Anda di halaman 1dari 41

MODUL 2

RESTORASI PASCA
ENDODONTIK

O
L
E
H
INSISIVUS 3
MODUL 2

RESTORASI PASCA ENDODONTIK

SKENARIO 2
Gigi Supra dipasak

Supra, 23 tahun datang ke praktek dokter gigi karena gigi depan atas patah ½
mahkota akibat trauma dan sudah dilakukan perawatan saluran akar 2 bulan yan
lalu, tetapi masih terlihat pendek karena belum dilakukan penambalan. Dia ingin
dilakukan penambalan karena merasa terganggu estetiknya.
Pemeriksaan intra oral perkusi (-), mobiliti (-), pembengkakan (-), tidak ada
kelainan sistemik. Struktur gigi yang ada tidak memadai untuk dilakukan
penambalan. Drg menjelaskan bahwa kondisi gigi Supra lebih tepat dibuatkan post
dan core pada saluran akar. Setelah pemasangan post dan core nya berhasil baru
dibuatkan full crown akrilik ataupun porselen pada mahkota gigi yang dirawat.
Perawtan ini memelukan waktu yang cukup lama karena harus melalui beberapa
prosedur klinis dan laboratoris. Supra dapat mengerti penjelasan drg tentang
prosedur perawatan restorasi paska endodontik tersebut.
Bagaimana saudara menjelaskan restorasi paska endodontik?
Langkah 7 jumps

1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan


mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan
interpretasi
2. Menentukan masalah
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan
menggunakan prior knowledge
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen
permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-
masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran/ learning objectives
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain
7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh.
1. Terminologi

 Post : pasak yang disemenkan kedalam saluran


akar
 Core : bagian yang terletak di atas post yang
befungsi untuk melekatkan crown atau
restorasi lainnya
2. Identifikasi masalah:

1. Kenapa perlu dilakukan restorasi endodontik?


2. Apakah factor yang perlu diperhatikan pada restorasi endodontik?
3. Bagaimana pertimbangan pemilihan restorasi pasca endodontik di gigi anterior?
4. Apa saja klasifikasi post and core?
5. Bagaimana prinsip preparasi post and core?
6. Apa saja fungsi post dan core?
7. Apa saja syarat gigi yang bisa digunakan untuk post dan core?
8. Apa saja bahan yang digunakan untuk post?
9. Apa saja indikasi dan kontraindikasi post dan core?
10. Berapa panjang post yang ideal?
11. Bagaimana prosedur pembuatan post dan core?
12. Bisakah post dan core dibuatkan untuk gigi posterior?
13. Bagaimana evaluasi dari post and core? (kegagalan, keberhasilan dan
penanggulangan)
14. Kenapa drg membuat post and core sementara giginya patah ½ mahkota?
3. Menganalisa masalah melalui brain stroming
dengan menggunakan prior knowledge
1. Kenapa perlu dilakukan restorasi endodontik?

•gigi yang mengalami perawatan endodontik lebih brittle dan mudah


fraktur karena kandungan air yang rendah pada jaringan kerasnya
daripada gigi dengan pulpa vital
•pasca perawatan endo, dinding email tidak mendapat dukungan yang baik
krn preparasi ruang pulpa
•terjadi perubahan karakteristik pada dentin karena gigi non vital kurang
kelembabannya

2. Apakah factor yang perlu diperhatikan pada restorasi


endodontik?

•Perbandingan akar dan mahkota gigi yang tinggal


•Kondisi local gigi tidak ada keluhan
•Kondisi umum : tidak ada penyakit sistemik
•OH baik
•Kondisi ekonomi pasien
•Keinginan pasien, dll
3. Bagaimana pertimbangan pemilihan restorasi pasca
endodontik di gigi anterior?

•gigi yang tersisa : perbandingan mahkota akar yang tersisa 3:2.


struktur jaringan mahkota yg tersisa baik insisal edge, proksimal, labial,
masih baik.
•kondisi pasca endo : baik, tdk ada keluhan.
•jaringan periodonsium baik.
•pertimbangan keadaan sosek pasien.
•Jika struktur gigi yang tersisa masih memadai untuk dilakukan
restorasi direct, bisa menggunakan resin komposit dan glass ionomer
untuk gigi anterior dan amalgam untuk gigi posterior.
4. Apa saja klasifikasi post and core?

