Anda di halaman 1dari 40

MAHKOTA JAKET

R.MAUDY DWI KUSUMA PUTRI


160110170029
DEFINISI
• Mahkota Jaket
restorasi yang dibuat seluruhnya dari akrilik atau porselen yang meliputi
seluruh mahkota klinis gigi dan berakhir pada atau di bawah permukaan
gusi.
• Mahkota penuh
Restorasi yang menutupi seluruh permukaan mahkota gigi (mesial,
distal, bukal, lingual dan oklusal)
• Mahkota metal porselen
Merupakan jenis restorasi yang menggabungkan kekuatan metal dengan
nilai estetik yang tinggi dari bahan porselen
1. Subgingival
- Indikasi : terdapat karies di servikal, pada mahkota klinis yang pendek (menambah
mahkota klinis misalnya crown lengthening, dll), biasanya di anterior (estetik)
- Kekurangan : sulit dibersihkan (pada gigi posterior jarang, kecuali kebersihan mulutnya
baik)
- perlekatan jaringan atau lebar biologis kurang lebih 2 mm.
2. Supragingival
- Indikasi : struktur gigi masih banyak (panjang), OH buruk , Untuk gigi posterior
- Kelebihan : secara biologis tidak mengganggu gusi, preparasi mudah, pencetakan
mudah, lebih mudah dibersihkan dan lebih mudah mengevaluasi restorasi
- Kekurangan : tidak estetik sehingga tidak dilakukan di gigi anterior
3.Equigingival
- Indikasi : struktur gigi tidak ada karies di daerah tersebut
- Kekurangan : plak lebih retentif dibandingkan supragingival
(Pada Equigingival paling menguntungkan, tetapi subgingival tetap
paling estetik dan Equigingival lebih memengaruhi jaringan periodontal
dibandingkan supragingival tetapi lebih tidak memengaruhi
dibandingkan subgingival)
Indikasi
• Kerusakan gigi yang luas
• Gigi yang memerlukan estetik yang baik
(Pada gigi yang memerlukan complete coverage dimana dituntut estetik yang
bagus contoh : pada gigi anterior bisa digunakan porcelain fused to metal
crown, tapi jika estetik merupakan hal yang paling utama diingingkan kita bisa
gunakan all porcelain crown yang mempunyai beberapa kelebihan dibanding
PFM crown Namun PFM crown lebih dipilih karena lebih tahan lama dan
kecocokan dengan marginal yang baik dibanding all porcelain crown)
• Retainer untuk gigi tiruan tetap sebagian Karena substruktur logam nya dapat
menampung konektor yang di cor atau yang di solder.
• Gigi yang telah dirawat endodontik Gigi
• Gigi conus/ peg-shaped
• Gigi anterior yang mengalami fraktur (Fraktur ellis sampai kelas II (tidak
mencapai pulpa)
• Gigi yang berubah warna atau mengalami cacat permukaan seperti
dekalsifikasi.
• Kedudukan gigi tidak normal/ memperbaiki posisi tidak lebih dari 25*
• Mengalami abrasi.
• Pengambilan jaringan banyak : Untuk orang tua (> 30-40 tahun) karena pulpa
vital sempit
Kontra indikasi
• Karies yang aktif
• Pasien dengan penyakit periodontal yang tidak dirawat
• Ruang pulpa yang besar (pada usia muda) karena Terdapat resiko terpaparnya
pulpa saat pengasahan)
• Dinding fasial utuh
• Pasien dengan bruxism dan clenching (kecuali hanya untuk facing dan sudah
menggunakan splint atau night guard)
• Gigi pendek karena kurang retentive
• Gigi yang tidak mempunyai singulum, karena kurang retentif.
• Gigitan gigi lawan di servikal, karena mengungkit mahkota jaketnya.
Keuntungan PFM
• PFM dapat digunakan pada karies yang cukup besar
• Restorasi ini menggabungkan kekuatan dari logam dan estetika dari
porcelain
• Prinsip yang mendasari restorasi ini adalah material lebih kosmetis dan
memperkuat sifat brittle pada porselen melalui dukungan yang berasal
dari substruktur logam yang kuat
• Kualitas retensi yang sangat baik karena preparasi dilakukan pada semua
dinding aksial dan biasanya akan mudah untuk mencapai bentuk
resistensi yang adekuat dalam preparasi gigi.
