Anda di halaman 1dari 103

SKENARIO 7

IKGK 3
KELOMPOK 3
Jabaran Skenario
Pasien perempuan 40 tahun datang ke RSKGM untuk melanjutkan perawatan. Pasien
mengaku pernah dirawat saluran akar beberapa kali kunjungan pada gigi depan atas
sebulan yang lalu. Gigi tersebut tidak ada keluhan, tetapi pasien ingin perawatannya
dituntaskan. Pada pemeriksaan intra oral OH baik, oklusi normal. Pemeriksaan klinis
gigi 11 dan 21 ada tambalan sementara yang intak.
Rumusan Masalah 4. Restorasi pasca perawatan saluran
akar gigi anterior
1. Evaluasi pengisian saluran akar gigi anterior a. Jenis
a. Subjektif b. Indikasi & kontraindikasi
b. Objektif c. Prinsip preparasi
c. Penunjang d. Cara pemasangan
1. Faktor-faktor dalam pemilihan dan pemasangan 5. Penyakit periodontal dan pengaruh
pasak saluran akar gigi anterior pada pertimbangan restorasi pasca
a. Sisa jaringan endodontik
b. Rasio mahkota akar 6. Jawaban Skenario
c. Ketebalan dinding saluran akar
1. Pasak saluran akar gigi anterior
a. Klasifikasi
b. Jenis
c. Cara pemasangan
01
Evaluasi pengisian
saluran akar gigi
anterior
Evaluasi
Subjektif:

● Pasien telah dirawat untuk saluran akar pada beberapa kunjungan ke


gigi depan atas nya
● Gigi tidak ada keluhan
● Pasien ingin perawatan dituntaskan

Objektif:

● Intraoral yang baik


● Oral Hygiene baik
● Oklusi normal
● Tambalan sementara gigi 11 dan 21 masih utuh → indikasi adanya
karies sekunder
Evaluasi
Penunjang

Kriteria evaluasi radiografi setelah tahap obturasi :

1. Radiolusensi → void pada material obturasi dan dinding dentin menunjukkan obturasi yang tidak lengkap atau tidak merata
2. Densitas → masa obturasi harus memiliki densitas yang seragam antara aspek koronal sampai dengan aspek apikal. Daerah
koronal umumnya lebih radiopak daripada daerah apikal karena ketebalan yang lebih besar dari massa obturasi di daerah ini.
Margin dari gutta percha harus terlihat jelas sehingga menunjukkan adaptasi yang dekat dengan root canal system.
3. Panjang → materi harus meluas sampai panjang kerja yang sudah di disiapkan (dipreparasi sebelumnya). Untuk gigi posterior,
panjang gutta percha dan material obturasi dimulai dari 1 mm dari apeks sampai dengan apikal terhadap orifices (1 mm di bawah
orifices). Untuk gigi anterior, panjang gutta percha dan material obturasi dimulai dari 1 mm dari apeks sampai dengan margin
gingiva dari gigi anterior.
4. Taper → gutta percha harus mencerminkan root canal system. Kelancipannya tidak harus dibuat seragam namun harus konsisten.
Evaluasi
1. Radiolusensi → tidak terlihat
adanya void
2. Densitas → baik
3. Panjang → baik
4. Taper → baik
02
Faktor dalam
pemilihan pasak
saluran akar
Pertimbangan Anatomis, Biologis, dan Mekanis
Dalam Restorasi Gigi Dalam Perawatan Endodontik
gigi yang dirawat secara endodontik dikaitkan dengan tantangan struktural dan fungsional yang
unik. Ini termasuk yang berikut:

○ Peran moisture loss dan dentin


○ Perubahan kekuatan yang disebabkan oleh perubahan bentuk pada morfologi gigi
○ Konsep biomekanik struktur gigi saat di bawah tekanan
○ Biological width
○ Melindungi jaringan koronal gigi yang tersisa— menciptakan ferrule
Moisture Loss
● Pada tahun 1991, Huang et al. membuktikan bahwa baik perawatan endodontik maupun
dehidrasi tidak menyebabkan degradasi sifat fisik atau mekanik dentin.
● Sedgley dan Messer juga membuktikan bahwa tingkat kekerasan gigi vital dan nonvital
sebanding. Dehidrasi dentin dan degradasi kolagen tidak lagi dianggap sebagai penyebab gigi
yang dirawat secara endodontik yang memerlukan prosedur restoratif khusus.

Architectural Changes
● Penurunan kekuatan gigi yang dirawat secara endodontik karena
perubahan struktur koronal
● Persiapan kavitas mesio-oklusal-distal (MOD) mengurangi kekakuan
gigi lebih dari 60%, dengan hilangnya ridge marginal berkontribusi
pada hilangnya kekuatan gigi terbesar.
● Hilangnya struktur gigi akibat kombinasi karies gigi, trauma, prosedur
restorasi sebelumnya, dan preparasi kavitas akses endodontik
berkontribusi pada penurunan integritas struktural gigi
Biomechanical Behavior
● Biomechanical Behavior dari gigi yang dirawat secara endodontik terbukti secara fungsional
berbeda dengan gigi vital.
● Penelitian menunjukkan bahwa gigi memiliki mekanisme umpan balik proprioseptif yang
hilang saat pulpa diangkat. Kehilangan ini dapat menyebabkan gigi yang dirawat secara
endodontik mengalami beban yang lebih besar daripada gigi vital normal dan pada akhirnya
menyebabkan kegagalan.