-Klasifikasi Post
Berdasarkan retensi yang dihasilkan post :
-Active post : pasak aktif terikat secara mekanik dengan dinding saluran akar.
-Passive or cemented post : tidak terikat dengan dinding saluran akar, retensi
diperoleh dari semen.
Berdasarkan cara pembuatan :
-Prefabricated post : siap pakai, ukuran disesuaikan dengan saluran akar.
-Custom made : post yang dibuat pada laboratorium atau langsung di
klinik yang polanya sesuai dengan bentuk morfologi
saluran akar yang telah dipreparasi.
-klasifikasi core
Berdasarkan bentuknya :
-Core sebagian : menutupi sebagian jaringan mahkota yang tersisa.
-Core penuh : menutupi seluruh jaringan mahkota yang tersisa.
Berdasarkan cara pembuatan :
-Prefabricated : menyesuaikan dengan post yang dipakai, core bisa
dibuat dari amalgam, resin komposit ataupun glass ionomer.
- Custom made: merupakan satu kesatuan dengan post.
5. Bagaimana prinsip preparasi post and core?

•Pasak harus dibuat sepanjang mungkin.


•Dinding-dinding pasak harus se-sejajar mungkin.
•Bentuk pasak mengikuti bentuk saluran akar.
•Pasak harus terletak sesuai dengan sumbu panjang akar meskipun bagian inti
pasak dapat menyimpang ke arah lain untuk kepentingan estetik.
•Pemakaian prinsip ferulle.
•Penggunaan bentuk-bentuk antirotasi seperti grooves, pins atau bentuk kunci
(keyways).
•Hindarkan garis sudut tajam yang akan memulai garis fraktur di dalam akar
pada waktu gigi mendapatkan daya.
•Sebaiknya dipisahkan pasak inti dan mahkota.

6. Apa saja fungsi post dan core?

•Post memberikan retensi bagi core, menambah retensi dan akan meneruskan
tekanan yang diterima gigi merata ke sepanjang akar.
•Core mengganti mahkota gigi yang hilang dan mempertahankan restorasi akhir
tanpa mengganggu penutupan apikal dari perawatan endodontik.
7. Apa saja syarat gigi yang bisa digunakan untuk
post dan core?

•Penutupan apikal yang optimal.


•Tidak adanya inflamasi yang aktif.
•Tidak adanya sensitifitas terhadap perkusi.
•Tidak adanya kaitan dengan penyakit periodontal.
•Cukupnya dukungan dari tulang yang mengelilingi gigi.

8. Apa saja bahan yang digunakan untuk post?

•Metal, base metal alloy atau silver palladium alloy tipe III.
Sifatnya lebih mengakibatkan korosi sehingga menyebabkan
terjadinya bayangan abu-abu pada servikal gingiva.
•Fiber plastik, fiber glass. Sifatnya lebih estetis, tidak ada
proses korosi.
•Resin komposit.
9. Apa saja indikasi dan kontraindikasi post dan core?

Indikasi :
•gigi yang telah dirawat saluran akar dan akan digunakan sebagai
penyangga bridge.
•adanya perubahan warna pada gigi dan kemungkinan gigi fraktur setelah
PSA.
•gigi yang telah dirawat saluran akar yang cukup panjang dan lebar.
•jaringan periodontal dan periapikal tidak ada kelainan.

Kontraindikasi :
•adanya proses patologis pada jaringan periodontal dan periapikal,
menyebabkan hilangnya dukungan terhadap gigi yang akan dibuatkan
restorasi post & core sehingga akar gigi mudah fraktur.
•oral hygiene jelek, memudahkan kontaminasi bakteri terhadap saluran
akar selama perawatan.
•bentuk dan diameter akar gigi pendek, kecil, membengkok, tidak mampu
menahan daya kunyah pada saat digunakan, sehingga akar mudah fraktur.
10. Berapa panjang post yang ideal?

