Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI HASIL OPERASI MASTOIDEKTOMI DINDING RUNTUH

PADA PENDERITA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK TIPE BAHAYA


DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
JANUARI 2007 – DESEMBER 2008
(Penelitian Retrospektif)

Emmy Pramesthi DS, Titiek Hidajati Ahadiah

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo Surabaya

ABSTRAK Kata Kunci :


OMSK tipe bahaya, mastoidektomi
Tujuan : Tujuan penulisan penelitian radikal, mastoidektomi radikal
ini adalah menyampaikan data modifikasi
penderita OMSK bahaya yang
menjalani operasi mastoidektomi PENDAHULUAN
radikal dan mastoidektomiradikal Otitis media supuratif kronik
modifikasi (OMSK) adalah keradangan pada
mukoperiosteum rongga telinga tengah
Metode : penelitian secara deskriptif yang berlangsung lama, disertai
retrospektif di departemen THT-KL perforasi membran timpani dengan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Data sekret yang keluar terus menerus atau
dari rekam medis penderita OMSK hilang timbul.1,2,3OMSK dibagi
tipe bahaya yang dilakukan operasi menjadi 2 yaitu tipe aman (jinak / tipe
mastoidektomi radikal maupun mukosa / tipe benigna / tubotimpanik)
mastoidektomi radikal modifikasi dan tipe bahaya (maligna/tipe tulang /
pada anak dan dewasa selama Januari atiko-antral). Pada tipe bahaya
2007 sampai dengan Desember 2008 mengandung kolesteatoma bersifat
sebanyak 92 penderita dan hanya 61 progresif dan sering menimbulkan
orang yang memiliki data lengkap . komplikasi berbahaya.1,4 Pengobatan
Hasil : Dilakukan evaluasi pada 61 satu-satunya pada tipe bahaya adalah
kasus 2 bulan (minggu ke 8) pasca tindakan operasi untuk eradikasi
operasi, yang dilakukan mastoidektomi kolesteatoma, pengobatan konservatif
radikal modifikasi didapatkan masih dengan pembersihan lokal melalui
otore (basah) sebanyak 5 orang (8%), liang telinga hanya pada kolesteatoma
kering 4 orang (6%). Penderita yang yang masih terbatas atau penderita
menjalani mastoidektomi radikal tidak mungkin menjalani operasi baik
didapatkan kering sebanyak 26 dalam anestesi lokal atau umum.
penderita (46%),dan yang basah Selain eradikasi jaringan patologis,
sebanyak 28 orang (40%). Total kasus tujuan operasi idealnya adalah
yang masih tetap basah sebanyak 53% mengembalikan fungsi fisiologis dan
dan kering sebanyak 47%. memperbaiki fungsi pendengaran.1,2,3
Tindakan pembedahan yang
Kesimpulan : Tingginya penderita sering dilakukan adalah mastoidektomi
yang masih tetap basah pasca operasi dinding runtuh yaitu membuang
merupakan indikator kegagalan seluruh sel-sel mastoid di rongga
operasi. mastoid, meruntuhkan dinding
posterior liang telinga, pembersihan

23
seluruh sel mastoid yang mempunyai Surabaya. Bahan yang dipakai dalam
drainase ke kavum timpani yaitu penelitian ini adalah rekam medis
membersihkan total sel-sel mastoid di penderita OMSK tipe bahaya yang
sudut sinodural, daerah segitiga dilakukan operasi mastoidektomi
Trautmann, sekitar kanalis fasialis dan radikal maupun mastoidektomi
daerah telinga sekitar zygoma. radikal modifikasi pada anak dan
Kemudian membuang maleus-inkus dewasa di departemen THT-KL
bila masih ada, stapes/sisa stapes selama Januari 2007 sampai dengan
dipertahankan, sehingga terbentuk Desember 2008.
kavitas operasi yang merupakan
gabungan rongga mastoid, kavum HASIL OPERASI
timpani dan liang telinga.5 Dalam kurun waktu Januari
Mastoidektomi radikal hanyalah dapat 2007 sampai dengan Desember 2008
membersihkan jaringan patologis, telah dilakukan operasi
sementara fungsi pendengaran tidak mastoidektomi radikal maupun
diperbaiki oleh karena itu mastoidektomiradikal modifikasi
dikembangkan teknik operasi sebanyak 92 orang penderita.
mastoidektomi radikal modifikasi
(timpanoplasti dinding runtuh).3 Pada Jumlah penderita OMSK tipe
operasi ini dilakukan pembersihan total bahaya yang menjalani operasi adalah
sel mastoid patologis, mukosa yang sebanyak 92 penderita, terdiri dari 82
baik dan tulang pendengaran orang sebesar 89% mastoidektomi
direkonstruksi.5 radikal sisanya menjalani operasi
Tujuan penulisan penelitian mastoidektomi radikal modifikasi
ini adalah menyampaikan data sebanyak 10 orang atau sebesar 11%,
penderita OMSK bahaya yang dari 92 penderita hanya 61 orang
menjalani operasi mastoidektomi yang memiliki data lengkap evaluasi
radikal dan mastoidektomiradikal hingga 2 bulan pasca operasi, 31
modifikasi selama Januari 2007 penderita drop out pada penelitian
sampai Desember 2008 di RSUD. Dr ini.

