Pertanyaan:
3. Apakah seorang spesialis secara otomatis memiliki clinical privilege di Rumah Sakit ?
Uraikan alasannya, bandingkan situasi di Rumah Sakit dengan cara KKI memberikan
4. Dalam hal terjadinya pelanggaran standar profesi oleh dokter, bagaimana mekanisme
penegakkan Disiplin Profesi? Terangkan konsep dan mekanismenya, serta dasar hukumnya
Pembahasan:
1. Profesionalisme dari seorang dokter adalah individu yang telah memiliki kompetensi
(aspek kognitif) yang ditandai dengan sertifikasi kompentensi dan STR yang dikeluarkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia, sudah dilakukan kredensial atau penapisan konsil dan
diakui kewenangan klinisnya (clinical privilege), serta memiliki tanggung jawab moral
(aspek afektif) dan perilaku yang baik dan benar terutama bagi masyarakat umum/pasien.
Hakikat profesionalisme adalah proses membayar kembali clinical privilege yang sudah
diterima melalui suatu sistem dengan cara menjaga moralita dan menjaga kompetensi.
2. Sejarah kolegium dimulai dari jaman majapahit tahun 1296 dimana ada sekumpulan orang
yang ahli dari berbagai profesi membuat kelompok bernama Guild, dilanjutkan pada tahun
1318 di Italia muncul Collegio Medico, organisasi dokter dengan keahliannya masing-
masing. Lalu pada tahun 1618 nama tersebut berubah menjadi Medical College,
dilanjutkan dengan tahun 1800 yaitu Specialist College. Perbedaan organisasi profesi dan
profesi (di negara lain disebut asosiasi) dibentuk karena kepentingan politik. Di negara
lain, kolegium lebih dahulu dibentuk sebelum organisasi profesi, berbeda dengan di
Indonesia dimana kolegium baru dibentuk tahun 1970-an dan berada dibawah kewenangan
IDI.
3. Seorang spesialis tidak bisa secara otomatis memiliki clinical privilege di rumah sakit.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya dimana kewenangan klinis harus melewati
beberapa tahap, dimulai dengan adanya sertifikasi kolegium dan STR, lalu ada proses
kredensial atau penapisan konsil, serta serta memiliki tanggung jawab moral (aspek afektif)
dan perilaku yang baik dan benar. Situasi pemberian kewenangan klinis seorang dokter
spesialis di rumah sakit tentu berbeda dengan cara KKI. Rumah sakit juga memiliki sistem
kredensial sendiri dalam memberikan kewenangan klinis bagi seorang dokter spesialis
yang dilakukan oleh komite medik rumah sakit tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kewenangan klinis dari satu tempat dengan tempat yang lain berbeda, begitu juga dengan
atas tindakan dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran, dapat
MKDKI adalah badan otonom dari KKI untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi
menerima pengaduan, memeriksa dan memutuskan kasus, serta membuat pedoman tata
cara penanganan kasus disiplin kedokteran. Dilanjutkan dengan hukum, apakah hukum
perdata atau pidana. Hal berikut berasal dari Undang-Undang No.36/2009 dimana
dikatakan setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. Alur tindakan disiplin: laporan
https://www.youtube.com/watch?v=NpUfi9jCxmM