Anda di halaman 1dari 4

TUGAS SUMATIF FILSAFAT FKU-1

Pengantar Hukum Kedokteran


Prof. Dr. dr. Herkutanto, SpF(K), SH, LLM, FACLN

Nama : Elsie Dyana Pretty S


NPM : 2106765214
Prodi : Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan Profesionalisme? Jelaskan maknanya secara lengkap

berdasarkan video tersebut dan handout kuliah

2. Bagaimana Anda membedakan anatar kolegium dan organisasi profesi? Bandingkan

sejarah perkembangannya baik di dunia maupun di Indonesia

3. Apakah seorang spesialis secara otomatis memiliki clinical privilege di Rumah Sakit ?

Uraikan alasannya, bandingkan situasi di Rumah Sakit dengan cara KKI memberikan

kewenangan dokter untuk berpraktik di wilayah Indonesia

4. Dalam hal terjadinya pelanggaran standar profesi oleh dokter, bagaimana mekanisme

penegakkan Disiplin Profesi? Terangkan konsep dan mekanismenya, serta dasar hukumnya

Pembahasan:

1. Profesionalisme dari seorang dokter adalah individu yang telah memiliki kompetensi

(aspek kognitif) yang ditandai dengan sertifikasi kompentensi dan STR yang dikeluarkan

oleh Konsil Kedokteran Indonesia, sudah dilakukan kredensial atau penapisan konsil dan

diakui kewenangan klinisnya (clinical privilege), serta memiliki tanggung jawab moral

(aspek afektif) dan perilaku yang baik dan benar terutama bagi masyarakat umum/pasien.

Hakikat profesionalisme adalah proses membayar kembali clinical privilege yang sudah
diterima melalui suatu sistem dengan cara menjaga moralita dan menjaga kompetensi.

Pengaturnya adalah konsil kedokteran dan UU praktik kedokteran.

2. Sejarah kolegium dimulai dari jaman majapahit tahun 1296 dimana ada sekumpulan orang

yang ahli dari berbagai profesi membuat kelompok bernama Guild, dilanjutkan pada tahun

1318 di Italia muncul Collegio Medico, organisasi dokter dengan keahliannya masing-

masing. Lalu pada tahun 1618 nama tersebut berubah menjadi Medical College,

dilanjutkan dengan tahun 1800 yaitu Specialist College. Perbedaan organisasi profesi dan

kolegium adalah kolegium untuk mengatur kewenangan profesi, sedangkan organisasi

profesi (di negara lain disebut asosiasi) dibentuk karena kepentingan politik. Di negara

lain, kolegium lebih dahulu dibentuk sebelum organisasi profesi, berbeda dengan di

Indonesia dimana kolegium baru dibentuk tahun 1970-an dan berada dibawah kewenangan

IDI.

3. Seorang spesialis tidak bisa secara otomatis memiliki clinical privilege di rumah sakit.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya dimana kewenangan klinis harus melewati

beberapa tahap, dimulai dengan adanya sertifikasi kolegium dan STR, lalu ada proses

kredensial atau penapisan konsil, serta serta memiliki tanggung jawab moral (aspek afektif)

dan perilaku yang baik dan benar. Situasi pemberian kewenangan klinis seorang dokter

spesialis di rumah sakit tentu berbeda dengan cara KKI. Rumah sakit juga memiliki sistem

kredensial sendiri dalam memberikan kewenangan klinis bagi seorang dokter spesialis

yang dilakukan oleh komite medik rumah sakit tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kewenangan klinis dari satu tempat dengan tempat yang lain berbeda, begitu juga dengan

satu negara dan negara yang lain.


4. Bentuk klaim terhadap tenaga medis, dimulai dari disiplin profesi yang dilakukan oleh

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indoensia dan diberikan peringatan – suspensi

STR. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas manajemen dan mendukung

penyelenggaraan porgram KKI. Jika masyarakat mengetahui kepentingannya dirugikan

atas tindakan dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran, dapat

mengadukan kepada MKDKI (majelis kehormatan disiplin kedokteran indonesia).

MKDKI adalah badan otonom dari KKI untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi

dalam penyelenggaraan praktik kedokteran. Dalam menjalankan tugasnya, MKDKI

menerima pengaduan, memeriksa dan memutuskan kasus, serta membuat pedoman tata

cara penanganan kasus disiplin kedokteran. Dilanjutkan dengan hukum, apakah hukum

perdata atau pidana. Hal berikut berasal dari Undang-Undang No.36/2009 dimana

dikatakan setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,

dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau

kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. Alur tindakan disiplin: laporan

kasus pengaduan sidang majelis disiplin mediasi negosiasi. Diharapkan untuk

mediasi negosiasi ini dapat diselesaikan secara damai.


Daftar Pustaka

1. Herkutanto, (2021). Materi : Pengantar hukum kedokteran, Powerpointslide. Diakses dari

Modul Kuliah Filsafat Fakultas Universitas Indonesia

2. Herkutanto.2020. 8 Desember. Konsil Kedokteran Indonesia. Youtube.

https://www.youtube.com/watch?v=NpUfi9jCxmM

Anda mungkin juga menyukai