Anda di halaman 1dari 21

Dental Side Teaching -- Odontektomi

DENTAL SIDE TEACHING


ODONTEKTOMI

KASUS
Seorang pasien perempuan berusia 23 tahun berdomisili di Kairagi datang ke RSGM
PSPDG FK UNSRAT dengan keluhan utama adanya rasa tidak nyaman karena gigi
belakang bawah kiri yang tumbuh sebagian dan posisinya miring. Gigi tersebut sering
menyebabkan terselipnya makanan dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada gusi
disekitar gigi tersebut. Gigi tersebut juga pernah menimbulkan rasa sakit sewaktu
pertama kali muncul namun saat ini tidak lagi terasa sakit.

Tanggal pemeriksaan : 14 juni 2016


Gigi yang dirawat : 38

Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan:


- Riwayat penyakit menular : t.a.k
- Riwayat penyakit yang diidap penderita : t.a.k
- Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k
- Tekanan darah : 120/80 mm/Hg

Keadaan ekstra oral:


- Pembengkakan : t.a.k
- Kelenjar limpa : t.a.k
- TMJ : t.a.k

Keadaan intra oral :


- Mukosa pipi : normal
- Mukosa palatum : normal
- Mukosa dasar mulut/lidah : normal
- Mukosa faring/tonsil : normal

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 1


Dental Side Teaching -- Odontektomi

- Gingiva : normal
- Karang gigi : --
- Poket : --
- Oklusi : normal (klas I Angel)

PE PE

PE PE

Keluhan utama:
Gigi belakang bawah kiri yang tumbuh sebagian dan posisinya miring sehingga
sering menyebabkan terselipnya makanan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Gejala subjektif:
Rasa sakit (nyeri) tidak ada

Pemeriksaan objektif:
Perkusi (-), palpasi (-), Sondasi (-)

Diagnosis klinik:
Gigi 38—mesioangular

Rencana perawatan:
Odontektomi

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 2


Dental Side Teaching -- Odontektomi

GAMBARAN KLINIS

Gambar 1. Foto intraoral gigi 38

GAMBARAN RADIOGRAFI PENUNJANG

Gambar 2. Foto radiografi panoramik

ANALISIS FOTO PANORAMIK


Klasifikasi Nilai
Hubungan Rahang Mesioangular 1
Kedalaman Level-A 1
Hubungan dengan Ramus Klas-II 2
Indeks Kesulitan Minimal 4

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 3


Dental Side Teaching -- Odontektomi

Keterangan:
Kesulitan minimal : 3-4
Kesulitan sedang : 5-7
Kesulitan sulit : 7-10
Jadi, gigi impaksi 38 mempunyai tingkat kesulitan minimal

TAHAP PERAWATAN
1. Pengisian rekam medik bagaian bedah mulut dan pengambilan foto intraoral serta
foto panoramik
2. Dental Side Teaching
3. Directly observational procedural skill (DOPS)
4. Case report session (CRS)

PROGNOSIS
Baik, karena indeks kesulitan minimal, tidak ada karies yang luas pada gigi, pasien
tidak ada kelainan sistemik, dan pasien kooperatif.

ALAT DAN BAHAN YANG DISEDIAKAN


- 1 set pakaian OK (pakaian, penutup kepala, masker, kacamata pelindung, lateks
glove, sendal)
- Handuk, lap meja, duk steril untuk pasien
- Diagnostik set standar (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset, eksavator)
- Stetoskop/sfigmomanometer
- Nierbekken
- Syringe Disposable 3 cc
- Syringe disposable 5 cc (dua buah)
- Local Anaesthesia (Pehacaine/Lidokain HCL) 2 ampul
- Scalpel handle no.3 & Blade No.15
- Raspatorium/molt periosteal elevator
- Flep retractor

