Anda di halaman 1dari 37

DIAGNOSIS DAN TREATMENT PLANNING

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

drg. Kadek Asri Asmita Pradnyana Putri, Sp.Pros


PERAWATAN PROSTODONTIK GTSL
• TUJUAN
1. Menyembuhkan penyakit
2. Mempertahankan, merestorasi, dan menjaga kesehatan gigi dan
jaringan mulut yang ada
3. Penggantian gigi yang hilang
4. Merestorasi fungsi untuk mendapatkan stabilisasi dan
kenyamanan dengan optimal dengan tetap mempertimbangkan
faktor estetik
DIAGNOSIS
• Diagnosis merupakan penentuan terhadap karakteristik suatu
penyakit atau kelainan.
• Merupakan hal yang “unik” karena setiap pasien GTSL memiliki
banyak keragaman dan keadaan yang berbeda-beda.
• Pasien GTSL memiliki keinginan dan kebutuhan yang disampaikan
secara langsung maupun dilihat melalui pemeriksaan klinis dan
anamnesis dengan pasien.
DIAGNOSIS
1. Memahami keinginan atau keluhan utama mengenai kondisi
pasien melalui proses anamnesis yang sistematis.
2. Memastikan keinginan pasien melalui pemeriksaan diagnosis
klinis.
3. Membuat rencana perawatan yang dapat menjawab kebutuhan
yang disesuaikan dengan pemeriksaan klinis rongga mulut.
4. Melakukan perawatan dengan berurutan dan merencanakan
follow-up.
CETAKAN DIAGNOSTIK
Cetakan akurat yang mereproduksi keadaan dalam rongga mulut yang
menghasilkan diagnosis
• Lokasi gigi
• Kontur
• Hubungan dataran oklusal
• Kontur linggir sisa
• Konsistensi mukosa
• Anatomi mulut yang diperlukan untuk perluasan basis GTSL
(vestibulum, retromolar pad, pterygomaksilaris notch, batas patatum
durum dan molle, dasar mulut, dan frenulum)
CETAKAN DIAGNOSTIK
• Analisis jaringan lunak dan jaringan keras rongga mulut
• Visualisasi kontak oklusi dari aspek bukal dan lingual
• Menentukan jenis restorasi yang bisa dibuat
• Menentukan koreksi bedah yang diperlukan (eksostosis tulang, frenulum
tinggi, tuberositas membulat, undercut yang berat)
• Untuk surveying dan membuat rancangan protesa
• Untuk edukasi pasien
• Visualisasi dataran oklusal yang migrasi gigi yang membutuhkan koreksi
ANAMNESIS
Memahami keluhan utama dan fokus utama pasien mengenai
kondisi kesehatan rongga mulutnya.

gejala nyeri yang


kesulitan yang “concern” pasien
dirasakan
dirasakan secara terhadap
(spontan/tidak
fungsional penampilan
spontan)

gejala kombinasi
keluhan
pada gigi, perawatan gigi
terhadap protesa
periodontal, dan sebelumnya
gigi sebelumnya
rahang
ANAMNESIS
• CC (Chief Complaint) dan riwayatnya
• Riwayat kesehatan medis
• Riwayat kesehatan gigi (terutama mengenai pengalaman gigi
tiruan sebelumnya
• Harapan pasien
RIWAYAT KESEHATAN MEDIS
• Diabetes: Pasien lebih rentan terhadap infeksi dan mengalami penurunan aliran
saliva
• Arthritis: Pasien mengalami perubahan pada TMJ yang dapat menyulitkan
pencatatan gigit.
• Parkinson dissease: Pasien memiliki kontraksi otot yang ritmik, aliran saliva
berlebihan  menyulitkan dalam pencetakan dan pencatatan gigit
• Pemphigus vulgaris: Adanya bullae pada rongga mulut, mulut kering, ulkus  sulit
toleransi dengan GTS  kontrol dan buat GTS dengan permukaan yang sangat
halus (polishing harus baik)
• Epilepsi: KONTRAINDIKASI  konsultasi dokter umum dan kontrol berkala, GTS
dibuat dengan bahan radiopak
• Penyakit kardiovaskular  harus persetujuan dokter spesialis yang merawat, dapat
diberikan antibiotik propilaksis
PEMERIKSAAN KLINIS
• Pemeriksaan gigi dan jaringan pendukung sekitarnya dengan
kaca mulut, sonde, probe periodontal
• Dilakukan pengambilan radiografi
• Dalam melakukan pemeriksaan, harus ditanamkan pertimbangan
bahwa kita harus dapat mengembalikan dan mempertahankan
struktur dalam mulut yang ada untuk jangka waktu yang lama.
PEMERIKSAAN KLINIS

Kondisi
Attached
Jaringan Oklusi
gingiva
Periodontal

Pemeriksaan
Karies
Radiografi
KONDISI JARINGAN PERIODONTAL
• Inflamasi gingiva, perdarahan saat probing, kerusakan
periodontal, kegoyahan gigi
• Secara radiografi dilihat adanya kehilangan tulang vertikal
maupun horizontal
ATTACHED GINGIVA
Indikator keadaan jaringan periodontal

RA I: 3.5-
RB I: 3.3-
4.5 mm 3.9 mm

P:1.9 P: 1.8
mm mm
OKLUSI

• Oklusi pada gigi yang masih ada harus diperhatikan


• Oklusi yang baik: hubungan cusp terhadap fossa
• Adanya kontak oklusi yang tidak baik  koreksi
• Perhatikan TFO (Trauma From Occlusion)
OKLUSI
Gigi supra erupsi dan salah tempat  mengganggu gerakan lateral
dan
antero posterior/ oklusi terkunci  cara mengatasi :
• Pengasahan
• Perawatan syaraf mahkota
• Pencabutan
KARIES
HARUS DIPERHATIKAN:
• Adanya karies baik pit dan fissure, karies dalam, decay gigi
• Vitalitas pulpa  negatif  endodontik
• Adanya retakan, patahan pada cusp gigi, fraktur gigi
• Sisa akar (radices)
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