Tabel 1. Jumlah penderita OMSK tipe bahaya yang menjalani operasi mastoidektomi
Jenis operasi Jumlah %

Mastoidektomi radikal 82 89
Mast. radikal modifikasi 10 11

Jumlah 92 100

Soetomo. Harapan dari penyajian Sebelum operasi dilakukan


tulisan ini adalah agar dapat lebih pemeriksaan penunjang secara
meningkatkan pemahaman dan radiologis dengan foto Schuller dan CT
penanganan OMSK menjadi lebih scan temporal. Didapatkan adanya
baik. gambaran destruksi sebanyak 51
penderita , gambaran sklerotik
CARA KERJA sebanyak 8 penderita. Sembilan
Penelitian ini dilakukan secara penderita lainnya dilakukan CT scan
deskriptif retrospektif di departemen karena memiliki komplikasi pada
THT-KL RSUD Dr. Soetomo intrakranial.

24
Tabel 2. Gambaran pemeriksaan radiologi penderita OMSK tipe bahaya
Jenis pemeriksaan Jumlah
Schuller Destruksi 51
8
Sklerotik
9
CT scan kepala

Pada penderita OMSK bahaya Evaluasi 61 penderita 2 bulan


yang menjalani operasi terdapat 24 pasca operasi, pada penderita yang
atau 39% penderita yang mengalami dilakukan mastoidektomi radikal
komplikasi baik intra kranial maupun modifikasi didapatkan masih otore
ekstra kranial. Komplikasi meliputi (basah) sebanyak 5 orang (8%), kering
parese N.VII perifer 4 penderita (16%), 4 orang (6%). Sedangkan penderita
fistel retro aurikula 6 penderita (24%), yang menjalani mastoidektomi
abses serebri 7 penderita (24%), abses radikaldidapatkan kering sebanyak 24
sub periosteal 6 penderita (28%), penderita (46%),dan yang basah
udema serebri 1 orang (4%) dan sebanyak 28 orang (46%).
meningoensefalitis sebanyak 1 orang
(4%).

Tabel 3. Komplikasi OMSK tipe bahaya sebelum operasi


Jenis komplikasi Jumlah penderita

Parese N.VII perifer 4


Fistel retro aurikula 6
Abses sub periosteal 6
Abses serebri 7
Edema cerebri 1
Meningoensefalitis 1

