4211101042
TUTORIAL 3 B
Learning Issue
1. Basic science?
2. Apa diagnosa pada kasus?
3. Apa rencana perawatan pada kasus (desain, bahan,
indikasi&kontraindikasi, kekurangan&kelebihan)
4. Bagaimana penatalaksanaan kasus tersebut?
5. Apa BHP dari kasus?
6. Komplikasi apa yang dapat terjadi pada kasus di sekenario?
7. Apa prognosis dari kasus?
8. Apa indikasi&kontraindikasi dari protesa lepasan?
9. Apa jenis gigi tiruan yang didengar OS dari mahasiswa UNJANI
serta apa indikasi nya?
Overview Case
Rencana Perawatan
(adhesif bridge)
Pola jembatan
Laboraturium • BHP
• Komplikasi pasca
Penatalaksanaan
perawatan adhesif
klinis bridge
Fungsi stomatognati
yang kembali pulih
ANATOMI dan HISTOLOGI
Mahkota
Fungsi :
Insisif : memotong makanan
Canine : menusuk
Molar : menghancurkan dan menggiling makanan
Jaringan Pendukung
Jaringan pendukung gigi
• Anatomi Jaringan Periodonsium Terdiri dari :
– Gingiva
– Lig.periodontal
– Sementum
– Tl. alveolar
Ginggiva
• Gingiva normal:
• Warna merah muda (coral pink), dipengaruhi oleh:
– Pasok vaskuler.
– Ketebalan dan derajat keratinisasi.
– Pigmen melanin.
• Ukuran tergantung banyaknya elemen sel dan interseluler serta pasok vaskularnya.
• Kontur dipengaruhi oleh:
– Bentuk dan susunan gigi dalam lengkung rahang margin.
– Lokasi dan besar area kontak proksimal interdental.
– Dimensi embrasur gigi interdental.
• Konsistensi kaku (firm) dan lenting (resilient).
• Tekstur permukaan:
– Gingiva cekat seperti kulit jeruk (stipling).
– Gingiva bebas licin.
Ligamen Periodontal
HISTOLOGI GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG
Anatomi Gigi dan Jar. Pendukung
Sementum
• Gigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas mempunyai kekuatan
yang sangat bagus bahkan dapat bertahan sampai bertahun-tahun
• logam dan emas tidak korosif dan tidak berkarat.
• bahan logam dan emas tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi asli.
• Biasanya diindikasikan pada gigi posterior dan kontraindikasinya adalah gigi
abutmen yang digunakan mempunyai ketebalan dentin yang kecil.
Gold Crowns
Keuntungan:
- metode simple karena struktur gigi yang dkurangin lebih minimal.
- Lebih tahan lama pada saat tekanan berat seperti menggigit dan mengunyah.
- Mudah menyesuaikan sesuai daerah di mana gigi dan mahkota memenuhi
- Sehat lingkungan untuk jaringan gusi
Kerugian:
- estetik kurang karena warna gigi tidak seperti gigi asli.
Gigi Tiruan Berdasarkan Bahan Yang
Digunakan
• Kombinasi (porselen dan metal)
Porcelain fuse to metal adalah jenis hibrida antara mahkota logam dan mahkota
porselen.
• dipilih untuk gigi depan tetapi tidak menutup kemungkinan juga digunakan pada
gigi posterior.
• Porcelen fuse to metal ini lebih kuat daripada all porselen bridge.
• penampilan yang sangat baik karena keestetik,
• kelemahan utama yang terkait dengan logam menyatu di dalamnya.
• Ketidaknyamanan-gigi mungkin sensitif setelah prosedur. Jika gigi dimahkotai
masih mengandung beberapa saraf, saraf yang akan sensitif terhadap panas dan
dingin.
• Ada beberapa kasus di mana permukaan mahkota menciptakan keausan pada
gigi antagonisnya. Hal ini kadang-kadang menjadi begitu menonjol sehingga tidak
dapat diawasi.
Bagian porselen bisa terkelupas mati dan logam yang mendasari dapat terlihat
sebagai garis gelap
Gigi Tiruan Berdasarkan Bahan Yang
Digunakan
In Ceram (keramik bridge)
Terbuat dari porselen alumina yang sangat tangguh.
• Memiliki estetika yang sangat baik dan cukup kuat
untuk dapat disemen dengan semen gigi tradisional.
SPINELL - untuk kasus anterior unit tunggal yang
memerlukan estetika unggul dan tembus.
ALUMINA - untuk posterior unit tunggal dan kasus
anterior, dan sampai restorasi 3-unit jembatan.
Zirkonia - untuk posterior unit tunggal dan kasus
anterior, dan sampai restorasi 5-unit jembatan.
