E dengan Diagnosa Medik Folicular Neoplasma Thyroid Bilateral di Ruangan Operasi (OK) Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013 PENGKAJIAN PRE OPERASI
IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA Nama Jenis Kelamin Usia No. Medrek Agama Kultur Diagnosa Medis Tanggal masuk RS Tanggal pengkajian Pekerjaan Alamat Nama Penanggung Jawab Usia Pekerjaan Hubungan dengan Pasien : Ny. E : Perempuan : 43 tahun : 13020939 : Islam : Sunda : Folicular Neoplasma Thyroid Bilateral : 11 Februari 2013 : 14 Februari 2013 : Ibu rumah tangga : Rancaekek Bandung : Tn. N : 47 tahun : Swasta : Suami
2 A
Sejak 14 tahun yang lalu, pasien mengeluh mulai muncul benjolan di leher sebelah kanan. Benjolan awalnya sebesar kacang tanah, lama kelamaan semakin membesar di kanan dan kiri. Keluhan sulit menelan (-), sesak nafas (-), suara serak (-), benjolan di tempat lain (-). Riwayat terkena radiasi sewaktu kecil (-). C Riwayat Kesehatan Dahulu. Pasien mengatakan bahwa tidak pernah memiliki penyakit di masa lalu seperti hipertensi, dibetes mellitus, asma, dan jantung.
Riwayat Kesehatan Keluarga. Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti pasien.
Riwayat Psikososial Spiritual. Pasien sangat kooperatif dengan perawat dan dokter dan mengatakan cemas dengan operasi besok dan ingin cepat sembuh, pasien sangat didukung untuk sembuh oleh suami dan keluarganya.
F a
Riwayat ADL Nutrisi. Pasien makan 3 kali sehari, tidak ada keluhan saat makan. Pasien minum 8-9 gelas sehari. b Eliminasi. Pasien BAB 1 kali sehari, feses berwarna kuning dengan konsistensi lunak. BAK 45 kali sehari, warna urin kuning jernih, hematuria (-). c Personal Hyegene.
Pasien mandi 1 kali sehari, keramas (+), sikat gigi (+), kuku pendek dan bersih. d Tidur. Lama waktu tidur 7-8 jam sehari, pasien mengeluhkan kadang-kadang tidurnya terganggu karena suara berisik orang-orang di sekitarnya.
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : kesadaran compos mentis, GCS 15. Skor nyeri 2 dari skala 5. TTV Kepala : TD=100/60 mmHg, N=92x/menit, R=14x/menit, S=Afebris : Rambut berwarna hitam, penyebaran rambut merata, ketombe (-), edema (-), lesi (-), nyeri tekan (-). Mata Hidung Telinga Mulut Leher : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), simetris : Simetris, pernapasan cuping hidung (-), lesi (-), edema (-), polip (-) : Simetris, serumen (-) : Mukosa mulut dan bibir lembab dan berwarna merah muda, karies gigi (-) : Tampak pembesaran kelenjar thyroid bilateral, teraba massa lunak, diameter leher 39-40 cm, tidak ada kemerahan. Dada Jantung : Bentuk dan gerak simteris, lesi mammae (-), benjolan mammae (-) : Bunyi jantung 1 dan 2 (+), S3 dan S4 (-)
Paru-paru : Suara nafas vesikular (+/+), sonor, ronchi (-/-), wheezing (-/-) Abdomen : Cembung lembut, benjolan (-), nyeri tekan (-), bising usus (+) Ekstremitas: Hangat, capillary refill time < 2 detik
4 a
Pemeriksaan Hematologi PT-INR Masa Prothrombin (PT) INR APTT Darah rutin Hemoglobin Hematokrit Leukosit Eritrosit Trombosit Index Eritrosit MCV MCH MCHC Kimia Klinik Ureum Kreatinin Gula Darah Sewaktu Natrium (Na) Kalium (K) Klorida (Cl) Ca Bebas Magnesium (Mg)
13.0 detik 0.96 30.3 detik 13.0 g/dl 39 % 8200/mm3 4.6; juta/ul 247000/mm 3
11.4-13.4 detik 0.81-1.2 19.5-39.5 detik 13.5-17.5 g/dl 40-52 % 4400-11300/mm3 4.5-6.5 juta/ul 150000-450000/mm3 80-100 fl
0.7-1.2 mg/dl 440 mg/dl 135-145 mEq/L 3.6-5.5 mEq/L 98-108 mEq/L 4.7-5.2 mg/dl 1.7-2.55 mg/dl