• Sekurang-kurangnya sama panjang dengan mahkota klinis atau panjang core-nya.


Atau post harus tertanam sedalam 2/3 dari panjang akar.

11. Bagaimana prosedur pembuatan post dan core?

• Mengeluarkan bahan pengisi saluran akar. Jika bahan pengisi saluran akar silver
point harus dilakukan perawatan ulang dengan mengganti bahan pengisi dengan
gutta percha. 2 metode mengeluarkan gutta percha : menggunakan endodontic
plugger yang dipanaskan dan menggunakan rotary instrument dengan chemical
agent.
•Pelebaran saluran akar. Pilih jenis post yang akan digunakan. Bentuk saluran akar
dengan endodontic file atau low speed drill. Prosedur ini untuk menghilangkan
undercut dan mempersiapkan saluran akar untuk menerima post yang sesuai
ukurannya. Ukuran post tidak boleh lebih dari 1/3 diameter akar.
•Preparasi struktur koronal gigi. Preparasi Coronal Gigi tergantung pada jenis crown
yang akan digunakan. Jika membutuhkan estetik gunakan metal ceramic crown
atau all ceramic crown dengan bentuk shoulder pada tepi servikal bagian labial dan
chamfer pada tepi servikal bagian palatal. Buang undercut internal dan eksternal.
Buang jaringan yang lemah. Ketebalan ideal sisa jaringan koronal sekurang-
kurangnya 1 mm. Disain preparasi koronal lihat pada prinsip preparasi
12. Bisakah post dan core dibuatkan untuk
gigi posterior?

Bisa. Tingkat kerumitan lebih tinggi dibandingkan


gigi anterior karena anatomi akar untuk gigi posterior
yang cenderung berbelok-belok, bengkok (tidak
lurus). Biasanya untuk gigi posterior pasak diletakkan
pada akar yang mempunyai saluran akar terbesar,
contoh pada gigi molar maksila pasak diletakkan pada
saluran akar palatal. Gigi molar mandibula pasak
diletakkan pada saluran akar distal.
13. Bagaimana evaluasi dari post and core? (kegagalan, keberhasilan
dan penanggulangan)

Kegagalan :
•Lepasnya pasak dari saluran akar
•Karena tidak hermetis
•Pasak terlalu pendek
•Fraktur akar longitudinal
•Rasa sakit saat sementasi pasak
•Akar fraktur karena campuran terlalu kental
•Fraktur pasak
•Biasanya terjadi pada tepi gingiva
•Diameter terlalu kecil
• lepasnya mahkota
•Preparasi terlalu pendek
•Fraktur mahkota
•Inti terlalu tebal khususnya bagian palatal
•Tanda-tanda : keausan, tinggi mahkota klinis pendek
•Perlekatan semen ke interfase dentin-akar
•Biasanya tanpa keluhan
•Adanya ruangan yang dapat menjadi jalan masuknya saliva / invasi bakteri
4. Skema

C:\Users\tthlh'khjuk\Documents\skema.docx
Langkah V: Menformulasikan tujuan
pembelajaran:

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang


tujuan dan pertimbangan restorasi pasca endodontik
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
klasifikasi post and core
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
prinsip preparasi post dan core
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
indikasi dan kontra indikasi post and core
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
prosedur pembuatan dan pemasangan post dan core
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
evaluasi pasca perawatan endodontik
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang
tujuan dan pertimbangan restorasi pasca endodontik

 Ada beberapa tujuan restorasi pada gigi anterior pasca perawatan endodontic ,yaitu :
 mempertahankan kerapatan setelah pengisian saluran akar atau mencegah
microleakage,
 mempertahankan jaringan gigi yang tersisa,
 mempertahankan fungsi dan estetik.

 Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk keberhasilan pembuatan restorasi
akhir setelah perawatan endodontik, antara lain struktur dentin yang tersisa,
hilangnya struktur gigi, perubahan warna gigi, perbandingan antara mahkota dan
akar yang masih tertinggal, dan keadaan sosial ekonomi pasien.