-Mengetahui lokasi infeksi dan penyakit lain yang mungkin ada


-Melihat adanya fragmen akar, benda asing, spikula tulang, ridge yang
irregular
-Mengetahui adanya karies dan perluasan karies melibatkan pulpa dan
jaringan periodontal
-Evaluasi restorasi yang ada (rekurensi karies, kebocoran marginal, dan
overhanging)
-Mengetahui adanya tumpatan saluran akar serta evalusinya
-Mengetahui keadaan periodontal
-Mengetahui dukungan alveolar pada gigi abutment, morfologi akar, bone
loss.
PERAWATAN PENDAHULUAN

1. Mengatasi nyeri dan rasa tidak nyaman, serta kontrol karies


dengan penempatan restorasi sementara
2.Profilaksis rongga mulut yang menyeluruh
Dibebaskan dari kalkulus dan debris  pemeriksaan adekuat 
cetakan akurat
3. Pembuatan cetakan untuk mendapatkan cetakan diagnostic
(model studi)
4. Pemeriksaan gigi, struktur pendukung, dan residual ridge
5. Uji vitalitas gigi
SYARAT GIGI ABUTMENT

1. Gigi kuat (berakar lebih dari satu)


2. Jaringan pendukung gigi sehat
3. Gigi tidak malposisi
FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN
UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN
TERBAIK GTSL

• Keadaan jaringan pendukung


• Panjang sadel
• Jumlah sadel
• Keadaan rahang
TAHAPAN PEMBUATAN GTSL

Indikasi, anamnesa dan pemeriksaan klinis

Perawatan pendahuluan pembuatan model studi

Menentukan daerah tak bergigi dan indikasi protesaDESAIN

Pembuatan individual tray dan border moulding


TAHAPAN PEMBUATAN GTSL

Pembuatan model kerja  surveying dan block out

Pembuatan baseplate dan galangan gigit (bite rim)

Try in dan pencatatan gigitan pada pasien


TAHAPAN PEMBUATAN GTSL

Mounting pada artikulator

Penyusunan gigi artifisial

Try in gigi artifisial


TAHAPAN PEMBUATAN GTSL

Prosesing resin akrilik dan selective grinding

Insersi GTSL resin akrilik

Kontrol GTSL resin akrilik


TREATMENT PLANNING

Fase 1 Pengumpulan dan evaluasi data


diagnostik
Penanganan kondisi emergensi,
menghilangkan nyeri dan infeksi
Menentukan jenis gigi tiruan yang
digunakan
TREATMENT PLANNING

Fase 2 Perawatan pre-prostetik

Pembuatan model studi


(diagnostic cast)
Motivasi pasien
TREATMENT PLANNING

Fase 3 Membuat desain GTSL


TREATMENT PLANNING

Fase 4 Persiapan perawatan


prostetik

Pembuatan model kerja


TREATMENT PLANNING

Fase 5 Pembuatan GTSL


TREATMENT PLANNING

Fase 6 Insersi GTSL

Kontrol pasca insersi


TREATMENT PLANNING

• Meningkatkan kerjasama dan motivasi pasien


• Membantu komunikasi antar klinisi
• Menyediakan koordinasi perawatan pada setiap kunjungan
• Menjadi pengingat untuk melengkapi prosedur perawatan yang
dibutuhkan
CONTOH KASUS 1

• Pasien laki-laki
• Usia 50 tahun
CC: Ingin dibuatkan gigi tiruan karena IO: Kehilangan gigi
merasa giginya ompong dan tidak bisa 18,17,16,15,14,12, 24,25,26,27,28
mengunyah makanan dengan baik 48,47,46,44, 36,37,38
PMH: Sehat, tidak memiliki penyakit Karies dentin pada gigi 11
sistemik
PDH: Pernah melakukan pencabutan gigi
CONTOH KASUS
DIAGNOSIS
Kehilangan gigi 17,16,15,14,12, 24,25,26,27,28,
48,47,46,44, 36,37,38
RA: Klasifikasi Applegate Kennedy kelas 1 Modifikasi 1A
Klasifikasi kelas I Kennedy Modifikasi 1
RB: Klasifikasi Applegate Kennedy kelas 1 Modifikasi 1P
Klasifikasi kelas I Kennedy Modifikasi 1
CONTOH KASUS
TREATMENT PLANNING
a. Penetapan gigit pendahuluan : Ada
b. Bidang Konservasi Gigi : Tumpatan RK pada gigi 11
c. Bidang Periodonsia : Scaling RA dan RB
d. Bidang Bedah Mulut : -
e. Bidang Ortodonsia : -
f. Occlusal Adjustment :-
g. Perawatan lain :-

PEMBUATAN GTSL RESIN AKRILIK RA DAN RB


CONTOH KASUS 2

• Pasien perempuan
• Usia 53 tahun
CC: Ingin dibuatkan gigi tiruan baru
IO: Kehilangan gigi 16, 15, 14,
karena gigi tiruan sebelumnya sudah
patah 13, 11, 23, 24, 25, 26, 47, 46, 45,
PMH: Sehat, tidak memiliki penyakit 35, 37
sistemik
PDH: Pernah melakukan pencabutan
gigi. Pernah memakai gigi tiruan akrilik.

Anda mungkin juga menyukai