Jumlah Total 24

Tabel 4. Hasil evaluasi 2 bulan pasca operasi

25
Tabel 5. Hasil pertumbuhan tandur gendang telinga

Didapatkan dari 9 penderita operasi, serta kurang tertibnya


yang bisa dievaluasi terdapat 7 penderita yang tidak mengikuti
penderita tandur berhasil tumbuh yang jadwal kontrol menjadi penyebab
terdiri dari 5 penderita telinga kering, tidak lengkapnya pencatatan.
dan 2 penderita tandur tumbuh namun Pemeriksaan foto mastoid
masih tetap basah. Sedangkan jumlah (Schuller) memungkinkan untuk
penderita yang tandur tidak berhasil melihat pneumatisasi mastoid, proses
dan telinganya tetap basah sebanyak 2 di dalamnya serta keadaan sinus
penderita. lateralis. Kolesteatoma merupakan
Dari 9 penderita yang bisa massa hasil penumpukkan dari
dievaluasi, ternyata hanya 3 orang saja deskuamasi lapisan keratin epitel
yang dapat dilakukan evaluasi skuamosa mukosa kavum timpani dan
audiogramnya.Enam penderita lainnya mastoid, sebelumnya mengalami
tidak terdapat data evaluasi audiogram metaplasi dan dapat mendestruksi
pasca operasi.Evaluasi hasil audiogram tulang sekitarnya, jadi pada foto
terhadap 3 orang penderita didapatkan mastoid tampak sebagai gambaran
peningkatan rata-rata sebesar18.3 dB. destruksi tulang.Pemeriksaan
penunjang lainnya adalah
PEMBAHASAN menggunakan CT scan temporal
Dalam kurun waktu Januari dengan kontras irisan aksial dan
2007 sampai dengan Desember 2008 koronal dapat memberikan informasi
telah dilakukan operasi keberadaan, ukuran dan lokasi kelainan
mastoidektomidinding runtuh baik di intrakranial. CT scan dengan kontras
mastoidektomi radikal maupun dapat menunjukkan gambaran abses,
mastoidektomi radikal modifikasi adanya parenkim otak yang memiliki
sebanyak 92 orang penderita, terdiri densitas rendah dan efek massa. Jika
dari 82 orang mastoidektomi radikal abses berbentuk capsulated, gambaran
sisanya menjalani operasi CT scan akan menunjukkan area
mastoidektomi radikal modifikasi hipodens di sekitarnya dilingkupi
sebanyak 10 orang. Dilakukan ring.6,7
evaluasi 61 orang yang memiliki data Sebelum operasi dilakukan
lengkap evaluasi 2 bulan pasca pemeriksaan penunjang secara
operasi, 31 penderita drop out pada radiologis dengan foto Schuller dan CT
penelitian ini. Banyaknya jumlah scan.Didapatkan adanya gambaran
penderita yang drop out cukup besar, destruksi sebanyak 51 penderita,
hal ini amat disayangkan karena akan gambaran sklerotik sebanyak 8
mempengaruhi akurasi hasil penderita. Dua penderita lainnya hanya
penelitian ini. Kurang tertibnya dilakukan CT scan saja. Adanya
pencatatan rekam medis yang gambaran radiolusen menunjukkan
diperlukan sebelum, saat dan pasca adanya destruksi tulang sekitarnya oleh

26
jaringan patologis.Sembilan penderita modifikasi. Mastoidektomi radikal
dilakukan CT scan,hal ini disebabkan dilakukan bila tidak terdapat sisa
penderita tersebut juga mengalami pendengaran (dead ear), tindakan ini
komplikasi intrakranial, untuk itu CT diutamakan membersihkan proses
scan merupakan alat diagnosis yang penyakit berupa kolesteatoma dan
tepat untuk melakukan penilaian. jaringan granulasi, serta meruntuhkan
Pada penderita OMSK tipe dinding posterior liang telinga maka
bahaya yang menjalani operasi 39% akan terjadi hubungan langsung antara
penderita yang mengalami komplikasi kavum mastoid, kavum timpani dan
baik intra kranial maupun ekstra liang telinga luar sehingga usaha
kranial.Komplikasi dapat timbul bila eradikasi terhadap jaringan patologis
pertahanan telinga tengah dilewati menjadi lebih mudah. Semua struktur
sehingga memungkinkan infeksi telinga tengah kecuali stapes
9,10
menjalar ke struktur sekitarnya. dibuang.
Penyebaran dapat secara hematogen Mastoidektomi radikal
atau erosi tulang.10Penderita dengan modifikasi adalah mastoidektomi
paresis N.VII perifer didapatkan radikal yang disertai upaya
adanya destruksi oleh jaringan rekonstruksi.Teknik pembedahan ini
patologis di kanalis N.VII horizontal dilakukan bila masih terdapat sisa
dan vertikal, penderita yang terdapat pendengaran sehingga dapat
komplikasi intratemporal (abses/fistel diupayakan perbaikan fungsi
retroaurikula) pada laporan operasi pendengaran. Terdapat perbedaan
didapatkan dinding liang telinga telah perlakuan terhadap ruang telinga
destruksi sebagian, sedangkan tengah, padaoperasi ini dilakukan
penderita dengan komplikasi pemasangan tandur gendang telinga
intrakranial belum tentu didapatkan sehingga terbentuk suatu telinga
adanya destruksi di daerah tegmen. tengah (air protected) dan
Tandur gendang telinga osikuloplasti untuk perbaikan fungsi
didapatkan tumbuh pada 7 dari 9 orang pendengaran.9,10
penderita yang menjalani Pasca operasi mastoidektomi
mastoidektomi radikal modifikasi. dinding runtuh rata-rata penyembuhan
Tandur dikatakan berhasil bila tumbuh berkisar antara 4-12 minggu.Gap yang
secara komplit, dikatakan gagal bila terjadi akan diisi jaringan kolagen
tidak terdapat pertumbuhan tandur untuk selanjutnya epitel kulit di
sama sekali atau tidak sekelilingnya bermigrasi di atas
4
lengkap. Pertumbuhan tandur memiliki jaringan tersebut.Kriteria keberhasilan
peran dalam telinga kering, masih eradikasi adalah telinga kering bila
terdapatnya otore pada pasca operasi tidak didapatkan sekresi, tidak terdapat
kemungkinan dapat berasal dari kavum residual kolesteatom dan epitelisasi
mastoid.13,14 lengkap saat evaluasi. Dikatakan
Tindakan operasi yang dipilih telinga basah jika masih terdapat
pada OMSK tipe bahaya adalah sekresi, sisa residual kolesteatom dan
mastoidektomi dinding runtuh, yaitu epitelisasi belum lengkap saat
eradikasi penyakit dan jaringan evaluasi.11,12,13
patologis.4 Diharapkan dapat dicapai Evaluasi 2 bulan (minggu ke 8)
hasil telinga kering dan mencegah pada 61 penderita pasca operasi yang
terjadinya komplikasi serta dilakukan mastoidektomi radikal
memungkinkan dilakukan perbaikan modifikasididapatkan masih otore
fungsi pendengaran.Operasi yang (basah) sebanyak 55,6% dan kering
dilakukan berupa mastoidektomi 44,4%. Sedangkan penderita yang
radikal ataupun mastoidektomiradikal menjalani mastoidektomi radikal