 Struktur dentin yang tersisa


 Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa dentin gigi yang telah dirawat
endodontik lebih rapuh karena kehilangan kandungan airnya dan kehilangan ikatan
kolagennya. Akan tetapi, penelitian akhir-akhir ini membantah pendapat ini. Slutzky
dkk menyatakan bahwa gigi yang telah dirawat endodontik tidak lebih rapuh
dibandingkan gigi yang tidak dirawat endodontik, serta tidak ada perbedaan
kandungan kelembaban gigi yang telah dirawat endodontik dan gigi vital.2
 Hilangnya struktur gigi

Pada saat pemillihan jenis restorasi akhir,struktur jaringan gigi yang masih
tersisa memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan pembuatan restorasi akhir tersebut.1 Banyak riset
yangmendukungpendapat bahwahilangnya jaringan gigi yang dihubungkan
dengan preparasi pasca endodontik yang sebenarnya menyebabkan fraktur
pada gigi yang telah dirawat endodontik, bukanlah perubahan pada struktur
dentin.2
Gigi akan menjadi lemah walaupun hanya karena preparasi kavitas oklusal,
karena semakin banyak jaringan yang hilang, maka akan semakin berkurang
kekuatan giginya.6 Gigi yang telah mengalami perawatan endodontik biasanya
juga telah banyak kehilangan jaringan pendukungnya sehingga akan
mempengaruhi retensi pada restorasi akhir yang akan dibuat. Oleh sebab itu,
perlu digunakan retensi tambahan seperti pasak dan inti yang berfungsi
menambah retensi pada restorasi yang akan dibuat.1
Perubahan warna gigi
Pemilihan jenis restorasi pasca endodontik juga harus sesuai dengan
indikasinya. Perubahan warna gigi yang diakibatkan perawatan endodontik
atau yang disebabkan kerusakan-kerusakan jaringan lainnya sangat
mempengaruhi jenis restorasi akhir yang akan dibuat.
Perbandingan antara mahkota dan akar yang masih tertinggal
Perbandingan antara mahkota dan akar gigi yang masih tertinggal sangat
besar pengaruhnya, terutama pada pembuatan restorasi akhir mahkota penuh
dengan menggunakan retensi pasak dan inti karena pelebaran saluran akar
untuk tempat pasak dapat melemahkan struktur jaringan akar. Oleh karena
itu, perbandingan yang paling baik antara akar dan mahkota gigi yang masih
tertinggal untuk pembuatan restorasi akhir berkisar 3:2.1

Keadaan sosial ekonomi pasien


Keadaan sosial ekonomi pasien menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan operator dalam menentukan jenis serta bahan restorasi
akhir yang akan dipakai. Hal ini disebabkan adanya perbedaan tingkatan
sosial ekonomi dalam masyarakat dan juga sangat banyaknya variasi biaya
restorasi akhir sehingga perlu dicari restorasi yang sesuai dengan keadaan
sosial ekonomi pasien.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang klasifikasi
post and core

Post dan core adalah prosedur membentuk gigi kembali supaya gigi tersebut mempunyai
dukungan yang cukup untuk dibuatkan crown. Fungsi utama pasak/ post adalah untuk
memberikan retensi bagi sebuah inti /core. Post berfungsi untuk menambah retensi dan
meneruskan tekanan yang diterima gigi merat sepanjang akar.sedangkan core/inti
berfungsi mengganti bagian mahkota yang hilang dan untuk melekatkan mahkota.
Beberapa panduan untuk menentukan panjang pasak yaitu : panjang pasak sama dengan
panjang mahkota klinis, panjang pasak sama dengan setengah atau duapertiga panjang
akar yang ada, dan panjang pasak lebih dari setengah panjang akar dan didukung tulang
alveolar.2
Pasak yang bersifat aktif dapat memberikan retensi intraradikuler yang lebih baik, karena
pada permukaan terdapat ulir atau galur yang dapat membentuk ikatan mekanik dengan
struktur gigi. Namun, hal ini dapat menimbulkan tekanan pada daerah lateral maupun
apikal sehingga dapat menyebabkan terjadinya fraktur akar.

