Kornea.
Jaringan transparan, penampang 11,7 mm horizontal, 10,6 mm vertikal. Kerusakan endotel---> edema kornea. Nutrisi dari: limbus [pembuluh darah], akuos, tears, permukaan luar ---> O2--->atmosfer. Transparan ok: struktur yang uniform,avaskular, deturgescence.
EMBRIOLOGI
Berasal dari 3 lapisan primitive embryonic. Surface ectoderm yang akan membentuk lensa, kel lakrimal,epitel kornea, konjungtiva, kelenjar adneksa, epidermis palpebra. Lensa berasal dari ektoderm, kalau lensa pecah atau ruptur reaksi toksik didalam tubuh sendiri.
PEMERIKSAAN MATA.
Dari semua organ tubuh, hanya mata yang paling bisa diperiksa secara langsung. Misalnya: Fungsi visual--->obyektif. Anatomi eksterna: terlihat dengan mata telanjang, dengan alat sederhana, dengan alat rumit---> bagian dalam terlihat[kornea yang jernih], pembuluh darah dan syaraf [ retina, nervus II ] , penyakit2 sistemik , infeksi, autoimun, neoplastik, penyakit pembuluh darah, bisa diidentifikasi.
OCULAR HISTORY
Keluhan utama: termasuk duration, frequency, intermittency, rapidity onset,location, severity. Obat2 yang dipakai sebelum dan sesudah dicatat. Past medical history: penyakit2 sistemik, kelainan pembuluh darah spt diabetes melitus, hipertensi, pemakaian obat kortikosteroid, obat2 yang alergi. Family history: strabismus, ambliopia, glaukoma, katarak, ablasio retina, degenerasi makula.
ABNORMALITIES OF VISION.
Visual loss: terjadi sepanjang visual and neurological pathways.Perhatikan kelainan refraksi, ptosis, kekeruhan media okuli, mis edema kornea, katarak, perdarahan vitreous. Kelainan retina, syaraf optik, intra cranial pathway. Penurunan visus bervariasi: pada miopia menurun pada gelap ok pelebaran pupil---> sinar2 tidak fokus keretina meningkatkan kabur. Katarak sentral kabur pada sinar terang. Edema kornea membaik pada keadaan dehidrasi / evaporasi.
VISUAL ABERRATION
Glare / halos; ok kelainan refraksi yang tidak dikoreksi, kaca mata yang bered2, pupil midriasis, kekeruhan media okuli, edema kornea, katarak. Distortion: migren, lesi makula, nervus optikus, koreksi yang terlalu kuat. Flashing/ flickering light: retinal traction, migrainous scintillation [beberapa menit/detik] Floating spots: kelainan vitreous [ darah, pigmen, sel radang].
Double vision: monokuler[ kelainan refraksi yg tidak dikoreksi seperti astigmat, katarak, kornea yg iregular, jaringan parut, keratokonus. Binokuler: bisa vertikal, horisontal,diagonal, torsiona..
ABNORMAL OF APPEARANCE
Mata merah: merah dipalpebra/ konjungtiva [cvi / conjungtival vascular injection], peri ocular [pcvi/periocular vascular injection]. Merah bola mata: subconjuntival bleeding, pelebaran pembuluh darah conjungtiva, sklera, episklera. Jaundice, hiperpigmentasi lokal pada iris / permukaan luar. Pada bola mata: pterigium, pupil anisokor Kelopak mata dan periokular mis: edema, ptosis. Eksophthalmos.
Eye irritation.
Gatal: ok alergi, Panas, ngeres: ok kering Berair tiba2: iritasi permukaan bola mata. Kronis: kelainan drainase. Skresi: banyak tu pagi konjungtivitis bakteri, mukus alergi, iritasi. Keropeng pada bulu mata blefaritis.
Pinhole test: sinar // sumbu mata makula. Emetropia = mata normal, visus 6/6. Ametropia: miopia, hipermetropia, astigmat kelainan refraksi. Visus jelek: paling atas [6/40] pakai jari/ counting finger[1/60]tidak bisa jarak 1m, lambaian tangan [1/300] tidak bisa sinar [LP],tidak bisa NLP.