27
didapatkan kering sebanyak 48,1%,dan dan dilakukan menggunakan
yang basah sebanyak 51%.Jumlah mikroskop operasi.11,12,13
penderita yang masih tetap basah pada Pada kepustakaan
evaluasi 2 bulan sedikit lebih banyak dilakukanevaluasi terhadap sejumlah
daripada yang kering.Dari hasil kasus yang dilakukan revisi, otore
evaluasi tersebut jumlah penderita terjadi disebabkan antara lain karena
pasca operasi yang masih basah dan kegagalan untuk melakukan self
kering berjumlah hampir sama. Hal ini cleaningserta terjadinya infeksi
berbeda jauh dengan penelitian sekunder. Untuk memperkecil
sebelumnya di RSUD dr. Soetomo kegagalan tersebut terdapat hal-hal
yang dapat dilihat pada tabel 6. yang perlu diperhatikan saat operasi
yaitu:
Tabel 6. Hasil evaluasi mastoidektomi dinding runtuh di RSUD Dr. Soetomo4,14,15

Pada kepustakaan dikatakan 1. Pembuatan meatal flap


oleh Tos (1972) angka keberhasilan (meatoplasti), tujuan dari
dari 266 penderita mencapai 97.0%, tindakan ini adalah agar
Jackson (1985) dari 148 penderita mekanisme pembersihan (self
mencapai 90.0%, serta Mos dan cleaning) tidak terhalang
Lucente 1987 melaporkan angka sehingga membuat perawatan
keberhasilan 90% dari 62 kasus.4 pasca bedah menjadi lebih
Telinga yang masih tetap efektif.3,11,12,13
basah/otore menetap pasca 2. Facial ridge, harus
pembedahan merupakan salah satu direndahkan sampai setinggi
tanda kegagalan bagi tercapainya kanalis semisirkularis lateralis
tujuan pembedahan.Dari hasil evaluasi dan Nervus Fasialis. Facial
pada penelitian ini didapatkan angka ridge yang tinggi akan
kegagalan yang cukup menghalangi mekanisme
tinggi.Keberhasilan tindakan operasi pembersihan ke arah telinga
tidak hanya dipengaruhi operator luar, dengan tertumpuknya
ataupun teknik pembedahan saat debris akan menjadi media
operasi, namun mungkin disebabkan pertumbuhan kuman yang
perawatan pasca bedah yang kurang berdampak timbulnya infeksi
tekun dan seksama, bekerja dengan sehingga tetap basah.11,12
peralatan yang tidak steril maupun 3. Kavitas, semakin besar kavitas
penyuluhan kepada penderita/keluarga yang terbentuk akibat tindakan
penderita masih kurang. Perawatan pembedahan menyebabkan
pasca bedah yang baik bertujuan agar penyembuhan berlangsung
proses epitelisasi dapat berjalan tanpa lebih lama, resiko terjadinya
ada hambatan. Perawatan yang baik infeksi pasca bedah menjadi
idealnya dilakukan seaseptik mungkin lebih besar. Untuk mengurangi