Gambar 1. Komponen pasak dan inti tuang. a. pasak, b. inti, c. koping, d. mahkota
Pasak digunakan pada gigi yang telah dirawat endodontik, dimana
struktur mahkota gigi yang tersisa kurang dari setengah atau hanya
struktur akarnya saja yang tersisa, dan diperkirakan akan menerima
beban yang besar. 4
Tujuan penggunaan pasak yaitu :4
• Mempertahankan restorasi gigi (retensi)
•Melindungi struktur gigi yang tersisa (proteksi)
Pasak yang ideal harus memenuhi hal-hal berikut ini : 4
•Distribusi tekanan yang minimal pada gigi
•Menyediakan retensi yang adekuat bagi core
•Mudah dikeluarkan bila akan dilakukan perawatan ulang.
•Tahan terhadap keretakan.
•Desain pasak yang mendekati bentuk saluran akar.
•Derajat translusensi yang terdapat memenuhi kebutuhan estetik pasien.
Untuk menjamin keberhasilan klinis, ada beberapa kriteria pemilihan sistem pasak
estetik yaitu.
•Pasak harus dapat meneruskan cahaya untuk mengurangi bayangan pasak dan gigi,
sehingga memaksimalkan estetik restorasi akhir.
•Pasak dapat diletakkan di dalam saluran akar untuk memperkuat akar
•Pasak sebaiknya berbentuk tapered, mengikuti bentuk saluran akar yang sebenarnya
untuk menghindari pembuangan jaringan dentin dalam akar.
•Pasak harus dapat mentyerap dan menyebarkan tekanan jika terjadi trauma yang
mengenai mahkota gigi,
•Pasak yang patah harus bisa dikeluarkan dengan mudah dengan teknik atraumatuk.
•Pasak harus memiliki variasi ukuran agar sesuai dengan diametet saluran akar yang
beragam.

Pasak dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
•Costum-cast post
Costum-cast post di buat di klinik dan laboratorium dari hasil reproduksi negatif
saluran akar yang telah dipreparasi. Alloy emas (Tipe III dan IV) merupakan logam
pilihan yang digunakan hingga saat ini. 4
•Pasak Prefabricated
Pasak ready made atau prefabricated dapat terbuat dari metal dan non-metal. Pasak
metal pada umumnya memiliki retensi yang baik (tapi mempunyai modulus elastis yang
berbeda dengan dentin sehingga tekanan yang jatuh pada gigi terkonsentrasi dan dapat
menimbulkan fraktur.4
Klasifikasi lainnya pasak/ post dibedakan menjadi beberapa macam
berdasarkan :
•Berdasarkan root reinforcement system
Pasak cor (cast post system)
Pasak cor merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk meningkatkan retensi
mahkota dan jembatan gigi pada gigi nonvital. Pada beberapa kasus pasak ini dibuat
mngerucut sehingga stres lateral minimal terhadap akar. Kerugiannya adalah sulit
untuk membuat pasak yang berdinding sejajar sehingga retensi berkurang,
membutuhkan waktu yang lebih lama pada prosedur pembuatan dan di laboratorium.

Pasak berulir (threaded post system)


Mempunyai retensi yang baik terutama pada akar yang pendek. Besarnya retensi
didapatkan dari elastisitas dentin dan semen. Elastisitas dentin diperlukan untuk insersi
pasak. Pasak ini harus dipasang dengan tekanan minimal untuk mencegah fraktur gigi
dan sulit digunakan pada gigi posterior. Kelemahan lain pada sistem ini adalah tidak
ada vent untuk mengalirkan tekanan hidrostatik yang terjadi pada saat penyemenan.

Pin dan pasak (pin and post system)


Pasak ini mempunyai saluran vertikal/vent untuk mengalirkan tekanan hidrostatik yang
terjadi saat penyemenan. Kerugiannya adalah gigi harus mempunyai struktur sisa yang
cukup untuk insersi pin tambahan.
•Berdasarkan retensi pasak
Pasak aktif
Pasak secara mekanis menekan dinding saluran akar dan dapat menghasilkan
tekanan yang lebih berat bila dikenai beban.
Pasak pasif
Pasak tidak menekan saluran akar tetapi retensi didapat dari semen dan tekanan
yang dihasilkan lebih kecil bila dikenai beban.

