Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR JAWABAN

Nama : dr. Radinal Yusivanandra Prayitno

Nim : 04052711822009

1. MR. ANDREAS 56 tahun seorang akuntan, menderita obesitas moderat dengan


DM tipe 2, pertama kali terdiagnosis 11 tahun yang lalu. Dia mencoba berhenti
kebiasaan merokoknya selama 25 tahun. Tidak ada komplikasi diabetes yang
terdeteki sejauh ini. Gula darahnya terkontrol dengan baik sejak konsumsi
metformin namun tekadan darahnya sedikit meningkat, rata-rata 258/94 pada
kunjungan ke tiga terakhir. Anda mengusulkan untuk meresepkan menurunkan
tekanan darahnya. Namun, dia tidak ingin mengkonsumsi obat resep tambahan,
Dia lebih memilih obat alami. Dia terbuka dengan saran yang terakhir, tapi ingin
melihat bukti bahwa menurunkan tekanan darah ( yang terakhir yang dia anggap
hanyalah bagian dari pekerjannya yang penuh tekanan). sebagai seorang akuntan,
dia tahu berapa banyak keuntungan yang dapat dia dapatkan setelah mendapat
obat tambahan yang kami usulkan untuk memberikan resep kepadanya.

1.1 Tabel PICO

Person/ MR. ANDREAS 56 tahun seorang akuntan, menderita


Problem obesitas moderat dengan DM tipe 2. dengan rata-rata
tekanan darah 258/94 mmhg

Intervention Metformin

Comparison Biguanid

Outcome Pengaruh pemberian metformin terhadap pasien dengan


Obesitas, DM tipe 2 dan Hipertensi

1.2 Clinical question


1) Apakah pemberian Metformin dapat menurunkan berat badan pada
pasien Obesitas dengan DM tipe 2 ?

2) Bagaimana pengaruh Metformin dapat menurunkan berat badan pada


pasien Obesitas dengan DM tipe 2 ?

3) Apa efek samping pemberian Metformin dapat menurunkan berat


badan pada pasien Obesitas dengan DM tipe 2 ?

4) Apakah ada obat alami yang dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien Obesitas dg DM tipe 2 ?

1.3 Obesitas, metformin, DM tipe 2, Hipertensi

1.4 Lakukan searching

1.5 Abstraks Artikel

Purpose : We investigated the effect of metformin on adiponectin plasma


in obesity with prediabetes patients, in connection with fasting plasma
glucose, 2 –h post prandial,,lipid profile, BMI and waist circumference.

Patients and Methods : a clinical trial with 40 obesity-prediabetes, 30


received metformin 500 mg twice daily and other received placebo as
control. Adiponectin level,fasting plasma glucose, 2-h post prandial, lipid
profile, BMI and waist circumference was measured at beginning and after
12 weeks. Statistic analysis by using software SPPSS 12 for windows.

Results : adiponectin level significantly increased (3.56 ± 1.35 to 4.90


±2.24 ug/ml, p= 0.002), in line with significant decreased of fasting plasma
glucose (102.63±20.3 to 96.57±14.17 mg/dl,p=0.045), 2-h post prandial
(167.03±15.79 to 134.70 ±21.54 mg/dl,p=0.042),trigliseride (164.93 ±55.42
to 125.03 ±32.98 mg/dl,p=0.000), no significant decreased LDL-Chol
(148.41± 45.32 to 145.53± 40.22 mg/dl,p=0.295 ), increased HDL-Chol
(47.20± 9.10 to 56.63 ± 10.56 mg/dl,p=0.000), decreased waist
circumference (94.17±17.0 to 92.40±7.39 cm,p=0.005 ) and BMI (29.02±
1.88 to 27.89 ± 2.11 kg/m2,p=0.000).

Conclusion : metformin remarkably increased adiponectine level and


HDL-Chol significantly, decreased significantly another variable except
LDL-Chol and Blood pressure. Keywords : metformin, adiponectine and
obesity with prediabetes.
1.6 Critical Appraisal dari artikel diatas

Person/ Kegemukan (obesitas) terutama obesitas sentral


Problem merupakan faktor utama terjadinya resistensi insulin
(RI), sehingga pada kelompok obesitas sering dijumpai
peningkatan kadar glucosa darah (KGD) yang dikenal
dengan disglikemia berupa Toleransi glucosa Terganggu
(TGT), Glucosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) dan
Diabetes Melitus tipe 2

Intervention Metformin

Comparison -

Outcome Peranan metformin dalam memperbaiki kadar


adiponektin masih dalam perbedaan pendapat, maka
penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian
metformin terhadap kadar adiponektin plasma pada
kelompok obesitas dengan prediabetes

2. Suatu penelitian Randomized Controlled Trial yang dilakukan pada penderita


Ischemic Stroke dengan memakai regimen pengobatan baru sebagai experimental
group dan pengobatan sebagai control group.

Dead Alive
Experimental 10% (20) 90% (180)
Control 15% (30) 85% (170)
Jumlah kelompok masing-masing (n) = 200

2.1 Experimental Event Rate (EER) = 20/200 = 0,1

2.2 Control Event Rate (CER) = 30/200 = 0,15


2.3 Absolute Risk Reduction (ARR) = EER – CER = 0,05
2.4 Relative Reduction Risk (RRR) = ARR/CER = 0,3
2.5 Relative Risk (RR) = CER/EER = 1,5
2.6 Number Needed to Treat (NTT) = 1/ARR = 1/0,05 = 20
2.7 Alternative menghitung RRR = 1-RR = 1-1,5= 0,67
2.8 Kesimpulan :
Dari perhitungan diatas didapatkan kelompok experimental efektif dalam
mencegah stroke sebesar 30 %.
3. Suatu penelitian efektitas pengobatan MCI dengan experimental group

Alive Dead
Stent + CAD (Experimental ) 20% (40) 80% (160)
ASA + Atorvastatin (Control) 15% (30) 85% (170)
N= 200

3.1 Experimental Event Rate (EER) = 40/200 = 0,2

3.2 Control Event Rate (CER) = 30/200 = 0,15

3.3 Relative Benefit Increase (RBI) = (EER-CER)/CER = 0.05/0,15 = 0.3

3.4 Absolute Benefit Increase (ABI) = EER-CER = 0,05

3.4 RR = CER/ EER = 0,75

3.5 NNT = 1/ABI = 20

3.6 Alterbative RBI = 1-RR = 0,7

3.7 Kesimpulan = Stent+CAD dapat mencegah kejadian MCI sebesar 30%

4. Beda NNT pada trial effectiveness dengan NNT pada trial adverse effect ?

 NNT trial effectiveness = jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menilai


efektifitas suatu experiment
 NNT trial adverse effect = jumlah sampel yang dibutuhkan untuk menilai
efek samping experiment

5.

Anda mungkin juga menyukai