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 4


Dental Side Teaching -- Odontektomi

- Straight handpiece serta bur tulang round dan fissure bur


- Surgical Forceps
- Mallet & Chisels
- Bein/Elevator
- Bone File
- Rongeur Forcep
- Bur Tulang
- Hemostat
- Cheek Retractor
- Needle Holder
- Pinset chirurgies
- Tang Molar RB
- Standard suture scissors
- Soft tissue scissors
- Cryer
- Periapikal kuret
- Suction Tip
- Suture needle
- Suture material/benang Jahit ( nylon )
- Dappen glass
- Mangkok melamin
- Kapas, tampon dan cotton pellet
- alkohol 70%
- Povidone Iodine
- Larutan saline/NaCl
- Epinephrine (Adrenaline) 1 ml, diberikan 0,2-1,0 ml SC atau IM
- Hemiseal/hemospon
- Alvolgil
- Minosep Gargle
- BecomC @500mg (tablet)

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 5


Dental Side Teaching -- Odontektomi

- Asam mefenamat @500mg (tablet)


- Amoxicillin @500 mg (tablet)
- Asam traneksamat @500mg (tablet)
- Kalium diklofenak @50mg (tablet)

Gambar 3. Ilustrasi alat-alat yang akan digunakan

PERSIAPAN ODONTEKTOMI
1. Persiapan, meliputi persiapan mental, jasmani dan rohani
2. Kondisi pasien harus dalam kedaan sehat, tidak capek, serta tidak ada keluhan
nyeri.
3. Analisis foto radiografik yakni berupa foto panoramik
4. Penerapan prinsip sterilisasi, instrumentasi

PENATALAKSANAAN ODONTEKTOMI
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada tindakan odontektomi.
2. Informed Consent
3. Pengukuran tekanan darah pasien
4. Asepsis (operator, asisten, dan pasien)
- Operator
Cuci tangan dengan cairan desinfektan, menggunakan perlengkapan bedah dengan
tepat (gaun, handscon, masker, topi menutupi rambut, sandal yang bersih)
- Pasien

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 6


Dental Side Teaching -- Odontektomi

Memasang duk steril pada pasien, desinfeksi intraoral menggunakan povidon


iodine 10% dengan gerakan sentrifugal serta ekstraoral menggunakan alkohol
70%.
5. Pengaplikasian anastesi topikal diikuti dengan melakukan anastesi blok
mandibular dan infiltrasi n.bukalis menggunakan cairan phkain.

6. Pembukaan flap
Berdasarkan lokasinya flap akan dibuat pada daerah bukal dengan teknik full
thickness (mukoperiosteal). Akan dibuat envelope flap—rektangular yakni dengan
dua insisi tambahan (mesial-distal) dengan cara melakukan insisi dimulai dari
bagian distal M3 pada pertengahan (diantara LOI dan LOE) di bagian anterior
daerah trigonum pterigomandibula kemudian diteruskan ke daerah papilla distal
molar M2, mengelilingi sebagian leher gigi M3 lalu menyerong sedikit kearah
anterior. Hindari sublingual space untuk mencegah terjadinya cedera pada
N.lingual yang dekat dengan area M3 mandibula.
Prosedur ini dilakukan untuk memisahkan mukoperiosteal flap dan tulang.
Periosteal elevator/raspatorium diletakkan sampai berkontak langsung dengan
tulang melalui periosteum garis insisi. Pembebasan/pengangkatan dimulai dari
margin gingiva terutama untuk membebaskan attached gingiva dan sebaiknya
tidak menimbulkan trauma/trauma seminimal mungkin. Retraktor jaringan
diletakkan di buccal shelf, hanya pada eksternal oblique ridge dan distabilisasi
dengan memberikan tekanan ke tulang.

Gambar 4. Ilustrasi desain flap dengan kasus yang hampir sama

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 7


Dental Side Teaching -- Odontektomi

Gambar 5. Desain flap yang akan dibuat pada gigi 38

Tujuan tahap ini ialah untuk mendapatkan lapang pandang yang baik, jalan
masuk alat yang cukup, dan trauma seminimal mungkin.
Beberapa prinsip yang mendasari desain flap mukoperiosteal yaitu:
- Menyediakan ruang yang cukup bagi daerah yang akan dioperasi
- Dasar flap harus lebar sehingga jaringan lunak mendapatkan suplai darah
yang cukup setelah penutupan luka
- Untuk menghindari pendarahan full thickness mukoperiosteal flap harus
ditinggikan
- Insisi harus didesain sedemikian rupa sehingga flap dapat menutupi tulang
padat

