Anda di halaman 1dari 22

TELAAH KASUS

Occlusal Adjusment

Oleh:
Aulina Refri Rahmi
1210342010

Pembimbing :
drg. Kosno Suprianto, MDSc Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
TATA LAKSANA KASUS OCCLUSAL ADJUSMENT

A. DATA PASIEN
Nama Pasien : Rijal Zein
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 tahun
Pekerjaan : Dosen
Alamat : Jl. Proklamasi No.54
No. RM : 9880

B. HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan Subjektif

a. Chief Complain (CC)


Pasien datang dengan keluhan gigi geraham kanan paling belakang rahang
bawahnya terasa mengganjal saat berkontak dengan gigi atasnya saat mengunyah.
b. Present Illnes (PI)
Pasien mulai merasakan keluhan ini sejak ± 5 tahun yang lalu. Rasa
mengganjal timbul saat pasien makan makanan yang keras atau menggigit sesuatu
dengan tekanan yang kuat dan hilang ketika penyebab dihentikan. Pasien belum
pernah mengobati rasa mengganjal tersebut.

c. Past Dental History (PDH)


Pasien melakukan perawatan gigi di RSGMP Unand sejak 2 tahun yang lalu,
yaitu menambal gigi dan mencabut sisa akar gigi gerahamnya. Pasien menyikat
gigi 2x sehari pada pagi hari saat mandi dan malam sebelum tidur. Tidak
menggunakan sikat lidah, dental flossing, dan obat kumur.

d. Past Medical History (PMH)


Pasien memiliki penyakit hipertensi dan mengkonsumsi obat hipertensi
(amlodipine) saat tekanan darahnya tinggi. Tidak ada riwayat rawat di RS. Tidak ada
riwayat alergi obat dan alergi makanan.
e. Family History (FH)
Ayah dan Ibu pasien tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik

f. Social History (SH)


Pasien merupakan seorang dosen Unand. Tinggal bersama istri dan anak-
cucunya. Tidur dari jam 22.00-05.00 setiap hari. Konsumsi kopi 1 gelas setiap hari.
Konsumsi air putih ±8 gelas/hari, rutin konsumsi buah dan sayur setiap hari. Pasien
tidak merokok, konsumsi alkohol, dan narkoba.

2. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Ekstra Oral

 Mata : normal; konjungtiva non anemis, ishokor, non ikterik


 Kelenjar Limfe
- kiri : tidak teraba, tidak sakit
- kanan : tidak teraba, tidak sakit
 Bibir : normal
 TMJ : normal
 Pola bukaan mulut : normal

Pemeriksaan Intra Oral

Oklusal RA Oklusal RB
Tampak Oklusi

 Resesi : 17
 Stillman’s cleft : (-)
 Mc Call’s festoon : (-)
 Mobility : (-)

3. Pemeriksaan Gigi Geligi

Odontogram
att att att

att att att att att


CATATAN KEADAAN INTRAORAL

a. Kalkulus

Terdapat kalkulus subgingiva dan supragingiva.+ stain

b. Rekam Kontrol Plak (RKP)

EVALUASI ORAL HYGIENE


KUNJUNGAN KUNJUNGAN
I II

28%

c. Probing depth
PROBING DEPTH
KUNJUNGAN
PALATAL I
17 311
47 213
VESTIBULAR I
17 231
47 211

C. DIAGNOSA
Berdasarkan pemeriksaan intraoral dapat ditegakkan diagnosa yaitu trauma
oklusi kronis.
Etiologi : kontak prematur
Sikap pasien : kooperatif

D. PROGNOSA

Baik : pasien kooperatif.

E. RENCANA PERAWATAN

1. Fase Initial :

- SRP (Scaling and root planning) (Dikerjakan pada tanggal 13 September 2019)

- Kontrol scalling 1 minggu


- Kontrol 1 bulan scalling

- Occlusal Adjusment pada gigi 17 dan 47

- Evaluasi  kontrol 1 minggu occlusal adjusment

2. Fase Bedah :-

3. Fase Rekonstruktif : Pemasangan GTSL untuk menggantikan elemen gigi 16, 26,

27.

4. Fase Pemeliharaan : Cek OHIS, kondisi gingiva, oklusi dan kegoyangan gigi, cek

apakah ada perubahan patologis lain, serta evaluasi kesehatan periodontal setiap

minimal 6 bulan sekali.


Penatalaksanaan
OCCLUSAL ADJUSMENT

a. Alat dan bahan :


1. Diagnostik set
2. Articulating paper
3. Handpiece low speed
4. Bur diamond
5. Bur metal amalgam
6. Bur poles
7. Topikal fluor

b. Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Periksa prematuritas kontak pada posisi interkuspal (oklusi sentrik) dengan cara :
- Letakkan articulating paper (full) pada gigi pasien
- Instruksikan untuk mengkatupkan gigi secara bersamaan, pelan-pelan lalu digigitkan
dengan kuat. Kemudian daerah prematuritas ditandai dari ketebalan warna kertas yang
melekat ke permukaan gigi.
3. Lakukan pengurangan atau pengasahan pada bagian oklusal tambalan amalgam gigi 47
menggunakan bur metal amalgam.

4. Lakukan pengecekan kembali dengan articulating paper dan instruksikan pasien untuk
oklusi sentrik seperti langkah sebelumnya. Jika teraan sudah merata (tidak ada bagian
yang lebih tebal) dan tidak ada keluhan mengganjal pada gigi 47, berarti pengurangan
sudah cukup dilakukan. Jika belum, lakukan pengurangan pada permukaan gigi 17.
5. Lakukan pengurangan atau pengasahan pada bagian dengan teraan yang tebal
menggunakan bur diamond pada gigi 17. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada
pengurangan atau pengasahan :
- Bila kontak gigi dengan gigi antagonisnya berada tidak pada posisi yang tepat,koreksi
dilakukan untuk menciptakan kontak tonjol yang lebih ideal.
- Bila kontak gigi terlalu tinggi (keadaan suprakontak yang sebenarnya), koreksi
dilakukan dengan memperdalam kedalaman fossa atau mengurangi tinggi tonjol gigi
tergantung pada hubungan fossa-tonjol gigi individu. Bila yang dilakukan berupa
pengurangan tinggi tonjol gigi, harus diperhatikan jangan sampai mengurangi dimensi
vertikal pada gigi posterior.

6. Lakukan pemolesan pada bagian gigi yang dikurangi dengan menggunakan bur poles
7. Olesi bagian gigi yang dilakukan pengurangan dengan topikal fluor, tunggu selama 5
menit
8. Instruksikan pasien untuk tidak makan dan minum selama 30 menit
9. Intruksikan pasien untuk kontrol 1 minggu kemudian
TINJAUAN PUSTAKA

Occlusal Adjusment
Definisi: Pengurangan secara selektif permukaan oklusal dengan tujuan mencapai oklusi yang
stabil dan non traumatik untuk memperbaiki dan menjaga kesehatan periodonsium.
 Prinsip :
b. Pengasahan selektif permukaan oklusal dan insisal dilakukan apabila hubungan
oklusal menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium
c. Terdapat tanda-tanda trauma oklusi :
- Penebalan lamina dura dan terputus
- Pelebaran ruang periodontal
- Kerusakan tulang angular
- Poket dalam
- Nyeri
- Gigi mobility
- Atrisi
- Abses periodontal
- Migrasi patologis pada gigi
- Radiolusensi pada furkasi
 Oklusal Adjusment terbagi dalam 2 macam :
- Komprehensif : dilakukan apabila cedera akibat trauma
melibatkan banyak gigi sehingga diperlukan perubahan posisi
mandibula
- Setempat : dilakukan apabila cedera akibat trauma hanya
melibatkan satu atau beberapa gigi saja.
Indikasi Occlusal Adjusment
1. Mengeliminasi isolated occlusal interference
Gigi menjadi simptomatik setelah adanya oklusi hiperoklusi setelah restorasi atau pasca
perawatan ortodontik.
2. Keterlibatan periodontal pada gigi yang mobiliti dikarenakan traumatik oklusi, bukan hanya
attachment loss penyebab satu-satunya.
3. Manajemen gigi fraktur yang simptomatik atau prosthetically restored teeth, dimana tetap
terjadi fraktur berulang..
4. Sebelum prosedur yang dapat menyebabkan perubahan besar pada oklusi, seperti prosthetic
reconstructions.
5. Kelanjutan dari perawatan ortodontik untuk koreksi minor interference yang tidak dapat
diperbaiki hanya dengan perubahan posisi gigi.
6. Sebagai bentuk terapi supportive, seperti pada gigi parafunction yang menjadi hypermobile
dan hipersensitif.
7. Kelanjutan terapi occlusal splint

