Dongeng sebelum tidur ini menceritakan tentang seekor Kancil yang dikenal sebagai binatang cerdik di sebuah hutan. Suatu hari, Si Kancil ingin menyebrangi sungai untuk mencari makanan di daratan sebelah. Namun, jembatan yang biasa dipakai untuk menyebrang pun rusak terkena badai yang terjadi semalam. Kancil yang kebingungan pun tiba-tiba memiliki ide. Ia mencari Pak Buaya yang terkenal galak dan kejam. Dengan rasa takut, Si Kancil mendekati Pak Buaya. Tak disangka, Pak Buaya yang melihat Kancil malah menerkam kakinya Kancil berteriak kaget dan memohon untuk tidak memakannya sekarang. Si Buaya berhenti menggigit Si Kancil dan berkata, "Kenapa memangnya? Aku sangat lapar dan kamu terlihat sangat enak." Kancil kemudian memohon untuk memberinya waktu beberapa jam untuk menggendutkan tubuh terlebih dahulu agar daging yang bisa dimakan menjadi lebih banyak dan Pak Buaya bisa lebih puas memakannya. "Tidak, kamu pasti mau menipuku dan melarikan diri," tolak Pak Buaya. "Aku berjanji, Pak Buaya. Bapak bisa memanggil teman-teman yang lain untuk menyantapku nanti. Dengan tubuh yang semakin besar, aku bisa dibagi-bagikan pada kawanan buaya lainnya. Namun, aku harus mencari makanan di seberang karena makanan di sini sudah sangat sedikit. Aku tidak bisa menggendut disini. Ada berapa banyak teman yang bapak punya?" tanya Si Kancil. "Banyak sekali" ujar Pak Buaya. "Kalau begitu, coba panggil semuanya dan minta mereka berjajar supaya saya bisa menghitungnya. Jadi, aku bisa tahu akan dibagi berapa badan ini setelah gemuk nanti," kata Si Kancil pada Pak Buaya. Buaya pun menuruti Si Kancil dan memanggil semua temannya. Setelah semua berkumpul dan berjajar, Si Kancil pun menaiki punggung kawanan buaya-buaya itu satu persatu sambil menghitungnya. Kancil terus menaiki buaya hingga ke seberang sungai, dan berlari secepat mungkin untuk menghindari kawanan buaya tersebut sebelum ia menjadi santapan. Kawanan buaya itu pun merasa sangat bodoh dan menyadari bahwa mereka hanya ditipu oleh Si Kancil. Akhirnya Si Kancil pun berhasil menyeberang dan tidak menjadi santapan buaya-buaya itu.