Visual field/lapangan pandang:tes konfrontasi. Penderita duduk berhadapan dengan pemeriksa satu mata ditutup. Diperiksa 4 kuadran nasal atas bawah, temporal atas bawah. Pupil: besar, bentuk, reaksi thd sinar. Reflek pupil: langsung dan konsensual. Okular motility: duction, version.
Pemeriksaan luar: kelopak mata, kelainan kulit, radang[nyeri, merah, panas], posisi kelopak mata [ ptosis, lid retraksi], proptosis, periocular lymphnode. Pemeriksaan slit lamp. Pemeriksaan fluoresin. Tonometri: Schiotz[indentasi], aplanasi[Goldman,Perkins,dll], non contact [air puff/pneumotonometer].
DIAGNOSTIC MEDICATIONS.
Anaestesi topikal: proparakain, tetrakain, benoksinat. Onset cepat, kerja singkat pada kornea, konjungtiva. Pem TIO, skraping konjungtiva, kornea,probing. Midriatikum/ dilating drop. Simpatomimetik 2,5% fenilefrin [stimulating iris dilator musle], antikoinergik 0,5%-1% tropikamid [inhibiting sph muscle, cycloplegic/ inhibit accomodation]. Kombinasi kedua obat mempercepat kerja dan lebih lebar. TIO dulu ok bisa acute attack glaukoma bila coa dangkal.
DIRECT OPHTHALMOSCOPY
Instrumen: oftalmoskop dengan pembesaran 15X. Lensanya ada beberapa sesuai dengan kekuatan dioptri. Yang merah -/divergent lenses, yang hitam +/ convergent lenses. Pemeriksaan segmen anterior: high plus lenses untuk konjungtiva, kornea dan iris. Pemeriksaan red reflex, sinar ophth --->visual axis--->red reflex/ dilatasi lebih baik.
Refleksi dengan sinar oleh fundus lewat media okuli yang jernih ---> vitreous, lensa, akuos dan kornea. Kekeruhan memblok red reflex seperti dark spot/ shadow. Bila mata bergerak, ikut gerak --->floating, vitreus. Bila tetap, berarti kekeruhan kornea/ konjungtiva. Pemeriksaan fundus baik dikerjakan pada kamar gelap untuk melihat papail n II, makula, p d retina.
PEMERIKSAAN LAIN
Indirect ophthalmoscope. Perimetri. Amssler grid Gonioscopy. Fundus fotografi. OCT [optical coherence tomografi] Color vision testing. Untuk color vision yang normal memerlukan fungsi makula dan n II yang sehat. Alat yang dipakai Ishihara, Hardy RandRitler.
Ophthalmic emergency.
TRUE EMERGENCY: Trauma: korpus alienum pada kornea, abrasi kornea, laserasi palpebra. Ulkus kornea [ pseudomonas aeruginosa ]. Severe conjungtivitis [ gonorrhoe ]. 1-2 hari--> ulkus kornea---> perforasi. Selulitis orbita: pneumokokus, stafilokokus, haemofilus.
Trauma khemis ---> irigasi. Iritis akut---> cegah sinekhia posterior. Glaukoma akut [TIO 60-100 mmHg]---> optic nerve damage---> 24-48 jam. Oklusi arteri retina sentral---> sel retina degenerasi dalam waktu 30-60 menit bila tidak diperbaiki. Ablasio retina yang mengenai makula.
URGENT CASE; Strabismus / anisometropia. Preschool child with ambliopia. Glaukoma kronik. Perdarahan vitreus. Exoftalmos unilateral. Dakriosistitis akut. Tumor okuli. Kelainan nervus optikus. Symphathetic ophthalmia.
Tehnik umum yang dipakai pada terapi kelainan mata: 1. Tetes mata/liquid. Teteskan pada cul de sac/fornix inferior. 2. Ointment. 3. Eye bandage. 2-3 buah gaas---> plester dari pipi kedahi. 4. Kompres hangat---> 15 mt, 4X/ hari untuk meningkatkan aliran darah kearea radang untuk menurunkan nyeri.
Pengeluaran korpus alienum pada kornea--> anaestesi lokal. Hal2 yang harus dihindari pada managemen kelainan mata: 1. Bahaya pemakaian anaestesi lokal. Anaestesi lokal menghambat penyembuhan. Jangan beri bawa pulang!!! Beri analgetik sistemik. 2. Kesalahan diagnose.