Biological Width
● Merupakan gabungan dimensi vertikal dari junctional epithelium
dan jaringan ikat supra-alveolar
● Diperlukan ruang antara margin restorasi dan puncak tulang
untuk memiliki alat perlekatan gingiva yang sehat.
● Gargiulo menemukan bahwa dimensi perlekatan berkisar dari
1,77 hingga 2,43 mm sehingga harus ada jarak minimum absolut
2,5 mm antara margin restorasi dan puncak tulang
Crown Ferrule
● Ferrule didefinisikan sebagai band dari material ekstrakoronal pada margin servikal dari dari
preparasi mahkota gigi dan memberikan bentuk resistensi pada gigi.
● Fungsi sebagai penahan mahkota terhadap sisa jaringan supragingiva gigi, mengurangi
kemungkinan fraktur, dan meningkatkan prognosis perawatan
Rasio Mahkota Akar
● Untuk menentukan panjang post → panjang post yang baik
akan memberikan retensi dan tekanan yang lebih baik
● Beberapa studi menyatakan bahwa mempertahankan 4-6 mm
gutta-percha apikal untuk mempertahankan apical seal
● Panjang post harus sama dengan panjang mahkota atau ⅔
panjang akar
● Pada gigi dengan akar pendek (seperti gigi molar) → gunakan
post yang lebih panjang atau untuk mempertahankan apical
seal dan menggunakan parallel-sided cemented post

Grossman’s Endodontic Practice - B. Suresh Chandra, V. Gopikrishna - 13th Edition (2014)


Grossman’s Endodontic Practice - B. Suresh Chandra, V. Gopikrishna - 13th Edition (2014)
Grossman’s Endodontic Practice - B. Suresh Chandra, V. Gopikrishna - 13th Edition (2014)
Ketebalan Dinding ●
Saluran Akar Ketebalan dari dentin yang tersisa
berpengaruh terhadap ketahanan fraktur
pada akar
● Pada beberapa kasus → struktur yang
lebih tebal (1,8 mm) lebih mudah
fraktur daripada struktur yang lebih
tipis (1,3 mm)
● Saluran akar harus diperbesar hanya
sampai post dapat fit

Grossman’s Endodontic Practice. 13th Ed.


● Kriteria pemilihan lebar post :
- Menjaga struktur gigi
- Mengurangi perforasi
- Membiarkan gigi yang direstorasi untuk mempertahankan tekanan/gaya
● Gigi yang direstorasi dengan diameter post yang lebih lebar menyediakan
resistensi fraktur yaang lebih kecil karena penurunan kelebaran dentin tersisa

Grossman’s Endodontic Practice. 13th Ed.


● Kategori diameter post :
a. Conservationist → preparasi minimal saluran dan
mempertahankan residual dentin, pembatasan diameter post agar
mempertahankan struktur gigi
b. Preservationist → post harus minimum sekitar 1 mm dari sound
dentin
c. Proportionist → lebar post tidak boleh melebihi lebar akar
Grossman’s Endodontic Practice. 13th Ed.
● Konfigurasi kanal → membantu dalam membuat pilihan antara
custom-designed post dan prefabricated post
● Jika post yang dipilih sesuai dengan ukuran saluran akar →
pilihan yang lebih konservatif karena lebih sedikit dentin yang
terbuang sehingga meningkatkan ketahanan gigi dan retensi post
● Jika saluran memerlukan preparasi yang ekstensif → well-adapted
post and core restoration akan lebih tahan dibandingkan
prefabricated post yang tidak sesuai dengan bentuk saluran (tingkat
keberhasilan 90%)
● Tapered custom cast post → hanya direkomendasikan untuk kanal
dengan anatomi irreguler

Grossman’s Endodontic Practice. 13th Ed.


03
Pasak Saluran
Akar
● Tujuan pasak : retain a core yang diperlukan karena kehilangan luas struktur gigi.
○ Hindari penggunaan jika fitur anatomis lain masih bisa retain.
● Molar mungkin tidak perlu karena core biasanya bisa di-retain kamar pulpa & saluran akar.
Jika perlu:
○ M RB: di kanal distal
○ M RA: di kanal palatal
● Jarang perlu multiple posts
● Gigi anterior dengan kehilangan struktur koronal luas perlu post karena kamar pulpa &
kanal tunggal tidak adekuat untuk retain core.
● Premolar butuh penilaian klinis. Sisa struktur dentin akan menentukan apakah ada indikasi.

