UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
PASAK
Pasak merupakan suatu fondasi yang dimasukkan ke dalam saluran akar untuk
meningkatkan retensi mahkota dan meneruskan tekanan yang diterima gigi secara
merata ke saluran akar. Daya retensi pasak dipengaruhi oleh panjang, diameter,
bentuk dan konfigurasi permukaan pasak. Pasak digunakan pada gigi yang telah
dirawat endodontik, dimana struktur mahkota gigi yang tersisa kurang dari setengah
atau hanya struktur akarnya saja yang tersisa, dan diperkirakan akan menerima beban
yang besar.
Klasifikasi
gigi intraradikular
negatif saluran akar yang telah dipreparasi. Bahan yang digunakan pada
pasak tipe ini seperti aloy emas tipe II dan III, dan fiber polyethilene
reinforced composite.
Indikasi :
Gigi dengan saluran akar yang bentuknya tidak bulat (elips) atau
sangat taper
Gigi dengan flared canal (lebar)
Sisa mahkota gigi <25 %
alloys)
Indikasi
Sisa jaringan cukup banyak (25-75%)
Saluran akar sempit dan berbentuk bulat
Finish line dari preparasi mahkota terletak pada struktur gigi yang
intact dan di bawah dari dowel crown margin.
CORE / INTI
Core terdiri dari bahan restoratif yang ditempatkan di daerah koronal gigi setelah
yang rusak, patah dan mempertahankan mahkota akhir. Jika struktur gigi koronal
yang tersisa cukup untuk memberikan retensi pada core, maka pasak tidak diperlukan.
Struktur gigi yang tersisa juga dapat diubah untuk menambah retensi inti atau
memberikan retensi post core terhadap rotasi saat berfungsi. Pin, groove dan kanal
Karakteristik fisik core yang ideal yakni memiliki kekuatan kompresif atau tekan
yang tinggi, dimensi yang stabil, mudah dimanipulasi, memiliki setting time pendek,
1. Resin based composite. Bahan ini memiliki kelebihan dalam estetik sehingga
digunakan untuk gigi anterior. Bahan ini juga memiliki karakteristik kekuatan
(kekuatan tinggi dan kelarutan yang rendah), dapat digunakan sebagai bahan
untuk post-core atau core saja. Kekurangan bahan ini adalah toksisitas
merkuri.
kekuatan tinggi dan daya larut yang rendah. Kekurangannya baik amalgam
atau cast gold sama-sama tidak estetik, sehingga tidak dianjurkan untuk gigi
anterior.
4. GIC. Bahan ini memiliki kekuatan tensile dan kompresive yang lemah, serta
rentan patah jika digunakan sebagai core. GIC juga memiliki modulus
elastisitas yang rendah serta daya larut yang tinggi. Sehingga GIC sebagai
Pasak terbuat dari karbon atau serat silica yang diselubungi oleh polimer resin.
FRP/FRC memiliki kekuatan mekanikal tinggi dan modulus elastisitas yang hampir
sama dengan dentin sehingga dapat mengurangi terjadinya fraktut dan tekanan dapat
Pasak FRC dibuat sendiri oleh operator dengan anyaman pita fiber berupa polietilen
fiber dan komposit flowable yang dimasukkan ke dalam saluran pasak. Pasak FRC
fabricated dapat menyesuaikan dengan bentuk saluran pasak. Pasak dapat berikat
dengan dentin karena mekanisme adhesif dari semen resin kemudian dilakukan build-
Kelebihan :
-Bersifat estetis
-Atraumatik
-Sangat retentif
-Resistance fatigue yang lebih baik dibandingkan pasak stainless steel, titanium dan
porselen
bonding
-Bentuk dan ukuran bervariasi dengan empat bentuk dasar, yaitu 2 stage, tapered,
Kekurangan :
-Memilik radioopasitas yang kurang sehingga sulit untuk dievaluasi secara radiografis
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Subjektif
Pemeriksaan subjektif terdiri dari keluhan utama dan penyakit saat ini. Keluhan
utama adalah symprom subjektif atau masalah yang diutarakan pasien dengan kata-
katanya sendiri yang berhubungan dengan kondisi yang membuat pasien pergi ke
dokter. Keluhan utama harus dicatat dalam istilah yang digunakan pasien dan juga
harus dicatat apabila pasien tidak memiliki keluhan utama atau tidak menyadari
stimulus, obat yang sudah pernah dipakai dan pengaruh obat tersebut terhadap rasa
sakit pasien. Pasien dengan keluhan subjektif lanjutkan dengan pemeriksaan objektif
b. Diagnosis Tentatif
memperkirakan masalah pasien dan jenis perawatan yang akan dilakukan (urgensy).
c. Pemeriksaan Objektif
pemeriksaan jaringan ekstra dan intra oral dengan ada atau tidaknya kondisi
patologis.
