Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN INDIVIDU BBDM SKENARIO 4 MODUL 7.

1
“GIGIKU HILANG, KECANTIKANKU IKUT MENGHILANG”

Dosen Pembimbing:

Disusun oleh:

Azzah Ulima Rahma


22010218110026

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
Gigiku Hilang, Kecantikanku Ikut Menghilang

Pasien wanita, usia 21 tahun, datang ke RSGM dengan keluhan kesulitan mengunyah akibat gigi
geraham bawah yang telah dicabut 1 tahun yang lalu. Pasien juga telah menggunakan GTSL
untuk mengganti gigi depan atas yang hilang akibat kecelakaan, sejak 5 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan intraoral didapatkan gigi 11 dan 46 hilang, oral hygiene baik. Pasien ingin kedua
gigi yang hilang tersebut diganti dengan gigi tiruan permanen yang awet atau dengan minimal
preparasi.

Kata kunci: wanita, 21 tahun, gigi anterior dan posterior hilang, gigi tiruan permanen yang awet,
gigi tiruan permanen dengan minimal preparasi.

TERMINOLOGI

1. GTSL : sebuah protesa yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang
pada RA atau RB yang dapat dibuka pasang oleh pasien.
2. Gigi tiruan permanen : gigi tiruan yang dapat menggantikan satu atau beberapa gigi yang
hilang yang dipasangkan secara pasien kepada pasien dan tidak dapat dilepas oleh pasien.
3. Preparasi : pembuangan jaringan gigi (jaringan karies atau jaringan yang lemah)
sehingga gigi dapat menerima restorasi baik yang permanen atau sementara. Tujuannya
untuk menghilangkan daerah yang gerong, memberi tempat, membangun retensi,
pembentukan retainer sesuai anatomisnya, untuk mengasah jaringan permukaan gigi yang
digunakan sebagai penyangga gigi tiruan.

RUMUSAN MASALAH

1. Kelebihan dan kekurangan dari gigi tiruan permanen


2. Apa klasifikasi kehilangan gigi yang terdapat pada skenario
3. Apa saja macam gigi tiruan permanen untuk gigi yang hilang
4. Syarat pemakaian gigi tiruan permanen
5. Indikasi dan kontraindikasi pemasangan gigi tiruan permanen

HIPOTESIS
1. Kelebihan
- Tidak mudah terlepas atau tertelan
- Pasien merasa lebih nyaman karena merasa seperti gigi sendiri
- Tidak mempunyai claps yang menyebabkan keausan pada enamel gigi
- Mendistribusikan stres fungsi keseluruh gigi sehingga menguntungkan jaringan
pendukungnya.
Kekurangan
- Lebih mahal
- Tekniknya harus benar-benar baik agar tidak menimbulkan masalah tambahan
- Pinggiran subgingival dari restorasi penyangga dapat menyebabkan iritasi gingival
- Mempunyai daerah interdental yang sulit dibersihkan  rentan terjadi timbunan plak
jika preparasi tidak baik
- Unsur-unsur penyangganya harus selalu dibuat dengan restorasi cor terutama pada
unsur penyangga yang masih utuh
2. RA : Klasifikasi Kennedy kelas 4
RB : Klasifikasi Kennedy kelas 3
3. Macam-macam gigi tiruan permanen :
- Mahkota atau crown
Berbentuk full crown atau parsial crown
- Implan
Digunakan ketika gigi penyangga tidak cukup kuat
- Gigi tiruan jembatan
Dilekatkan secara permanen pada satu atau lebih gigi penyanggga. Cukup banyak
disukai karena stabilitasnya sangat baik, memberikan kenyamanan kepada pasien.
a. Gigi tiruan cekat sebagian yang didukung jaringan
b. Gigi tiruan cekat sebagian yang didukung gigi
c. Gigi tiruan cekat sebagian cantilever
Kelebihan : sangat konservatif, mudah dipasang karena abutmentnya
menyesuaikan satu dengan yang lain
Kelemahan : tidak bisa pada space yang panjang, kesalahan kecil yang dilakukan
dapat mempengaruhi abutmentnya.
- Gigi tiruan jembatan adhesive
Dapat menggantikan satu sampai beberapa gigi anterior-posterior. Melibatkan sedikit
pembuangan enamel yang menjadi sandaran.
4. Syarat pemakaian gigi tiruan permanen
- Syarat biologi
Bahan harus biokompatibel, tidak menyebabkan iritasi
- Syarat mekanis
Harus kuat, dan tidak berubah warna, retensi dan resistensinya baik. Perlu ketebalan
minimun untuk gigi tiruannya agar mencapai syarat mekanis ini.
- Syarat estetik
Warna, bentuk, dan ukuran inklinasinya harus baik dan sesuai dengan pasien.
- Syarat higenis
Mudah dibersihkan, permukaan licin dan mengkilat, titik kontak harus baik agar tidak
menyebabkan retensi makanan
- Syarat fungsional
Oklusi dan artikulasinya seimbang, pasien tidak mengalami kesulitan berbicara
5. Indikasi
- Kehilangan gigi anterior atau posterior
- Gigi penyangga tidak terdapat karies, tumpatan kecil, dan tidak goyang
- Jaringan periodonsiumnya sehat
- OH baik dan tidak memiliki penyakit sistemik
- Splint bagi gigi yang memiliki ketebalan enamel yang cukup untuk dietsa
- Gigi penyangga mempunya kedudukan sejajar dengan gigi lainnya dan tidak boleh
goyang
- Pasien diatas 17 tahun (dikarenakan pasien dibawah 17 tahun memiliki ruang pulpa
yang besar, gigi belum tumbuh sempurna, dan tulang rahang belum cukup pada atau
keras)
Kontraindikasi
- Gigi penyangga terdapat karies yang luas, tumpatan besar, serta abrasi
- Kehilangan gigi banyak dan alergi logam
- Pasien tidak kooperatif
- Prognosis yang jelek dari gigi penyangga
- Pasien resorpsi linggir alveolus