American Association of Endodontics. Restoration of Endodontically Treated Teeth: The Endodontist’s Perspective, Part 1.
Klasifikasi
dan Jenis
Grossman Classification of
Endodontic Posts
A. Berdasarkan Bentuk
● Parallel
● Tapered
● Parallel and tapered

B. Berdasarkan Karakteristik Permukaan


● Active
● Passive

C. Berdasarkan Metode Fabrikasi


● Custom-cast post and cores
● Prefabricated post and cores
○ Metal post and core
○ Zirconia post and core
○ Fiber reinforced composite post and cores
Berdasarkan
Bentuk 3. Parallel and tapered combination
1. Parallel Paralel sepanjang kerja kecuali bagian paling apikalnya
Meningkatkan retensi & menghasilkan uniform stress tapered.
distribution sepanjang post. - Design koronal paralel → memberikan retensi
● Parallel-sided serrated and vented posts - Design apikal tapered → preservasi dentin di
● Parallel-sided threaded posts apikal saluran akar.
● Parallel-sided threaded split shank posts
Catatan Klinis
2. Tapered ● Parallel posts secara klinis direkomendasikan
Sesuai bentuk alami akar & konfigurasi kanal → karena stress distribution & retensi lebih baik
preservasi optimal struktur gigi pada apex-post. Namun ● Tapered yang direkomendasi secara klinis hanya
menghasilkan wedging effect, stress concentration di custom-cast post & core system
koronal akar, dan retentive strength lebih rendah.
● Tapered smooth-sided posts
● Tapered self-threading posts
Berdasarkan
Karakteristik Permukaan
● Retensi tertinggi → threaded post, diikuti oleh
serrated post
1. Active post : secara mekanis mengikat dentin ○ Threaded post retensinya baik karena
dengan threads. mengikat dentin tetapi dapat
2. Passive post : retensinya bergantung pada menimbulkan stress yang tidak
semen dan adaptasinya pada dinding kanal. diinginkan pada akar
● Retensi terkecil pada pasak dengan permukaan
Catatan Klinis halus (smooth surface post)
● Parallel-sided, serrated, dan vented post
● Active post memiliki retensi yang baik tetapi memiliki stress paling sedikit
tidak direkomendasikan karena menurunkan ● Threaded tapered screw post memberikan
ketahanan fraktur akar lebih banyak tekanan dan paling tidak
● Rekomendasi → Passive cemented post direkomendasikan
Berdasarkan Metode Fabrikasi
Custom-Cast Post and Core

Kelebihan Kekurangan

● Dapat custom sesuai dengan konfigurasi akar ● Memerlukan lebih dari 1 appointment dan biaya
● Dapat beradaptasi dengan kanal dan orifis yang tambahan laboratorium
besar dan irregular ● Kurang retentif dibandingkan parallel
● Dibuat secara efisien ketika multiple teeth prefabrikasi post
membutuhkan pasak ● Korosi dapat terjadi karena proses pengecoran
● Kuat ketika post and core membentuk single atau karena penggunaan dissimilar alloys
unit tanpa interface diantaranya ● Ada resiko kesalahan casting
● Memiliki dokumentasi yang cukup untuk
mendukung keefektifannya
Berdasarkan Metode Fabrikasi
Teknik Fabrikasi Custom-Cast Post and Core

Direct Technique Indirect Technique

● prosedur chair-side dimana pembuatan pola ● Dibuat dari preparasi post core
resin atau wax pada gigi yang disiapkan ● resin atau wax pattern dibuat pada cetakan
dilakukan pada mulut pasien dental stone
● Beberapa bentuk plastic dowel atau thin metal ● Lalu diinvestasikan dan dicetak membentuk
post digunakan sebagai central reinforcement indirect custom-cast post and core
disekitar resin atau wax pattern
● Kemudian post and core pattern diinvestasikan
dan dicetak untuk membentuk direct custom-
cast post and core
Berdasarkan Metode Fabrikasi
Prefabricated Post Systems
Metal Post

● Post dibuat dari paduan logam


○ Paling umum yang digunakan nickel chromium alloy,
stainless steel dan titanium alloy
● Metal post aktif tidak dianjurkan karena predileksinya
menyebabkan fraktur akar
● Passive metal post yang meruncing memiliki retensi minimal
tetapi memungkinkan pengangkatan minimal dari dentin
radikuler
● Metal post yang umum dianjurkan adalah passive and parallel
● Kegagalan metal post : pelonggaran pasak
Berdasarkan Metode Fabrikasi
Prefabricated Post Systems
Ceramic Post

● Estetika dan biological properties yang baik


● Alternatif metal post
● Kekuatan lentur yang rendah dibandingkan logam
● Sering mengalami kegagalan dalam high-stress situation
● Sistem post ini tidak disarankan karena :
○ Ceramic post lebih rigid daripada parallel-sided stainless steel post
○ Kegagalan paling umum : pasak patah (sulit melepas/mengangkat ceramic post yang
fraktur)
Berdasarkan Metode Fabrikasi
Prefabricated Post Systems