Kontraindikasi Occlusal Adjusment


1. Tidak adanya tanda dan gejala TMD
2. Terdapat acute orofacial pain dan atau disfungsi yang tidak berhubungan dengan
oklusi
3. Ketika occlusal adjument membutuhkan grinding melebihi enamel (misalkan
pengurangan lebih dari 2mm).
Penatalaksanaan Occlusal adjustment   
Semua metode occlusal adjustment adalah sesuatu yang didasari atas pengalaman dan
merupakan koreksi oklusal yang abnormal tanpa harus mempengaruhi faktor-faktor
penyebabnya. Teknik occlusal adjustment fleksibel dan tepat untuk perbaikan terhadap asal-usul
kelainan oklusi yang terjadi. Terdapat  banyak metode occlusal adjustment dan dua diantaranya
adalah sebagai berikut: 
1.   Teknik Fungsional 
Untuk mencapai tujuan teknik ini, oklusal prematur sentris dan oklusi prematur
diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu sebagai berikut:
A. Prematur Kelas I: Permukaan bukal dari bonjol bukal molar dan premolar mandibula,
terhadap inklinasi lingual dari bonjol bukal molar dan premolar maksila dan
permukaan fasial gigi anterior rahang bawahterhadap permukaan lingual gigi maksila
antagonis.
B. Prematur Kelas II: Permukaan lingual bonjol lingual molar dan premolar rahang atas,
terhadap inklinasi bukal dari bonjol lingual gigi molar dan premolar mandibula
C. Prematur Kelas III: inklinasi bukal dari bonjol lingual molar dan premolar maxilla,
terhadap inklinasi lingual dari bonjol bukal molar dan premolar mandibula.
Gambar. Class I, Class II, dam Clas III Prematuriti (Glickman, 1972)
Ada beberapa cara grinding pada gigi yang mengalami kontak prematur yaitu:
1. Grooving 
Terdiri atas perbaikan kedalaman developmental groove, dibuat lebih dangkal
dari oklusal wear  . Hal ini dilakukan dengan memakai tapered diamond point   
secara perlahan-lahan diputar pada groove sampai tercapai kedalaman yang
diinginkan.

2. Spheroiding
Yaitu mengurangi kontak prematur dan memperbaiki kontur gigi asli. Mulai 2
atau 3 mm pada bagian mesial atau distal dengan kontak  prematur, gigi dikontur
dari margin oklusal dengan jarak 2 atau 3 mm dengan menandai apikal Hal ini
dilakukan dengan light stroke " Paintbrush"secara bertahap pada daerah kontak
prematur dengan permukaan gigi yang berdekatan. Sebuah upaya khusus yang
dilakukan untuk menjaga ketinggian dari bonjol oklusal.
Gambar . Sheroiding   dengan tetap mempertahankan puncak bonjol (Glickman,1972)
3. Pointing   
mengarah pada perbaikan titik kontur bonjol. Hal ini dilakukan untuk
membentuk kembali gigi dengan bur diamond point.

