Anda di halaman 1dari 30

Yushafira Putri Rahmandita

201620401011088
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal
(37,2C), dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
temperatur. (Guyton, 1997).
Suhu normal 36,5-37,2C
di bawah
Suhu subnormal 36C
Lebih dari
Demam 37,2C
41,2C atau
Hiperpireksia lebih

Hipotermi di bawah 35C


Tempat Pengukuran Jenis Termometer Rentang; rerata suhu
normal (0C)

Aksila Air raksa, elektronik 34,7 37,3 0C

Sublingual Air raksa, elektronik 35,5 - 37,5 0C

Rektal Air raksa, elektronik 36,6 - 38 0C

Telinga Emisi infra merah 35,8 38 0C


Klasifikasi febris/demam menurut Jefferson (2010),
adalah :

Fever Keabnormalan elevasi dari suhu tubuh,


biasanya karena proses patologis.

Hyperthermia Keabnormalan suhu tubuh yang tinggi


secara intensional pada makhluk hidup
sebagian atau secara keseluruhan tubuh,
seringnya karena induksi dari radiasi
(gelombang panas, infrared), ultrasound
atau obat obatan.

Malignant Peningkatan suhu tubuh yang cepat dan


Hyperthermia berlebihan yang menyertai kekakuan
otot karena anestesi total.
PRODUKSI
PANAS

KEHILANGAN
PANAS
PRODUKSI PANAS KEHILANGAN PANAS
Metabolisme sel tubuh Radiasi
Laju cadangan Konduksi
metabolisme (oleh Konveksi
aktivitas otot) Evaporasi
Metabolisme tambahan
(pengaruh tiroksin,
epinefrin, norepinefrin
dan perangsangan
simpatis )
Set-point temperatur krisis, yang
apabila suhu tubuh seseorang melampaui
diatas set-point ini, maka kecepatan
kehilangan panas lebih cepat dibandingkan
dengan produksi panas, begitu sebaliknya.
Seseorang mempertahankan panas dengan
vasokonstriksi dan memproduksi panas dengan
menggigil sebagai respon terhadap kenaikan
suhu tubuh.

Bila suhu tubuh meningkat, pusat pengatur


suhu tubuh di hipotalamus mempengaruhi
serabut eferen dari sistem saraf otonom untuk
melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi).

Peningkatan aliran darah dikulit menyebabkan


pelepasan panas dari pusat tubuh melalui
permukaan kulit dalam bentuk keringat.
Preoptik Hipotalamus Anterior memiliki
kemampuan yang berfungsi sebagai
termostatik pusat kontrol suhu tubuh.
Konservasi panas,
Infeksi, toksin mikroba, produksi panas
mediator inflamasi,
reaksi imunologis
Peningkatan set
point termostat

Monosit, makrofag,
DEMA
endotel, dll. M
PGE2

Pirogen sitokin IL-1, IL-


6, TNF, IFN Anterior
hipotalamus

Sirkulasi (Dinarello, Gelfand, 2001)


Pada suhu 39C
Produksi Ab dan proliferasi sel Meningkat 20X dibanding
limfosit T temperatur normal (37C)

Tubuh memberikan peluang kerja optimal untuk sistem


pertahanan tubuh

DEMAM
Terjadi karena pelepasan pirogen
Dapat berasal dari mikroorganisme
dari dalam leukosit yang
atau hasil seaksi imonoligik yang
sebelumnya telah terangsang oleh
tidak berdasarkan suatu infeksi
pirogen eksogen
Pirogen adalah suatu protein yang identik dengan
IL-1

Di dalam hipotalamus pirogen merangsang


pelepasan asam arakidonat

Mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin


E2

IPD FKUI, Hal 1697


Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari
satu derajat
Variasi diurnal antara 1,0-1,5F (0,55 0,82 C )
Pneumonia, gram negatif, riketsia, demam tifoid, SSP,
malaria falciparum.
Kenaikan suhu badan selama beberapa hari ,
yang diikuti periode bebas demam untuk
beberapa hari yang kemudian diikuti kenaikan
suhu seperti semula.

