Oleh :
Lala Viodita
1411411023
Pembimbing :
Drg. Reni Nofika, Sp.KG
A. Data Perorangan
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 27 tahun
No. Rekam Medis : 3839
Elemen Gigi : 21
UE UE
UE UE
Gambar 1. Odontogram.
Keterangan gambar
: RCT
: Cof
2
B. Pemeriksaan Subjektif
Chief Complain` :
Pasien datang dengan ingin melakukan tambalan permanen pada gigi depan yang
sudah dilakukan perawatan saluran akar
Present Illness:
Gigi tersebut telah dilakukan perawatan saluran akar sejak 1 bulan yang lalu. Saat
ini, gigi tersebut tidak ada keluhan sakit atau keluhan lainnya.
Past Dental History
Pasien pernah melakukan penambalan gigi depan ke dokter gigi sekitar 8 tahun
yang lalu. Pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 1-2x sehari dan mengunyah di satu
sisi sebelah kanan hanya karena kebiasaan.
C. Pemeriksaan Objektif
3
Pemeriksaan setelah dilakukan perawatan saluran akar :
Palpasi : (-) Mobility : (-)
Perkusi : (-) Tekan : (-)
Fistula : (-) Termal : (-)
OHI : Baik Oklusi : Kelas 1 Angle
D. Pemeriksaan Radiografis
E. Diagnosis
Gigi 21 non vital pasca perawatan saluran akar disertai diskolorasi di 1/3 servikal
mahkota
F. Rencana Perawatan
Restorasi composite crown dengan prefabricated fiber reinforced post.
G. Prognosis
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa prognosa baik
karena :
Dari gambaran radiografi, obturasi sesuai dengan panjang saluran akar
Struktur pendukung gigi masih baik
Mahkota gigi yang tersisa masih cukup untuk mendukung crown yang akan
dipasangkan
Pasien kooperatif.
4
H. Post core crown sebagai restorasi pasca perawatan saluran akar
Pasak merupakan bahan restorasi kaku yang ditempatkan di dalam saluran
akar gigi nonvital. Pasak berfungsi untuk menambah retensi restorasi dan meneruskan
tekanan yang diterima gigi merata ke sepanjang akar. Daya retensi pasak dipengaruhi
oleh panjang, diameter, bentuk dan konfigurasi permukaan pasak. Beberapa panduan
untuk menentukan panjang pasak yaitu : panjang pasak sama dengan panjang
mahkota klinis, panjang pasak sama dengan setengah atau dua per tiga panjang akar
yang ada, dan panjang pasak lebih dari setengah panjang akar dan didukung tulang
alveolar.1,2
Pasak digunakan pada gigi yang telah dirawat endodontik, dimana struktur
mahkota gigi yang tersisa kurang dari setengah atau hanya struktur akarnya saja yang
tersisa, dan diperkirakan akan menerima beban yang besar. Pasak dapat dibedakan
menjadi beberapa macam. Berdasarkan cara pembuatannya pasak dapat dibedakan
menjadi dua yaitu pasak prefabricated dan custom-fabricated, sedangkan berdasarkan
bahan pembuatannya yaitu pasak logam dan non logam. Penggunaan pasak pada gigi
pasca perawatan saluran akar berdasarkan struktur gigi yang tersisa dan sebagai
pendukung restorasi akhir. Berikut adalah jenis restorasi untuk gigi anterior yang telah
dirawat endodontik.1,2,3
5
Pengenalan pasak fiber dalam kedokteran gigi restoratif memiliki dampak
yang baik dalam merestorasi gigi pasca PSA. Pasak fiber memiliki modulus elastisitas
yang sama dengan dentin, mudah diambil kembali jika dibutuhkan retreatment, dan
bersifat estetik. Pasak fiber tidak hanya berperan dalam meminimalkan resiko fraktur
akar, tetapi juga meningkatkan hasil yang estetik pada restorasi koronal. Pasak fiber
dipercaya dapat mendistribusikan tekanan lebih merata pada gigi, dibandingkan
dengan pasak logam yang membuat gigi rentan terhadap fraktur. Pasak fiber
prefabricated memiliki adaptasi yang optimal pada gigi dengan saluran akar yang
kecil dan sirkular. Pada saluran akar yang lebar dan ireguler, pasak ini tidak
diindikasikan karena adaptasinya kurang baik dan membutuhkan semen resin yang
cukup tebal. Adaptasi pasak dalam saluran akar merupakan elemen penting dalam
biomechanical performance pada restorasi prostetik. Retensi dan adaptasi pasak fiber
dapat meningkat secara signifikan apabila dibuat customized, sehingga didapatkan
pasak fiber yang menyesuaikan morfologi saluran akar.4
Penggunaan inti dibutuhkan jika jaringan gigi yang tersisa sangat kurang,
sehingga tidak dapat memberikan retensi pada restorasi korona. Menurut Morgano
dan Brackett, menyebutkan beberapa sifat yang diinginkan dari suatu inti adalah
mempunyai kekuatan yang cukup, daya lentur yang cukup, bersifat biokompatibel,