Jenis-jenis Bahan Pasak Endodontik


Bahan pasak dibedakan atas dua jenis, yaitu logam dan non logam.
Bahan pasak jenis logam, antara lain : 4
•Alloy emas
•Alloy titanium
•Stainless steel
•Nikel kromium

Bahan pasak yang termasuk non logam adalah : 4


•Keramik
•Fiber reinforce
•Fiber carbon
•Fiber quartz matrix
•Fiber glass
Sedangkan core juga ada beberapa pembagian antara
lain:
Berdasarkan bentuknya :
-Core sebagian : menutupi sebagian jaringan
mahkota yang tersisa.
-Core penuh : menutupi seluruh jaringan mahkota
yang tersisa.
Berdasarkan cara pembuatan :
-Prefabricated : menyesuaikan dengan post
yang dipakai, core bisa dibuat dari amalgam,
resin komposit ataupun glass ionomer.
- Custom made: merupakan satu kesatuan
dengan post.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang prinsip preparasi post dan core

Preparasi post and core harus memenuhi prinsip preparasi


sebagai berikut :
Mempetahankan struktur gigi
Bentuk retensi
Bentuk resistensi
Rotational resistance
1. Mempertahankan struktur gigi
Struktur gigi dipertahankan semaksimal mungkin pada bagian mahkota maupun
akar.
Preparasi saluran akar
Dilakukan seminimal mungkin ketebalan dentin mempengaruhi terjadinya
fraktur pada saluran akar. Preparasi saluran akar yang berlebihan akan
menyebabkan perforasi dan fraktur akar.
Factor yang harus diperhatikan pada saluran akar :
•Adequate apical seal
•Minimum canal enlargement (tanpa undercut)
•Adequate post length
•Positive horizontal stop
•Vertical wall to prevent rozation
•Margin etention

Preparasi mahkota
Dilakukan seminimal mungkin dengan batas akhir preparasi mahkota lebih ke
apical dari unit pasak dan inti ferrule pada mahkota akan mencegah fraktur pada
saat gigi berfungsi
2. Bentuk Retensi

Kemampuan pasak untuk menahan tekanan vertical yang akan


melepaskan pasak dari saluran akar.

Factor yang mempengaruhi retensi pasak :


•Panjang dan diameter pasak
•Bentuk dan disain pasak
•Bahan semen dan metoda penyemenan
•Bentuk saluran akar
•Posisi pasak pada lengkung gigi.
3. Bentuk resistensi
Kemampuan pasak dan gigi untuk menahan tekanan lateral dan rotasi.
Tekanan terbesar terdapat pada shoulder di interproksimal dan diapeks.
Tekanan berkurang sesuai dengan pertambahan panjang pasak.

Factor yang mempengaruhi resistensi


•Panjang pasak
•Kekakuan dan kekerasan
•Anti rotasi
•Ferrule

4. Rotational Resistance
Untuk mencegah perubahan posisi pasak ketika berfungsi teutama pada
saluran akar bulat dan jaringan mahkota yang tinggal sedikit dibuat groove
pada saluran akar. Groove diletakkan pada bagian akar yang paling cembung
dan dibagian lingual. Untuk mencegah rotasi dapat juga dibuat pin tambahan
padapermukaan akar. Pada pasak berulir rotasi dapat dicegah dengan
membuat rongga kecil dan diisi dengan amalgam setelah pasak disemen.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang indikasi dan
kontra indikasi post and core

Indikasi post and core :


•gigi yang telah dirawat saluran akar dan akan digunakan sebagai penyangga bridge.
•adanya perubahan warna pada gigi dan kemungkinan gigi fraktur setelah PSA.
•gigi yang telah dirawat saluran akar yang cukup panjang dan lebar.
•jaringan periodontal dan periapikal tidak ada kelainan.
•Gigi nonvital dimana retensi untuk mahkota tidak cukup
•Hilangnya mahkota asli pada gigi yang telah dirawat saluran akar
•mempunyai apikal seal yang baik
•Tidak sensitiv terhadap tekanan
•Tidak ada eksudat
•Tidak ada fistel
•Apikal tidak sensitiv
•Tidak ada inflamasi
Kontraindikasi post and core :

