Anda di halaman 1dari 5

Efek Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS) pada Jumlah Sel

Endothelial
2017

Muhammad Saim Khan, Asad Habib, Mazhar Ishaq and Muhammad Amer Yaqub

Abstrak : Membandingkan jumlah sel endotel setelah dilakukan Femtosecond laser-assisted


caratact surgery (FLACS) dengan phacoemulsification.

Desain Penelitian : Randomized controlled trials.

Tempat dan Durasi Penelitian : Armed Force Institute of Ophthalmology, Rawalpindi, Pakistan
dari Januari 2016 hingga Agustus 2017.

Metode : Pasien dengan katarak senilis dan berusia 40 hingga 80 dimasukkan kedalam kriteria
inklusi penelitian. Pasien dengan kehilangan endotel akibat penyebab lainnya, riwayat trauma,
riwayat diabetes mellitus, hipertensi dan glaucoma dimasukkan kedalam kriteria eksklusi. Saat
preoperatif dilakukan pemeriksaan fisik mendetail pada segmen anterior dan posterior mata.
Pasien dibagi menjadi dua grup. Grup GP direncanakan operasi dengan phacoemulsification
konvensional, sedangkan grup GF dilakukan FLACS. Semua operasi dilakukan tindakan anastesi
dengan operator dokter mata yang sama. Specular mikroskop (Topcon specular microscope sp-
3000p) digunakan untuk mengukur jumlah sel endotel sebelum dan 4 minggu sesudah dilakukan
operasi.

Hasil : lima puluh mata (masing 25 pasien tiap grup) hanya 48 pasien dilakukan operasi dengan
phacoemulsification atau FLACS. Dua puluh lima (52.08%) merupakan wanita dan 23 orang
(47.91%) merupakan laki laki. Nilai median dari seluruh pasien phacoemulsification adalah 55
tahun (IQR20.50) sedangkan 54 tahun pada FLACS (IQR 8). Nilai median perubahan jumlah sel
endotel pada grup phacoemulsification adalah 228 (IQR 532) sedangkan 23 (IQR 35) pada grup
FLACS. (p<0.05 Mann Whitney U-test).

Kesimpulan : FLACS adalah modalitas yang aman dan efektif pada terapi pembedahan katarak
yang menunjukan jumlah sel endotel yang hilang lebih sedikit dibandingkan phacoemulsification
konvensional.

Kata Kunci : FLACS. Phacoemulsification. Jumlah sel endotel kornea. Specular microscopy
PENDAHULUAN

Sel endotel memiliki arsitektur berbentuk heksagonal pada lapisan terdalam dari kornea.
perhitungan jumlah sel endotel dipengaruhi oleh usia, ras dan factor genetic. Densitas dari sel
endotel pada orang dewasa bervariasi dari 2000 sel/mm2 hingga 3000 sel/mm2 dan menurun secara
konstan 0.6% per tahun. Kehilangan sel endotel kornea pada operasi katarak sudah di
dokumentasikan pada berbagai penelitian. 1,2 Sel endotel tidak memiliki kemampuan beregenerasi
dan; karenanya penilaian ini dapat menyebabkan berbagai macam implikasi. Kehilangan sel
endotel yang banyak dapat menyebabkan dekompensasi sel endotel kornea dan keratopathy
bulosa. perhitungan jumlah sel endotel sangat berguna dalam berbagai macam teknik operasi
katarak, pilihan dari alat viskoelastis, prosedur transplan kornea, penggunaan kontak lens, dan
menilai perubahan jumlah sel endotel terkait umur. Berbagai macam metode dan alat untuk
mengukur jumlah sel endotel seperti specular microscope (SM) dan confocal microscope (CM).
Cakici, et al. perbandingan tiga model dari SM (Nidek CEM-530, Topcon SP-300P, dan Tomey
EM-3000 SM) alat ini tidak dapat digunakan sebagai alternative. Beberapa penelitian melaporkan
secara statistic tidak ada perbedaan jumlah sel endotel secara signifikan dari pre- dan post-operasi
setelah dilakukan FLACS atau FLACS dibandingkan dengan SICS.