• Syarat preparasi jauh lebih sedikit dibandingkan pada partial-coverage
• Kesulitan preparasi sebanding dengan preparasi gigi posterior untuk
mahkota tuang lengkap
Kerugian PFM
• Pengurangan gigi yang signifikan untuk memberikan ruang yang cukup
untuk bahan restorasi
• Untuk mencapai estetik, margin bagian fasial restorasi pada anterior
sering ditempatkan pada subgingiva, yang meningkatkan potensi
penyakit periodontal
• Dibandingkan dengan all-ceramic, metal porcelen memiliki estetika
sedikit lebih rendah karena terlihat keabu-abuan dibandingkan all-
ceramic yang memiliki tampilan translusensi
• sulitnya pemilihan warna yang akurat
• Biaya agak mahal
retensi
1. Retensi mekanis yang dihasilkan oleh friksi antara dinding yang
dipreparasi dengan bagian dalam mahkota jaket
2. Bentuk singulum yang dipertahankan
3. Pembuatan parit dan saluran
Perbedaan PFM dan All-Ceramic
• PFM lebih kuat karena ada metal (tidak akan pecah) sedangkan ceramic bisa
pecah (brittle)
• PFM sebenarnya tidak konservatif karena membuang banyak jaringan
• PFM lebih tahan lama
• Ceramic lebih estetik
• All ceramic :
1) Monolitik : desain dimasukkan ke software, semua warna sama, tidak bisa
pecah
2) Lithium disilikat : konvensional (porcelain bubuk), dapat mengatur warna,
bentuk di body, incisal, dll.
All ceramic dapat menggabungkan monolitik (rangka) dan lithium disilikat (facing)
Tahapan Pembuatan Mahkota Jaket
1. STATUS PASIEN (History taking & Clinical Examination)
2. PENCETAKAN DIAGNOSTIK (PREELIMINARY)
3. PENGECORAN GIPS STONE (Tipe 3)
4. SHADE GUIDING MATCHING
5. DIAGNOSTIC WAX UP
6. PREPARASI MAHKOTA (BALANCED PREPARATION)
7. PENCATATAN GIGITAN
8. PENCETAKAN MODEL KERJA
9. PEMBUATAN DIE
10.PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA
11.TRY IN COPING LOGAM DAN PORSELEN
12.INSERSI
13.KONTROL
History Taking dan Clinical Examination
1. Personal details
2. Chief complains
3. Medical history
4. Dental history
5. Examination (General, IO, EO, Radiographic)
6. Photograph IO, EO
7. Impression taking (Diagnostic model)
8. Diagnosis & prognosis
1. Personal details
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Alamat (KTP)
4) Nomor telepon
5) Pekerjaan
6) Kependudukan
7) Status pernikahan
8) Dll.
2. Chief complains
1) Comfort (rasa sakit, sensitivitas, pembengkakan)
2) Function (kesulitan dalam mastikasi atau berbicara)
3) Social (rasa tidak enak atau bau mulut)
4) Appearance (fraktur, gigi yang kurang menarik atau restorasi yang
kurang menarik, diskolorisasi gigi)
1) COMFORT
Jika terdapat rasa sakit, sensitif, atau pembengkakan, tanyakan:
• Lokasi
• Karakteristik
Faktor yang memperberat:
• Intensitas • Ukuran
• Frekuensi • Konsistensi
• Pertama terjadi • Berapa lama telah dirasakan
2) FUNCTION
Kesulitan dalam mengunyah dapat disebabkan oleh masalah lokal seperti
fraktur cusp atau gigi yang hilang; mungkin juga menunjukkan maloklusi atau
disfungsi neuromuskuler.
3) SOCIAL ASPECT
Rasa atau bau yang tidak enak seringkali mengindikasikan mulut yang
terganggu kebersihannya dan penyakit periodontal.
Tekanan sosial menyebabkan banyak pasien untuk mencari perawatan.
4) APPEARANCE
Penampilan yang terganggu adalah faktor pendorong yang kuat bagi pasien
untuk datang ke dokter gigi. Kebanyakan pasien dengan kehilangan gigi atau gigi
yang crowded, atau restorasi yang fraktur.
Gigi mungkin berbentuk tidak menarik, malposisi, berubah warna, atau
mungkin cacat perkembangan.
3.Medical History
1. Kondisi yang berpengaruh pada metode perawatan (apakah pasien
memiliki kelainan yang perlu mengonsumsi antibiotik, steroid, atau
antikoagulan, dan alergi terhadap obat-obatan atau dental material)
2. Kondisi yang berpengaruh pada rencana perawatan (apakah pasien
pernah melakukan terapi radiasi, memiliki kelainan hemoragik, dll.)
3. Kondisi sistemik dengan manifestasi oral (contohnya periodontitis
dapat diperburuk dengan diabetes, menopause, kehamilan,
penggunaan antikonvulsan)
4. Risiko kemungkinan membahayakan dokter gigi (pasien dengan
hepatitis B, HIV, sifilis, dll.)
4. Dental History
1) Periodontal history 4. Orthodontic history
OH, kontrol plak, debridement, periodontal Occlusal evaluation
surgery, kebiasaan
5. Removable prosthodontic history
2) Restorative history
Pengalaman penggunaan
Komposit resin atau dental amalgam
filling, crown dan fixed dental prostheses 6. Oral surgical history
3) Endodontic history Pencabutan gigi, pendarahan
Radiografi → Jaringan periodontal 7. Radiographic history
4) Orthodontic history 8. Myofacial pain & TMJ dysfunction history
Occlusal evaluation
5. Examination
1) General 2) Ekstra Oral
• Penampilan secara umum • Wajah
• Kesadaran - (Lonjong/Persegi/Lancip)
• Berat badan dan tinggi badan • Profil wajah
• Tanda vital (respirasi, detak - (Normal/cembung/cekung)
nadi, temperatur, dan tekanan • Bibir
darah) - Panjang/sedang/pendek
- Hipertonus/Hipotonus.
3)Intra Oral
• Lebar Bukaan Mulut • Ukuran lengkung rahang
- Normal (25-35mm)/Abnormal - (Besar/Sedang/Kecil)
• Pembesaran Kelenjar • Bentuk lengkung rahang
• Sendi Temporomandibular - (Lonjong/Persegi/Lancip)
- Kliking/Krepitasi • Bentuk Linggir
- (Lonjong/Persegi/Lancip)
- Sakit
• Kesejajaran linggir
- Deviasi/Defleksi saat - (Sejajar/Tidak sejajar)
pembukaan /penutupan mulut
• Jarak antar lengkung rahang
- (Cukup/Kecil)
PENCETAKAN DIAGNOSTIK (PREELIMINARY)
• Bahan cetak (Elastisitas) : Elastis dan Non-elastis
• Non-elastis tidak digunakan : Keakuratan kurang baik
• Elastis, klasifikasi : Hidrokoloid (Agar & Alginat) & Elastomer sintetik
(Polisulfida, Silikon kondensasi, Polyvinyl siloxane, & Polieter)
• Pencetakan diagnostik (klinik)
Alginat → Pencetakan rahang pasien → Dibersihkan dengan air
mengalir → Disemprot disinfektan → Karena bersifat imbibisi air,
dimasukkan ke dalam kotak/plastik yang di bawahnya terdapat lap
lembab agar tidak memuai dan tidak menyerap air (recovery time 1
menit)
PENGECORAN GIPS BATU
• Gips diklasifikasikan menurut ADA (American Dental Association) No.
25 yaitu:
Tipe I : Impression Plaster
Tipe II : Model Plaster/Plaster of Paris
Tipe III : Dental Stone
Tipe IV : Dental Stone High Strength
Tipe V: High Strength, High Expansion Dental Stone
• Pengecoran dengan gips batu (Tipe 3) menjadi: model diagnostik,
model diagnostik wax up, dan model preparasi)
SHADE GUIDING MATCHING
• Penentuan warna sebelum preparasi lebih baik (klinik) → Mahkota
Sementara
• Cara shade guide matching :
- Memperhatikan warna email dan dentin
- Dicocokan dengan warna pabrik (Vita Classic Shade)
- Penentuan Hue, Chroma, dan Value
Hue : Kelompok warna yang berbeda
Chroma : Tingkat saturasi warna
Value : Kecerahan warna
DIAGNOSTIC WAX UP
Pembuatan diagnostic wax up merupakan salah satu prosedur
sebelum preparasi yang membantu dalam menentukan perencanaan
restorasi. Prosedur ini termasuk kedalam klinikal lab yang
menempatkan dan membentuk wax pada model kerja untuk
menentukan kondisi klinis yang diharapkan baik segi fungsi dan estetik.
Diagnositic wax up ini menyediakan contoh kondisi final yang
diharapkan dari restorasi kepada pasien secara 3D. Hal ini dapat
menambah kepercayaan pasien dan memudahkan komunikasi antara
pasien, dokter gigi, dan teknisi lab.
PREPARASI MAHKOTA
•  Balanced Preparation
“Ruangan di antara dinding-dinding mesial & distal dari preparasi
dengan gigi-gigi sebelahnya dibuat sama atau hampir sama lebarnya.
Panjang serviko-insisal dari preparasi sedikitnya harus dari ukuran
serviko-insisal yang terpanjang dari Mahkota Jaket. Pinggiran insisal
dari preparasi harus sejajar sisi dengan pinggiran insisal Mahkota Jaket.