Kesan : Massa isodens inhomogen berlobulasi dengan kalsifikasi di daerah colli bilateral yang meluas ke mediastinum superoanterior serta mendesak dan menyempitkan trakhea ke kiri ec massa tiroid? Tidak tampak pembesaran KGB Tidak tampak metastase intrapulmonal c Pemeriksaan Ultrasonografi (19/12/2012) Tiroid bilateral : Membesar, echogenitas inhomogen, tampak lesi hipoechoik dan anechoik, tidak tampak kalsifikasi, pada pemeriksaan color doppler tampak vaskularisasi intrapulmonal Colli bilateral : Tidak tampak pembesaran KGB colli bilateral Kesan : Struma Nodusa Tipe Campuran (Dominan Solid) Tiroid Bilateral d Pemeriksaan Radiologi (8/1/2013) Klinis : Tumor tiroid bilateral suspect maligna Foto asimetris Cor tidak membesar Sinuses dan diafragma normal
Corakan bronkovaskuler normal Tampak bayangan opak lobulated di medial atas sampai tengah kiri ec suspec massa mediastinum
Tidak tampak bercak lunak Tidak tampak bayangan opak noduler di kedua lapang paru
Kesan : Bayangan opak lobulated di medial atas sampai tengah kiri ec suspec massa mediastinum Pemeriksaan Radiologi Foto Thorax Lateral (15/1/2013) Klinis : Massa mediastinum Sinus anterior tajam, sinus posterior tajam Retrosternal space bagian sepertiga superior tertutup perselubungan opak homogen batas tegas tepi reguler di daerah mediastinum superoanterior Retrocardiac space cerah
Pemeriksaan Nuklir IT4 7SH5 1.3 mg/dl (N : 0.8-1.7 ng/dl) 0.3 u/u/ml (N : 0.8-8.8 u/u/ml)
f g
Pemeriksaan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) Kesimpulan : Multinoduler hiperplasia thyroid yang mengalami degenerasi kistik disertai peradangan kronis non spesifik dengan fokus folikular neoplasma a.r. thyroid bilateral.
Pemeriksaan Pra Anestesi Rencana tindakan RND Riwayat Operasi : Tidak ada : Subtotal tiroidectomy + VC + Eksisi KGB, persiapan
Obat yang sedang didapat : Penyakit yang pernah diderita : Asma (-), Alergi (-), Angina (-), Kejang (-), Hipertensi (-), Merokok (-), Gastritis (-) ASA Diagnosa Kerja Indikasi tindakan Resiko tindakan Komplikasi Jadwal Operasi Ruang Operasi :I : Folicular Neoplasma thyroid bilateral : Tumor removal : Perdarahan, ruptur n. Laryngeus recurrent : Infeksi : 15 Februari 2013 jam 08.00 WIB ; Kamar operasi No. 309
Tanggal 15 Februari 2013 jam 09.00, pasien dibawa dari ruangan perawatan Kemuning 3 ke ruangan operasi (OK) lantai 3 dengan brankar.
Pasien kemudian dipakaikan baju OK dan ditempatkan di brankar yang telah disediakan oleh ruang OK.
Kemudian dilakukan skin test di lengan kiri pasien dengan antibiotik Ceftriaxone dan dilakukan pemasangan infus Ringer Laktat di lengan kiri pasien, jumlah tetesan dipercepat.
: dr. Faisal Sp.B : dr. Euis Sp.B, dr. Lukman, dr. Rama Sp.B : Ns. Oid
Pukul 13.30
: Pemberian obat-obatan anestesi diturunkan, ETT, mayo, tampon di mulut dilepas. Membiarkan pasien bernapas spontan sambil kepala tetap diekstensikan.
Pukul 13.45
POST OPERASI
Pukul 14.10 : Pasien dibawa keluar dari kamar operasi menuju ruang transit dan langsung
N O 1. DS : Pasien
DATA FOKUS
MASALAH Kecemasan
mengatakan
cemas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI No 1. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN Cemas berhubungan Tupan : dengan pengetahuan pembedahan mengenai Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam pasien tidak menunjukkan kecemasan PERENCANAAN KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL ; Inform consent: Berikan informasi tentang: keuntungan, prosedur. Minta persetujuan klien atas tindakan dilakukan. tentang Gunakan pendekatan yang menenangkan klien dan bicara. ; Persiapan psikologi klien: Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Dapat klien. menurunkan kecemasan seperti pertahankan kontak dengan yang akan komplikasi, tindakan operasi termasuk Pemberian informasi secara adekuat dapat membantu klien dalam memahami tentang tindakan operatif yang akan dilakukan Persetujuan klien merupakan kesiapan klien untuk menjalani tindakan dan melindungi klien dari bahaya tindakan operatif dan pengobatan. Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong.
dengan kriteria hasil : - Klien tampak tenang - Klien mengerti prosedur pembedahan
Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai. Identifikasi takut. Dorong keluarga untuk tingkat rasa Rasa takut yang berlebihan atau terus menerus akan mengakibatkan reaksi stres yang berlebihan. Keluarga nyaman akan dan memberi kekuatan rasa dalam menemani klien. ; Persiapan fisik klien: Cek TTV: TD, HR, RR, suhu, CRT, dll. Cek hasil pemeriksaan Kondisi yang baik pada klien dapat meningkat kesiapan klien untuk menjalani tindakan operatif . Hasil laboratorium adalah kondisi fisiologi klien untuk perencanaan tindakan pengobatan dan operatif selanjutnya yang tepat untuk klien. Berikan lingkungan yang Memberikan kesempatan pada tenang dan nyaman. klien untuk istirahat. laboratorium: Hb, leukosit, SGOT, SGPT, ACTH, dll.
mengatasi kecemasan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PRE OPERASI No 1 Tanggal/ Jam 14/02/13 Implementasi Evaluasi ; Menjalin trust dengan pasien dan keluarga pasien ; Memonitor TTV pasien. ; TD : 120/80 HR : 22x/mnt RR : 78x/mnt T : 36,5C ; Memberikan informasi tentang: ; keuntungan, komplikasi, tindakan operasi termasuk prosedur. ; Minta persetujuan klien atas ; tindakan yang akan dilakukan. ; Menggunakan pendekatan yang menenangkan seperti pertahankan kontak dengan klien dan bicara. ; Memberi kesempatan pada ; Klien menyatakan cemas klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai. ; Mendorong menemani klien. 15/02/13 ; Pasien datang bersama keluarga ; Mengganti baju pasien ; Memindahkan pasien ke bed operasi ; Meminta keluarga untuk berdoa sebelum klien masuk ruangan ; Mengkaji ulang kecemasan ; ; Keluarga dan klien tampak Klien masih merasa cemas ; Pasien menggunakan baju operasi keluarga untuk ; Keluarga selalu menemani dan emberi dukungan pada klien. Klien sudah mempunyai SIO dan SIA. Klien tampak mengerti Paraf
klien ; Memberikan intervensi kembali seperti : - Memberikan mengenai operasi - Memberi kesempatan klien untuk kecemasan ; Membantu dalam pemasangan infus dan skin test ; Mendorong klien ke dalam ; Infus RL,skin test mengekspresikan ; Klien mengatakan cemas menjelang operasi penjelasan ; Klien tampak mengerti
ceftriaxone
N O 1. DO :
DATA FOKUS
ETIOLOGI SNNT pembedahan subtotal tiroidektomi dilakukan sayatan pada bagian leher kontuinitas jaringan terputus Port de entry Resiko tinggi infeksi SNNT
2.
Resiko
gangguan
integritas kulit pembedahan subtotal tiroidektomi klien diberi anestesi penekanan yang lama pada bagian tubuh Resiko gangguan integritas kulit
3.
Resiko hipotermi
4.
DO : - Klien berada di meja operasi - Klien terpasang neutral plate - Jumlah kasa 40 yang dipakai 15 DO : - Dilakukan insisi - Diberikan cairan RL - Dilakukan suction - Jumlah kasa 40 yang dipakai 15
penatalaksanaan operasi Pemakaian alat penunjang; operasi memotong jaringan Resiko cedera pembedahan subtotal tiroidektomi Ada insisi luka operasi Mengenai pembuluh darah dan jaringan sekitarnya Resiko pendarahan Resiko ketidakseimbangan cairan
Resiko
cedera
5.
DIAGNOSA: 1 2 Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan penekanan bagian tubuh
3 4 5
Resiko hipotermi berhubungan dengan penggunaan AC dan waktu operasi yang cukup lama. Resiko cedera berhubungan dengan pemakaian alat penunjang; operasi memotong jaringan Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan prosedur pembedahan; pendarahan.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERASI No 1. DIAGNOSA TUJUAN PERENCANAAN KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL Identifikasi jenis luka - Mendeteksi secara dini gejalaoperasi. Lakukan prinsip aseptik Gunakan APD, sarung tangan, masker, dan lain sebagainya dalam keadaan steril Pertahankan ruangan keadaan steril Batasi jumlah tenaga medis yang Buka ada dan didalamnya persiapkan (maksimal 10 orang). Menghindari adanya infeksi instrumen dengan tekhnik Jumlah orang yang berlebihan meningkatkan resiko infeksi lingkungan dalam Ruangan yang steril akan operasi mengurangi resiko infeksi gejala inflamasi yang mungkin timbul sakibat adanya luka operasi. Aseptik mencegah kuman Teknik secara steril dapat
KEPERAWATAN Resiko infeksi Tupan : infeksi tidak terjadi berhubungan dengan adanya luka operasi
aseptik 2. Resiko integritas berhubungan gangguan Tupan : gangguan integritas kulit kulit tidak terjadi atau teratasi dengan 3. Resiko berhubungan penggunaan waktu cukup lama. operasi hipotermi Tupan : hipotermia tidak dengan terjadi selam dan sesudah AC dan operasi. yang Gunakan selimut hangat dan berikan infus/ irigasi hangat Gunakan lampu pemancar panas Berikan pengggganjal untuk siku, tumit,lengan, dan kaki Catat apabila ada kemerahan dan lecet pada kulit pasien. Pastikan suhu tidak terlalu dingin/suhu kamar Atur posisi dengan benar Posisi yang benar akan mencegah Pengganjal mencegah penekanan Untuk mengidentifikasi bila ada kerusakan integritas kulit pada bagian tubuh kerusakan kulit - Suhu ruangan harus dijaga untuk mempertahankan normal Selimut dan cairan infus hangat mencegah terjadinya hipotermi pada pasien Menambah panas selama operasi berlangsung suhu mendekati
4.
