Pembimbing
dr. …..
Keuntungan GA + RA
• Mengurangi jumlah penggunaan opioid saat durante operasi dan post operasi
• Mengurangi waktu pemulihan dari anestesi
• Dapat memilih saraf yang sesuai dengan yang diinginkan sehingga mengurangi
efek samping pada saraf lain
• Mengurangi kemungkinan pemberian obat-obatan yang berlebihan dalam
mengontrol nyeri
Pendahuluan
Ultrasonography (USG)
● penggunaan Ultrasonography (USG) sebagai guiding (panduan) dikombinasi dengan
nerve stimulator menjadi pilihan untuk melakukan RA atau blok saraf ekstremitas
● Keuntungan :
1. Meningkatkan waktu onset blok, kualitas blok, tingkat keberhasilan blok
2. Penurunan waktu melakukan prosedur blok
3. Mengurangi efek samping yang terkait pada penggunaan blok tertentu.
4. Menghindari komplikasi blok saraf ekstremitas atas/bawah
01
Laporan Kasus
I. Anamnesis
Seorang laki-laki berusia 54 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri pada
tangan kanan bagian punggung tangan. Nyeri dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Tidak ada
nyeri kepala, demam, kesemutan pada tangan atau rasa terbakar. Pasien mengeluh nyeri pada
tangan kanan bagian bawah terutama daerah daerah telujuk kanan yang hilang timbul dan
keterbatasan dalam gerak tangan kanan. Pasien menyangkal adanya riwayat terbentur atau
jatuh dengan posisi punggung tangan dibagian bawah.
I. Anamnesis
Riwayat Operasi :
1. Pemasangan K-wire (Desember 2020 di RS Mardi Rahayu Kudus) atas indikasi fraktur digiti II
manus dekstra dengan general anestesi. Setelah operasi pasien tampak baik, tidak terdapat
komplikasi.
2. Pada bulan Januari 2021 di RS Tugurejo, pasien menjalani operasi pemasangan flap atas indikasi
ulkum granuloum regio dorsum manus dekstra dengan general anestesi. Kondisi post-op tampak
baik, tidak ada efek samping ataupun komplikasi.
3. Pada Februari 2021 pasien menjalani SICP flap di RS Tugurejo atas indikasi compromised flap
dengan general anestesi. Kondisi post-op ke-3 ini juga baik, tidak ada komplikasi.
4. operasi release kontraktur palmar manus dextra pada April 2021 di RS Tugurejo dengan general
anestesi. Kondisi post-op juga baik.
Riwayat Penyakit Dahulu
● Riwayat hipertensi : (+) Sejak Juli 2021
● Riwayat DM : disangkal
● Riwayat sakit jantung : disangkal
● Riwayat alergi : disangkal
● Riwayat operasi : disangkal
● Riwayat asma : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
● Tidak ada riwayat keluarga sakit serupa pada keluarga
Kreatinin 1.1 mg/dl 0,6 – 1,3 mg/dl Pasien menjalani swab antigen tanggal 11
PPT 11,9 detik 9.4 – 11.3 detik Agustus 2021 dengan hasil negative
PTTK 31,6 detik 27,7 – 40,2 detik
Langkah-langkah :
1. Desinfeksi pada lokasi penyuntikan yaitu regio antebrachia dekstra.
2. Pasang duk steril pada lokasi yang sudah didesinfeksi.
3. Dilakukan panduan dengan USG untuk menemukan tendon ekstensor digitorum communis
2,3,4.
4. Probe yang digunakan adalah probe kurve dengan pendekatan short axis, dengan letak tip di
arah lateral.
5. USG diletakkan di daerah antebrachia dekstra bagian medial kemudian berjalan sesuai intruksi.
Hasil pemeriksaan USG dapat dilihat pada Gambar 1.
Mid Forearm Block
• Dengan panduan USG dipastikan lokal anestesi telah membanjiri sekitar nervus
yang dituju. Setelah selesai, jarum blok dan USG lalu bersihkan lokasi
penyuntikan.
• Beberapa saat setelah penyuntikan dilakukan observasi. Tidak ditemukan tanda
adanya alergi lokal anestesi dan tanda LAST (Local Anesthesi Sistemic Toxicity).
Durante OP
Pasien ini dilakukan operasi rekonstruksi tendon ekstensor digiti II manus dekstra
dengan pendekatan anestesi GA dikombinasi dengan RA yaitu blok mid forearm.
• Pemilihan anestesi kombinasi jenis operasi ini lebih optimal jika menggunakan
kombinasi anestesi, selain itu pasien juga memiliki masalah hipertensi yang
memungkinkan sistem pembuluh darahnya lebih rentan bila terlalu banyak
menerima obat anestesi melalui GA.
• Pemilihan GA tanpa pelumpuh otot dipilih dikarenakan pasien memiliki riwayat
operasi berulang ditempat yang sama.
• Tindakan blok mid forearm harus dilakukan dalam kondisi nafas spontan untuk
mengetahui komplikasi lokal anestesi pada nervus radialis, ulnaris ataupun medianus.
Forearm Block
Keuntungan
Kekurangan
1. Potensi untuk mencapai anestesi total pada
tangan 1. Berpotensi secara tidak sengaja
2. Tidak memerlukan infiltrasi lokal pada luka melukai struktur pembuluh darah
3. Tidak adanya efek samping sistemik jika dilakukan yang berhubungan secara anatomis
dengan benar 2. Toksisitas sistemik agen anestesi
4. Dapat dilakukan dengan cepat menggunakan mungkin jika disuntikkan ke dalam
visualisasi langsung dengan ultrasound. vena atau arteri.