Gambar. A. Gigi yang mengalami atrisi B. Pointing   pada gigi tersebut (Glickman,


1972)
Tujuan dari teknik fungsional occlusal adjustment adalah :
1.  Untuk menciptakan hubungan oklusal fungsional
2.  Membuang kontak prematur pada posisi oklusi sentrik dan habitual
3.  Mempertahankan kontur asli dari gigi dan mempertahankan dimensi vertikal.

2. Teknik Schuyler   
Teknik Shuyler ini didasari dari oklusi sentrik, pergerakan lateral dan  protusi pada
mandibula. Pergerakan lateral untuk melihat keseimbangan secara  bilateral, bagian yang
dikurangi di daerah kontak pada balancing side  karena  berpotensi terjadinya trauma oklusi.
Teknik ini disampaikan dengan variasi yang sedikit. Tehnik schuyler pada occlusal
adjustment inilah yang mirip dengan prosedur occlusal equilibration sehingga ada yang
menganggap bahwa occlusal adjustment dengan occlusal equilibration.
- Langkah 1: Eliminasi seluruh disharmoni daerah oklusal pada teknik Shuyler
a.  Gigi ekstrusi
Grinding dan reshaping pada gigi ekstruksi sesuai dengan batas occlusal plane
disesuaikan pada posisi pulpa pada gigi. Apabila area yang dikurangi cukup luas pada
permukaan gigi, diindikasikan untuk pembuatan mahkotayang sesuai dengan hubungan
oklusal.
b.  Plunger cusp
Plunger cusp  adalah ujung bonjol yang mendesak ke daerah ruang interproksimal
kedua gigi lawannya yang disebabkan impaksi makanan. Ujung bonjol ini harus dibulatkan
dan dibuat lebih pendek, jika tidak adekuat, ruang interproksimal gigi lawan diperbaiki
dengan splinting pada gigi yang berdekatan.
c.  Marginal ridge yang tidak rata pada gigi yang berdekatan
Perbedaan ketinggian marginal ridge pada gigi yang bersebelahan dapat
mengakibatkan impkasi makanan dan sebaiknya diperbaiki dengan cara mengurangi salah
satu marginal ridge yang tinggi atau menambah ketinggian marginal ridge yang rendah
dengan aplikasi restorasi.
d. Rotasi, malposisi dan gigi miring
Gigi yang berotasi ke arah fasial atau lingual dapat mengganggu pergerakan
mandibula yang menyebabkan akumulasi dan impaksi. dikoreksi dengan prosedur ortodonti,
reshaping dengan grinding, atau melakukan restorasi hubungan oklusal dan proksimal dari
gigi.
e.  Facet dan oklusal datar karena aus
Facet adalah permukaan datar dikarenakan permukaan gigi yang cembung, dengan
ukuran dan bentuk bervariasi.
f.  Oklusal datar karena aus.
- Langkah 2. Eliminasi prematur kontak
Tujuan dari langkah ini untuk mengeliminasi gangguan prematur pada saat mandibula
oklusi sentrik untuk menyeimbangkan kontak pada saat geligi dalam keadaan intercuspated.
Daerah kontak yang normal pada saat oklusi sentrikmerupakan acuan bagi daerah sentrik
yang harus diperbaiki.
Daerah centric maintenance pada rahang atas dan rahang bawah. Oklusi sentrik,
bonjol bukal pada gigi rahang bawah (titik hitam) bertemu dengan daerah tengah gigi
posterior rahang atas (titik putih). Bonjol lingual dari gigi rahang atas(titik hitam) bertemu
dengan daerah tengah dari gigi posterior rahang bawah (titik putih). Puncak insisal dari gigi
anterior rahang bawah (teraan hitam) berkontakdengan permukaan palatal gigi anterior
rahang atas (teraan putih).
Gambar 9. Centric maintenant (Glickman,1972)
- Langkah 3. Posisi protrusif dan ekskursi
Ekskursi protusif merupakan jalur pergerakan mandibula yang bergerak kearah
anterior, posterior dan membentuk hubungan edge ot edge pada saat oklusi sentrik dilihat dari
gigi anterior. Biasanya dikenal dengan nama posisi protusif. Posisi protusif dan ekskursi
dikoreksi secara terpisah dan dibawah panduan.
1.  Koreksi posisi protusif
Koreksi posisi protusif dengan mengarahkan kontak puncak insisal dari gigi anterior maksila
dan mandibula mencapai kontak maksimal.
2.  Koreksi protusif ekskursi
Ekskursion protusif adalah pemeriksaan pergerakan bebas dan keseimbangan kontak antara
geligi mandibula dan maksila ketika mandibula bergerak mundur, diantara oklusi sentrik dan
protusif. Permukaan lingual anterior maksila sebagai “incisal guidance” pada pergerakan
mandibula ke arah protusif.
- Langkah 4. Ekskursi lateral
Ekskrusif lateral adalah gerakan ke samping dan gerakan balik dari mandibula dari
oklusi sentrik ke posisi dimana bonjol bukal pada gigi molar dan premolar dari maksila dan
mandibula cusp-to-cusp (lateral position). Kombinasi dari gerakan ke samping dan gerakan
ke depan dan mandibula disebut lateral  protrusive excursion. Di sisi dengan mandibula
bergerak disebut working side. Sisi lain di seberangnya disebut balancing side, meskipun
keseimbangan bilateral tidak lagi dilakukan pada occlusal adjustment   karena dapat
menimbulkan jejas jaringan periodontal. Ketika mandibula bergerak ke arah lateral, bonjol
bukal mandibula  bergerak sepanjang bidang lingual menuju bonjol bukal maksila dan bonjol
lingualdari gigi maksila berkontak dengan dataran bonjol bukal mandibular. Seharusnya tidak
ada kontak pada balancing side.