Diagnosa
• Diagnosa pada pasien pada sekenario adalah
kelas I menurut klasifikasi PDI
• Kelas I pada sistem klasifikasi PDI sebagian:
Klas ini ditandai dengan keadaan yang ideal
atau sedikit buruk dari lokasi dan perluasan
daerah edentulous (yang dibatasi lengkung
rahang tunggal), kondisi gigi penyangga,
karakteristik oklusi dan kondisi residual ridge.
Indikasi & Kontra Indikasi Jembatan
Adhesif
Indikasi :
1. Merupakan jembatan pendek yg menggantikan satu sampai dua
gigi depan maupun belakang yg hilang
2. Gigi penyangga harus kokoh dan tidak goyah
3. Gigitan yang ringan atau terbuka (open bite) merupakan kasus
ideal untuk jembatan adhesif
4. Tidak terdapat kebiasaan buruk seperti bruxism
5. Gigi sandaran menyediakan struktur gigi yang cukup, tidak
terdapat kerusakan karena abrasi, karies yg luas, tdk terdapat
defek pd email, dan gigi sandaran dg restorasi proks yg dangkal
6. Pasien kooperatif
7. Pasien dg OH yg baik
Indikasi & Kontra Indikasi Jembatan
Adhesif
Kontra Indikasi :
1. Daerah tidak bergigi yg panjang > 2 gigi
2. Oklusi dan artikulasi yang tidak normal
3. Gigi sandaran dg kerusakan yang luas
4. Gigi sandaran yang tipis
5. Gigi penyangga tidak kokoh
6. Mahkota yang pendek & embrasur yang rapat
7. Pasien sensitif dg nikel at bahan dental yg digunakan
8. Tdk tersedia pelayanan lab yg memadai
Keuntungan
1. Bahan cetak double impression dengan tenik one stage/ phase (direct)
Putty (kotak) : aduk bahan putty, letakkan didasar sendok cetak yang tujuannya untuk menstabilkan kedudukan
sendok cetak didalam mulut, ambil perbandingan 1:1 rubber base : katalis lalu aduk hingga warna berubah
hijau, lalu letakkan pada dasar sendok cetak dan pada daerah yang telah dipreparasi harus dicekungkan untuk
menyediakan bahan yang kedua.
Aduk light body, setelah homogen, masukkan kedalam injeksi kemudian injeksikan ke gigi yang telah
dipreparasi pada mulut pasien, sisanya pada bagian yang dicekungkan tadi.
Kemudian cetakkan kedalam mulut pasien
Cor cetakan dengan hard stone.
Cara Kerja :
1. Pencetakan gigi yang telah dipreparasi dengan bahan rubber base (silicon).
2. Penentuan letak pin.
Tandai lebar masing-masing gigi.
Tusukkan jarum pentul pada posisi bukkal atau labial dan palatal atau lingual gigi yang telah dipreparasi dengan posisi tegak lurus, tandai
lebar gigi (bagian proximal).
3. Pengisian gips keras (sampai 12 linggir alveolar).
4. Penanaman pin (bentuk retensi 12 lingkaran).
Setelah gips keras, tanamkan pin. Posisi harus sejajar dengan jarum pentul.
Sisa gips dibuat bulatan-bulatan kecil
Gips mengeras, lepaskan jarum pentul dengan menggunakan bur bulat, buat lekukan setengah lingkaran.
Ambil wax merah (bulatkan), letakkan pada ujung pin.
Olesi permukaan gigi dengan vaselin menggunakan kuas kecil.
5. Boxing dan pembuatan basis
Dengan menggunalan base plate wax setelah cetakan di boxing.
6. Penggergajian
Buat pola : garis dengan pensil pada model di sisi mesial dan distal gigi yang diperbaiki
Gergaji sampai batas gips keras
7. Trimming die
Menggunakan bur bulat, trimming tepat di bawah servikal dengan kedalaman 1 mm.
Penatalaksanaan
Pembuatan Model/ pola malam mahkota/ bridge & pembuatan pontik:
Pembuatan pola malam (retainer dan pontik) diusahakan:
1. Kontak oklusal merata dengan gigi lawan
2. Pengurangan dimensi buko-palatal untuk mengurangi beban kunyah (long span bridge)
Pembuatan pontik : dengan jenis ridge lap pontik dengan bahan kombinasi metal keramik
(porselen fused to metal), lalu siapkan kontak bentuk garis antara logam dengan mukosa
labial/bukal berbentuk cembung atau lurus, sifatnya self cleansing
Cara kerja :
1. Oleskan permukaan preparasi pada die dengan air sabun, tunggu sampai kering.
2. Panaskan malam.
3. Gunakan lekron untuk mengukir mahkota atau bridge.
4. Pada bridge bentuk pola pontik sesuai dengan bentuk anatomis gigi yang digantikan.
5. Lepaskan pola malam dari dai, letakkan pada model kerja. Pada bridge, dengan
bantuan sonde, sambungkan pontik dengan gigi penyangga.
6. Periksa hubungan dengan gigi tetangga, pola malam harus mencapai kontak yang baik.
7. Jika pola malam berkontak berlebihan maka untuk koreksinya taburkan bedak.
Penatalaksanaan
Prossesing Mahkota dan Bridge
1. Penanaman dalam Kuvet (Flasking)
Cara kerja :
Model malam atau die ditanamkan di tengah kuvet bawah yang telah diisi gips putih dengan bagian labial menghadap ke atas.
Permukaan gips dihaluskan.
Permukaan gips dan model malam diolesi vaselin sebagai separating medium.
Olesi model malam dengan gips menggunakan kuas, tunggu keras.
Pasang kuvet atas dan isi dengan gips, dipres agar tidak lepas.
2. Mengeluarkan malam (Wax Elimination)
Cara kerja :
Kuvet direbus utnuk mengeluarkan malam atau kuvet yang dipres dan gips sudah mengeras, dibuka lalu wax dihilangkan dengan mengalirkanair panas.
Setelah kuvet dibuka, wax harus sudah tidak ada lagi dalam permukaan gips.
Dinginkan permukaan kuvet.
3. Pengisian aklirik (Packing)
Ruangan cetakan model malam (mould) dan sekitarnya diolesi Could Mould Seal (CMS) tunggu kering.
Pengisian aklirik yang sudah diaduk, sambil mengetok kuvet.
Tutup bagian atas aklirik dengan selopan atau plastic, tutup dengan kuvet atas, press lalu buka dan potong kelebihan aklirik dengan pisau model.
Pasang dan tutup kuvet atas lalu press.
4. Pengisian akrilik (Prossesing)
Kuvet dalam keadaan dipress dimasukkan ke dalam wadah perebusan
Polimerisasi dengan cara direbus ±1 jam
5. Membuka kuvet (Deflasking)
Keluarkan model (dai) dengan tang potong gips atau gergaji kecil.
Gips yang masih melekat dibersihkan dengan brush.
6. Finishing
Membersihkan sisa aklirik dengan bur protesha (cardide bur, disc bur) dan kertas pasir.
7. Polishing
Menghaluskan, melicinkan, dan mengkilatkan mahkota (stone bur, rubbercup, wool bur dengan bubuk pumis)
Penatalaksanaan
Tahap X:
Pemasangan / insersi dan penyemenan
1. Try in bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan bentuk), kontak proksimal antara
tepi mahkota jaket dengan gigi sebelahnya dan tidak boleh menekan gingiva serta pemeriksaan kontak oklusal
dan kontak marginal.
2. Penyemenan Bridge
a. Mahkota bridge dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan , gigi yang akan dipasangi mahkota bridge juga
dikeringkan
b. Menggunakan zinc phospat cement, cara mengaduk ZnPO4 :
Letakkan powder dan liquid pada glass plate 1:1
Aduk sengan semen spatel, powder mencapai liquid sedikit demi sedikit hingga homogen
Siap masuk ke dalam crown apabila semen ditarik sudah terbentuk benang dan tidak putus
Semenkan ada gigi penyangga dengan ditekankan dan pasien disuruh menggigit kapas
Setelah semen mengeras bersihkan sisa semen
Periksa oklusi sebelum pasien pulang
Operator perlu memberi tahu cara membersihkan jembatan tersebut.
3. Instruksi untuk memeliharaan gigi tiruan jembatan yang telah dipasangkan :
Penyikatan yang baik ( tekanan ringan dan sikat yang lunak)
Pemakaian dental floss, oral irigating & alat pembersih lainnya yangberfungsi untuk membersihkan daerah yang sukar
terlihat (daerah interdetal/ dasar pontik)
Penatalaksanaan
Tahap XI :
Kontrol dilakukan jika terjadi kesalahan atau
kegagalan dalam pembuatan bridge
Kegagalan yang mungkin terjadi :
Kegagalan sementasi
Jemabatn patah secara mekanikal
Iritasi dan resesi gingiva
Kelainan jaringan periodontal
Karies
Nekrosis pulpa
Komunikasi Efektif
Komunikasi dokter – pasien -------------------- > komunikasi terapeutik
Merupakan transaksi untuk menentukan terapi yang paling tepat terhadap
penderita dan sebagai transaksi berarti mengandung kegiatan komunikasi
antara dokter-pasien
KONTRAINDIKASI :
Kontra indikasi GTL antara lain:
1. Pasien yang tidak kooperatif
2. Pasien dengan usia lanjut, harus
mempertimbangkan sifat dan kondisi pasien
tersebut
3. Adanya penyakit sistemik yang diderita pasien
4. OH yang buruk
5. Riwayat alergi bahan