Gambar 6. Ilustrasi pembukaan flap

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 8


Dental Side Teaching -- Odontektomi

7. Pengambilan tulang
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan bur, rongeur atau knabel tang.
pada saat pengambilan tulang dengan bur (straight-lowspeed) harus diikuti
dengan melakukan irigasi menggunakan larutan saline. Bur diputar perlahan
dan penggunaanya intermitten dengan penekanan yang cukup. Teknik yang
akan dilakukan merupakan teknik pada umumnya yakni membuat parit
sepanjang bukal dan distal mahkota.

Gambar 7. Ilustrasi pengambilan tulang yang diperlukan untuk jalan masuk

Gambar 8. Garis putus-putus menunjukkan daerah pengambilan tulang yang akan dilakukan

8. Pemotongan gigi
Pada kasus ini pengambilan gigi dilakukan dengan teknik in separasi dimana
pengambilan gigi impaksi dilakukan dengan menbuang sedikit tulang. Gigi
yang impaksi diambil sebagian-sebagaian. Akan dilakukan pemotongan gigi
38 yang impaksi pada bagian servikal (cementoenamel junction) mahkota.
Untuk memudahkan pengeluaran mahkota gigi maka fragmen dibagian atas

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 9


Dental Side Teaching -- Odontektomi

dibuat lebih lebar dari bagian bawahnya, jadi pemotongan harus dibuat
dengan inklinasi kedistal. Canalis mandibular seringkali terletak didekat akar
gigi sehingga pemotongan tidak sepenuhnya menggunakan bur tetapi bagain
dentin di bawah dipatahkan dengan menggunakan cryer. Mahkota didorong
kearah distal selebar besar daerah pemotongan, hal ini akan memudahkan gigi
terungkit keatas. Sedangkan untuk bagian akar apabila tidak dapat dikeluarkan
dalam satu unit maka kemungkinan akan dipotong menjadi dua bagian secara
horizontal dan kemudian dikeluarkan satu persatu menggunakan elevator.
Tindakan pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari
fraktur dinding alveolar lingual atau tertembusnya bagian tersebut dengan bur
karena ada kemungkinan terjadi cedera n.lingualis. Tujuan tahap ini ialah
untuk menciptakan ruang yang bisa digunakan untuk mengungkit dan
mengeluarkan segmen mahkota atau sisa akar.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 10


Dental Side Teaching -- Odontektomi

Gambar 9. Ilustrasi pemotongan gigi yang akan dilakukan

Gambar 10. Arah pemotongan gigi yang akan dilakukan

9. Pembersihan luka/debridement
Setelah gigi impaksi diangkat langkah selanjutnya adalah pembersihan soket
dari semua debris maupun serpihan tulang dan benda asing yang
mungkinmenggangu penyembuhan. Bagian tulang yang mengalami trauma
oleh penggunaan bur, tang, elevator atau instrument lain, lapisan
superfacialnya harus diambil karena akan menjadi nekrotik. Ujung yang tajam
atau menonjol yang dapat menimbulkan iritasi pada mukosa diatasnya,
dihaluskan dan jaringan dengan supply darah yang buruk harus diambil

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 11


Dental Side Teaching -- Odontektomi

selanjutnya dilakukan pembersihan dengan irigasi saline dan pembersihan


secara mekanis menggunakan periapikal kuret. Tulang hasil kuretase harus
halus dan pinggirannya tidak tajam dengan cara menghaluskan tulang yang
tajam menggunakan bone file.

10. Penjahitan
Pada tahap ini dilakukan pengembalian flap dengan penjahitan
terputus/interrupted. Penjahitan dimulai dari bagian tengah region 38 terlebih
dahulu kemudian diikuti bagian yang lainnya. Akan dilakukan penjahitan
dengan metode terputus/interrupted suture. Penjahitan dibuat melalui attach
tissue/perlekatan jaringan pada aspek posterior dari M2. Diperkirakan 3
jahitan yang akan diperlukan untuk menutup flap. Jarum yang akan
digunakan berukuran 3-0 dan dengan bentuk melengkung serta benang dari
bahan nonresorbable.