Gambar Pergerakan lateral kiri dan kanan. A. Sentrik oklusi. Area sentrik yang baik
ditunjukkan oleh titik hitam. B dan C, gerakan lateral kanan dan kiri. Di masing-masing
gerakan tercipta kontak pada working side.(Glickman, 1972)
Occlusal equilibration

Meskipun occlusal equilibration adalah membentuk kembali gigi-gigi


tapi prosedur ini haruslah dimulai dengan menentukan posisi  musculoskeletal   yang
stabil (relasi sentrik) dari kondilus sehingga nantinya akan didapatkan keadaan yang
seimbang. Tujuan perawatar occlusal equilibration adalah:

 Saat kondilus pada posisi musculoskeletal   stabil (relasi sentrik) dan diskus
artikularis berada tepat pada posisinya, semua kontak yang mungkin pada gigi
posterior cukup rata dan berkesinambungan antara ujung cusp sentrik dan
permukaan datar pada posisi antagonisnya.
 Saat mandibula bergerak ke lateral, kontak laterotrusif pada gigi anterior
disocclude gigi posterior.
 Saat mandibula protrusif kontak gigi anterior disocclude gigi posterior.
 Pada posisi makan tegak lurus gigi-gigi posterior kontak lebih berat daripada
gigi-gigi anterior.
Teknik Occlusal Equilibration Menurut Dawson
Teknik ini mencari sangkutan oklusal (occlusal interference) melalui posisi relasi
sentrik dengan meletakkan kertas artikulasi. Operator memandu pasien untuk melakukan
relasi sentrik sampai teraan pada bagian oklusal gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah
tercatat. Kemudian pada bagian gigi yang teraannya tebal dilakukan grinding.

Gambar 11. Tanda teraan kertas artikulasi pada gigi (Dawson,2007)


 
A. Prinsip MUDL
Prinsip dasar melakukan grinding untuk mengoreksi hubungan anterior adalah
menggunakan prinsip MUDL (Mesial Upper-Distal Lower).

Gambar 12. Prinsip MUDL (Dawson, 2007)

Kemudian dalam melakukan grinding, perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:


1. Melakukan perampingan pada  stamp cusp  terlebih dahulu sebelum membentuk fossa.
Stamp cusp adalah lereng bonjol yang menyentuh fossa gigi lawannya saat posisi relasi
sentrik. Perampingan cusp ini dilakukan, karena biasanya pada keadaan dimana terdapat
occlusal interference bentuk cusp  menjadi memiliki kontur yang lebih lebar. Dengan
melakukan  perampingan lereng bonjol ini dapat menyebabkan bonjol lebih mudah mencapai
fossa gigi lawannya.

Gambar Stamp cusp (Dawson, 2007)

2. Tidak diperbolehkan membuat  cusp  menjadi lebih pendek. Tujuan dari


merampingkan lereng bonjol adalah lebih memudahkan cusp menempati fossa gigi
lawan tanpa menciptakan gesekan pada gigi lawan yang apabila dibiarkan terus-
menerus dapat menyebabkan gigi lawan mengalami rotasi. Oleh karena itu jika cusp
dipendekkan, selain dapat menyebabkan dentin menjadi terbuka, juga akan
menyebabkan bentuk cusp tidak ramping lagi. 
3. Jika masih terdapat sangkutan, boleh dipertimbangkan untuk melakukan reshaping
pada fossa gigi lawannya.

Gambar. A, pergerakan cusp tip oleh selektif grinding. B, Grinding fossa atas


tidak boleh mengurangu posisi ujung cusp dan memutilasi gigi atas. C, Grinding
bukal posisi tip yang lebihrendah di tengah. (Dawson, 2007)

Dengan menggunakan prinsip MUDL, menyebabkan jaringan email yang diambil


lebih sedikit. Hal ini diharapkan agar dentin masih dilindungi lapisan email, sehingga
pasien tetap merasa nyaman.
B. Prinsip BULL
Teknik ini paling banyak dilakukan oleh dokter gigi selama praktik sehari hari. Saat
melakukan grinding, bagian oklusal gigi yang digerinda adalah pada bagian bukal rahang atas
dan lingual rahang bawah.
Gambar 15. Teknik BULL (Dawson, 2007)

Selain dua teknik penyesuaian oklusal seperti diatas, terdapat metode lain yang dapat
dilakukan. Pasien menutup gigi-gigi pada relasi sentrik dan relasi gigi anterior. Kemudian
ditentukan apakah kaninus atau kelompok fungsi sebagai pedoman. Jika suatu grup fungsi
diperlukan maka gigi yang bisa membantu guidance haruslah dipilih. Pasien menggerakkan
mandibula ke berbagai gerakan lateral dan protrusif untuk melihat kontak yang diinginkan.
Kontak mediotrusif sebenarnya disocclude  gigi anterior dan sulit untuk dilihat sebagai
pedoman(guidance) yang terbaik. Saat hal ini terjadi disarankan untuk menghilangkan kontak
mediotrusif sebelum menentukan relasi pedoman terbaik.

Gambar 16. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral protrusif anterior
(Dawson, 2007)

Sekali pedoman kontak yang diinginkan telah ditentukan kemudian dihaluskan dan
kontak eksentrik yang ada dihilangkan. Untuk memastikan kontak relasi sentrik yang sudah
ada tidak berubah digunakan 2 kertas penanda (marking papers). Setelah gigi-gigi
dikeringkan lalu kertas biru diletakkan diantaranya. Pasien menutup mulut dan mengetuk
(menyentuh) gigi-gigi posterior. Kemudian dari posisi relasi sentrik suatu gerakan
ekskursi kanan dibuat lalu kembali ke posisi awal (relasi sentrik) diikuti dengan ekskursi kiri
lalu kembali lagi ke posisi awal. Akhirnya gerakan protrusif dilakukan dan balik lagi ke awal.
Mulut lalu dibuka lalu kertas biru dilepas dan diganti dengan kertas merah lalu pasien
menutup mulut dan menggigit pada posisi relasi sentrik. Semua posisi kontak eksentrik
berwarna biru dan kontak relasi sentrik berwarna merah. Kontak biru eksentrik ditambahkan
untuk bertemu dengan kondisi pedoman yang telah ditentukan tanpa adanya penambahan
kontak merah relasi sentrik. Titik merah dengan suatu garis biru memanjang.
Selama gerakan lateral, kontak laterotrusif bisa terjadi antara inklinasi dalam cusp
bukal maksila dengan inklinasi luar cusp bukal mandibula. Juga bias terjadi antara inklinasi
luar cusp lingual maksila dengan cusp dalam mandibula. kontak mediotrusif bisa terjadi
antara inklinasi dalam bonjol lingual maksila dengan inklinasi dalam bonjol bukal mandibula.
Saat permukaan oklusal gigi-gigi posterior dilihat ada beberapa area gigi-gigi yang
berkontak.