Dengan
menjaga dan
klien
akan
membuat pasien aman karena pasien bisa terbangun melakukan gerakan yang tiba-tiba.
memotong jaringan
Kulit Untuk
yang
basah
dapat
kassa, jarum, dan instrument instrumen tertinggal di tubuh klien. Catat kassa/implant yang Untuk memastikan jumlah) kembali saat
5.
yang
Membantu Memberikan
dalam
pemenuhan untuk
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN INTRA OPERASI No 1 Tanggal/ Jam 15/02/13 Implementasi ; Mempertahankan steril ; Memastikan suhu tidak terlalu ; dingin/suhu kamar ; Menggunakan tangan, masker, APD, dan sarung ; Dokter dan tangan perawat dengan lain mencuci aseptik Jumlah tenaga medis di tenaga ; Suhu ruangan sekitar 22 C Evaluasi Paraf lingkungan ; Ruangan dalam keadaan
sebagainya dalam keadaan steril ; Membatasi medis yang jumlah ada dan
didalamnya ruangan 9 orang persiapkan ; Instrumen dalam keadaan Posisi dalam keadaan yang Penopang tubuh terpasang
(maksimal 10 orang). ; Membuka instrumen dengan tekhnik aseptik kebutuhan operasi ; Menggunakan tubuh ; Memastikan suhu tidak terlalu dingin/suhu kamar ; Menggunakan selimut hangat ; dan berikan infus/ irigasi hangat ; Mengidentifikasi operasi. terjadi selama operasi ; Mencatat jumlah elektrolit dan ; jenis cairan yang diberikan Cairan yang diberikan RL 1500 cc jenis ; luka ; Selimut diberikan berlapis Diberikan infus RL Luka dalam keadaan pada seluruh tubuh steril benar pengganjal ; dengan benar
penghitungan ; dan
; Membantu pemindahan posisi klien ; Mengganti alas klien ; Mendorong klien ke ruang pemulihan ANALISA DATA POST OPERASI
N O 1. DS :
DATA FOKUS
ETIOLOGI penatalaksanaan operatif subtotal tiroidektomi Terputusnya kontiunitas jaringan Merangsang pengeluaran mediator kimia stimulasi nyeri Gangguan rasa nyaman (nyeri)
- Klien DO :
mengatakan
nyaman (nyeri)
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI No 1. DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN Gangguan rasa nyaman Tupan : nyeri yang berhubungan Klien dengan kontuinitas jaringan. rileks Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang - Bantu pasien untuk berada pada posisi tenang. - Pantau TTV - Istirahatkan klien - Ajarkan latihan nafas dalam - Mengetahui kondisi klien - Istirahat dapat mengurangi nyeri - Teknik distraksi ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakan. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik. - Menurunkan nyeri. nyeri/mengurangi yang nyaman, dan berikan suasana ruangan yang dengan kriteria hasil: - Klien menyatakan nyeri berkurang menyatakan nyeri terputusnya hilang atau teratasi, tampak PERENCANAAN KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL - Kaji skala nyeri - Membantu kebutuhan intervensi. komplikasi, nekrosis/infeksi. - Posisi yang nyaman membantu pasien untuk merasa lebih tenang.
mengindikasikan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN POST OPERASI No 1 Tanggal/ Jam 15/02/13 Implementasi ; Memindahkan pasien dari ruang operasi ke ruang transit ; Memberikan selimut ; Membantu pasien untuk berada pada posisi yang nyaman, dan berikan suasana ruangan yang tenang. ; Mengkaji nyeri ; Mengistirahatkan klien ; Memantau TTV ; ; Klien mengatakan nyeri Klien tampak sedang pada skala 7 istirahat TD : 110/60 Nadi :94 RR : 100x/menit ; Klien mengatakan nyaman dengan posisi sekarang Evaluasi Paraf