Macular Degeneration
SARRAF
10.1016/j.ajo.2015.06.030]
BAB 1
LATAR BELAKANG
Neovaskularisasi tipe 2 juga berasal dari koroid tapi ada di atas RPE di
kompartemen subretinal.
Tipe occult adalah tipe 1 dan lokasinya dibawah RPE, oleh karena itu
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tujuan
karakteristik morfologi dengan gambaran dan kriteria klinis. Penelitian ini juga
2.2 Desain
2.3 Metode
memungkinkan perekrutan pasien, meninjau grafik klinis, dan akusisi OCT scan
dengan AMD dan pelepasan RPE terkait dengan neovaskularisasi tipe 1 aktif atau
dan menjalani angiografi OCT. Persetujuan diperoleh dari seluruh peserta untuk
waktu 3 bulan. Pasien diminta untuk mengisi kuisioner dan data klinisnya
dikumpulkan untuk setiap subjek. Demografi pasien dan riwayat suntikan anti-
VEGF intravitreal dicatat. Ketajaman visual Snellen diperoleh dan diubah menjadi
persamaan LogMAR untuk analisis data. Grafik konversi digunakan untuk pasien
maksimum dan lebar pelepasan RPE menggunakan alat caliper yang disediakan
scan-rate 70 000 scan per detik, sumber cahaya 840 nm, dan bandwidth 45 nm.
Pada gambar proyeksi, pola morfologi berbeda dan fitur kuantitatif dari membran
neovaskular tipe 1 dianalisis. Daerah tipe neovaskular tipe 1 kompleks, lebar lesi
pembuluh terbesar, dan kepadatan pembuluh darah pada lesi dinilai pada awal dan
saat follow-up menggunakan alat Free Select, Measure, dan Ambang dari gambar
yang tersedia untuk umum pada pengolahan perangkat lunak Image J (perangkat
lunak domain publik, Institut Kesehatan Nasional, Bethesda, Maryland, AS) dan
persamaan berikut: Panjang (mm) = panjang (px) x 3/304, dan luas (mm²) = area
(px) x (3/304)². Ukuran sebenarnya dari sebuah fitur (pada foto fundus) dapat
ditentukan oleh ukurannya, faktor koreksi yang bergantung pada panjang aksial
atau radius kornea dan ametropia pada puncak kornea, dan faktor numerik yang
Versi 18.0 (SPSS, Inc, Chicago, Illinois, AS), menggunakan koefisien Pearson
2.4 Hasil
33 mata dari 25 pasien termasuk dalam penelitian (Tabel 1). Usia rata-rata
pada kunjungan awal adalah 79 Tahun (kisaran, 64-97 tahun), dan 14 pasien
(56%) adalah perempuan. Ketajaman visual Snellen pada kunjungan awal berkisar
antara 20/25 hingga menghitung jari dengan jarak 1 kaki dengan median 20/40.
A = lesi aktif dengan cairan intraretina, subretina, atau sub RPE; I = lesi inaktif; IND = pola tidak jelas pada membran
vaskular; M = pola “medusa” pada membran vaskular; OCTA = optical coherence tomography angiography; PED =
pelepasan pigmen epitel; SD OCT = spectral – domain optical coherence tomography; SF = pola “seafan” pada
membran vaskular; * = mengindikasikan kekurangan detail dari OCTA, lesi melampaui daerah yang dipindai
“medusa”, pembuluh darah bercabang pada semua arah dari pusat lesi, di mana
cabang pembuluh darah yang utama atau pembuluh darah penutrisi bisa
diidentifikasi (Gambar 1 dan 2). Dalam bentuk “seafan”, lebih besar dari 90% dari
membran di radiasi dari 1 sisi lesi, cabang pembuluh darah yang utama atau
pembuluh darah penutrisi dapat terlihat (Gambar 2 dan 3). Lesi dengan detail
yang kurang atau tidak adanya pembuluh yang berbeda ditentukan menjadi tidak
tipe yang paling banyak dalam penelitian ini. 7 (21%) diklasifikasikan sebagai
“seafan” dan 8 (24%) sebagai tidak jelas. 14 lesi tipe “medusa” (14/18; 78%)
“seafan” (4/7; 57%) terlihat pembuluh darah penutrisi. Sinyal kosong aliran
choroidal dapat dilihat pada 4 lesi (4/33; 12%), sedangkan tidak adanya sinyal
kosong aliran choroidal terlihat pada 3 (3/33; 9%) (Gambar 4). Dua puluh enam
lesi tidak dipertimbangkan dalam analisis sinyal aliran kosong choroidal karena
lesi tersebut melampaui area pemindaian (20/33, 61%), atau kualitas gambarnya
Gambar 1. Neovaskularisasi tipe 1 pada age related macular degeneration dengan pola “medusa” pada membran
neovaskular (kiri atas). (Kanan atas) gambar spectral – domain OCT B-scan. (Kiri bawah) OCT angiografi pada
gambar proyeksi kompleks neovaskular dengan pembuluh darah memancar ke segala arah dari tengah lesi. Catat
ketebalan cabang besar (pembuluh darah penutrisi, panah). (Kanan bawah) gambar spectral – domain OCT B-scan.
Gambar 2. Pencitraan multimodel pada neovaskularisasi tepi 1 pada age related macular degeneration. (Baris atas, dari kiri
ke kanan). Kasus: Laki – laki 69 tahun; mata kiri; tajam penglihatan 20/30; status post 6 injeksi aflibercept. Fluorescein
angiography (FA), fase awal; OCT angiografi dengan gambar proyeksi dari jaringan superfisial kapiler retina; OCT
angiografi dengan gambar proyeksi membran neovaskular; Catat ketebalan cabang besar (pembuluh darah penutrisi,
panah) pembuluh darah memancar ke segala arah dari tengah lesi (pola “medusa”); FA, fase akhir; gambar spectral –
domain OCT B-scan (Baris bawah, dari kiri ke kanan). Kasus: Wanita 70 tahun; mata kiri; tajam penglihatan 20/40; status
post 3 aflibercept dan 23 injeksi ranizumab. FA, fase awal; OCT angiografi dengan gambar proyeksi dari jaringan
superfisial kapiler retina; OCT angiografi dengan gambar proyeksi membran neovaskular; Catat ketebalan cabang besar
(pembuluh darah penutrisi, panah) pembuluh darah memancar ke segala arah dari tengah lesi (pola “medusa”); FA, fase
akhir; gambar spectral – domain OCT B-scan