Permukaan pinggir insisal dibuat tegak lurus terhadap jurusan daya
gigit dari gigi lawan. Bentuk singulum harus dipertahankan untuk
retensi dan pertahanan terhadap pelepasan. Semua sudut garis kecuali
pada pundak harus dibulatkan. Lebar pundak sedikitnya harus 0,5 mm.”
• Mahkota metal porselen merupakan suatu jenis restorasi yang tidak
konservatif karena memerlukan penggerindaan jaringan yang cukup
banyak terutama di bagian labial/bukal untuk memberikan ruangan
bagi bahan pelapis estetisnya.
• Pemilihan akhiran preparasi: Chamfer lebih konservatif daripada
Shoulder.
• Hindari preparasi yang meluas ke arah apical karena kontur gigi makin
ke servikal semakin kecil sehingga restorasi tidak akan terdukung oleh
jaringan gigi.
• Retensi yang paling baik adalah Friksi.
• ALAT-ALAT:
1. Round-ended rotary diamonds (regular grit for bulk reduction, fine grit for
finishing) or tungsten carbide burs
2. Football-or wheel-shaped diamond (for lingual reduction of anterior teeth)
3. Medium-grit long needle diamond (for proximal reduction of anterior teeth)
4. Flat-ended & chamfer, tapered diamond (for shoulder & chamfer margin
preparation)
5. Finishing stones
6. Explorer and periodontal probe
7. Off-angle hatchets
• TAHAPAN PREPARASI 3. Pengurangan lingual
1. Pengurangan mesial & distal Pengurangan sedalam 0,5-0,75 mm.
Pemotongan dimulai pada 4. Pengurangan labial
marginal ridge di incisal menuju ke Pengurangan sedalam 0,5-0,75 mm.
servikal. Pengurangan sampai Dibulatkan batas-batas keempat
papilla interdental. bidang: mesial, distal, labial, lingual.
Menghilangkan titik kontak (1-1,5 5. Pembentukan pundak
mm/2 mm). Mengerucut ke
oklusal (6-8⁰) untuk memudahkan Bagian servikal dikurangi lagi,
sehingga terbentuk suatu pundak
insersi
dan dinding aksial dari gigi
2. Pengurangan insisal dikerucutkan kearah insisal
Dikurangi sebanyak 1,5-2 mm. sebanyak 5-7⁰ berdiameter 0,3-0,5
Tegak lurus dengan garis daya dari mm
gigi lawan
PENCATATAN GIGITAN
Pencatatan gigit dilakukan dengan cara menuntun pasien menggigit
(oklusi sentrik) 2 lapis lempeng malam merah yang diantaranya diberi
selapis kain kasa sebagai penguat dan pembatas sehingga pada kedua
sisi lempeng malam tersebut tampak cetakan dari bidang oklusal gigi.
PENCETAKAN MODEL KERJA
• Tahap I, bahan cetak putty type diaduk
Sebelum proses pencetakan gigi dengan sesuai aturan pabrik dan diletakkan
cara mukokompresi dimulai, terlebih dahulu pada sendok cetak. Dimasukkan ke
dilakukan pembersihan menyeluruh pada dalam mulut pasien dan ditunggu
kavitas. Semua partikel kotoran dibersihkan sampai setting. Kemudian dikeluarkan
dengan semprotan udara dan air, lalu dari dalam mulut.
dikeringkan. Proses pencetakan dilakukan
dengan teknik mencetak double impression. • Tahap II, bahan cetak light body type
Tahap pencetakan dilakukan 2 kali dengan diaduk kemudian dituangkan di atas
menekan sendok cetak yang telah diberi hasil cetakan yang jenis putty type tadi.
bahan cetak pada gigi. Cetakan kavitas dan Lalu dicetakkan kembali ke dalam mulut
lengkung gigi dibuat dengan menggunakan pasien.
bahan cetak elastomer, sedangkan cetakan • Setelah bahan cetak setting, sendok
dari rahang antagonisnya dicetak dengan cetak dikeluarkan dari mulut dengan
alginat. hati-hati. Diperiksa keakuratan hasil
cetakan tersebut.
PEMBUATAN DIE
Hasil cetakan tadi kemudian dicor dengan gips kuning pada rahang
yang dipreparasi dan gips biru pada rahang antagonisnya, menjadi
model kerja dan die. Die adalah tiruan atau replika berupa model gips
dari gigi pasien yang telah selesai dipreparasi dan akan dilanjutkan
pada proses laboratorium.