Glass-Fiber Reinforced Epoxy Resin Komposit

● Sistem prefabrikasi yang paling umum digunakan dalam praktik klinis


● Penambahan fiber dapat meningkatkan sifat mekanis → strength, fracture toughness, stiffness,
fatigue resistance
● Fibers atau serat dapat terdiri dari kaca atau karbon
● Serat terdiri dari kaca atau karbon (tidak lagi direkomendasikan)
● Glass fiber posts estetik dan dapat terbuat dari : electric glass (e-g;ass), high-strength glass (s-
glass), quartz fiber, cylindrical, cylindrical-conical, conical
Berdasarkan Metode Fabrikasi
Prefabricated Post Systems
Glass-Fiber Reinforced Epoxy Resin Komposit

● Alasan glass fiber post populer :


○ Post,core dan semen berbahan dasar resin dan merupakan ensemble yang homogen
○ Distribusi stres lebih homogen daripada metallic post sistem yang lain
○ Performa biomekanik lebih baik dengan beban fraktur yang lebih besar
○ Mode kegagalan memungkinkan repair dan restorasi
○ Estetika yang baik jika dibandingkan dengan sistem pasak lainnya
○ Adhesi yang baik pada cementing medium
Nankali Post and Core
Classification

https://www.nankali.co.uk/post-and-core-classification
Rosenstiel - Contemporary Fixed
Prosthodontics

Klasifikasi Post:

1. Prefabricated Post
2. Custom-Made Post: untuk excessively flared canals (pasien muda atau individu
retreatment setelah kegagalan endo) /noncircular/extreme taper
Berbagai Jenis Post
Prefabricated Post
Prefabricated Post
Prefabricated Post yang Populer Digunakan
AAE

1. Cast Metal Posts


2. Prefabricated Metal Posts
3. Ceramic, Glass, and Zirconium Posts
4. Fiber Posts

American Association of Endodontics. Restoration of Endodontically Treated Teeth: The Endodontist’s Perspective, Part 1.
1. Cast Metal Posts
● Dulunya merupakan standar.
● Tidak perform sebagus post lain, pembuatannya perlu waktu dan prosedur tambahan → tingkatkan
kemungkinan kontaminasi root canal system → tidak lagi sebanyak itu digunakan.
● Cast gold post memiliki success rate tinggi; mudah remove untuk retreatment.

2. Prefabricated Metal Posts


● Mudah dan cepat dipasang. Bisa menambah & preparasi core pada kunjungan yang sama.
○ Pasif: direkomendasikan untuk kebanyakan kasus.
○ Aktif: indikasinya sedikit. Utamanya untuk gigi pendek (retensi minimal). Lebih berpotensi
sebabkan fraktur akar dan sulit di-remove.
● Terdiri dari bermacam alloy. Kebanyakan acceptable, kecuali Titanium alloy karena lemah (tidak cocok
untuk thin post) dan opak seperti gutta-percha (sulit diidentifikasi pada radiograf).
● Biasanya bisa di-remove untuk retreatment.

American Association of Endodontics. Restoration of Endodontically Treated Teeth: The Endodontist’s Perspective, Part 1.
3. Ceramic, Glass, and Zirconium Posts
● Populer karena sewarna gigi.
● Kekurangan: hanya dapat diremove dengan bur (berbahaya); attachment core pada zirconium post yang
kurang; harus dihindari karena mungkin tidak bisa retreatment → harus surgery.

4. Fiber Posts
● Umumnya mengandung carbon fiber / quartz fiber.
● Modulus elastisitas mirip dentin → dapat flex bersama akar ketika ada stress → distribute stress lebih
merata daripada metal post → lebih tidak rentan fraktur.
● Memperkuat akar ketika dipakai dengan resin luting cement.
● Success rate tinggi
● Carbon fiber post dapat diremove cukup mudah dengan melubangi tengahnya dengan ultrasonic/rotary
instrument. Alignment fibernya bantu instrumen bergerak di arah yang benar → cegah perforasi.
● Kekurangan: Jika modulus elastisitas = akar tetapi diameter jauh lebih kecil → flex lebih → leakage di
bawah crown & build up.

American Association of Endodontics. Restoration of Endodontically Treated Teeth: The Endodontist’s Perspective, Part 1.
Cara
Pemasangan
Teknik untuk pasak dan core komposit

1. radiograf awal
2. gigi diisolasi dengan rubber dam
3. post space drill no. 25 dengan reduction-gear handpiece
4. pasak dicoba untuk dipasang
5. radiograf yang menunjukkan posisi pasak
6. etch and rinse light
7. cure resin bonding agent (XP-Bond, Dentsply)
8. self cure activator ditempatkan dengan XP bond
9. keduanya diaduk dengan microbrush
10. post silanization with a bonding agent
11. aplikasi 36% etsa asam fosfat pada struktur gigi
12. aktivasi etsa dengan probe
13. etsa dibilas dengan saline dan evakuasi dengan high-volume suction device;
14. dikeringkan dengan threeway syringe
15. pengeringan dengan paper point
16. aplikasi bonding agent
17. pengeringan bonding agent dari sal. akar dengan paper point
18. bonding agent di-curing selama 10 detik
19. material core diambil sedikit sehingga flow dari kedua saluran tube material core merata
20. penempatan dual-cure resin cement core dan flow through automix syringe
21. penempatan pasak
22. curing pasak pada permukaan labiolingual dan oklusal
23. penempatan core buildup material pada core former
24. preprasasi akhir crown -dari oklusal
25. post and core buildup secara radiograf
04
Restorasi Pasca
Perawatan Saluran
Akar Gigi Anterior
Jenis
● Resin Komposit
● Mahkota tiruan penuh
● Pasak sediaan dengan inti resin direct
● Pasak sediaan dengan inti keramik
● Pasak inti logam tuang
Restorasi Pasca Perawatan
Saluran Akar Sesuai Kasus
Resin Komposit

