Anda di halaman 1dari 2

Definisi Toksisitas Merkuri

Toksisitas merkuri adalah hal yang berkaitan dengan afinitasnya untuk membentuk
ikatan kovalen dengan gugus sulfhidril yang akan menganggu sistem enzim dalam organ.
Keracunan merkuri terjadi karena terbentuknya senyawa yang mudah di serap yaitu merkuri
yang teroksidasi atau terikat dengan sulfida. Merkuri dapat diabsorbsi oleh tubuh melalui tiga
cara yaitu inhalasi, pencernaan, dan permukaan kulit. Inhlasi adalah jalur utama absorbsi
persenyawaan merkuri yaitu sebesar 80%.
Perbedaan kandungan merkuri pada tumpatan amalgam dan seafood
Kandungan merkuri dalam bahan restorasi amalgam dalam beberapa peristiwa memang
dapat menyebabkan terjadinya reaksi hipersensitivitas atau alergi. Tetapi peristiwa alergi yang
terjadi pada pasien yang menggunakan restorasi amalgam tidaklah signifikan, karena tidak setiap
pasien yang melakukan treatment menggunakan amalgam mengalami alergi. Namun, apabila
penggunaan alamgam dilakukan secara benar, tidak akan terjadi masalah terhadap
biokombatibilitas dari restorasi amalgam
Seseorang dapat terpapar merkuri dari diet makanan, minuman, udara, dan restorasi
amalgam. Merkuri yang terlepas dari bahan restorasi amalgam biasanya terjadi akibat adanya
penguapan merkuri. Uap merkuri pada manusia dapat ditemukan pada hembusan nafas, pada
rongga mulut dengan keadaan mulut terbuka atau teertutupmelalu kateter yang dipasang ditrakea
melalu bronkoskop. Data dari penelitian menjelaskan bahwa merkuri secara terus menerus
terlepas dalam rongga mulut dari bahan restorasi amalgam. Tingkat pelepasan merkuri pada
seseorang dipengaruhi oleh banyak factor yaitu area restorasi, usia, diet, komposisi amalgam,
dan kuantitas permukaan yang mengalami oksidasi. Uap merkuri dapat terlarut pada udara
intraoral ataupun oleh saliva, kemudian dapat penetrasi ke organisme melalui banyak cara
World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa ditemukan kadar merkuri dalam
urin yang lebih tinggi yaitu sekitar 5 sampai 20 pada orang yang mengkonsumsi seafood dengan
frekuensi seminggu sekali jika dibandingkan dengan kadar merkuri akibat pajanan restorasi
amalgam yaitu sekitar 1 mg.
Penguapan merkuri dari bahan restorasi amalgam lebih kecil jika dibandingkan dengan
pengkonsumsian berbagai jenis ikan. Peningkatan kadar amalgam dalam urin dan darah dapat
dipengaruhi oleh berbagai factor, tidak hanya dipengaruhi oleh merkuri yang berasal dari bahan
restorasi amalgam. Secara keseluruhan merkuri yang berasal dari amalgam hanya memberikan
sedikit pengaruh terhadap total kadar merkuri dalam tubuh. Secara epidemiologi, kadar merkuri
dalam urin dan darah berkolerasi dengan jumlah paparan yang berasal dari lingkungan dan diet
(Craig, 2012).
• Craigs, 2012. Restorative Dental Materials, 13th Edition, Elsevier (halaman 200-205)

Anda mungkin juga menyukai