PEMBUATAN MAHKOTA SEMENTARA
Gigi yang telah dipreparasi, terutama Perlindungan diadakan terus menerus
yang masih vital harus dilindungi diantara penyelesaian preparasi sampai
dengan suatu mahkota sementara mahkota atau jembatan dipasang

Fungsi mahkota sementara : Bahan Mahkota sementara


1. Melindungi gigi (pulpa) terhadap a. Guttapercha
rangsang mekanis suhu dan kimiawi b. Self Curing Acrylic
2. Mencegah terjadinya migrasi, c. Logam
ekstrusi
d. Plastic Crown Forms
3. Melindungi gusi di daerah servikal
terhadap iritasi
4. Memelihara estetika
Teknik DIRECT: (Sesudah preparasi) Teknik INDIRECT: (Sebelum preparasi)
1. Gigi dicetak putty elastomer 1. Sediakan model gigi yang belum
2. Preparasi dipreparasi (model diagnostik)
3. Gigi diulasi Vaseline, kemudian 2. Sediakan model gigi yang sudah
cetakan putty diisi bahan pembuat dipreparasi lalu oleskan Vaseline
mahkota sementara akrilik self cure pada gigi yang dipreparasi
4. Masukan kembali ke dalam mulut 3. Cetak model diagnostik dengan
pasien sendok cetak setengah rahang
dengan bahan alginat
5. Setelah akrilik setting, sendok cetak
dilepas, mahkota akrilik dikeluarkan 4. Aduk akrilik self cure lalu
dari mulut. Kelebihan akrilik tempatkan pada alginat.
dihilangkan 5. Cetak kembali ke model yang sudah
6. Semen mahkota sementara pada dipreparasi
gigi yang dipreparasi dengan semen 6. Rapikan dengan bur frasser kecil
sementara bulat untuk pengurangan bagian
dalam mahkota sementara
TRY IN
1. Try in coping logam 3. Try in porselen setelah glazing
Yang dinilai: Kontak proksimal, Dihaluskan dan dikilapkan agar
adaptasi & retensi, marginal plak tidak mudah menempel
fit/intergrity
2. Try in porselen sebelum
glazing
Yang dinilai: Kontak proksimal,
final rest position, adaptasi &
retensi, warna, bentuk, inklinasi,
ukuran, dan rotasi
INSERSI
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum sementing mahkota jaket
adalah sebagai berikut:
1. Kontak proksimal
Mahkota jaket harus berkotak dengan gigi sebelahnya menyerupai
gigi asli. Tidak boleh terbuka maupun kontak terlalu kuat.
2. Marginal integrity
Tepi servikal mahkota jaket harus memiliki adaptasi yang baik
terhadap akhiran preparasi. Mahkota jaket yang cembung akan
memudahkan terjadinya akumulasi plak
5. Karakterisasi dan pemolesan
3. Stabilitas Setelah semua tahapan di atas
dilalui, biasanya ada bagian-bagian
Sebuah restorasi mahkota jaket tertentu dari mahkota jaket yang
harus betul-betul fit terhadap menjadi kasar dan buram, untuk itu
keseluruhan preparasinya, tidak diperlukan pemolesan ulang hingga
boleh bergerak atau bahkan halus dan mengkilat.
berputar saat dipasangkan pada Hal ini bertujuan untuk
preparasi gigi. mencegah perlekatan plak atau
debris makanan ke permukaan
4. Oklusi restorasi yang dapat menimbulkan
Setelah mahkota jaket karies sekunder atau peradangan
dipasangkan dan marginal pada gingiva, serta untuk
integrity serta stabilitasnya baik, mendapatkan penampilan estetis
yang maksimal dari sebuah
dilakukan pemeriksaan oklusi. restorasi mahkota jaket.
KONTROL
Fase kontrol ini biasanya dilakukan dalam periode satu minggu
hingga 10 hari setelah insersi mahkota atau jembatan. Tujuan dari fase
kontrol ini adalah untuk memonitor fungsi dan kenyamanan gigi tiruan
cekat serta memastikan bahwa pasien mampu melakukan kontrol plak
dengan benar. Pada tahap ini tidak boleh ada tanda-tanda inflamasi
gusi, hasil tes perkusi dan tekan negatif, serta tidak ada keluhan
subyektif/nyeri pada gigi tersebut.
Dokter gigi harus memeriksa apakah ada sisa semen luting yang
tertinggal saat insersi, serta melakukan pemeriksaan ulang oklusi gigi
tiruan cekat untuk memastikan oklusi yang tepat sudah tercapai. Jika
diperlukan penyesuaian oklusal ulang bisanya hanya sedikit dan harus
dilakukan hingga didapatkan oklusi/kontak yang benar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai