan kepala
Jumlah Total 24
25
Tabel 5. Hasil pertumbuhan tandur gendang telinga
26
jaringan patologis.Sembilan penderita modifikasi. Mastoidektomi radikal
dilakukan CT scan,hal ini disebabkan dilakukan bila tidak terdapat sisa
penderita tersebut juga mengalami pendengaran (dead ear), tindakan ini
komplikasi intrakranial, untuk itu CT diutamakan membersihkan proses
scan merupakan alat diagnosis yang penyakit berupa kolesteatoma dan
tepat untuk melakukan penilaian. jaringan granulasi, serta meruntuhkan
Pada penderita OMSK tipe dinding posterior liang telinga maka
bahaya yang menjalani operasi 39% akan terjadi hubungan langsung antara
penderita yang mengalami komplikasi kavum mastoid, kavum timpani dan
baik intra kranial maupun ekstra liang telinga luar sehingga usaha
kranial.Komplikasi dapat timbul bila eradikasi terhadap jaringan patologis
pertahanan telinga tengah dilewati menjadi lebih mudah. Semua struktur
sehingga memungkinkan infeksi telinga tengah kecuali stapes
9,10
menjalar ke struktur sekitarnya. dibuang.
Penyebaran dapat secara hematogen Mastoidektomi radikal
atau erosi tulang.10Penderita dengan modifikasi adalah mastoidektomi
paresis N.VII perifer didapatkan radikal yang disertai upaya
adanya destruksi oleh jaringan rekonstruksi.Teknik pembedahan ini
patologis di kanalis N.VII horizontal dilakukan bila masih terdapat sisa
dan vertikal, penderita yang terdapat pendengaran sehingga dapat
komplikasi intratemporal (abses/fistel diupayakan perbaikan fungsi
retroaurikula) pada laporan operasi pendengaran. Terdapat perbedaan
didapatkan dinding liang telinga telah perlakuan terhadap ruang telinga
destruksi sebagian, sedangkan tengah, padaoperasi ini dilakukan
penderita dengan komplikasi pemasangan tandur gendang telinga
intrakranial belum tentu didapatkan sehingga terbentuk suatu telinga
adanya destruksi di daerah tegmen. tengah (air protected) dan
Tandur gendang telinga osikuloplasti untuk perbaikan fungsi
didapatkan tumbuh pada 7 dari 9 orang pendengaran.9,10
penderita yang menjalani Pasca operasi mastoidektomi
mastoidektomi radikal modifikasi. dinding runtuh rata-rata penyembuhan
Tandur dikatakan berhasil bila tumbuh berkisar antara 4-12 minggu.Gap yang
secara komplit, dikatakan gagal bila terjadi akan diisi jaringan kolagen
tidak terdapat pertumbuhan tandur untuk selanjutnya epitel kulit di
sama sekali atau tidak sekelilingnya bermigrasi di atas
4
lengkap. Pertumbuhan tandur memiliki jaringan tersebut.Kriteria keberhasilan
peran dalam telinga kering, masih eradikasi adalah telinga kering bila
terdapatnya otore pada pasca operasi tidak didapatkan sekresi, tidak terdapat
kemungkinan dapat berasal dari kavum residual kolesteatom dan epitelisasi
mastoid.13,14 lengkap saat evaluasi. Dikatakan
Tindakan operasi yang dipilih telinga basah jika masih terdapat
pada OMSK tipe bahaya adalah sekresi, sisa residual kolesteatom dan
mastoidektomi dinding runtuh, yaitu epitelisasi belum lengkap saat
eradikasi penyakit dan jaringan evaluasi.11,12,13
patologis.4 Diharapkan dapat dicapai Evaluasi 2 bulan (minggu ke 8)
hasil telinga kering dan mencegah pada 61 penderita pasca operasi yang
terjadinya komplikasi serta dilakukan mastoidektomi radikal
memungkinkan dilakukan perbaikan modifikasididapatkan masih otore
fungsi pendengaran.Operasi yang (basah) sebanyak 55,6% dan kering
dilakukan berupa mastoidektomi 44,4%. Sedangkan penderita yang
radikal ataupun mastoidektomiradikal menjalani mastoidektomi radikal
27
didapatkan kering sebanyak 48,1%,dan dan dilakukan menggunakan
yang basah sebanyak 51%.Jumlah mikroskop operasi.11,12,13
penderita yang masih tetap basah pada Pada kepustakaan
evaluasi 2 bulan sedikit lebih banyak dilakukanevaluasi terhadap sejumlah
daripada yang kering.Dari hasil kasus yang dilakukan revisi, otore
evaluasi tersebut jumlah penderita terjadi disebabkan antara lain karena
pasca operasi yang masih basah dan kegagalan untuk melakukan self
kering berjumlah hampir sama. Hal ini cleaningserta terjadinya infeksi
berbeda jauh dengan penelitian sekunder. Untuk memperkecil
sebelumnya di RSUD dr. Soetomo kegagalan tersebut terdapat hal-hal
yang dapat dilihat pada tabel 6. yang perlu diperhatikan saat operasi
yaitu:
Tabel 6. Hasil evaluasi mastoidektomi dinding runtuh di RSUD Dr. Soetomo4,14,15
28
kavitas yang terlalu luas berupa granulasi dan kolesteatoma di
dilakukan pelandaian atau epitimpani/mesotimpani pada semua
merendahkan tepi kavum laporan operasi,dilakukan pembuatan
mastoid.11,12 meatal flap, diruntuhkannya dinding
4. Ujung mastoid (tip), bila masih posterior liang telinga, tidak ada
menggaung akan menyulitkan pencatatan mengenai amputasi tip
dalam mekanisme pembersihan mastoid, dan juga
secara spontan karena terdapat obliterasimastoid.Tidak dilakukan
bagian yang lebih rendah dari evaluasi faktor-faktor penyebab
liang telinga. Untuk mengatasi kegagalan operasi (meatal flap sempit/
hal tersebutadalah dengan facial ridge tinggi/epitelisasi tidak
melakukan amputasi terhadap lengkap/residif/granulasi).Evaluasi
ujung mastoid yang akan pendengaran hanya dilakukan pada 3
menyebabkan obliterasi pada orang penderita yang dilakukan
bagian tersebut karena jaringan mastoidektomi radikal modifikasi, hal
di atasnya akan kolaps ke ini dapat disebabkan karena faktor
dalam.3 penderita yang tidak mau dilakukan
5. Selule mastoid, saat operasi pemeriksaan atau karena
harus seoptimal mungkin kesalahan/kealpaan pemeriksa untuk
dibersihkan untuk mencegah melakukan evaluasi.Pada kasus yang
timbulnya jaringan granulasi di gagal mungkin masih belum cukup
atas sisa selule tersebut. Pada dirawat selama 2 bulan, masih
saat revisi pasca operasi diperlukan waktu yang lebih lama
didapatkan lokasi tersering khususnya dalam menanggulangi
adalahdaerah tegmen dan sudut kemungkinan reinfeksi dan
sinodural.3,5,14 pertumbuhan jaringan granulasi.
6. Telinga tengah, terjadinya Peningkatan pengetahuan dan
epitelisasi yang belum lengkap kemampuan bagi PPDS THT-KL yang
dan adanya infeksi di daerah bertugas merupakan hal yang amat
tersebut.3 penting. Masih belum terampilnya
7. Obliterasi mastoid, idealnya PPDS THT-KL saat melakukan
dilakukan pada saat operasi operasi, perawatanpasca operasi di
mastoidektomi dinding runtuh bagian rawat jalan, kurang lengkapnya
namun pada kepustakaan dapat pencatatan dan kesalahan/kealpaan
dilakukan pada saat revisi. untuk melakukan evaluasi dapat
Tujuan obliterasi mastoid meningkatkan angka kegagalan
adalah memperkecil kavitas tersebut.12 Dibutuhkan peningkatan
yang terbentuk sehingga pengetahuan, keterampilan dan
penyembuhan tidak terlalu ketekunan dalam perawatan penderita
lama. Obliterasi dapat saat dan pasca operasi untuk
menggunakan bone chip, meningkatkan keberhasilan
kartilago, fascia, jaringan otot penatalaksanaan penderita OMSK tipe
dan hidroksiapatit.17,18 bahaya. Pencatatan rekam medis yang
lebih baik serta dokumentasi operasi
Pada laporan hasil evaluasi berupa rekaman video, sehingga dapat
pencatatan yang terperinci masih jauh dilakukan evaluasi di kemudian hari.
dari sempurna.Pencatatan yang tertulis
adalah adanya jaringan patologis
29
KESIMPULAN SARAN
Dilakukan evaluasi pada 61 Dibutuhkan peningkatan
kasus 2 bulan (minggu ke 8) pasca pengetahuan, keterampilan dan
operasi, yang dilakukan mastoidektomi ketekunan dalam perawatan
radikal modifikasi didapatkan masih penderitasaat dan pasca operasi untuk
otore (basah) sebanyak 5 orang (8%), meningkatkan keberhasilan
kering 4 orang (6%). Sedangkan penatalaksanaan penderita OMSK tipe
penderita yang menjalani bahaya.Pencatatan rekam medis yang
mastoidektomi radikal didapatkan lebih baik serta dokumentasi operasi
kering sebanyak 26 penderita berupa rekaman video, sehingga dapat
(46%),dan yang basah sebanyak 28 dilakukan evaluasi di kemudian hari.
orang (40%). Total kasus yang masih
tetap basah sebanyak 53% dan kering
sebanyak 47%. Tingginya penderita
yang masih tetap basah pasca operasi
merupakan indikator kegagalan
operasi.
30
KEPUSTAKAAN
1. Austin DF. Complication of ear 8. Butman AJ, Patronas JN, Kim JH.
disease. In: Ballenger JJ. Disease Immaging studies of the temporal
of the ear, nose and throat, head bone. In: Bailey JB, Johnson TJ
and neck 14th ed. Philadelphia: editors. Head and neck surgery
Lea and Febringer, 1991.p. 1139 otolaryngology 4thed.
– 58. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 2006.p.1961-85.
2. Verhoeff M, Van der Veen LE et
al. Chronic suppurative otitis 9. Chole AR, Brodie AH, Jacob A.
media: a review. International Surgery of the mastoid and
Journal of Pediatric petrosa.In: Bailey JB, Johnson TJ
Otorhinolaryngology 2005: 70,1- editors. Head and Neck Surgery
12. Ireland. Available Otolaryngology 4th ed.
from:www.elsevier.com/locate/ijp Philadelphia: Lippincott Williams
otAccesed September 11,2009. & Wilkins, 2006.p.2094-111.
31
14. Handoko E. Hasil mastoidektomi Australian Journal of Oto-
radikal modifikasi pada otitis Laryngology January 2001.
kronika dengan kolesteatoma di Available from
RSUD dr. Soetomo Surabaya. http://findarticles.com/p/articles/
Karya akhir untuk memperoleh mi_qa3868/n8940546/. Accesed
ijasah keahlian. Surabaya: UPF September 11, 2009.
THT RSUD dr. Soetomo:1996
17. Mehta PR, Harris PJ. Mastoid
15. Hidayat T. Hasil telinga kering obliteration. Otolaryngol Clin N
pada mastoidektomi radikal dan Am 2006;39 1129-42. Available
mastoidektomi radikal modifikasi fromoto.theclinics.com. Accesed
di UPF THT RSUD dr. Soetomo September 11,2009.
tahun 1994-1995. Karya akhir
untuk memperoleh ijasah 18. Abdel-Rahman MA, Pietola M,
keahlian. Surabaya: UPF THT Kinnan JT et al. Obliteration of
RSUD dr. Soetomo:1997. radical cavities with autogenous
cortical bone; ling term results.
16. Becvarovski, Zoran, Atlas. BMC Ear, Nose and Throat
Modified radical mastoidectomy: Disorders 2008;8:4
Techniques to prevent failure.
32