Anda di halaman 1dari 18

Literature Review

Filariasis Limfatik:
Perspektif Imunologis
Amelinda Syafrawi Dinata
2120312006
PENDAHULUAN
Filariasis Limfatik
• WHO: 120 jt orang berada di daerah tropis dan
subtropis terkena filariasis limfatik

Wuchereria Brugia Brugia


bancrofti malayi timori
Filariasis Limfatik
Peningkatan
Migrasi orang
distribusi W.
dari pedesaan ke
Bancrofti dan B.
kota
Malayi

Peningkatan
tempat
perkembangan
vetor
Gambaran Imunologi pada Cacing
Filaria Limfatik
Respon Host Normal Terhadap Cacing Filaria limfatik

Respon imun pejamu terhadap infeksi filaria ditandai dg:

Respon CD4+ (Th2)

Respon humoral (antibodi: IgG1, IgG4, IgM, dan IgE)

Respon sitokin (IL-4, IL-5, IL-9, IL-10, IL-13)

Respon seluler melibatkan aksi sel mast, basofil, eosinofil, dan makrofag
Respon Host Normal Terhadap Cacing Filaria limfatik
Makrofag

IL-3, IL-4, IL-9 Aktivasi sel mast

IL-5 Aktivasi eosinophil

Induksi sel plasma IgG1, IgG4, dan IgM Berikatan dengan antigen
IL-4
(IgM, IgG, IgE) melalui Fab permukaan cacing filaria

1. Kadar IgG4 yang tinggi merupakan indikasi infeksi W. bancrofti


2. IgG1 dapat bersifat protektif terhadap B. malayi
Respon Host Normal Terhadap Cacing Filaria limfatik

Berikatan
Mengeluarkan Meghancurkan
Makrofag dan dengan antibody
NO, Perforin, membrane
Eosinofil melalui Fc
enzim litik lain parasit
Reseptor
Respon Host Normal Terhadap Cacing Filaria limfatik

Faktor pengaktif trombosit juga dilepaskan oleh eosinofil


dan neutrofil yang mengaktifkan pembentukan bekuan
yang dapat memblokir migrasi cacing filaria
Efek Imunomodulator dari Cacing Filaria Limfatik

Awal dari filariasis limfatik


yang kronis dan merusak
adalah keadaan
asimptomatik
Efek Seluler dari Cacing Filaria limfatik
Filariasis Limfatik dan sel T

Keadaan kronis

Mempengaruhi aktivitas Transcriptional activators T-bet dan GATA-3

Mengganggu diferensiasi sel T (CD4+)


Efek Seluler dari Cacing Filaria limfatik
Filariasis Limfatik dan sel T Regulator

Aktivasi sel IL—10 dan


T Reg TGF-b

Respon sel Cacing filaria


Infeksi Induksi CTLA-4 dan PD-1 menghindar
Filaria T menurun dari imun

menghambat
merangsang
arginase-1 pelepasan sitokin
makrofag proliferasi sel T
Filariasis Limfatik dan Mikrobiota

Peningkatan
Kerusakan Dysbiosis Translokasi
sitokin
mukosa usus mikroba mikroba di usus
inflamasi

Aktivasi Efek sistemik:


LPS komplemen demam dan
host inflamasi >>

Senyawa inflamasi yang terlihat pada filariasis limfatik kronis: protein C-


reaktif, TNF-α, IL-2, IL-6, IL-8, endothelin-1, MIP-1α, MIP-1β, MCP-1,
TARC, dan IP- 10
Filariasis Limfatik dan Kerusakan Jaringan

Limfangiogenik disebabkan oleh faktor VEGF 


merangsang peningkatan diameter pembuluh darah,
sekresi sitokin pro-inflamasi, dan cairan  edema,
disfungsi limfatik, dan hidrokel
Cacing Filaria Memiliki Potensi Anti-inflamasi

Cacing filaria dapat mengubah respon Th1 menjadi respon Th2

Th2 diperlukan untuk beralih dari keadaan inflamasi ke keadaan anti-


inflamasi dan memerlukan produksi antibodi

Cacing filaria dapat menjadi antiinflamasi:

• Menurunkan gen inflamasi yang dibawa oleh infeksi malaria


• Paparan makrofag terhadap cacing filaria mengurangi reseptor penting yang diperlukan untuk
invasi Mycobacterium Tuberculosis
• Perlu ditelusuri: manfaatkan metabolit cacing filaria, terutama peptida sekretori antiinflamasi
terhadap patogen seperti COVID-19
Kesimpulan
1. Respon imun host normal terhadap cacing filaria limfatik memerlukan sel
CD4+ (Th2), antibodi, komplemen, fagosit, dan sitokin
2. Respon imun cacing filaria menyebabkan down-regulasi sel B dan T,
menghambat pengenalan antigen, dan stimulasi apoptosis
3. Peptida yang disekresikan cacing filaria limfatik memiliki potensi efek anti-
inflamasi
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai