Disusun Oleh:
Pembimbing:
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Anamnesis
Pasien datang ke poli urologi dengan keluhan nyeri saat BAK. Keluhan
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan semakin lama semakin
mengganggu. Pasien belum mengobati keluhannya. Selain itu pasien juga mengeluh
kencing tidak lampias.
Riwayat anestesi dan operasi : tahun 2002 operasi batu ginjal dengan general
anestesi
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit diabetes : disangkal
Riwayat penyakit neurologis : disangkal
Riwayat penyakit urologi : nefrolitiasis
Alergi obat : disangkal
Elektrokardiogram
Old inferior MCI. HR 74x/menit
Radiologi
Foto Thoraks ( 16/8/2017 )
Kesimpulan
Pasien termasuk kategori ASA III
Rencana Anestesi
Persiapan preoperative
1. Berikan informasi ke pasien dan keluarga pasien tentang prosedur anestesi
yang akan dilakukan dan persetujuan tindakan, termasuk risiko, penyulit
dan komplikasi yang dapat terjadi.
Intraoperatif
Jalannya operasi :
- Operasi berlangsung selama 135 menit (dimulai pukul 10.00 sampai dengan
12.15)
- Perdarahan 1400 cc
- Cairan preoperative : RL 300 cc
- Cairan intraoperative : Ringer Laktat 500 cc
Maintenance dengan nasal kanul 2 lpm
Post Operatif
A. Waktu selesai operasi : 12.15
B. Masuk ruang RR : 12.25
C. Kesadaran : Compos Mentis
D. Tekanan Darah : 124/69 mmHg
E. Nadi : 64x/menit
F. Pernafasan : 20x/menit
G. Suhu : 36,5oC
H. SpO2 : 100%
I. Skor bromage :0
3.1 Pembahasan
Pasien laki-laki usia 68 tahun datang ke poli urologi dengan keluhan nyeri
saat BAK sejak 2 bulan yang lalu. Pasien belum mengobati keluhannya. Keluhan
dirasa semakin mengganggu. Selain itu pasien juga mengeluh kencing tidak
lampias. Pasien memiliki riwayat operasi batu ginjal 15 tahun yang lalu dan
dilakukan anestesi umum. Kemudia pasien dilakukan USG, dan didapatkan hasil
vesika urinaria normal, prostat membesar 111cm3, hepar, limpa, pancreas,
kandung empedu normal. Kedua ginjal terdapat Kristal dan terlihat hidronefrosis
ringan di ginjal kanan. Pasien direncanakan untuk operasi open prostatectomy oleh
spesialis urologi dan dilakukan beberapa konsultasi antara lain ke dokter spesialis
paru, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis jantung, dan dokter spesialis
anestesi. Kemudian untuk pemeriksaan penunjang dilakukan EKG dan didapatkan
hasil old inferior MCI. Kemudian saran dokter jantung untuk memeriksakan
Echocardiografi dan rontgen thorax. Pada pemeriksaan Echocardiografi di dapatkan
EF 58%, fungsi sistolik dan diastolic baik, dan katup-katup dalam batas normal.
Kemudian pada rontgen thorax didapatkan hasil Cardiothoracic ratio <50%, paru-
paru tidak ada infiltrate. Sinus dan diafraghma dalam batas normal. Costae dan
tulang dalam batas normal. Kesan. Jantung dan paru dalam batas normal.
Persiapan Preoperatif
Dasar untuk preoperative yang efektif adalah riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik yang meliputi penggunaan obat-obatan yang digunakan selama
ini, riwayat alergi, dan reaksi terhadap obat anestesi sebelumnya.1 Pasien yang akan
menjalani anestesi dan pembedahan harus dilakukan persiapan preoperatif. Pasien
juga puasa 8 jam sebelum operasi sehingga pasien terakhir makan pukul 12 malam.
Pada persiapan preoperative, tanda-tanda vital pasien yaitu tekanan darah
120/80mmHg, frekuensi nadi 68x/menit, frekuensi pernapasan 20x/menit, dan suhu
36,3C. Pasien memiliki BMI 23. Pada hasil EKG terdapat old inferior MCI dan
hasil USG ditemukan Kristal pada ginjal dan hidronefrosis di kedua ginjal sehingga
didapatkan penilaian ASA 3. Pasien memakai gigi palsu sebanyak 2 pada gigi seri
atas kiri dan 1 pada gigi taring atas kiri. Pada pemeriksaan EKG, didapat hasil Old
inferior MCI, namun pasien tidak pernah merasa nyeri dada menjalar ke lengan
maupun nyeri ulu hati. Miokardium infark merupakan keadaan tersumbatnya arteri
coroner yang memberi nutrisi ke otot jantung. Otot jantung menjadi nekrosis karena
tidak ada suplai. Old inferior MCI merupakan penyumbatan yang berjalan lama dan
bersifat kronik di bagian inferior pembuluh koroner. Pada bagian inferior,
pembuluh darah coroner yang terkena adalah arteri coronary dextra. Dapat
ditemukan gambaran P patologis di lead II, III dan AVF pada pemeriksaan EKG.
Pada pasien ini, kemungkinan bagian pembuluh darah koroner yang lain masih
dapat berkompensasi sehingga pada pemeriksaan echocardiografi dan foto rontgen
jantung masih dalam batas normal. Pada pasien dengan old MCI, diberiksan edukasi
untuk mengubah gaya hidup seperti olahraga teratur, hindari makan-makanan
berlemak tinggi, hindari merokok. Pasien tidak diberi pengobatan karena bagian
jantung yang lain masih dapat berkompensasi dengan baik.
Pada hasil pemeriksaan USG, didapatkan hasil vesika urinaria normal,
prostat membesar 111cm3, hepar, limpa, pancreas, kandung empedu normal.
Kedua ginjal terdapat kristal dan terlihat hidronefrosis ringan di ginjal kanan.
Pembesaran pada prostat dapat diakibatkan oleh banyak hal, seperti
ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron, berkurangnya kematian sel prostat,
interaksi stroma-epitel, dan teori sel stem. Kristal yang terlihat pada gambaran USG
dapat disebabkan oleh karena pembesaran prostat yang membuat penyempitan
lumen uretra pars prostatika dan menghambat aliran urin sehingga menyebabkan
tingginya tekanan intravesika. Untuk dapat mengeluarkan urin, kandung kemih
harus berkontraksi lebih kuat dan menyebabkan perubahan anatomic dari kandung
kemih, yakni hipertropi otot destrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
divertikel kandung kemih. Gejala ini dapat membuat pasien harus menunggu pada
permulaan miksi, miksi terputus, dan menetes pada akhir miksi. Terputusnya aliran
urin menyebabkan adanya sisa urin di dalam vesica urinaria sehingga pasien
biasanya belum puas sehabis miksi. Tekanan intravesika akan semakin tinggi
keseluruh bagian kandung kemih tidak terkecuali pada kedua muara ureter, dan
terjadi refluks vesikoureter. Jika berlangsung terus akan terjadi hidroureter,
hidronefrosis, dan gagal ginjal. Saat diperiksa menggunakan usg, maka akan
muncul gambaran kristal dan hidronefrosis di daerah ginjal. Oleh karena itu,
sebaiknya memperbaiki dulu penyebab awal dari gejala yang timbul. Akan lebih
baik jika pasien di lakukan open prostatektomi, dilihat dari besarnya ukuran prostat
dan juga merupakan penyebab awal terbentuknya kristal dan hidronefrosis ringan
pada ginjal.5
Manajemen Intra Operatif
Teknik anestesi yang digunakan untuk pasien ini adalah spinal analgesia.
Teknik yang digunakan yaitu mencari spina ischiadica anterior superior bagian
sinistra dan dextra, kemudian bayangkan garik penghubung antara kedua sias
tersebut. Penyuntikan dilakukan pada L2-L4. Spinal analgesia tanpa sedative
memiliki keuntungan untuk pasien lanjut usia, antara lain mengurangi delirium atau
disfungsi kognitif post operatif.1 Obat analgetik yang digunakan pada pasien ini
adalah lidocaine 2% 40mg dan bupivacaine spinal heavy 0,5% 20mg. Bupivacaine
dan lidocaine merupakan analgetik golongan amida.2 Pemilihan golongan amida
dikarenakan durasi kerja yang relative lebih lama dan onset yang cepat.