Operasi katarak sudah sangat maju dalam beberapa decade terakhir; namun terapi pembedahan
katarak pertama kali ditelusuri sejak 4000 tahun yang lalu. Yang terakhir digunakan dari semuanya
adalah femtosecond laser dalam operasi katarak. sudah beberapa tahun terakhir pula berbagai
prosedur operasi refraksi mata seperti lasik flap, channels for intercorneal ring segment, dan
relaxing incision for astigmatism. Laser Femtosecond adalah inframerah jarak jauh dengan
panjang gelombang 1053nm. Mekanisme femtosecond kerja berupa photodisruption untuk
membuat plasma berenergi tinggi. Selama proses, tekanan ultracepat digunakan untuk memastikan
penggunaan energi yang sangat kecil dari tenaga yang sama. Keuntungan fitur ini adalah kerusakan
yang minmal pada jaringan yang berdekatan.

FLACS sudah mulai digunakan dibeberapa bagian dunia. Belum ada penelitian yang
membandingkan efek FLACS dengan operasi katarak konvensional pada populasi dengan
membandingkan jumlah sel endotel. Tujuan secara objektif dari penelitian ini adalah menilai efek
dari FLACS pada jumlah sel endotel.

METHODOLOGI

Uji acak terkendali dilakukan pada Armed Force Institute of Ophthalmology, Rawalpindi,
Pakistan dari Januari 2016 hingga Agustus 2017. Ukuran sampel telah dihitung dalam open EPI
info calculator dan muncul sampel 50 mata. Pasien dengan usia 40-80 tahun yang terkena katarak
senilis dimasukkan kedalam kriteria inklusi penelitian. Kedua mata pasien dinilai secara terpisah.
Pasien dengan katarak matur, hipermatur, morgagnian, sekunder atau katarak traumatica
dimasukkan kedalam kriteria eksklusi. Dalam tujuan meminimalisir efek dari variable perancu
pasien yang terkait berbagai macam penyakit mata seperti degenerasi, distrofi kornea, pseudo
exfoliasi, retinopati diabetikum, glaucoma, uveitis dimasukkan kedalam kriteria eksklusi.
Informed consent diambil dari semua pasien dengan demografi yang telah dicatat. Pemeriksaan
fisik preoperative dilakukan pada segmen anterior dan posterior mata. Pasien dibagi menjadi dua
grup. Specular mikroskop (Topcon specular microscope sp-3000p) digunakan untuk mengukur
jumlah sel endotel sebelum dan 4 minggu sesudah dilakukan operasi.

Setelah penilaian preoperative, pasien didaftarkan operasi Grup GP direncanakan operasi dengan
phacoemulsification(Centurian vision system) konvensional. Insisi kornea menggunakan keratome
2.75mm pada semua pasien. Grup GF dilakukan FLACS menggunakan femtosecond (LenSx laser
system). Alat ini digunakan untuk insisi, capsulorrhexis dan divisi nucleus. Pasien pada kedua grup
diberikan analgesic oral dan antibiotic oral untuk 5 hari, sedangkan antibiotic dan steroid topical
diberikan untuk 4 minggu postoperasi. Pasien dilakukan peninjauan kembali pada hari 1, 14, 28.
Mikroskop specular di ulang pada minggu ke 4 postoperasi. Pasien dengan komplikasi post operasi
seperti rupture kapsul posterior, iridodialisis, stripping descment membrane, kornea terbakar, luka
bocor dan peninggkatan TIO dimasukkan pada kriteria eksklusi.

Analisis statistik dari data menggunakan SPSS 23.0 untuk windows. Variabel kontiniu seperti
umur dan jumlah sel endotel di analisa menggunakan standar deviasi, sedangkan frekuensi dan
presentase di ukur menggunakan variable kategori. Data dinilai menggunakan skewness, kurtosis,
Z-value, Shapiro-Wilk test dan histogram. Mann-Whitney U-test digunakan untuk
membandingkan kedua grup. P< 0,05 dianggap sebagai hasil yang signifikan.