•adanya proses patologis pada jaringan periodontal dan


periapikal, menyebabkan hilangnya dukungan terhadap gigi
yang akan dibuatkan restorasi post & core sehingga akar gigi
mudah fraktur.
•oral hygiene jelek, memudahkan kontaminasi bakteri
terhadap saluran akar selama perawatan.
•bentuk dan diameter akar gigi pendek, kecil, membengkok,
tidak mampu menahan daya kunyah pada saat digunakan,
sehingga akar mudah fraktur.
•mahkota asli masih memiliki estetik yang cukup baik, hanya
sedikit struktur yang hilang.
•Tekanan oklusal besar
•Traumatik oklusi
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang prosedur pembuatan dan pemasangan post dan
core
•Tahap Preparasi :
1. Preparasi bagian mahkota:
•Dilakukan preparasi tonggak seperti pada prinsip
preparasi tonggak mahkota jaket, hanya saja disesuaikan
dengan sisa jaringan gigi yang tertinggal.
•Tumpatan sementara pada mahkota diambil, kemudian
dipreparasi intra korona harus diingat tidak ada undercut.
•Cavosurface dibuat contrabevel supaya hubungan tepi
antara inti dan gigi baik (Baum, 1997).
2. Preparasi bagian saluran akar:
Pengambilan guta perca dapat dilakukan dengan cara:
• Konvensional
Dengan instrumen putar, putaran rendah menggunakan bur drill
bentuk bulat dengan diameter lebih kecil danpada diameter orifice (1 -
1,2 mm).
• Dengan instrumen tangan
Yaitu dengan root canal plugger yang dipanaskan untuk
mengambil guta perca sepanjang pasak dan gutta perca disisakan
sebanyak 1/3 panjang akar..
• Kombinasi.
Pengambilan guta perca dengan plugger kemudian dilanjutkan
dengan gates glidden drill dan peeso reamer sepanjang pasak yang
dikehendaki (Baum, 1997).
•Pembuatan model inti pasak :
•Inlay wax dipanaskan, ditekan sehingga berbentuk kerucut,
dalam keadaan lunak dimasukkan ke dalam preparasi pasak yang
telah dibasahi dengan akuades dan dipadatkan dengan sonde yang
dipanaskan sampai memenuhi seluruh preparasi pasak.
•Kemudian malam coba diambil untuk mengetahui apakah malam
sudah sesuai dengan preparasi, juga untuk mengetahui apakah masih
ada undercut.
•Bagian Inti dibentuk sesuai tonggak mahkota jaket, setelah itu
sprue dipasang dan kawat yang dipanasi terlebih dahulu. Arah sprue
diusahakan sejajar arah gigi. Sprue tadi diberi tanda cara
membengkokkan supaya mengetahui bagian labial dan Iingualnya.
•Setelah model malam baik, maka model tersebut ditanam dalam
moffel dan dicor dengan logam (Baum, 1997).
•Pengepasan Inti Pasak :
•Inti pasak coba dimasukkan ke dalam preparasi saluran akar.
Kemudian diperiksa retensinya apakah sudah baik.
•Hubungan tepi inti dengan sisa mahkota diperiksa, apakah sudah
baik.
•Setelah pas dilakukan pencetakkan untuk mahkotanya.
•Pembuatan mahkota persis seperti membuat mahkota jaket
Catatan :
tidak boleh untuk menggigit dengan satu tekanan hanya pada
daerah
mahkota saja karena akan terjadi gerakan mengungkit fraktur akar
gigi.
c. Pembuatan mahkota sementara :