● Estetis
● Jaringan yang terbuang hanya sedikit
● Oklusi normal
Prinsip
Preparasi
Preparasi Kanal
● Menghilangkan struktur saluran secara minimal, untuk
menghindari perforasi dan menjaga kekuatan akar

● Ketebalan dentin yang tersisa adalah variabel utama dalam


ketahanan fraktur akar
● Saluran akar harus diperbesar hanya untuk memungkinkan
pasak terpasang secara akurat → tepat dan sesuai ukuran
→ pasak dapat dimasukkan secara pasif
Preparasi Jaringan Koronal
● Setiap upaya harus dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak
mungkin struktur koronal gigi karena hal ini membantu mengurangi
konsentrasi tegangan pada margin gingiva.
● Jika lebih dari 2 mm struktur koronal gigi yang tersisa, desain pasak
mungkin memiliki peran terbatas dalam mempengaruhi ketahanan
fraktur dari gigi yang direstorasi.
Retensi
Anterior
RETENTION FORM :ANTERIOR TEETH
Mahkota dengan post & core pada gigi anterior seringkali mengalami dislodgement akibat retensi yang
kurang baik.

→ Konvergensi secara fasiolingual pada gigi anterior & ukuran gigi yang relatif lebih kecil menyebabkan
sulit tercapainya retensi yang baik

DIPENGARUHI OLEH

PREPARATION POST POST POST LUTING


GEOMETRY LENGTH DIAMETER SURFACE AGENT
TEXTURE
1 PREPARATION GEOMETRY
CIRCULAR CROSS SECTION CANAL
● Dapat dipreparasi dengan twist drill atau
reamer sehingga terbentuk dinding yang paralel
dengan taper yang minimal → mengikuti
ukuran dan bentuk dari pasak
ELLIPTICAL CROSS SECTION CANAL
● Dapat dipreparasi dengan taper yang sangat
minimal (hanya 6°-8°) agar retensi tetap baik
dan tidak ada undercuts
● Memiliki prinsip yang sama dengan preparasi
ekstrakoronal :
Taper ↑ → Retensi ↓
1 PREPARATION GEOMETRY
Retensi dapat ditingkatkan dengan penggunaan threaded post,
namun tidak direkomendasikan karena dapat residual stress
pada dentin

Tingkat Retentif :
Tapered Posts < Parallel-Sided < Threaded Post
*dari yang paling rendah

● Circular parallel sided post systems paling efektif untuk


bagian apikal dari post space karena umumnya post space pada
bagian occlusal menunjukkan flare
● Namun, untuk elliptical, parallel sided post tidak efektif
(kecuali jika saluran akar besar) karena dapat menurunkan
kekuatan dari akar
2 POST LENGTH

POST LENGTH ↑ MAKA RETENSI ↑


● Namun TIDAK LINEAR
● Terlalu pendek → Akan gagal dan dapat
menyebabkan root fracture
● Terlalu panjang → Dapat merusak seal dari
bahan pengisian saluran akar atau resiko terjadinya
perforasi jika ⅓ apikal curved atau tapered
3 POST DIAMETER
Meningkatkan diameter sebagai upaya meningkatkan retensi
TIDAK DIREKOMENDASIKAN
→ Retensi yang meningkat minimal dan dapat menurunkan kekuatan akar yang tersisa

4 POST SURFACE TEXTURE


● Post serrated atau roughened LEBIH
RETENTIF dibandingkan yang smooth
● Controlled grooving dari post dan saluran akar
dapat meningkatkan retensi dari tapered post
5 LUTING AGENT
● Semen tradisional sebagai luting agent memiliki peran yang sedikit terhadap post retention dan
resistensi fraktur dentin
● Namun, adhesive resin luting agent dapat meningkatkan hasil dari post and core, serta
meningkatkan retensi
○ Menjadi indikasi jika terjadi dislodgement post
○ Untuk meningkatkan adhesi, dapat dilakukan irigasi dengan etanol atau etching dengan asam
fosfat 37% terlebih dahulu
● Zinc Phosphate & Glass Ionomer memiliki sifat retentif yang sama
● Polycarboxylate & composite resin cements sedikit lebih rendah sifat retentifnya
● Resin & Glass Ionomer Cements memiliki retensi yang lebih besar dibandingkan resin-ionomer
semen jika post tidak fit dengan baik
Resistensi
Anterior
1 STRESS DISTRIBUTION
“The post design should distribute stresses as evenly as possible.”

Konsentrasi stres terbesar ditemukan di Post threaded dapat menghasilkan


Tekanan berkurang seiring
shoulder, terutama di bagian konsentrasi tegangan yang tinggi selama
bertambahnya panjang post
interproksimal, dan di apeks. Dentin harus insersi dan loading, , tetapi
dipertahankan di area ini jika mendistribusikan stres secara merata
memungkinkan. jika post tersebut backed off setengah
putaran dan jika bidang kontak cukup
Sudut yang tajam harus dihindari
karena menghasilkan tegangan tinggi
selama loading.

Post bersisi paralel dapat Tekanan tinggi dapat ditimbulkan


mendistribusikan tegangan lebih selama insersi , terutama dengan post Lapisan semen menghasilkan distribusi tegangan
merata daripada tapered post. Namun, paralel yang mulus tanpa ruang untuk yang lebih merata ke akar dengan konsentrasi
post paralel menghasilkan tegangan keluarnya semen tegangan yang lebih sedikit
tinggi di apex
2 ROTATIONAL RESISTANCE

● Untuk meminimalkan risiko dislodgement, diperlukan


geometri preparasi → mencegah post dengan penampang
melingkar berputar selama fungsi
● Biasanya jika struktur gigi koronal ada tidak
menimbulkan masalah dikarenakan rotasi dapat dicegah
oleh dinding koronal vertikal
● Jika dentin koronal telah hilang seluruhnya, alur kecil
yang ditempatkan di dinding saluran dapat berfungsi
sebagai elemen anti rotasional.
○ Alur biasanya terletak di akar paling tebal,
biasanya pada aspek lingualnya.
● Sebagai alternatif, rotasi dapat dicegah dengan pin
tambahan di permukaan akar
Cara Pemasangan
Keputusan untuk menempatkan post harus didasarkan pada:

● jumlah struktur gigi koronal yang tersisa (jika besar: preparasi mahkota)
● Oklusi dan fungsi gigi
● Memenuhi syarat biomekanik tanpa mengganggu integritas akar

Parameter standar untuk penempatan post pada gigi dengan dukungan periodontal normal adalah sebagai
berikut:

1. Sementasi nonadesif (metal posts only)


● ⅔ panjang kanal
● Perpanjangan radikular sama dgn panjang koronal dari inti
● Separuh panjang akar didukung oelh tulang
1. Sementasi adesif (fiber posts)
● Maksimal: ⅓ hingga ½ panjang kanal
● Perpanjangan radikuler = panjang koronal inti
● Preparasi saluran untuk penempatan dowel dilakukan : secara mekanis
● Removing Gutta percha
● Waktu prosedur untuk mempersiapkan ruang dowel sangat penting karena dapat menggantikan
bahan pengisi sisa
● Apical seal harus dikonfirmasi secara radiografi.
● Diameter dowel harus tetap lebih kecil dari sepertiga diameter akar
● saluran akar harus dilebarkan dengan reamers endodontik yang sesuai.
● Pemberian ferrule effect
● Sudut tajam dihilangkan
● Buat garis yang lurus
Investing dan Casting

● Cor post dan core: pas dengan sedikit longgar di kanal


● Paduan casting harus: memiliki sifat fisik sesuai
● Sound casting technique penting: tiap porositas yg terdeteksi bisa menyebabkan pengecoran
melemah

(pengecoran core ke post prefabrikasi: menghindari porositas)

Sementasi
● Agen luting harus mengisi semua dead space
● lentulo/cement tube: utk mengisi saluran dengan semen
● Post dan core dimasukkan hati-hati: utk mengurangi tekanan hidrostatik
05
Penyakit periodontal dan
pengaruh
pada pertimbangan
restorasi pasca endodontik
Perawatan periodontal
pra-restorasi
Mengapa dibutuhkan perawatan periodontal
pra-restorasi?

Prosedur periodontal tertentu dirancang untuk


Perawatan periodontal dilakukan untuk memastikan menyediakan:
pembentukan margin gingiva yang stabil sebelum
preparasi gigi. Jaringan sehat yang tidak meradang
● Panjang gigi yang memadai untuk
cenderung tidak berubah (misalnya, menyusut) sebagai
retensi,
akibat perawatan restoratif subgingiva atau perawatan
● Akses untuk preparasi gigi,
periodontal pasca restorasi.
● Pembuatan cetakan,
Selain itu, jaringan yang tidak berdarah selama manipulasi ● Preparasi gigi, dan
restoratif memungkinkan hasil restoratif dan estetika yang ● Penyelesaian margin restoratif untuk
lebih dapat diprediksi mengantisipasi perawatan gigi restoratif.

Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Kekuatan traumatis yang ditempatkan pada gigi
Terapi periodontal harus mendahului dengan periodontitis berkelanjutan dapat :
perawatan restoratif karena resolusi inflamasi ● meningkatkan mobilitas gigi,
dapat mengakibatkan reposisi gigi atau pada ● ketidaknyamanan, dan kemungkinan tingkat
jaringan lunak dan perubahan mukosa. kehilangan perlekatan.