Gambar 17. Teraan kertas artikulating pada gerakan lateral posterior terdapat spot yang lebih tebal
(Dawson,2007)

Serabut Ligamen Periodontal


Bagian terpenting dari ligamen periodontal yang berfungsi untuk menahan gaya
kunyah adalah serat-serat (fiber). Bagian ini merupakan serat kolagen, tersusun
berkelompok, berjalan bergelombang. Bagian ujung serat yang tertanam pada lapisan
semen dan tulang disebut serat Sharpey. Serat-serat periodontal terdiri dari beberapa
kelompok, yaitu transeptal ,alveolar crest, horisontal, oblique(miring),interradikular dan serat
apikal. Principal fibers dari ligamen periodontal berkembang secara berurutan pada
developing root.
A. Serabut transeptal
Serabut meluas dari interproksimal meuju ke alveolar bone crest dan melekat pada
sementum dari gigi yang bersangkutan. Serat ini tetap rekonstruksi bahkan setelah terjadi
destruksi pada tulang alveolar sebagai dampak dari penyakit periodontal.
B. Serabut Alveolar Crest
Serabut meluas secara oblique dari sementum tepat di bawah junctional epithelium ke
alveolar crest. Serabut melewati sementum di atasalveolar crest dan ke lapisan fibrous dari
periosteum yang menutupi tulang alveolar. Serabut ini mencegah terjadinya ektrusi gigi dan
mempertahankan gigi dari gerakan lateral. Insisi dari serabut alveolar crest saat bedah
periodontal tidak akan menambah kegoyangan gigi kecuali terjadi kehilangan perlekatan
yang signifikan.
C. Serabut Horisontal
Serabut meluas dari right angle menuju sumbu panjang gigi dari sementum ke tulang
alveolar.
D. Serabut Obligue
Serabut obligue merupakan grup terbesar pada ligamen periodontal, meluas dari sementum
mengarah ke coronal secara miring/oblique hingga ke tulang. Serabut ini menahan
masticatory stress dari arah vertikal dan mengubah stress menjadi tension pada tulang
alveolar.
E. Serabut Apikal
Meluas dengan tidak beraturan dari sementum hingga tulas pada regio soket apikal.
F. Serabut interadikular
Serabut ini menyebar dari sementum hingga ke daerah furkasi gigi pada gigi akar ganda.
KEPUSTAKAAN

1. Sato N. Occlusal Therapy During the Maintanance Phase.2009. Periodontics and


Restorative Maintanance. A Clinical Atlas. Quintessence: New Malden. Pp.421-31.
2. Lindhe J, Karring T, Lang NP.2003.Occlusal Therapy. Clinical Periodontology an
th
Implant Dentistry. 4 ed. Blackwell: Munksgaard.
3. Newman MG, HH Takei, FA Carranza. Occlusal Evaluation and Therapy.
th
2012.Clinical Periodontology. 10 ed. Saunders: Elsevier. Pp.(chapter 56)
th
4. Goldman HM, DW Cohen.1980. Occlusal Adjustment. Periodontal Therapy. 6 ed.
Mosby: St.Louis. Pp.1065-111.
th
5. Okeson JP. 2013. Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion. 7 ed.
Mosby: St.Louis. Pp.440-460.
6. Ardan, Rachman dkk. 2011. Ligamen Periodontal sebagai Pendukung Gaya Kunyah.
Dentofasial, Vol.10 No.1.

Anda mungkin juga menyukai