HASIL

Lima puluh mata (masing 25 pasien tiap grup) hanya 48 pasien dilakukan operasi dengan
phacoemulsification atau FLACS. Dua puluh lima (52.08%) merupakan wanita dan 23 orang
(47.91%) merupakan laki laki. Dua pasien dilakukan operasi pada kedua mata dengan jarak
interval 8 minggu operasi pada masing masing mata. Umur pasien bervariasi dari 45 hingga 75
tahun dengan median dari seluruh pasien adalah 55 tahun (IQR20.50) sedangkan pada grup GP
dan 54 tahun pada FLACS (IQR 8). Nilai median perubahan jumlah sel endotel dapat dilihat pada
figure 1. Perubahan pada jumlah sel endotel secara statistic bermakna secara signifikan (p=0.001)
pada kedua grup. Tidak ada pasien yang terkena komplikasi pada saat operasi maupun post operasi.
DISKUSI

Penggunaan femtosecond laser pada operasi katarak dikenalkan oleh Nagy dan koleganya pertama
kali pada tahun 2008. Pada tahun 2010 femtosecond telah di setujui oleh FDA sebagai alat insisi
kornea, kapsulotomy anterior dan fragmentasi dari lensa pada operasi katarak. beberapa pemilik
FLACS telah melakukan revolusi dari operasi katarak manual yang konvensional dengan
mengenalkan laser automatis pada saat yang sama terjadi perdebatan.

Endotel kornea, yang merupakan lapisan paling dalam membentuk penghalang yang kuat antara
stroma dan aqueous humour. Pompa endotel memompa air yang memasuki stroma dan menjaga
kelembapan dan kejernehihan dari kornea. Sebagai mana kornea tidak dapat beregenerasi,
kerusakan endoterl dapat hasil dari trauma operasi, penambahan umur, pseudoexofoliation, ras,
dan factor genetic dapat menyebabkan kehilangan yang iresversibel. Walkow, et al. penelitian
relasi kehilangan endotel dengan panjang axial. Mata dengan panjang axial yang pendek dan
prosedur operasi yang lama dapat menyebabkan kehilangan endotel yang banyak. Ludenberg telah
menyimpulkan pada pembengkakan kornea dapat menjadi factor prediksi kehilangan endotel pada
hari pertama postoperasi dan kehilangan endotel lebih banyak dalam 3 bulan kedepannya.

Opini mengenai efek dari FLACS pada endotel terbagi. Mariacher, et al. tidak dapat menemukan
hasil signifikan jumlah sel endotel sebelum dan sesudah dilakukan ECC, sedangkan Pahlitzsch, et
al. dan Conrad, et al. tidak menemukan perbedaan kehilangan endotel kornea pada FLACS
dibandingkan dengan manual phacoemulsification; sedangkan advokat mengatakan terdapat
manfaat perbedaan jumlah sel endotel yang sedikit pada orang dengan jumlah endotel sedikit pada
preoperative.

Penelitian saat ini secara statistic perubahan jumlah sel endotel ditemukan pada keda grup,
bagaimanapun pada grup GF menunjukan hasil signifikan dibandingan grup dengan
phacoemulsification konvensional. Beberapa penulis juga mengatakan FLACS juga mengurangi
kerusakan endotel seperti edema endotel dan inflamasi endotel yang disebabkan laser
postoperative.

Bagaimanapun beberapa penelitian, seperti penelitian lainnya telah membuktikan keamanan


FLACS kehilangan dari endotel kornea dan menurunkan insiden keratopaty bulosa, tetapi tidak
membuktikan yang mana lebih superior dalam standar phacoemulsification. Lebih penting lagi
FLACS belum dapat dijadikan standard prosedur operasi katarak dikarenakan biaya yang mahal
tetapi dapat memeberikan hasil yang cukup baik.

Yang terbaik dari pengetahuan penulis, ini adalah yang pertama studi dilakukan pada populasi
sendiri. Namun, penelitian lebih banyak kumpulan data yang lebih besar dan untuk tindak lanjut
yang lebih lama fharus dilakukan dilakukan agar bisa mencapai yang lebih hasil yang
komprehensif. Apalagi parameter kornea lainnya seperti edema kornea postoperatif, ukuran sel
endotel, morfologi dan ketebalan kornea juga harus dipertimbangkan dalam studi masa depan.

KESIMPULAN

Femtosecond laser dibandingkan dengan phacoemulsification konvensional dalam penanganan


operasi katarak memberikan hasil yang lebih baik pada hasil perbaikan post operatif terutama
dengan mereka yang telah memiliki gangguan kornea.

Anda mungkin juga menyukai