28
kavitas yang terlalu luas berupa granulasi dan kolesteatoma di
dilakukan pelandaian atau epitimpani/mesotimpani pada semua
merendahkan tepi kavum laporan operasi,dilakukan pembuatan
mastoid.11,12 meatal flap, diruntuhkannya dinding
4. Ujung mastoid (tip), bila masih posterior liang telinga, tidak ada
menggaung akan menyulitkan pencatatan mengenai amputasi tip
dalam mekanisme pembersihan mastoid, dan juga
secara spontan karena terdapat obliterasimastoid.Tidak dilakukan
bagian yang lebih rendah dari evaluasi faktor-faktor penyebab
liang telinga. Untuk mengatasi kegagalan operasi (meatal flap sempit/
hal tersebutadalah dengan facial ridge tinggi/epitelisasi tidak
melakukan amputasi terhadap lengkap/residif/granulasi).Evaluasi
ujung mastoid yang akan pendengaran hanya dilakukan pada 3
menyebabkan obliterasi pada orang penderita yang dilakukan
bagian tersebut karena jaringan mastoidektomi radikal modifikasi, hal
di atasnya akan kolaps ke ini dapat disebabkan karena faktor
dalam.3 penderita yang tidak mau dilakukan
5. Selule mastoid, saat operasi pemeriksaan atau karena
harus seoptimal mungkin kesalahan/kealpaan pemeriksa untuk
dibersihkan untuk mencegah melakukan evaluasi.Pada kasus yang
timbulnya jaringan granulasi di gagal mungkin masih belum cukup
atas sisa selule tersebut. Pada dirawat selama 2 bulan, masih
saat revisi pasca operasi diperlukan waktu yang lebih lama
didapatkan lokasi tersering khususnya dalam menanggulangi
adalahdaerah tegmen dan sudut kemungkinan reinfeksi dan
sinodural.3,5,14 pertumbuhan jaringan granulasi.
6. Telinga tengah, terjadinya Peningkatan pengetahuan dan
epitelisasi yang belum lengkap kemampuan bagi PPDS THT-KL yang
dan adanya infeksi di daerah bertugas merupakan hal yang amat
tersebut.3 penting. Masih belum terampilnya
7. Obliterasi mastoid, idealnya PPDS THT-KL saat melakukan
dilakukan pada saat operasi operasi, perawatanpasca operasi di
mastoidektomi dinding runtuh bagian rawat jalan, kurang lengkapnya
namun pada kepustakaan dapat pencatatan dan kesalahan/kealpaan
dilakukan pada saat revisi. untuk melakukan evaluasi dapat
Tujuan obliterasi mastoid meningkatkan angka kegagalan
adalah memperkecil kavitas tersebut.12 Dibutuhkan peningkatan
yang terbentuk sehingga pengetahuan, keterampilan dan
penyembuhan tidak terlalu ketekunan dalam perawatan penderita
lama. Obliterasi dapat saat dan pasca operasi untuk
menggunakan bone chip, meningkatkan keberhasilan
kartilago, fascia, jaringan otot penatalaksanaan penderita OMSK tipe
dan hidroksiapatit.17,18 bahaya. Pencatatan rekam medis yang
lebih baik serta dokumentasi operasi
Pada laporan hasil evaluasi berupa rekaman video, sehingga dapat
pencatatan yang terperinci masih jauh dilakukan evaluasi di kemudian hari.
dari sempurna.Pencatatan yang tertulis
adalah adanya jaringan patologis

29
KESIMPULAN SARAN
Dilakukan evaluasi pada 61 Dibutuhkan peningkatan
kasus 2 bulan (minggu ke 8) pasca pengetahuan, keterampilan dan
operasi, yang dilakukan mastoidektomi ketekunan dalam perawatan
radikal modifikasi didapatkan masih penderitasaat dan pasca operasi untuk
otore (basah) sebanyak 5 orang (8%), meningkatkan keberhasilan
kering 4 orang (6%). Sedangkan penatalaksanaan penderita OMSK tipe
penderita yang menjalani bahaya.Pencatatan rekam medis yang
mastoidektomi radikal didapatkan lebih baik serta dokumentasi operasi
kering sebanyak 26 penderita berupa rekaman video, sehingga dapat
(46%),dan yang basah sebanyak 28 dilakukan evaluasi di kemudian hari.
orang (40%). Total kasus yang masih
tetap basah sebanyak 53% dan kering
sebanyak 47%. Tingginya penderita
yang masih tetap basah pasca operasi
merupakan indikator kegagalan
operasi.