kemerahan, bekas luka ekstra oral atau sinus tract, pembengkakka lymph
- Tes klinikal :
mulut yang diletakkan paralel dengan aksis gigi. Hasil (+) tajam
g.) Tes kavitas, pada gigi nekrosis jika dilakukan tes lainnya juga
pada dentin) tanpa anastesi dan gunakan bur yang tajam. Pada
gigi vital, tes kavitas pada permukaan email atau restorasi akan
menyebabkan sensasi rasa sakit yang tajam. Bila gigi tidak juga
sakit, maka prosedur pembukaan atap pulpa sudah dimulai
h.) Tes thermal dingin, jika tidak ada sensasi maka telah terjadi
nekrotik pulpa.
i.) Tes thermal panas, jika tidak ada respon (bersama-sama hasil tes
d. Pemeriksaan Penunjang
mencapai pulpa dan tidak terdapat kelainan periapikal. Radiografis juga dapat
nekrosis pulpa dengan indikasi perawatan saluran akar dan dilanjutkan dengan
Prosedur
Asepsis alat, bahan dan daerah kerja perlu dilakukan sebelum memulai
perawatan, hal ini diperlukan untuk menjaga agar alat-alat dan bahan tidak
Asepsis dari daerah kerja adalah dengan melakukan pembersihan gigi yang akan
dikerjakan dan gigi tetangganya dari segala macam kotoran. Penggunaan rubber dam
adalah yang paling ideal dalam menjaga keasepsisan daerah kerja. Hal ini disebabkan
karena dengan menggunakan ruber dam dapat mencegah masuknya alat atau bahan
yang dgunakan ke dalam tenggorokan serta dapat memproteksi jaringan lunak dalam
Persiapan saluran akar yang baik dapat memberikan retensi dan resistensi yang
baik pada restorasi mahkota pasak. Persiapan saluran akar dimulai dari penentuan
kedalaman pasak serta pengangkatan gutta percha dari saluran akar yang sudah
dilakukan perawatan saluran akar pada gigi yang akan menggunakan restorasi pasak.
. Penentuan panjang pasak yang ideal adalah harus sama panjang dengan
panjang crown atau dua pertiga panjang akar, atau lebih besar. Disarankan
struktur gigi asli, serta mengurangi kemungkinan perforasi. Lebih besar dari
pengangkatan gutta percha sebanyak 2/3 bagian koronal akar saluran akar,
sehingga panjang sisa akar bagian apeks yang terisi gutta percha tetap
pada alat tersebut sampai isi saluran akar hanya tersisa di apeks
akar.
b) Pesso reamer
Alat ini digunakan untuk mengeluarkan gutta percha dengan cara
c) Bahan organik.
kehendaki.
saluran akar untuk tempat pasak dengan menjaga kesterilan dari alat dan
Untuk mendapatkan ruang yang cukup bagi tempat pasak yang akan dipasang
maka perlu dilakukan peleburan dan pembentukan saluran akar dengan menggunakan
instrumen intra kanal. Diameter pasak pengaruhnya lebih sedikit dalam menciptakan
retensi di bandingkan kedalaman pasak yang tertanam, oleh sebab itu pelebaran
saluran akar tidak boleh terlalu besar sampai ke jaringan dentin sekitarnya, terutama
pada bagian apikal. Sebagai patokan diameter pasak adalah tidak melebihi 1/3 dari
2. Masukkan bur tangan yang berdiameter 1,15 mm dengan gerakan memutar searah
jarum jam yang digunakan untuk melebarkan saluran akar. Preparasi dikerjakan
sampai sejauh 10 mm dari tepi gingiva aproksimal dari mahkotanya dan bisa dibuat
lebih panjang asalkan masih tersisa gutta percha pengisian saluran akar sepanjang 5
mm. Setelah itu dilanjutkan oleh bur yang ukurannya lebih besar yaitu 1,25 mm yang
dipakai sampai mencapai panjang saluran akar yang sama tersebut. Jika instrumen
telah terasa seesak di apek berarti saluran akar tidak perlu dilebarkan lagi. Jika bur
terasa longgar, pakailah bur dengan ukuran yang lebih besar yaitu 1,35 mm atau
bahkan 1,55.
3. Ukuran preparasi bergantung dari ukuran asli saluran akar dari akarnya. Dalam
tindakan preparasi diharapkan saluran akar dapat menjadi bentuk kerucut sehingga
akar dilakukan menggunakan bur khusus yang disediakan oleh pabrik bersama-sama
dengan pasak buatan pabrik sehingga ukuran dan bentuk saluran akar yang dihasilkan
Efek ferule didefinisikan sebagai vertical band dari struktur gigi pada aspek
gingival dari suatu preparasi mahkota gigi. Efek ini digunakan pada preparasi pasak
dalam bentuk kontrabevel melingkari gigi. Preparasi ferule ini menguatkan aspek
koronal dari preparasi pasak, menghasilkan suatu dudukan okluasl, dan bertindak
sebagai bentuk antirotasi. Efek ferule menambah retensi tetapi lebih utama untuk
menyediakan resistensi pada gigi. Preparasi ferule dengan tinggi 1 mm menunjukkan
resistensi yang lebih baik daripada gigi yang direstorasi pasak tanpa menggunakan
sistem ferule.
Fitur anti rotasi diperlukan untuk semua restorasi post dan core. Fitur ini berupa
pembuatan pin atau kuncian pada struktur bagian mahkota gigi. Fitur ini berfungsi
Pada pasak buatan sendiri sebelum melakukan pencetakan maka pada saluran
akar perlu dilakukan tindakan menghilangkan daerah gerong agar bahan cetak dapat
internal. Ujung saluran akar harus kecil dan reamer harus dioperasikam dengan
Gerong yang terdapat pada dinding saluran dapat dihilangkan dan saluran
berikut.
sangat tajam dapat digunakan untuk mencukur dentin dan mengeluarkan fragmen
Pasak buatan pabrik tidak dilakukan pencetakan saluran akar. Hal ini disebabkan
karena pada pasak buatan pabrik dibentuk dengan pasak siap pakai yang disesuaikan
dengan ukuran saluran akar yang telah dipreparasi dan tersedia dalam bentuk dan
Pasak buatan sendiri dilakukan pencetakan saluran akar yang dapat dilakukan
a. Metode Langsung
1. Pilih sprue runcing dan harus longgar bila dimasukkan pada saluran akar
4. Panaskan ujung sprue runcing pada bunsen, tahan dengan ujung jari. Hal
ini menjaga agar tidak terlalu panas, sehingga tidak melukai mulut
pasien.
dinding-dinding preparasi.
Pada metode tidak langsung pembuatan pola pasak inti dilakukan dengan
memodelir bahan pola diluar mulut melalui model kerja, yang sebelumnya
adhesif) dan juga bahan cetak dimasukkan kedalam saluran akar dengan
gerakan memompa (pumping action) agar semua bahan cetak yang telah
masuk kedalam saluran akar dapat mengalir dengan baik kedalam saluran
akar. Batang kawat ini berfungsi sebagai pemegang bahan cetak yang ada pada
saluran akar dan juga memudahkan pengeluaran bahan cetak dari saluran akar
agar bahan cetak terssebut tidak patah pada saat dikeluarkan. Pada ujung
kawat yang berbeda bagian koronal saluran akar dibuat retensi dengan
preparasi struktur mahkota dan core menggunakan bur hingga halus dan telah
ringan
b) Jika penempatan tidak tepat, kurangi dengan udara dan masukan kembali
menghilangkan retensi
h) Sama halnya seperti veneer porcelain, warna atau corak dari protesa harus
dilakukan penilaian melalui try in, penggunaan pasta yang tidak larut dalam
i) Penyesuaian dapat diperoleh dengan memilih resin yang lebih gelap atau
lebih terang
protesa.
Kontrol pertama setelah satu minggu pasca restorasi resin komposit. Dilakukan
ada keluhan sakit. Hasil pemeriksaan objektif, tumpatan dalam keadaan baik, perkusi
dan palpasi negatif, gingiva normal, tidak terdapat perubahan warna tumpatan,
hubungan tepi baik. Pada gambar radiograf terlihat pasar fiber reinforce composite
dan restorasi resin komposit terlihat baik, tidak ada lesi periapikal.
Sementasi Luting
sealing antara permukaan gigi dan pasak. Bahan luting yang umum digunakan adalah
1. Biokompatibel
4. Sifat mekanik baik terutama untuk semen luting permanen, memiliki kekuatan
7. Estetis baik(translusen)
pada permukaan yang tidak teratur. Adhesi kimia adalah berdasarkan ikatan kovalen
dan ionik yang menghasilkan perlekatan adhesif yang kuat. Afhesi interdiffusi adalah
permukaan lainnya,
butuh perawatan ulang Tapi kerugiannya adalah memiliki perlekatan yang kurang
baik terhadap struktur gigi, mengiritasi pulpa, dan tidak memiliki sifat antikariogenik.
memiliki kemampuan untuk berikatan dengan pasak berbahan resin based, memiliki
modulus elastisitas yang mendekati dentin sehingga baik untuk mendukung dinding
Kerugian resin sebagai agen luting : bersifat sensitif karna waktu kerjanya yang
pendek. Selain itu dibutuhkan kelembapan yang optimal untuk mendapatkan adhesi
dan polimerisasi yang optimal, dimana hal ini akan sulit didapatkan pada sementasi
GIC telah digunakan sebagai bahan sementasi pada pasak metal. Keuntungannya
adalah mudah digunakan, memiliki perlekatan yang baik dengan struktur gigi, serta
Chandra, B.S. dan V. G. Krishna. 2010. Grossman’s Endodontic Practice 12th ed.
India: Wolters Kluwer Health
Hargreaves, K.M. 2016. Cohen’s Pathway of The Pulp 11th ed. California: Elsevier