•pilih mahkota akrilik yang sudah jadi dengan ukuran,bentuk dan warna yang sesuai
dengan gigi aslinya dan dicobakan untuk mengecek ketepatan kontaknya di daerah
gingival.
•setelah selesai coba suatu endopost atau file terakhir untuk preparasi guna ruang
pasaknya. Ujung korona dipotong sehingga ada bagian yang dapat masuk ke dalam
mahkota buatan. Jika digunakan endopost harus ditakik untuk membuat undercut dan
terjadi ikatan mekanis dengan akrilik.
•sediakan adukan akrilik yang cepat mengeras, dimasukkan kedalam mahkota buatan
dan tekan ke dalam pasak dan gigi ditekan dengan tekanan ringan.
•pada waktu akrilik dalam proses setting, buang kelebihan akrilik selagi lunak dengan
sonde.
•jika telah setting, lepaskan mahkota dan pasaknya secara bersama-sama, dibentuk dan
mahkota dipoles
•coba mahkota dan pasak ke dalam gigi dan sesuaikan dengan oklusi gigi
antagonisnnya
•pasang mahkota sementara dengan semen sementara (Baum, 1997).
D. Pemasangan Mahkota Pasak :

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat uji coba pemasangan atau try in mahkota
pasak antara lain :
•estetik
warna dari post crown harus sesuai dengan gigi asli yang ada dalam rongga mulut.
Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan anatomi gigi
• oklusi
tidak boleh terjadi prematur kontak yang akan mengakibatkan trauma oklusi. Untuk
mengetahuinya digunakan kertas artikulasi, adanya teraan yang lebih tebal
menunjukkan terjadinya traumatik oklusi.
• adaptasi
Terutama keakuratan atau kerapatan pinggiran servikal antara tepi mahkota jaket
dengan bagian servikal gigi asli. Pada bagian pundak, pinggiran mahkota tidak boleh
menekan gusi (overhang), karena kelebihan mahkota dapat menjadi tempat
tertimbunnya plak yang akan mengakibatkan peradangan gusi
• kedudukan
Mahkota tidak boleh labioversi ataupun palatoversi, disesuaikan dengan kedudukannya
terhadap gigi lain yang ada dalam rongga mulut
• daerah titik kontak (Baum, 1997).
E. Penyemenan post crown:
Semen yang akan digunakan harus disesuaikan dengan bahan crown.
Semen-semen yang mengandung eugenol (zinc oxide eugenol cement)
tidak cocok untuk menyemen mahkota yang terbuat dari bahan akrilik,
karena akan bereaksi dengan bahan akrilik dimana akrilik akan berubah
warna menjadi lunak dan permukaannya menjadi retak-retak (crazing).
Semen jenis komposit memiliki sifat mekanis yang lebih baik (Baum,
1997).
Semen jenis polikarboksilat memiliki sifat adhesi terhadap dentin dan
glasir lebih baik daripada semen zinc-phospat dimana semen zinc-
phospat lebih mudah larut dalam cairan mulut. Mahkota diisi penuh
dengan adukan semen dan sebagian diulaskan merata pada sekeliling
preparasi post untuk mencegah terkurungnya gelembung udara pada
sudut pundak. Setelah mahkota masuk dengan seksama pada tempatnya,
operator harus mempertahankan kedudukannya sampai semen mengeras.
Kemudian sisa-sisa semen dibersihkan (Baum, 1997).
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang evaluasi pasca perawatan endodontic dan post and
core
Evaluasi perawatan post and core :
•Memeriksa traumatic occlusion dengan articulating paper. TO
bisaterjadi karena kelebihan semen atau bentuk pasak yang tidak
sesuai.
•Melihat bagaimana bentuk mahkota klinis, warna dan harmonisasi
mahkota dengan gigi antagonis atau gigi tetangga agar terlihat asli.
•Rontgen untuk melihat kepadatan dan kontak adaptasi antara pasak
dan dentin.
DAFTAR PUSTAKA

Healing I,Gorfil C,et al:Endodontic Failure caused by inadequate


restorative procedure: Review and treatment recommendations. J
Prosthet Dent 2002:87:674-8.
Wagnild GW, Mueller KL. Restoration of the endodontically treated
tooth, Pathway of the Pulp, 8th ed. Mosby, St. Louis. 2002 : 765-795
Hegde Jayshree. Post Endodontic Restoration. Delhi: Rajkamal
Electric Press, 2008
Tarigan R. Perawatan pulpa gigi (endodonti). Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.pp.195-9.
Jurnal.unma.ac.id
repository.unhas.ac.id
repository.usu.ac.id
staff.ui.ac.id

Anda mungkin juga menyukai