Kegagalan untuk mengantisipasi perubahan ini Restorasi yang dibangun pada gigi yang bebas dari
dapat mengganggu rancangan prostetik yang inflamasi periodontal, sinkron dengan oklusi yang
sesuai secara fungsional, lebih sesuai dengan
direncanakan atau dibangun sebelum
stabilitas dan kenyamanan periodontal jangka
perawatan periodontal.
panjang.

Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Kualitas, kuantitas, dan topografi periodonsium
dapat berperan penting sebagai faktor pertahanan
struktural dalam memelihara kesehatan Prosedur estetika dan implan yang
periodontal.
berhasil mungkin sulit atau tidak
Pergerakan gigi ortodontik dan restorasi yang mungkin tanpa prosedur periodontal
diselesaikan tanpa manfaat perawatan periodontal
khusus yang dikembangkan untuk
yang dirancang untuk tujuan ini dapat mengalami
perubahan negatif yang mempersulit konstruksi tujuan ini.
dan pemeliharaan di masa mendatang.

Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Secara umum, persiapan periodontal untuk
kedokteran gigi restoratif dapat dibagi menjadi
dua tahap:

(1) pengendalian inflamasi periodontal dengan


pendekatan non-bedah dan bedah dan

(2) bedah periodontal praprostetik

Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Langkah ini adalah bagian terpenting dari persiapan
periodonsium untuk kedokteran gigi restoratif.

Keadaan inflamasi jaringan pendukung harus


Control of
dihilangkan atau dikendalikan dengan pengangkatan Active Disease
biofilm, scaling, root planing, dan, jika perlu, operasi
periodontal.

Terapi periodontal dimaksudkan untuk mengendalikan


penyakit aktif.

Selain penghilangan biofilm dan akresi permukaan akar


yang merupakan agen etiologi primer, faktor lokal
sekunder, seperti margin menggantung yang menahan
plak dan karies yang tidak diobati, harus ditangani.

Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Prosedur bedah plastik periodontal dapat dilakukan
karena berbagai alasan.

Teknik yang paling umum termasuk teknik yang


Preprosthetic Surgery
meningkatkan dimensi gingiva dan mencapai root
coverage., sering diindikasikan sebelum restorasi
karena alasan prostetik dan dalam hubungannya
dengan atau pergerakan gigi ortodontik.

Prosedur penutupan akar juga dapat dilakukan untuk


tujuan kenyamanan dan estetika.

Setidaknya 2 bulan penyembuhan direkomendasikan


sebelum tindakan restoratif.

Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Pertimbangan kondisi
jaringan periodontal
pada restorasi indirek
Salah satu aspek terpenting dalam Dokter harus memahami peran biological width
dalam memelihara jaringan gingiva yang sehat dan
memahami hubungan periodontal-
mengontrol bentuk gingiva di sekitar restorasi.
restoratif adalah lokasi margin
restoratif ke jaringan gingiva yang Selain itu harus menerapkan penentuan posisi
margin restorasi, terutama di zona estetika, di mana
berdekatan. tujuan perawatan utamanya adalah menutupi
sambungan margin dengan gigi.

Spear FM, Schoenbaum TR, Cooney JP. (2019). Restorative Interrelationships. N ewman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Prosedur pemanjangan mahkota gigi
dilakukan untuk memberikan bentuk retensi
untuk memungkinkan persiapan gigi yang
Crown Lengthening
tepat, prosedur pencetakan, dan penempatan
margin restoratif, dan untuk menyesuaikan
Procedure
tingkat gingiva untuk estetika.

Pembedahan pemanjangan mahkota gigi


dilakukan sedemikian rupa sehingga
biological width dapat dipertahankan.

Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Melnick PR, Takei HH. (2019). Preparation of the Periodontium for Restorative Dentistry. Newman and Carranza's Clinical Periodontology 13th Edition.
Biological Width
Biological width → dimensi ruang antara
dasar sulkus gingiva dan puncak tulang
alveolar terdiri dari junctional epithelial
attachment dan connective tissue
attachment)

Pada manusia rata-rata :


● connective tissue attachment
berkisar 1,07mm di atas puncak
tulang alveolar
● junctional epithelial attachment
berkisar 0,97mm
Dimensi biologic width tidak konstan,
tergantung pada letak gigi di dalam tulang
alveolar dan bervariasi setiap gigi

Biologic width penting untuk preservasi


periodontium dan menghilangkan iritasi
yang dapat merusak periodontium

Setidaknya, ada 3 mm antara margin


gingiva dan bone crest. Hal ini digunakan
untuk biological width yang cukup ketika
restorasi diletakkan 0,5 mm dari sulkus
gingiva
Surgical Crown
Lengthening