Gambar 11. Desain penjahitan yang akan dilakukan

Adapun penjahitan menggunakan teknik interrupted ialah sebagai berikut:


- Penjahitan dimulai dengan meletakan jarum pada needle holder, yaitu pada
ujung needle holder.
- Jarum dimasukan ± 3mm dari tepi luka kearah flap, untuk mencegah
robeknya flap maka tepi luka dipenetrasi jarum satu persatu. Benang dibuat
simpul yaitu simpul surgical. Setelah jarum dimasukan dari tepi luka maka

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 12


Dental Side Teaching -- Odontektomi

seperti pada gambar, terdapat bagian yang pendek. Needle holder


diletakkan diantara ujung-ujung benang.

- Bagian yang panjang diputar dua kali mengitari ujung needle holder.
Lingkaran- lingkaran tersebut diletakkan ditepi untuk membuat ikatan
(simpul) dan untuk menghindari kekusutan.

- Bagian yang pendek dari benang dijepit dengan ujung dari needle holder

- Needle holder ditarik melalui lingkaran-lingkaran tadi dan ujung-ujung dari


benang sekarang berpindah tempat

- Simpul dikencangkan, putaran yang kedua pada simpul akan menjamin


simpul tidak akan berubah.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 13


Dental Side Teaching -- Odontektomi

- Needle holder diletakkan lagi diantara dua benang dan bagian yang panjang
diputar dua kali disekitar beak dari needle holder, tanpa menarik seluruh
simpul.

- Bagian yang pendek dijepit lebih ujung dari needle holder dan ditarik
melalui lingkaran-lingkaran yang dibuat.
-

- Simpul dikencangkan dan dua ujung benang berpindah tempat lagi.

Hal yang perlu diketahui bahwa penjahitan tidak boleh mengakibatkan tarikan
dari tepi luka yang dapat mengakibatkan kerusakan aliran darah dengan akibat
lanjut berupa nekrosis jaringan. Ataupun benang jahitan dapat merobek
mukosa dan menyebabkan terbukanya lagi daerah pembedahan.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 14


Dental Side Teaching -- Odontektomi

Setelah itu berikan gigitan tampon yang telah dibasahi povidone iodine.
Instruksikan untuk menggigit tampon 30-60 menit. Tampon dapat diganti
dengan tampon steril sampai beberapa kali.

INSTRUKSI PASCA ODONTEKTOMI


Adapun hal-hal yang wajib diinstruksikan pada pasien setelah menjalani prosedur
bedah adalah sebagai berikut :
- Terangkan pada pasien bahwa proses penyembuhan bergantung dari ketaatan
pasien dalam melaksanakan instruksi pasca bedah. Terangkan pula bahwa kondisi
yang biasa terjadi pasca pembedahan yakni rasa sakit, perdarahan, dan
pembengkakan
- Instruksi meminum obat ---- instruksikan pasien untuk rutin meminum obat
yang telah diresepkan
- Tidak menghisap-hisap daerah luka ---- instruksikan pasien agar tidak
menghisap-hisap daerah luka karena akan menghambat terjadinya proses
penyembuhan. Instruksikan pula untuk tidak sering membuang ludah maupun
mengunyah permen karet
- Istirahat ---- Setelah pembedahan, pasien harus beristirahat dan tidak melakukan
pekerjaan berat 1-2 hari.
- Rasa sakit ---- rasa sakit dan tidak nyaman mencapai puncaknya pada waktu
kembalinya sensasi. Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, instruksikan untuk
meminum analgetik yang telah diresepkan setiap 4 jam bila perlu.
- Perdarahan ---- perdarahan ringan biasa terjadi pada 24 jam pertama. Perdarahan
paling baik dikontrol dengan menggunakan penekanan. Ingatkan pasien untuk
menggigit tampon/kasa.
- Pembengkakan ---- pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam
sesudah pembedahan. Ini sering terjadi sampai 1 minggu. Bila terjadi
pembengkakan, pasien diinstruksikan untuk kompres dingin (kantung es) pada
daerah wajah di dekat daerah gigi yang dicabut.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 15