30
KEPUSTAKAAN

1. Austin DF. Complication of ear 8. Butman AJ, Patronas JN, Kim JH.
disease. In: Ballenger JJ. Disease Immaging studies of the temporal
of the ear, nose and throat, head bone. In: Bailey JB, Johnson TJ
and neck 14th ed. Philadelphia: editors. Head and neck surgery
Lea and Febringer, 1991.p. 1139 otolaryngology 4thed.
– 58. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 2006.p.1961-85.
2. Verhoeff M, Van der Veen LE et
al. Chronic suppurative otitis 9. Chole AR, Brodie AH, Jacob A.
media: a review. International Surgery of the mastoid and
Journal of Pediatric petrosa.In: Bailey JB, Johnson TJ
Otorhinolaryngology 2005: 70,1- editors. Head and Neck Surgery
12. Ireland. Available Otolaryngology 4th ed.
from:www.elsevier.com/locate/ijp Philadelphia: Lippincott Williams
otAccesed September 11,2009. & Wilkins, 2006.p.2094-111.

3. Shambough GE, Glasscock ME. 10. Eaton AD, Murray DA.


Surgery of the ear. 3th ed. Complications of Otitis Media.
Philadephia: WB Sounders Co, eMedicine otolaryngology and
1980.p.186-220. facial plastic surgery. Available
from:Emedicine.medscape.com.A
4. Harmadji S. Eradication of ccesed August 23, 2009
cholesteatoma and hearing
reconstruction in malignant 11. Phelan E, Harney M, Burn H.
chronic otitis media. Folia Medica Intraoperative finding in revision
Indonesiana 2004;40.1.p.48-50. canal wall down mastoidectomy.
IMJ online paper 2006. Available
5. Chole AR, Brodie AH, Jacob A. from:www.imj.ie/issue. Accesed
Surgery of mastoid and petrosa. September 11, 2009.
In: Bailey JB, Johnson TJ,
editors. Head and neck surgery 12. Lasisi AO, Nwaorgu BGOR,
otolaryngology 4th ed. Gwandawa IH. A fifteen year
Philadelphia: Lippincott Williams review of otologic surgery in
& Wilkins, 2006.p.2093 – 111. Ibadan, Nigeria: problem and
prospects. The Nigerian Journal
6. Parry D. Middle Ear, Chronic of Surgical Researche 2002;4
suppurative otitis media, medical
treatment. emedicine. Update July 13. Paparella, Meyerhoff LW et al.
7, 2009. Available from: Mastoidectomy and
Emedicine.medscape.com.Accese tympanoplasty. In:
d August 23, 2009 Otolaryngology. Volume IV
Otology 3rd ed. Philadelphia: WB
7. Gilbert RO, Compere EW. Saunders Company, 1991.p.1405-
Radiologic examination of 39.
temporal bone. In:Shambough
GE, Glasscock ME. Surgery of
the ear. 3rded. Philadephia: WB
Sounders Co, 1980.p.83-118

31
14. Handoko E. Hasil mastoidektomi Australian Journal of Oto-
radikal modifikasi pada otitis Laryngology January 2001.
kronika dengan kolesteatoma di Available from
RSUD dr. Soetomo Surabaya. http://findarticles.com/p/articles/
Karya akhir untuk memperoleh mi_qa3868/n8940546/. Accesed
ijasah keahlian. Surabaya: UPF September 11, 2009.
THT RSUD dr. Soetomo:1996
17. Mehta PR, Harris PJ. Mastoid
15. Hidayat T. Hasil telinga kering obliteration. Otolaryngol Clin N
pada mastoidektomi radikal dan Am 2006;39 1129-42. Available
mastoidektomi radikal modifikasi fromoto.theclinics.com. Accesed
di UPF THT RSUD dr. Soetomo September 11,2009.
tahun 1994-1995. Karya akhir
untuk memperoleh ijasah 18. Abdel-Rahman MA, Pietola M,
keahlian. Surabaya: UPF THT Kinnan JT et al. Obliteration of
RSUD dr. Soetomo:1997. radical cavities with autogenous
cortical bone; ling term results.
16. Becvarovski, Zoran, Atlas. BMC Ear, Nose and Throat
Modified radical mastoidectomy: Disorders 2008;8:4
Techniques to prevent failure.

32

Anda mungkin juga menyukai