Notes: Saraf radial, median, dan ulnaris dapat di blok di siku atau pergelangan tangan.
Sebaliknya, blok yang dilakukan di pergelangan tangan hanya bisa digunakan untuk
prosedur yang melibatkan tangan
Forearm Block
Kontra-Indikasi
2. Kontraindikasi relatif termasuk penyakit saluran napas obstruktif kronik (PPOK), paresis
kontralateral dari saraf disekitarnya, dan defisit neurologis sebelumnya pada lengan
yang terlibat. Risiko dan manfaat dari teknik anestesi yang dipilih harus didiskusikan
dengan pasien dan ahli bedah
Blok saraf pada pasien di atas menggunakan blok saraf antebrakhial. blok saraf ini dapat terdiri atas saraf
antebrakhial medial, lateral, dan posterior.
• Cabang dari korda medial pleksus brakhialis, dan muncul di medial arteri aksilaris.
• Selanjutnya memberikan cabang yang menembus fasia dan mensuplai kulit di atas otot bisep brachii
sampai siku.
• Terletak di medial arteri brakhialis setinggi pertengahan lengan dan menembus fasia arteri brakhialis
bersama dengan vena basilika pada hiatus basilika.
• Terbagi menjadi cabang anterior (volar) dan posterior (ulnaris).
• Saraf ini mensuplai kulit di atas antero-medial dan postero-medial aspek lengan bawah.
Posisi Pasien
Pasien diposisikan terlentang dengan lengan diblokir menjauh dari tubuh di sudut
kanan, dan diperpanjang di siku. Atau, lengan yang dapat difleksikan di siku.
• Sebuah transduser linier ditempatkan pada tingkat mid-arm (dalam sumbu pendek)
untuk mengidentifikasi otot bisep brachii, arteri brakhialis, saraf median (medial
arteri brakhialis.), saraf ulnaris (medial subkutan) dan vena basilika (pada bidang
Pemindaian
subkutan paling superfisial).
• Medial antebrachial cutaneous nerve (MACN) dapat divisualisasikan sebagai oval
hyperechoic pada bagian lateral vena basilika. Pada pemindaian distal, dapat terlihat
membelah menjadi dua cabang, anterior dan posterior. Cabang anterior bergerak ke
lateral, dan cabang posterior melewati bagian bawah vena
Teknik Injeksi
• Pada lengan, saraf muskulokutaneus menembus coracobrachialis turun di bidang antara brachialis dan
otot bisep brachii.
• Setelah memberikan cabang motor ke otot-otot ini, saraf muncul ke lateral di tendon otot bisep brachii
pada siku, menembus fasia bagian distal ke garis interepicondylar dan berlanjut sebagai lateral
antebrachial cutaneous nerve (LACN).
• LACN biasanya terletak di medial ke vena cephalic dan dapat terbagi menjadi anterior (volar) dan cabang
posterior (ulnaris) yang mensuplai kulit di anterolateral dan posterolateral forearm
Posisi Pasien
Pasien diposisikan terlentang dengan lengan diblokir dijauhkan dari tubuh di sudut
kanan, dan diperpanjang di siku.
• Setelah muncul dari alur spiral, saraf radial menembus septum intermuskularis lateral untuk masuk ke
anterior kompartemen lengan.
• Dengan demikian, posterior antebrachial cutaneous nerve (PACN) dapat diidentifikasi pada
persimpangan trisep dan brachioradialis di superfisial plane.
• PACN terbagi menjadi cabang atas yang memasok sisi lateral forearm, dan cabang bawah yang
mensuplai forearm bagian dorsal hingga pergelangan tangan
Posisi Pasien
Pasien ditempatkan dengan bahu adduksi dan internal rotasi, siku ditekuk, sehingga
lengan terletak di dada.
1 Blok yang dilakukan pada ekstremitas atas bagian distal (nervus radialis, medianus, ulnar, dan
muskulokutaneous) secara umum jauh dari keadaan kritis karena tidak melibatkan pleura, arteri
aksilaris atau subklavia, dan juga nervus phrenikus sehingga dapat menghindari risiko trauma jarum
yang tidak disengaja pada struktur ini.
2 Teknik ini memungkinkan penggunaan fungsi otot proksimal ekstremitas atas. Sebuah penelitian baru-
baru ini membandingkan blok pleksus supraklavikula yang dipandu ultrasound dengan blok saraf perifer
distal pada operasi tangan menunjukkan kekuatan motorik yang lebih baik dan lebih besar pada pasien
dengan blok distal.
3 Dalam hubungannya dengan blok pleksus brakhialis proksimal (infraclavicular), blok saraf distal pada
ekstremitas atas telah terbukti mempercepat waktu onset blok dan meningkatkan konsistensi blok
4 Blok saraf distal yang menggunakan agen anestesi lokal akan bekerja lebih lama dan dapat
memperpanjang komponen blok analgesik sambil meminimalkan disfungsi otot proksimal.
Namun, terdapat beberapa limitasi pada penggunaan teknik anestesi blok forearm, seperti :
1 Blok saraf distal tidak mencegah nyeri tourniquet pada pasien yang tidak dibius
2
Blok pada saraf bagian distal untuk ekstremitas atas membutuhkan blokade beberapa saraf. Oleh karena
itu, ini melibatkan beberapa suntikan yang dapat menyebabkan lebih banyak ketidaknyamanan pasien.
3 Saraf perifer biasanya bersifat anisotropik saat dilakukan pemindaian, maka diperlukan derajat
kemiringan probe dan posisi pemindaian yang berbeda untuk menemukan tampilan terbaik dari saraf
tersebut
TERIMA
KASIH