KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 64 tahun berdomisili di Ranomut datang atas
rujukkan dari bagian prostodonsia RSGM PSPDG FK UNSRAT untuk melakukan
perawatan alveolektomi, pasien akan dibuatkan gigi tiruan penuh pada rahang atas
dan rahang bawah. Terdapat tonjolan tulang alveolar yang berlebih pada rahang
atas anterior. Pasien juga mengeluh terasa sakit pada bagian gusi rahang atas
bagian depan apabila sedang makan.
- Poket : --
- Oklusi : Tidak dapat ditentukan lagi
ODONTOGRAM
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Keluhan utama:
Gejala subjektif:
Rasa sakit (nyeri) tidak ada
Pemeriksaan objektif:
Palpasi (+)
Diagnosis klinik:
Eksositosis pada Alveolar ridge maxillary anterior.
Rencana perawatan:
Alveolektomi
Prognosis
Baik, karena pasien tidak memiliki kelainan sistemik dan pasien kooperatif
GAMBARAN KLINIS
TAHAP PERAWATAN
1. Pengisian rekam medik bagaian bedah mulut dan pengambilan foto intraoral
2. Dental Side Teaching
3. Directly observational procedural skill (DOPS)
4. Case report session (CRS)
PROGNOSIS
Baik, karena pasien tidak memiliki kelainan sistemik dan pasien kooperatif.
PERSIAPAN ALVEOLEKTOMI
1. Persiapan, meliputi persiapan mental, jasmani dan rohani
2. Kondisi pasien harus dalam kedaan sehat, tidak capek, serta tidak ada keluhan
nyeri.
3. Penerapan prinsip sterilisasi, instrumentasi
PENATALAKSANAAN ALVEOLEKTOMI
Hari/Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018
Instruktur : drg. Maudy Komansilan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada tindakan
alveolektomi.
2. Informed Consent
3. Pengukuran tekanan darah pasien
4. Asepsis (operator, asisten, dan pasien)
- Operator
Cuci tangan dengan cairan desinfektan, menggunakan perlengkapan bedah
dengan tepat (gaun, handscon, masker, topi menutupi rambut, sandal yang
bersih)
- Pasien
Memasang pengalas dada steril pada pasien, check retractor, desinfeksi
intraoral menggunakan povidon iodine 10% dengan gerakan sentrifugal serta
ekstraoral menggunakan opical 70%.
- Pengaplikasian anastesi opical diikuti dengan melakukan anastesi infiltrasi
pada daerah Alveolar ridge labially maxillary. Tunggu ±1 menit hingga
anastesi berjalan sebelum dilakukan tindakan alveolektomi
5. Pembukaan flap
Pada tahap ini akan dilakukan insisi untuk membuat flap. Flap yang akan
dibuat yakni dengan teknik full thickness (mukoperiosteum) dengan desain
envelope menggunakan scalpel. Insisi yang akan digunakan pada kasus ini
ialah insisi horizontal. Insisi dibuat pada daerah kerjayaitu pada daerah
alveolar yang akan dikurangi. Insisi dibuat ±sepanjang 1,5 cm
Prosedur ini dilakukan untuk memisahkan mukoperiosteal flap dan tulang.
Periosteal elevator/raspatorium diletakkan sampai berkontak langsung dengan
tulang melalui periosteum garis insisi.
Tujuan tahap ini ialah untuk mendapatkan lapang pandang yang baik, jalan
masuk alat yang cukup, dan trauma seminimal mungkin.
Beberapa prinsip yang mendasari desain flap mukoperiosteal yaitu:
- Menyediakan ruang yang cukup bagi daerah yang akan dioperasi
- Dasar flap harus lebar sehingga jaringan lunak mendapatkan suplai darah
yang cukup setelah penutupan luka
- Untuk menghindari pendarahan full thickness mukoperiosteal flap harus
ditinggikan.
- Insisi harus didesain sedemikian rupa sehingga flap dapat menutupi tulang
padat.
6. Pengambilan tulang
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan bur, rongeur atau knabel tang.
Jika diperlukan pengambilan tulang dengan bur (straight-lowspeed) harus
diikuti dengan melakukan irigasi menggunakan larutan saline. Bur diputar
7. Penjahitan
Pada tahap ini dilakukan pengembalian flap dengan penjahitan. Penjahitan
dimulai dari bagian mesial regio Alveolar ridge labial maxillary terlebih dahulu
kemudian diikuti bagian yang lainnya.Akan dilakukan penjahitan dengan
metode terputus/simple interrupted suture. Diperkirakan 2 simpul yang akan
diperlukan untuk menutup flap. Jarum yang akan digunakan berukuran 3-0 dan
dengan bentuk melengkung serta benang dari bahan nonresorbable.
Adapun penjahitan menggunakan teknik interrupted ialah sebagai berikut:
- Penjahitan dimulai dengan meletakan jarum pada needle holder, yaitu pada
ujung needle holder.
- Jarum dimasukan ± 3mm dari tepi luka kearah flap, untuk mencegah
robeknya flap maka tepi luka dipenetrasi jarum satu persatu. Benang dibuat
simpul yaitu simpul surgical. Setelah jarum dimasukan dari tepi luka maka
seperti pada gambar, terdapat bagian yang pendek. Needle holder diletakkan
diantara ujung-ujung benang.
- Bagian yang panjang diputar dua kali mengitari ujung needle holder.
Lingkaran- lingkaran tersebut diletakkan ditepi untuk membuat ikatan
(simpul) dan untuk menghindari kekusutan.
- Bagian yang pendek dari benang dijepit dengan ujung dari needle holder
- Needle holder diletakkan lagi diantara dua benang dan bagian yang panjang
diputar dua kali disekitar beak dari needle holder, tanpa menarik seluruh
simpul.
- Bagian yang pendek dijepit lebih ujung dari needle holder dan ditarik melalui
lingkaran-lingkaran yang dibuat.
Hal yang perlu diketahui bahwa penjahitan tidak boleh mengakibatkan tarikan
dari tepi luka yang dapat mengakibatkan kerusakan aliran darah dengan akibat
lanjut berupa nekrosis jaringan. Ataupun benang jahitan dapat merobek mukosa
dan menyebabkan terbukanya lagi daerah pembedahan.
Setelah itu berikan gigitan tampon yang telah dibasahi povidone iodine.
Instruksikan untuk menggigit tampon 30-60 menit. Tampon dapat diganti
dengan tampon steril sampai beberapa kali.
- Rasa sakit ---- rasa sakit dan tidak nyaman mencapai puncaknya pada waktu
kembalinya sensasi. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, instruksikan untuk
meminum analgetik yang telah diresepkan setiap 4 jam bila perlu.
- Perdarahan ---- perdarahan ringan biasa terjadi pada 24 jam pertama.
Perdarahan paling baik dikontrol dengan menggunakan penekanan. Ingatkan
pasien untuk menggigit tampon/kasa.
- Pembengkakan ---- pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam
sesudah pembedahan. Ini sering terjadi sampai 1 minggu. Bila terjadi
pembengkakan, pasien diinstruksikan untuk kompres dingin (kantung es) pada
daerah wajah di dekat daerah yang dioperasi
- Makan dan minum ---- instruksikan pasien untuk makan makanan yang lunak-
lunak dan dingin (ice cream, pudding, yogurt, milk, cold soup, orange
juice).Hindari makanan keras dan makan satu sisi dahulu.
- Posisi Tidur ---- Instruksikan pasien untuk tidur dengan kepala agak dinaikkan
yaitu dengan diganjal dengan 1 atau 2 bantal tambahan. Ini dapat
mengurangi/mengontrol pembengkakan.
- Oral Hygiene ---- lakukan sikat gigi seperti biasa namun tidak menyikat dengan
tekanan yang berlebih pada daerah yang dioperasi. Gunakan obat kumur
mengandung antiseptik selama 24 jam pertama hingga 3-4 hari kemudian.
- Medikasi --- berikan antibiotik, analgesik-anti inflamasi, anti-perdarahan,
vitamin dan obat kumur antiseptik.
RESEP
TAHAP KONTROL
1. Instruksikan pasien untuk kembali kontrol kondisi ekstra oral dan intra
oral 3 hari post alveolektomi. Tanyakan apa ada keluhan pasca operasi.
2. Jahitan dibuka 1 minggu post alveolektomi. Dilakukan pemeriksaa
kembali dengan teliti meliputi penutupan luka dan keberadaan bekuan
darah. Biasanya pasien akan datang dengan kedaan OHIS yang buruk
disebabkan kurangnya pembersihan mekanis pada daerah tersebut karena
adanya rasa sakit, sehingga diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur
3. Pasien diinstruksikan kembali untuk kontrol kedua 2 minggu post
alveolektomi. Anamnesa dan tanyakan apakah ada keluhan.
Kontrol 1
Hari/Tanggal : Senin, 22 Oktober 2018
Instruktur : drg. Maudy Komansilan
Pemeriksaan subyektif :
Berdasarkan anamnesa, tidak ada keluhan. Obat-obatan yang
diresepkan juga diminum teratur
Pemeriksaan objektif :
Luka post alveolektomi daerah alveolar ridge maxillary anterior mulai
menutup, jahitan tidak terbuka, namun masih sedikit meradang.
Tindakan :
Dilakukan asepsis, pembukaan jahitan dan Dental health education
(DHE) pada pasien diinstruksikan untuk menghindari makanan yang
keras, panas, dan pedas serta tidak mengisap-isap maupun mengorek
dengan lidah karena dapat melukai dan merangsang terjadinya
perdarahan serta memperlambat penyembuhan daerah bekas
pembedahan. Pasien juga diinstruksikkan untuk mengonsumsi obat
yang telah diresepkan sebelumnya teratur.
Kontrol 2
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Oktober 2018
Instruktur : drg. Maudy Komansilan
Pemeriksaan subyektif :
Berdasarkan anamnesa, tidak ada keluhan. Obat-obatan yang
diresepkan juga diminum teratur
Pemeriksaan objektif :
Luka post alveolektomi daerah alveolar ridge maxillary anterior mulai
menutup dengan baik dan sudah tidak ada peradang.
Tindakan :
Dental health education (DHE) pada pasien diinstruksikan untuk
menghindari makanan yang keras, panas, dan pedas serta tidak
mengisap-isap maupun mengorek dengan lidah karena dapat melukai
dan merangsang terjadinya peradangan serta memperlambat
penyembuhan daerah bekas pembedahan.