dapat menahan kebocoran dari cairan mulut, mudah pengerjaannya, kemampuan
melekat pada jaringan gigi yang tersisa, koefisien termalnya sama dengan struktur
gigi, dimensinya relatif stabil, absorpsi air minimal, dan menghambat karies.3
Bahan inti yang banyak digunakan sekarang ini adalah bahan emas tuang,
amalgam, resin-based composite dan reinforced glass ionomer. Bahan inti dari bahan
resin-based composite memberikan tampilan yang estetik terutama dengan
penggunaan mahkota porselen. Selain itu bahan resin-based composite mempunyai
kekuatan yang cukup memadai tapi kekuatannya kurang dibandingkan amalgam dan
solubilitas yang rendah, pengerjaannya relatif lebih mudah dan cepat. Akan tetapi,
kekurangan bahan adalah shrinkage, hydroscopic expansion karena adanya
penyerapan air dan adanya ruang-ruang kosong karena resin komposit tidak dapat
dikondensasi seperti halnya amalgam dan bahan ini tidak cocok dengan ZOE sebagai
semen saluran akar, jadi pembersihan semen di dinding saluran akar yang akan di
semenkan post harus bersih dari sisa semen guttapercha. Pada penelitian yang
6
membandingkan bahan inti dari bahan amalgam, resin komposit dan semen ionomer
kaca yang dikombinasi dengan penggunaan pasak prefabricated, ditemukan bahwa
amalgam memiliki rata-rata kegagalan yang paling rendah, sedangkan bahan inti dari
semen ionomer kaca menyebabkan kegagalan yang paling banyak.3
Saat ini penggunaan Fiber Reinforced Composite (FRC) diperkenalkan
sebagai alternatif menggantikan sistem pasak metal. Sistem pasak ini digunakan pada
gigi yang dirawat endodonti karena memiliki sifat fisik yang lebih baik dibandingkan
cast metal post dan dapat mencegah fraktur vertikal ketika ada beban pengunyahan.
Fiber reinforced composite disemenkan ke saluran akar dengan menggunakan resin
semen kemudian dilakukan build-up inti dengan menggunakan resin komposit.
Banyak literatur yang melaporkan bahwa sifat biomekanik dari fiber reinforced
composite adalah mendekati dentin.
Fiber reinforced composite memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan pasak metal konvensional yaitu memiliki estetik yang baik, berikatan baik
dengan struktur gigi, memiliki modulus elastisitas yang hampir sama dengan dentin,
dan memiliki resiko yang lebih kecil terhadap fraktur. Berdasarkan pembuatannya
restorasi pasak fiber secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu :
prefabricated fiber reinforced composite post (pasak buatan pabrik) dan customized
fiber reinforced post (pasak buatan).
Pada kasus ini akan digunakan restorasi pasca perawatan saluran akar berupa
composite crown dengan prefabricated fiber reinforced post.
I. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan pembuatan restorasi pasca endodontik, ada beberapa hal yang
harus dievaluasi, diantaranya :
1. Tidak ada keluhan pada pasien pasca obturasi
2. Pengisian saluran akar yang hermetis
3. Tes perkusi (-)
4. Tidak ada eksudat
5. Tidak ada fistula
6. Tidak ada inflamasi
Alat Bahan
Diagnostic set Cement Adhesive Resin
Peeso reamer Fiber-Prefabricated
Sonde lurus Composit crown
Lentulo Paper point
Benang retraksi Resin komposit packable P60
Sendok cetak full dan partial Light cure
Cylindrical diamond bur Cotton pellet dan cotton roll
Fissure diamond bur Alginat
Flame diamond bur Gips stone
Round end tapered cylindrical Wax atau malam
diamond bur
High speed hand piece + remover Selfcure acrylic
Scaller ZOE
Dappen glass CMS
Dental floss Elastomer
Articulating paper Etsa
Semen spatel Bonding
Shade guide
Low speed hand piece
8
(cetakan negatif)
- Buat adonan cold curing acrylic yang homogen dengan jumlah yang cukup pada
dappen glass. Olesi bagian gigi yang dipreparasi (pada model) dengan CMS
untuk memudahkan pelepasan cold curing acrylic.
- Masukan adonan akrilik secukupnya ke dalam cetakan negatif model posisikan
kembali sendok cetak pada model cetakan gigi yang telah dipreparasi fiksasi
dengan jari tangan sampai adonan akrilik di dappen glass mendekati keras.
- Lepaskan cetakan negatif
- Buang kelebihan akrilik dengan pisau ukir (proksimal, labial, palatal) lepaskan
mahkota sementara dengan pinset atau sonde.
- Batas restorasi di servikal dirapikan.
- Simpan mahkota sementara pada tempat yang aman.
5. Try in post
a. Lihat hasil rontgen, jika sisa gutta percha sudah tepat dan pembersihan saluran akar
benar maka dapat dilakukan try in.
b. Ukuran post sudah ditentukan sebelumnya dengan tracing menggunakan foto
rontgen.
c. Gunakan precision drill dengan ukuran yang sama dengan post yang akan digunakan
masukkan ke dalam saluran akar tapi hanya sekali saja.
d. Sebelum try in pastikan saluran akar sudah dalam keadaan bersih dan kering dengan
menggunakan paper point.
e. Lakukan try in post ke dalam saluran akar, apakah post sudah masuk ke dalam
saluran akar dengan sempurna atau belum.
f. Jika sudah, lakukan cementing, ulaskan silane pada post.
g. Email dan dentin di mahkota di etsa dan bonding. Etsa seluruh bagian gigi 22
(enamel dan dentin) selama 30 detik, lalu bilas dengan air, keringkan, lalu
aplikasikan bonding dengan microbrush lalu lightcure 20 detik.
h. Ulasi saluran akar dengan semen resin menggunakan lentulo.
i. Ulasi juga post dengan semen resin.
j. Fibre post di insersikan ke dalam saluran akar, kemudian tarik sedikit untuk
memastikan saluran akar sudah terisi
k. Kelebihan semen resin dibersihkan dengan cotton pellet
l. Lightcure selama 40 detik
m. Pasak yang sudah diinsersikan dipotong menggunakan cylindrical diamond bur.
Lakukan core-build-up pada bagian palatal dengan komposit yang ditempatkan pada
post. Komposit di light cure selama 40 detik.
6. Sementasi mahkota
Kontrol sebelum sementasi :
- Tanyakan keluhan pasien
- Lakukan pemeriksaan objektif berupa tes perkusi, tes tekan dan palpasi.
- Kerapatan pinggir pinggir servikal dicek dengan sonde apakah ada ruang
terbuka.
- Kontak dicek dengan kaca mulut. Kontak pasif dengan gigi tetangga. Dapat
diperiksa dengan dental floss. Dental floss sukar lewat tetapi dapat melewati titik
kontak tersebut.
- Oklusi dan artikulasi dicek dengan articulating paper. Tidak boleh ada kontak
prematur dan oklusi harus merata.
- Kontur labial dan palatal berhubungan dengan estetik dan self cleansing.
Kontur yang berlebihan menyebabkan retensi makanan.
Tahapannya :
- Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan pengeringan daerah preparasi dengan
semprotan angin.
- Daerah preparasi harus bersih dari sisa sementasi sementara dan dari plak atau
kalkulus.
- Aduk semen sesuai petunjuk pabrik (self adhesive cement resin).
- Pastikan sebelum mahkota tiruan disemen tidak ada gingiva yang terjepit, kapas
yang menempel pada gigi yang dipreparasi. Sebelumnya lakukan kembali
gingival retraksi.
- Pasangkan mahkota tiruan yang telah diisi semen. Lakukan penekanan yang kuat
sehingga kelebihan semen mengalir keluar.
- Lakukan penekanan dengan bantuan gulungan kapas yang digigitkan
- Penekanan harus sesuai dengan poros panjang gigi. Mahkota harus selalu berada
di bawah tekanan sampai semen mengeras, kemudian lightcure selama 40 detik.
- Setelah mengeras, kelebihan semen dibuang dengan scaller. Cek kontak
14
proksimal dengan dental floss, cek oklusi dengan articulating paper.
7. Tahap kontrol
Pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu dan 1 bulan setelah penyemenan
mahkota. Yang perlu diperhatikan saat kontrol, yaitu :
- Keluhan pasien tidak ada rasa sakit, menekan gusi, atau keluhan
ketidaknyamanan lain.
- Pemeriksaan objektif, yaitu tes perkusi, palpasi dan tes tekan.
- Adaptasi bagus.
- Oklusi tidak ada keluhan merasa terganjal (traumatic occlusion).
- Apakah terdapat perubahan warna.
- Hygiene mulut tidak ada penumpukan sisa makanan ataupun plak.
- DHE
15
Kepustakaan
1. Mona, Deli dan Sukartini, Endang. Restorasi Pasak Fiber Dan Porcelain Fused To
Metal
Pada Fraktur Gigi Insisif Rahang Atas Pasca Perawatan Endodontik. Andalas Dental
Journal.
2. Ardana, Emy dan Aries. 2013. Pasak estetik dari bahan fiber reinforced composite.
Dentofasial, Vol.12, No.1. ISSN:1412-8926
3. Besse T. Awaru dan Juni J. Nugroho. 2012. Restorasi pada gigi anterior setelah
perawatan endodontic. Dentofasial, Vol.11, No.3. ISSN:1412-8926
4. Subroto, dkk. 2015. Pasak Customized Fiber Reinforced Composite Indirect pada
Gigi Incisivus Lateralis Kiri Atas dengan Dinding Saluran Akar yang Tipis. Maj Ked
Gi Ind. 1(1): 109 – 114. ISSN 2460-0164
16