Dental Side Teaching -- Odontektomi

- Makan dan minum ---- instruksikan pasien untuk makan makanan yang lunak-
lunak dan dingin ( ice cream, pudding, yogurt, milk, cold soup, orange juice ).
Hindari makanan keras dan makan satu sisi dahulu. Apabila minum kurang dari 1
quart cairan dalam satu hari akan mengakibatkan dehidrasi dan hipertermi.
- Posisi Tidur ---- Instruksikan pasien untuk tidur dengan kepala agak dinaikkan
yaitu dengan diganjal dengan 1 atau 2 bantal tambahan. Ini dapat
mengurangi/mengontrol pembengkakan.
- Oral Hygiene ---- lakukan sikat gigi seperti biasa. Gunakan obat kumur
mengandung antiseptik selama 24 jam pertama hingga 3-4 hari kemudian.
- Medikasi --- berikan antibiotik, analgesik-anti inflamasi, anti-perdarahan, vitamin
dan obat kumur antiseptik.

RESEP R/ Amoxcicilin Tab 500 mg No: XV

S 3 dd 1 .p.c

R/ Asam Mefenamat Tab 500 mg No: X

S 3 dd 1 tab. p.c. p.r.n

R/ Asam Traneksamat tab 500 mg No: X

S 2 dd 1 tab p.c p.r.n

R/ Kalium Diklofenak tab 50 mg No: X

S 2 dd 1 tab p.c p.r.n

R/ Becom C tab @500 mg No: VI

S 1 dd 1 tab. p,c

R/ Minosep Gargle 0,05% No: I

S 2 dd garg

Pro: Friska Irene Gimon


Umur : 24 tahun
Alamat : Kairagi, Weru Kompleks TNI AL

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 16


Dental Side Teaching -- Odontektomi

TAHAP KONTROL
1. Instruksikan pasien untuk kembali kontrol kondisi ekstra oral dan intra oral 3
hari post odontektomi. Tanyakan apa ada keluhan pasca operasi.
2. Jahitan dibuka 1 minggu post odontektomi. Dilakukan pemeriksaa kembali
dengan teliti meliputi penutupan luka dan keberadaan bekuan darah. Biasanya
pasien akan datang dengan kedaan OHIS yang buruk disebabkan kurangnya
pembersihan mekanis pada daerah tersebut karena adanya rasa sakit, sehingga
diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur
3. Pasien diinstruksikan kembali untuk kontrol kedua 2 minggu post
odontektomi. Anamnesa dan tanyakan apakah ada keluhan.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 17


Dental Side Teaching -- Odontektomi

LANDASAN TEORI

Pengertian
Odontektomi merupakan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan gigi yang tidak
dapat dilakukan dengan cara ekstraksi biasa atau dapat dilakukan pada gigi yang
impaksi atau tertenam di bawah tulang atau mukosa (Pederson, 1996)

Faktor penyebab
- Keterlambatan fase pembentukan bud stage
- Rahang tidak mempunyai tempat yang cukup
- Adanya anomali pertumbuhan atau gigi terlibat dalam suatu pertumbuhan anomali
(kista dentigerous, ameloblastoma)
- Tumbuh dengan arah sumbu yang salah

Indikasi
- Keluhan neurologis
Rasa sakit dapat timbul bila gigi impaksi menekan syaraf atau menekan gigi
tetangga dan tekanan tersebut di lanjutkan ke gigi tetangga lain di dalam deretan
gigi, dan hal ini dapat menimbulkan rasa sakit.rasa sakit juga daapt disebabkan
karena gigi impaksi langsung menekan n. alveolaris inferior pada kanalis
mandibular.