Suhu tubuh berangsur naik ketingkat yang


tinggi sekali pada malam hari, turun kembali
ke tingkat di atas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringet.
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu badan
normal
Suhu badan turun ke tingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari.
Variasi normal lebar > 1 C, suhu terendah
mencapai suhu normal.
Demam tifoid fase awal, berbagai penyakit
virus.
Seorang Px mengalami demam terus
menerus selama 3 minggu dengan suhu
badan di atas 38,3C , tetap belum
ditemukan penyebabnya walau telah
diteliti selama 1 minggu sec intensif
dengan menggunakan sarana lab dan
penunjang medis lain.
Pola Demam Penyakit
Kontinyu Demam tifoid, encephalitis, drug fever, fastitious
fever

Remitten TBC, endocarditis, demam tifoid fase awal dan


sebagian besar penyakit virus dan bakteri

Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis

Biphasic Leptospirosis, dengue, colorado tick fever,


coriomeningitis limphocityc

Quotidian Malaria karena P.vivax

Double Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid


quotidian arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)

Relapsing atau Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis, relapsing


periodic fever, limphoma
Sero-
Interpretasi titer serologik, kenaikan titer
ulangan sebesar 4X atau lebih dalam waktu
1 minggu menentukan penyebab penyakit
Imunologi Diagnosa infeksi akut, berpedoman pada
keberadaan IgM.

Isolasi kuman
Mikrobiologi

Hemato Pemeriksaan C-reaktif protein (CRP)

Kimia Klinis
C-Reactive Protein merupakan protein
fase, meningkat kadarnya 24 jam pasca
infeksi, peradangan atau kerusakan
jaringan,
mampu mengikat unsur pokok dari
mikroorganisme dan juga struktur sel
manusia, atau disebut juga CRP karena
mempunyai kemampuan untuk berkaitan
dengan C-Pneumococcal Polysacharida.
CRP adalah merupakan indikator yang paling
sensitif terhadap reaksi non spesifik dari
infeksi bakteri, peradangan dan kerusakan
jaringan dari pada protein fase akut yang
lain.
Salah satu keuntungan yang paling penting
dari CRP adalah pertanda adanya reaksi
inflamasi yang lebih cepat dari pada
Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR).
CRP merupakan cara yang lebih cepat untuk
mendeteksikeadaan dari suatu peradangan
dari pada ESR, yang mana untuk kembali
normal memerlukan waktu kira-kira 4-8
minggu
Virus Penyebab Jenis Uji Penyakit
Dengue IHA Demam Dengue (D) dan
Blot IgM/IgG Demam berdarah D
Cytomegalovirus (CMV) Anti-CMV IgM Elisa Infeksi Cytomegalovirus
Anti-CMV IgG Elisa
Epstein Barr Virus Paul Bunnel Mononukleosis
(EBV) Anti EBV Infeksiosa
Hepatitis A s/d E Virus A s/d E, berbagai Hepatitis Akut
Komponen Anti Virus A
s/d E
Coxiella burnetti IFA Demam Q
Human immuno Anti HIV-Elisa AIDS
deficiency virus (HIV) Anti HIV-Western Blot AIDS
Anti HIV-Agli Partikel AIDS
Anti HIV DEI AIDS
Anti HIV Line Imun As AIDS
Penyakit Infeksi Jenis Uji Penyakit
Salmonella typhi Widal Typhidot PCR Demam tifoid
S.Paratyphi A/B/C Widal Demam paratifoid
Streptokokus ASTO Demam reumatik
Mikobakteria Myco Dot TB PAP TBC pulmonal dan TBC
Anti TB Ekstrapulmonal
Leptospira spp MAT Leptospirosis
Brucella spp Aglutinasi Brusellosis
Rickettsia spp Well Felix Ricketsiosis
Mycoplasma pneum IF Mycoplasmosis
Legionella IF Legionellosis
Toxoplasma gondii Elisa IgG/IgM Toksoplasmosis
Entamoeba histolitica IDT Amubiasis
Filaria spp I FAT Filariasis
Candida spp IHA atau IFAT Candidiasis
Histoplasma IDT Histoplasmosis
capsulatum
Terima kasih.....

Anda mungkin juga menyukai