Anda di halaman 1dari 13

KEPANITERAAN KLINIK KONSERVASI

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DENTAL SIDE TEACHING (DST)


Manado, 30 November 2021

Restorasi Tuang Onlay

Nama : Rigel Taneh


NIM : 18014103010
Pembimbing : drg. Junita Taher

MANADO
2021
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

Dental Side Teaching (DST)

Restorasi Tuang Onlay

Nama : Rigel Taneh


NIM : 18014103010
Pembimbing : drg. Junita Taher

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2021

2
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

Contoh Kasus:
Seorang pasien Perempuan berusia 27 tahun yang berdomisili di Kleak datang ke RSGM
FK Unsrat dengan keluhan gigi atas belakang sebelah kanan yang berlubang, gigi tersebut
mulai berlubang sekitar 6 bulan lalu, pasien mengeluhkan rasa kurang nyaman karena sering
terselip makanan, tidak ada keluhan rasa nyeri gigi tersebut.

Tanggal : 30 November 2021


Gigi yang dirawat : Gigi 17

I. PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan Subjektif
1. Data Pasien
No. RM : P. 12345
Nama : NovanyPangalila
Umur : 27 tahun
Alamat : Kleak

2. Keluhan Utama
Gigi atas belakang sebelah kanan berlubang dan pasien terasa tidak nyaman
karena sering terselip makanan.

3. Riwayat gigi terlibat


Gigi tersebut tidak pernah dilakukan perawatan dan pasien tidak pernah
mengeluhkan adanya rasa nyeri.

3
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

Odontogram:

PE PE

PE PE

Keterangan:
Karies
PE : Partial Erupted
18: Partial Erupted 28: Partial Erupted
17: Karies Oklusal 27: Normal
16: Normal 26: Normal
15: Normal 25: Normal
14: Normal 24: Normal
13: Normal 23: Normal
12: Normal 22: Normal
11: Normal 21: Normal

41: Normal 31: Normal


42: Normal 32: Normal
43: Normal 33: Normal
44: Normal 34: Normal
45: Normal 35: Normal
46: Normal 36: Normal
47: Normal 37: Normal
48: Partial Erupted 38: Partial Erupted

4
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

B. Pemeriksaan Objektif
 Pembengkakan extra oral : t.a.k
 Pembengkakan intra oral : t.a.k
 Fistula : t.a.k
 Gigi Karies : oklusal
 Gigi Perforasi oleh karena : t.a.k
 Gigi berubah warna : t.a.k
 Perkusi sakit : t.a.k
 Tekanan sakit : t.a.k
 Gigi goyang : t.a.k
 Pembesaran kelenjar : t.a.k
 Jaringan lunak sensitif terhadap palpasi : t.a.k
 Fraktur pada mahkota : t.a.k
 Karang gigi : t.a.k
 Gingiva sekitar : Normal
 Polip : t.a.k
 Tes vitalitas (tes Termal) : t.a.k

Diagnosis Klinik : Pulpitis Reversible


Rencana Perawatan : Restorasi Tuang Onlay dengan bahan Logam/Metal
Prognosis : Baik. Gigi karies belum mencapai pulpa, tidak ada resorbsi internal
akar, OHI-S pasien sedang, struktur gigi masih bisa untuk
direstorasi dan pasien dalam keadaan sehat, kooperatif dan
komunikatif.

5
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

Gambar Skematis Keadaan Gigi

M M D
D

Gambar 1. Tampak Bukal Gambar 2. Tampak Lingual

M D

Gambar 3. Tampak Oklusal

6
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

Alat dan Bahan yang Disediakan:


- Masker, handscoen, celemek pasien
- Diagnostik set (kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset)
- Nierbekken
- Contra angle handpiece (low speed dan high speed)
- Mata bur high speed dan low speed (round, fissure, dan tapered bur)
- Penahan rahang
- Spatula semen
- Semen stopper
- Plastic filling instrument
- Glass slab
- Dappen glass
- Kapas + alkohol 70%
- Cotton roll dan cotton pellet
- Articulating paper
- Dental floss
- Glass ionomer cement tipe I
- Malam merah
- Malam violet (Onlay wax sticks/ dental Onlay casting wax)
- Kain kasa
- Sendok cetak partial
- Spiritus dan lampu Bunsen
- Bahan cetak elastomer (double impression) : putty type dan light body type
- Bahan cetak alginate
- Gips biru & gips merah
- Bahan tumpatan sementara : Caviton

7
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

Tahap Perawatan
Pada kasus ini perawatan Restorasi Tuang Onlay dilakukan di phantom/model gigi
dengan menggunakan gigi 17.

M
D

Gambar 4. Model gigi 17

1. Dental Side Teaching (DST)

2. Prosedur Awal
 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
 Melakukan pemeriksaan posisi gigi pada saat oklusi, yaitu kontak oklusal gigi
sebelum preparasi, kontak oklusal pada intercusp dan fossa, kontak oklusal selama
pergerakan mandibula.
 Pembuatan cetakan pre-operative sebagai record.

3. Tahap preparasi
 Sebelum melakukan preparasi terlebih dahulu melakukan retraksi gingiva, dengan
menggunakan benang retraksi, kemudian benang retrak tersebut di celup dalam bahan
anestesi dan di masukan pada tepi gingiva pada daerah gigi 17. Preparasi oklusal,
diawal dengan pengangkatan karies dengan menggunakan round bur, selanjutnya
menggunakan fissure bur.
 Kemudian preparasi dibentuk seperti kavitas klas I dan kavitas di oklusal dibentuk
mengikuti kontur alamiah fisur, selanjutnya tinggi cusp dikurangi sampai bebas dari
gigi antagonisnya mengikuti kontur cusp gigi (1,5 – 2 mm) dengan menggunakan bur
bentuk flame. Periksa cukup tidaknya pengambilan oklusal dapat dicek dengan gigitan
malam merah atau melewatkan sonde pada pertautan gigi yang telah dipreparasi
dengan antagonisnya. Caranya yaitu malam merah dipanaskan lalu pasien diminta
menggigit dalam oklusi sentris, apabila gigitan pada daerah gigi 17 menyisakan

8
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

lapisan tipis malam atau gigitan menembus malam, itu berarti tinggi cups harus
dikurangi lagi.

 Setelah preparasi di daerah oklusal, preparasi dilanjutkan dengan mata bur tappered
fissure untuk membuat dinding kavitas divergen ke arah oklusal sedangkan dinding
proksimal dibuat tegak. Dinding bukal dan lingual dipreparasi dengan kemiringan 5º
atau konvergen ke arah pulpa (divergen ke arah oklusal). Dinding gingival daerah
proksimal dipreparasi sampai sebatas interdental papil, datar dan tegak lurus sumbu
gigi.

Gambar 5. Desain cavitas onlay

 Setelah preparasi selesai, dibuat bevel pada axio pulpa line angle serta seluruh
permukaan cavo surface enamel margins termasuk pula bevel pada batas akhiran
preparasi dengan gingival, menggunakan fissure/flame bur dan membentuk sudut ±
15º terhadap permukaan tersebut. Sudut-sudut yang tajam pada out-line kavitas harus
dibevel.
 Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ketepatan hasil preparasi dengan menggunakan
malam violet tapi dilakukan pembersihan kavitas terlebih dahulu. Satu sisi batangan

9
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

malam violet dihangatkan dengan api hingga konsistensi lunak kemudian ditekan pada
kavitas dengan jari hingga konsistensinya mengeras. Selanjutnya dari replika cetakan
malam violet tersebut hasil preparasi diperiksa. Adapun hal-hal yang harus diperiksa
yaitu bentuk preparasi, ada tidaknya sudut yang tajam pada out-line kavitas, undercut
atau kesalahan preparasi dan sudah cukup tidaknya bevel yang dibuat pada axio pulpa
line angle, serta bevel pada seluruh permukaan cavo surface enamel margins termasuk
pula bevel pada batas akhiran preparasi dengan gingiva.

4. Isolasi Gigi dan Retraksi Gingiva :


Retraksi gingival bertujuan untuk melebarkan sulkus gingiva untuk menyediakan
akses bahan cetak mencapai daerah subgingiva, membantu diperolehnya cetakan batas
preparasi yang baik dan untuk mengontrol aliran perdarahan gingiva maupun cairan
sulkular sehingga tidak mengganggu proses pencetakan (benang retraksi dibasahi dengan
larutan Pehacain).

Caranya yaitu dengan bantuan pinset, benang retraksi terlebih dahulu direndam
dalam dappen glass yang berisi cairan Pehacain, selanjutnya benang retraksi ditekan
dengan hati-hati ke dalam sulkus gingiva menggunakan plastic filling instrument
(berujung datar).Setelah 3-5 menit benang retraksi dikeluarkan dari dalam sulkus
gingiva.

5. Tahap Pencetakan
- Sebelum proses pencetakan gigi maka terlebih dahulu dilakukan pembersihan yang
menyeluruh pada kavitas. Semua partikel kotoran yang besar dibersihkan dengan
udara dan semprotan air, dan keringkan perlahan-lahan dengan aliran udara.
- Proses pencetakan ini akan dilakukan dengan teknik mencetak double impression.
Cetakan kavitas (rahang atas) dibuat dengan menggunakan bahan cetak elastomer,
sedangkan cetakan dari rahang antagonisnya (rahang bawah) dicetak dengan bahan
alginat.
- Pencetakan dilakukan dengan menggunakan sendok cetak partial.

10
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

Rahang Bawah
Pencetakan hanya dilakukan satu tahap. Dimana bahan cetak alginate diaduk sesuai
aturan pabrik dan diletakkan pada sendok cetak lalu dimasukkan ke dalam mulut pasien,
tunggu sampai setting kemudian keluarkan dari dalam mulut.

Rahang Atas
Bahan cetak elastomer yang digunakan terdiri dari 2 tahap pencetakan dengan
konsistensi berbeda, yaitu:
 Heavy body (putty type)  tahap I, digunakan sebagai pedoman dasar untuk
sendok cetak perorangan.
 Light body type tahap II, bahan cetak kedua ini memiliki konsistensi lebih encer,
working time lebih lama dan setting time lebih panjang dibanding jenis putty type.
Detil replika preparasi gigi yang dicetak akan lebih jelas dan tajam.

Langkah-langkah kerja :
 Tahap I  Bahan cetak putty type, terdiri dari base dan katalis. Gunakan sendok takar
untuk mengambil kedua bahan tersebut. Kemudian dicampur sampai homogen sesuai
aturan pabrik menggunakan tangan (dalam keadaan tidak menggunakan sarung
tangan) dan diletakkan pada sendok cetak.
 Masukkan ke dalam mulut pasien, tunggu sampai setting, kemudian keluarkan dari
dalam mulut. Selanjutnya diperiksa kemungkinan adanya daerah undercut yang dapat
menyulitkan pengembalian sendok cetak ke dalam mulut kembali. Apabila ada
“penyulit” maka area tersebut dihilangkan dengan cutter. Cobakan kembali ke dalam
mulut untuk beberapa waktu, hingga dipastikan sendok cetak telah dapat masuk ke
posisi semula dengan tepat. Selanjutnya bersihkanlah dengan menggunakan
semprotan udara dari syringe.
 Tahap II  Bahan cetak light body type diaduk di atas glass slab dengan
menggunakan spatula semen sampai homogen kemudian dituangkan di atas hasil
cetakan yang jenis putty type tadi. Lalu dicetakkan kembali ke dalam mulut pasien.
Setelah bahan cetak setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-hati.
Periksa keakuratan hasil cetakan tersebut. Light body type dapat pula menggunakan
teknik injeksi untuk memudahkan pencampuran antara base dan katalis.

11
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

6. Tahap Pembuatan Catatan Gigitan (bite-registration)


Pencatatan gigitan dilakukan dengan cara menuntun penderita menggigit (oklusi sentris)
dua lapis lempeng malam merah yang diletakkan dioklusal gigi antagonis dari gigi 47,
dimana di antara dua lapis lempeng malam tersebut diberi selapis kasa sebagai penguat
dan pembatas sehingga pada kedua sisi lempeng malam tersebut tampak cetakan dari
bidang oklusal gigi. Lalu tutup kavitas dengan caviton dan pasien diminta menunggu
jadwal kunjungan selanjutnya untuk insersi tumpatan.

7. Tahap Pembuatan Die dan Model Kerja


Die adalah tiruan atau replika berupa model gips dari gigi pasien yang telah selesai
dipreparasi dan akan dilanjutkan pada proses laboratorium. Hasil cetakan tadi kemudian
dicor dengan gips kuning. Selanjutnya hasil cor dirapikan dan ditunjukkan pada
instruktur.

8. Proses Pembuatan Restorasi Onlay di Laboratorium


Pada tahap ini rencananya model kerja akan dikirim ke laboratorium untuk proses
pembuatan mahkota onlay dengan bahan PFM. Pengiriman model kerja disertai instruksi
lab dari operator menyangkut desain onlay.

9. Tahap Pasang Mahkota Gigi


Setelah mahkota onlay selesai dibuat kemudian dilakukan pasang coba restorasi onlay
tersebut. Tujuan tahap pasang coba restorasi tuangan pada kavitas gigi adalah untuk
mengetahui:
- Ketepatan kontak dan kontur proksimal
- Oklusi dan artikulasi
- Batas preparasi
Caranya :
a. Lepaskan tumpatan sementara (caviton)
b. Cobakan onlay PFM pada gigi dengan tekanan ringan
c. Periksa daerah marginal, kontur proksimal, batas preparasi
d. Periksa posisi kontak proksimal
e. Periksa kemungkinan kontak prematur dengan gigi antagonis dengan
menggunakan articulating paper.
12
[RIGEL TANEH] KONSERVASI

10. Tahap Sementasi


Semen yang digunakan untuk insersi restorasi onlay pada kavitas gigi yang telah
dipreparasi antara lain : zinc phospat semen, zinc poliakrilat semen, resin semen dan
glass ionomer semen. Pada sementasi ini akan digunakan semen GIC tipe I (lutting dan
lining cement).
Teknik sementasi :
a. Isolasi gigi dari saliva dengan bantuan cotto nroll dan saliva ejector.
b. Keringkan dinding kavitas dengan syringe udara selama 3-5 detik.
c. Tumpatan onlay dibersihkan dan disterilkan.
d. Campurkan semen sesuai instruksi pemakaian (aturan pabrik).
e. Aplikasi semen ke dalam kavitas gigi dan mahkota onlay.
f. Dudukkan restorasi pada kavitas gigi dengan menggunakan jari, lalu tekan bidang
oklusal dengan semen stopper hingga kelebihan semen keluar perlahan dari tepi
mahkota.
g. Sekitar 1-1,5 menit kemudian kelebihan semen mulai dibersihkan dengan sonde dan
excavator, sedangkan kelebihan semen pada daerah proksimal dibersihkan dengan
dental floss. Pembersihan kelebihan semen ini harus dilakukan dengan cermat dan
cepat sebelum semen setting.
h. Letakkan cotton roll di oklusal area tersebut, dan instruksikan pasien menggigit
sekitar 10 menit (atau waktu setting sesuai aturan pabrik).
i. Periksa kembali kondisi restorasi pada gigi, oklusi dan artikulasi pasien.

11. Tahap Kontrol


Kontrol dilakukan 2-3 minggu pasca insersi mahkota onlay. Dalam tahap kontrol
dilakukan pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif. Pemeriksaan subjektif berupa
anamnesa tentang hal-hal yang mungkin dikeluhkan oleh pasien berkaitan dengan onlay
tersebut, sedangkan pemeriksaan objektif berupa pemeriksaan oklusi dan tepi tumpatan.

13

Anda mungkin juga menyukai