● Reduksi jaringan lunak


diindikasikan apabila jarak antara
margin gingiva dan alveolar crest
lebih dari 3mm. Hal ini dapat
dicapai dengan gingivektomi atau
teknik flap
● Attached gingiva yang tidak cukup
atau jarak antar margin gingiva
dan alveolar crest kurang dari 3
mm, dibutuhkan prosedur flap atau
rekontur tulang untuk crown
lengthening
● Pada gigi yang terjadi karies atau
fraktur untuk memastikan
penempatan margin restorasi pada
sound tooth dan terdapat retention
form, operasi harus menyediakan
minimal 4 mm dari batas apikal
karies atau fraktur
Hubungan Jaringan
Periodontal dengan
Biological Width
Biologic Consideration: Penempatan Margin
dan Biological Width

1. Supragingival margin

Mempunyai efek yang sedikit pada jaringan


periodonsium. Lokasi margin diaplikasikan
pada area non estetik karena kontras warna
dan opasitas dari material restoratif terhadap
gigi. Dengan perkembangan material restoratif
translucent, adhesif, dan semen resin,
kemampuan untuk melektakkan margin
supragingival pada area estetik dapat
dilaksanakan.
2. Equigingival Margin

Pada awalnya, penggunaan margin ini tidak dituju karena terdapat


kecenderungan akumulasi plak yang akan mengakibatkan inflamasi
gingiva yang lebih buruk dan setiap resesi gingiva kecil akan
menciptakan tampilan margin yang tidak bagus. Kekhawatiran ini
tidak berlaku saat ini, tidak hanya karena margin restorasi dapat
menyatu secara estetis dengan gigi tetapi juga karena restorasi dapat
diselesaikan dengan mudah untuk memberikan permukaan yang halus
dan dipoles pada margin gingiva.
3. Subgingival Margin

Ketika margin restorasi ditempatkan teralu jauh di bawah margin gingiva


dapat melanggar perlekatan attachment gingiva yang menyebabkan
peradangan

Apabila margin harus ditempatkan secara subgingiva,


faktor yang harus diperhatikan adalah:

● Crown contour yang benar pada ⅓ gingiva


● Polishing yang benar
● Pembulatan margin
● Zona yang cukup untuk pelekatan gingiva
● Tidak ada biologic width evaluation
Aturan Penempatan Margin

● Apabila sulkus probe 1,5 mm atau kurang, margin restoratif dapat


ditempatkan 0,5 di bawah crest jaringan gingival
● Apabila sulkus probe > 1,5 mm, margin restoratif dapat ditempatkan
pada ½ dari kedalaman sulkus
● Apabila sulkus probe > 2 mm, gingivektomi dapat dilakukan untuk
memperpanjang gigi, dan membentuk 1,5 mm sulkus. Lalu pasien
dapat ditangani seperti aturan nomor pertama.
Evaluasi Biological Width Violation
Metode Klinis

● Pasien mengalami ketidaknyamanan jaringan ketika margin restorasi


diperiksa dengan periodontal probe
● Tanda biologis dari biological width evaluation adalah inflamasi gingiva
kronis progresif disekitar restorasi, pendarahan saat probing, hiperplasia
gingival terlokalisasi dengan kehilangan tulang minimal, resesi gingiva,
pembentukan pocket, hilangnya pelekatan klinis
dan tulang alveolar.
● Hiperplasia gingiva sering ditemukan pada margin
restorasi yang diletakkan secara subgingiva
Bone Sounding

● Diidentifikasi dengan probing dibawah pengaruh lokal anestesi di


level tulang dan substraksi kedalaman sulkus dari pengukuran hasil.
Apabila jaraknya kurang dari 2 mm di satu atau beberapa lokasi,
dapat menandakan biological width violation.
● Pengukuran ini dilakukan pada gigi dengan jaringan gingiva yang
sehat dan harus diulangi pada beberapa gigi untuk memastikan
keakuratan pemeriksaan.
Evaluasi Radiografis

● Interpretasi radiograf dapat mengidentifikasi interproksimal biological


width violation
● Namun, pada sudut mesiofasial dan distofasial, radiograf tidak
diagnostik karena superimposisi
Correction of Biologic Width

Biologic width violations dapat diperbaiki dengan pembedahan


mengangkat tulang dari jarak yang dekat dengan margin restorasi atau
mengekstrusi gigi secara ortodonti (menjauhkan margin dari tulang).
Selain itu juga dapat dilakukan crown lengthening
Jawaban Skenario
● Pemeriksaan Subjektif
○ Pasien perempuan 40 tahun ingin melanjutkan perawatan
○ Pernah dirawat saluran akar beberapa kali kunjungan pada gigi depan atas sebulan yang lalu
○ Tidak ada keluhan, tetapi pasien ingin perawatannya dituntaskan
● Pemeriksaan Objektif
○ OH baik
○ Oklusi normal
○ Gigi 11 dan 21 ada tambalan sementara yang intak.
● Pemeriksaan Penunjang (Radiograf)
○ Radiolusensi → tidak terlihat adanya void
○ Densitas → baik
○ Panjang → baik
○ Tapet → baik
● Pemilihan perawatan

→ Restorasi dengan Resin Komposit

● Alasan
○ Jaringan sisa masih banyak→ tidak diindikasikan menggunakan pasak
○ Pertimbangan estetika untuk gigi anterior

Anda mungkin juga menyukai