- Pericoronitis
Perikoronitis merupakan peradangan pada jaringan lunak disekeliling gigi yang
akan erupsi, palin sering terjadi pada molar tiga bawah. Perikoronitis merupakan
suatu kondisi yang umum terjadi pada molar impaksi dan cenderung muncul
berulang, bila molar belum erupsi sempurna. Akibatnya dapat terjadi destruksi
tulang gigi molar dan geraham depannya. Odontektomi dapat dilakukan sebagai
tindakan pencegahan terjadinya perikoronitis.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 18


Dental Side Teaching -- Odontektomi

- Terlibat dalam karies atau menyebabkan karies pada gigi sebelahnya


Gigi yang impaksi memiliki tendensi terjadinya infeksi atau karies pada gigi
didekatnya. Cukup banyak kasus karies pada gigi molar kedua karena gigi molar
tiga mengalami impaksi. Penyebab tersering karies yakni adanya retensi makanan.

- Gigi impaksi di indikasikan dalam rencana perawatan ortodonti


Pencabutan gigi impaksi pada perawatan ortodontik dapat menjadi suatu indikasi
apabila ruang yang dibutuhkan kurang untuk ekspansi lengkung gigi atau juga
dikhawatirkan akan menjadi faktor relaps setelah dilakukannya perawatan
ortodontik.

- Rusaknya gigi sebelah oleh karena adanya resobsi


Gigi impaksi dapat menyebabkan tekanan pada akar gigi sebelahnya sehingga dapat
mengalami resobsi akar. Pencabutan gigi impaksi dapat menyelamatkan gigi
terdekat melalui perbaikan sementum.

- Menggangu pada insersi gigi tiruan.


Pencabutan gigi impaksi dilakukan apabila berada dalam denture bearing area
yang dapat menghambat adaptasi landasan dan menggangu retensi serta stabilitas
dari protesa yang akan dibuat.

Kontra indikasi
- Tidak ada keluhan.
Apabila tidak terdapat keluhan dari pasien yang mengalami gigi impaksi maka tidak
diperlukan tindakan odontektomi yang dapat memekan waktu, baiay dan resiko
pembedahan yang dapat terjadi.

- Usia lanjut
Pada pasien yang berusia lanjut tulang yang menutupi gigi impaksi akan sangat
termineralisasi dan padat sehingga akan menyulitkan untuk dilakukan odontektomi.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 19


Dental Side Teaching -- Odontektomi

- Compromised medical status


Jika fungsi jantung pasien atau pernapasan ataupun pertahan tubuh terhadap infeksi
terganggu, ahli bedah harus mempertimbangkan dilakukannya odontektomi. Namun
jika gigi menjadi focal infeksi dokter bedah harus bekerja hati-hati untuk
mengekstraksi gigi tersebut.

Faktor penyulit
- Bentuk anatomis akar terpisah atau mengalami fusi
- Bentuk akar bengkok baik dalam arah mesial, distal atau berbentuk seperti kait
- Letak akar gigi terhadap nervus alveolaris inferior
- Usia penderita, semakin lanjut uasia akan semakin sukar pembedahannya dan
semakin beresiko terjadi infeksi pasca operasi
- Gigi yang ankylosis dan hipersementosis
- Penderita yang sensitif terhadap benda asing di dalam rongga mulut
- Mulut yang sempit dan lidah yang besar
- Kepadatan tulang yang ekstrim
- Gigi yang terletak pada zona yang dalam

Komplikasi tindakan odontektomi


- Parastesi
- Pembengkakan
- Infeksi pada jaringan lunak maupun tulang
- Trismus pasca operasi
- Memar jaringan lunak ekstraoral yang dapat meluas sampai keregio leher dan dada
di region odontektomi atau bilateral
- Luka didaerah sudut bibir
- Alergi pada obat-obatan yang diberikan: antibiotik, analgetik, maupun anastesi
lokal.

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 20


Dental Side Teaching -- Odontektomi

Sumber
1. Erlagista, S. Makalah Tugas Kepanitraan Ilmu Bedah Mulut Odontektomi.
Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada; 2016.
2. Pederson, G.W. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta. EGC; 1996
3. Bakar, A. Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. Yogyakarta. Quantum; 2014
4. Winther, H. Pedoman Dalam Minor Oral Surgery. Jakarta. Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia: 1983

Nisa’a Tassya Fatarnaha|14014103042 Page 21

Anda mungkin juga menyukai