Patofisiologi
Manifestasi klinis
Sakit kepala
Pusing atau kebingungan
Gangguan saraf perasa pada satu sisi tubuh
Gangguan visual
Kesulitan berjalan
Masalah koordinasi di lengan dan tangan
ketidakmampuan untuk berbicara
Diagnosis
Penemuan Klinis :
Anamnesis
Terutama terjadinya keluhan/gejala defisit
neurologik yang mendadak. Tanpa trauma
kepala, dan adanya faktor risiko stroke.
Pemeriksaan Fisik
Adanya defisit neurologik fokal, ditemukan faktor
risiko seperti hipertensi, kelainan jantung dan
kelainan pembuluh darah lainnya.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Neuro-Radiologik
Computerized Tomography Scanning (CT-Scan)
Membantu diagnosis dan membedakannya
dengan perdarahan terutama pada fase akut.
Angiografi serebral (karotis atau vertebral)
Mendapatkan gambaran yang jelas tentang
pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan
tak jelas.
Pemeriksaan likuor serebrospinalis
Dapat membantu membedakan infark,
perdarahan otak, baik perdarahan intraserebral
(PIS) maupun perdarahan subarakhnoid (PSA).
CT-SCAN
Penatalaksanaan
Terapi Trombolitik
Pada penelitian NINDS (National Institute of
Neurological Disorders and Stroke) di Amerika
Serikat, rt-PA diberikan dalam waktu tidak
lebih dari 3 jam setelah onset stroke, dalam
dosis 0,9 mg/kg (maksimal 90 mg) dan 10%
dari dosis tersebut diberikan secara bolus IV
sedang sisanya diberikan dalam tempo 1 jam.
Komplikasi
Komplikasi yang paling umum dan penting dari stroke
iskemik meliputi edema serebral, transformasi
hemoragik, dan kejang.(21)
Edema serebral yang signifikan setelah stroke iskemik
bisa terjadi meskipun agak jarang (10-20%)
Indikator awal iskemik yang tampak pada CT scan tanpa
kontras adalah indikator independen untuk potensi
pembengkakan dan kerusakan.
Insiden kejang berkisar 2-23% pada pasca-stroke
periode pemulihan. Post-stroke iskemik biasanya
bersifat fokal tetapi menyebar.
Prognosis
Stroke berikutnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yang
paling penting adalah sifat dan tingkat keparahan defisit
neurologis yang dihasilkan.
Usia pasien, penyebab stroke, gangguan medis yang terjadi
bersamaan juga mempengaruhi prognosis.
Secara keseluruhan, agak kurang dari 80% pasien dengan
stroke bertahan selama paling sedikit 1 bulan, dan
didapatkan tingkat kelangsungan hidup dalam 10 tahun
sekitar 35%.
Angka yang terakhir ini tidak mengejutkan, mengingat usia
lanjut di mana biasanya terjadi stroke. Dari pasien yang
selamat dari periode akut, sekitar satu setengah samapai
dua pertiga kembali fungsi independen, sementara sekitar
15% memerlukan perawatan institusional.
Sumber
Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G.
Gambaran umum tentang gangguan peredaran
darah otak dalam Kapita selekta neurology
cetakan keenam editor Harsono. Gadjah Mada
university press, Yogyakarta. 2007. Hal: 81-115
D. Adams. Victors. Cerebrovasculer diseases in
Principles of Neurology 8th Edition. McGraw-Hill
Proffesional. 2005. Hal: 660-67
Price, A. Sylvia. Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Hal: 966-71.