Anda di halaman 1dari 3

Repair of canaliculus and punctum (09.

7)

1. Pengertian
Tindakan operatif laserasi palpebra yang dibagi menjadi berdasarkan kedalaman serta lokasi
trauma yaitu Laserasi dengan keterlibatan system lakrimal
2. Indikasi
Trauma yang mengakibatkan disrupsi struktur dan fungsi palpebra dan menyebabkan gangguan
anatomis dan fungsi, laserasi palpebra >2mm.
3. Kontra Indikasi
Kontraindikasi absolut (-)
4. Persiapan
4.1. Persiapan Alat dan Bahan
4.1.1.Betadine terdilusi
4.1.2.Doek steril
4.1.3.Blepharospat (di dalam hecting cornea set)
4.1.4.Pinset Anatomis
4.1.5.Benang absorbable (2 silk 6.0), 2 vicryl 6-0, nonabsorbable (2 prolene 6-0)
4.1.6.Salep antibiotika/kombinasi antibiotika dan steroid
4.1.7.Pinset anatomis / forceps 0.5 mm (di dalam hecting cornea set)
4.1.8.needle holder (di dalam hecting cornea set)
4.1.9.Gunting Benang (di dalam hecting cornea set)
4.1.10. Punctum dilator (rekon set?)
4.1.11. Pigtail (rekon set)
4.1.12. Electrocauter (Jika Diperlukan)
4.1.13. Lidi kapas
4.1.14. Cottonbud steril
4.1.15. Salep mata antibiotika
4.1.16. Kassa steril
4.1.17. Hypafix
4.1.18. Corneal shields (bila ada)
4.1.19. Handshchoen steril (sesuai ukuran operator dan asisten)
4.1.20. Cuching (2)
4.1.21. Bengkok
4.1.22. Spuit 10 cc
4.1.23. Spuit 23 G
4.1.24. Ringer lactate solution
4.1.25. Fluorescein strip
4.1.26. Viscoelastis
4.1.27. Selimut pasien (2)

4.2. Persiapan Penderita


4.2.1.Penderita dan keluarga diberikan penjelasan tentang teknik operasi dan resiko
komplikasi sesuai dengan surat persetujuan Tindakan
4.2.2.Diberikan antibiotic profilaksis, anti tetanus tetagam apabila ada indikasi gigitan hewan
atau trauma akibat benda teroksidasi
4.2.3.Imaging CT scan bila perlu
4.2.4.Pasien dipuasakan dan dikonsulkan ke bagian terkait
4.2.5.Dilakukan pemeriksaan ulang tekanan darah dan pemeriksaan oftalmologis

5. Prosedur Tindakan
1. Memberikan penjelasan ulang tentang prosedur tindakan kepada pasien
2. Cuci tangan, pakai sarung tangan steril dan jubah operasi
3. Penderita tidur terlentang di meja operasi dan diberikan anestesi general serta diberikan
selimut
4. Desinfeksi lapangan operasi dengan campuran betadine solution 5% dan NaCl 0,9% 1:1
5. Pasang doek steril
6. Eksplorasi dan debridement luka dengan pinset anatomis, aposisikan tepi luka hingga
bertemu secara anatomis, hindari membuang atau memotong jaringan terlalu banyak
7. Identifikasi ujung dari kanalikuli dan canthus media
8. Dilatasikan punctum superior dan inferior, lakukan probing dan irigasi untuk memastikan
tidak ada blockade menggunakan fluorescein
9. menggunakan Crawford stent silicontube diinsersikan melalui punctum lacrimal superior
menuju kanalikuli kemudian masuk dalam saccus dan menuju bawah yaitu ductus
nasolacrimal ditarik melalui hidung.
10. Hal yang sama dilakukan melalui punctum lacrimal inferior.
11. Jahit kanalikuli menggunakan vicryl 6-0 untuk menganastomosiskan 2 ujung kanalikuli
tanpa disimpul dan tanpa dipotong
12. Tambahkan jahitan dalam vicryl 6-0 pada kanalikuli over the first hecting (melingkari
benang jahitan pertama)untuk membentuk kanthus medial dan simpul kemudian
potong
13. Benang hecting difiksasi dan luka superficial dijahit menggunakan prolene 6.0 atau nylon
6.0
14. Rawat perdarahan dengan lidi kapas atau cottonbud steril,
15. Hidrasi kornea sesekali
16. Oles salep Antibiotik
17. Tutup dengan kassa dan hypafix

6. Pasca Prosedur Tindakan


6.1. Cuci dan bersihkan seluruh alat menggunakan cairan RL dan kassa kemudian disterilkan
(diserahkan kepada petugas instrument OK)
6.2. Memberikan penjelasan tentang perawatan paska operasi kepada pasien dan keluarga
6.3. Memastikan obat post operatif sudah diberikan kepada pasien
6.4. KIE tube ajan dipertahankan 3-6 bulan, akan terasa mengganjal dan tidak nyaman pada
hidung

7. Komplikasi
7.1. Cedera pada kornea
7.2. ODNL
7.3. Secondary repair
7.4. infection
7.5. Wound dehiscence
8. Kepustakaan
8.1. American Academy of Ophthalmology Staff. Orbit, Eyelids and Lacrimal System. Basic and
Clinical Course. Section 7. San Francisco: American Academy of Ophthalmology; 2011-2012
8.2. Kanski, J. Clinical Ophthalmology A Systematic Approach. Seventh Edition. Elsevier
Saunders. Elsevier 2011.
8.3. Cochran ML, Czyz CN. Eyelid Laceration. [Updated 2021 Jul 19]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470367/

Anda mungkin juga menyukai