PETA KONSEP

Jenis
bahan

Indikasi
Tatalaksana
dan
kontraindik
Gigi asi
tiruan
cekat

Pemeriksaan Komponen

SASARAN BELAJAR
Mampu memahami dan menjelaskan

1. Pemeriksaan
2. Rencana perawatan
3. Indikasi dan kontraindikasi penggunaan gtc (Adhesive bridge) dan dental implant sesuai
kasus
4. Jenis bahan dan komponen gtc dan dental implant
5. Tatalaksana (kunjungan pertama dan kedua)

BELAJAR MANDIRI

1. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan subjektif1
- Anamnesis: pada langkah anamnesis pasien diberikan pertanyaan mengenai
keluhan utama, indentitas pribadi seperti nama, umur, pekerjaan, kemudian
ditanyakan pula mengenai riwayat kesehatan yang dapat membantu
mengungkapkan kondisi sistemik pasien, dan yang terakhir mengenai riwayat
kesehatan gigi pasien yang mencakup informasi perawatan gigi yang sebelumnya
telah diterima pasien serta penyebab kehilangan gigi.
b. Pemeriksaan objektif1
- Pemeriksaan general
Pemeriksaan untuk mengetahui penampilan general pasien, gaya berjalan,
dan berat badan. Kemudian melakukan pemeriksaan tanda vital pada pasien
berupa suhu tubuh, nadi, tekanan darah, dan laju pernapasan. Tanda-tanda anemia
dan penyakit kuning juga diperiksa.
- Pemeriksaan ekstra oral
Pemeriksaann ekstra oral meliputi pemeriksaan kepala dan leher, bentuk
dan simetri profil kepada dan wajah serta untuk mengetahui tanda-tanda benjolan
kelenjar getah bening bila ada. Selanjutnya evaluasi TMJ dan evaluasi otot
pengunyahan juga penting dilakukan untuk mendeteksi kelainan TMJ. Syarat
perawatan prostodontik cekat adalah sendi yang sehat dan mendukung otot
skeletal.
- Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan intra oral dilakukan untuk menggali informasi mengenai
jaringan lunak, gigi dan struktur pendukung:
 Setiap patologi lidah, bibir, dasar mulut, vestibulum, pipi, palatum keras dan
lunak.
 Kebersihan mulut pasien dan status periodontal.
 Status restorasi seperti adanya karies, keausan abrasi, erosi dan restorasi
sebelumnya.
 Ruang edentulous dan resorpsi residual ridge.
 Bukti adanya bruxism atau kebiasaan parafungsional.
 Tipe oklusi
c. Pemeriksaan penunjang1
- Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiografi yang dilakukan mencakup radiografi panoramik dan
intraoral, tujuan pemeriksaan radiografi yaitu untuk mengetahui area infeksi dan
patologi lainnya:
 Mengungkapkan adanya fragmen akar, benda asing, spikula tulang dan
formasi ridge yang tidak teratur.
 Menampilkan keberadaan dan luasnya karies.
 Evaluasi restorasi yang ada sehubungan dengan kebocoran marginal dan
margin gingiva yang menjorok.
 Evaluasi penambalan saluran akar.
 Evaluasi kondisi periodontal, dukungan alveolar gigi penyangga, panjang
dan morfologi akar.
- Pembuatan cetakan diagnostik
Cetakan diagnostik memungkinkan penilaian berikut:
 Hubungan statis dan dinamis gigi tanpa gangguan neuromuskular.
 Oklusi dari semua sisi (termasuk lingual).
 Hubungan sentris dan interkuspasi maksimum.
 Dimensi ruang edentulous.
 Penjajaran dan angulasi gigi penyangga.
 Bidang oklusal.
 Hasil akhir dari perawatan yang diusulkan melalui 'waxing diagnostik'.

2. Rencana perawatan
a. Menentukan jenis protesa
Kondisi edentulous sebagian dapat dilakukan perawatan sebagai berikut tergantung
pada indikasi:
 Gigi tiruan sebagian cekat yang didukung implan, di indikasikan dalam situasi
berikut:
- Jumlah dan kekuatan gigi penyangga yang tidak memadai untuk mendukung
FPD konvensional.
- Situasi ekstensi distal.
- Panjang bentang yang berlebihan.
- Penggantian gigi tunggal sebagai gigi yang berdekatan memerlukan
persiapan untuk mendukung FPD konvensional.
- abutment dermaga
- Lebih baik pada pasien dengan 'mulut kering'.
- Jika calon gigi penyangga alami membutuhkan perlakuan ekstensi
b. Evaluasi dan pemilihan abutment
 Meliputi pengukuran panjang mahkota, bentuk mahkota, serta seberapa banyak
mahkota dipotong.
 Evaluasi panjang dan bentuk akar
Gigi penyangga harus memiliki penjangkaran akar yang memadai di
tulang untuk secara efektif menahan dan meneruskan beban oklusal. Panjang
akar penyangga berbanding lurus dengan stabilitas dan kekuatan protesa. Akar
dengan sisi paralel dan alur perkembangan lebih mampu menahan gaya oklusal
tambahan daripada akar kerucut sisi halus. Akar yang lebar secara labiolingual
lebih disukai daripada akar yang penampang melintangnya bulat. Gigi berakar
banyak memberikan stabilitas dan ketahanan yang lebih besar terhadap gaya
daripada gigi berakar tunggal. Gigi berakar tunggal dengan konfigurasi tidak
teratur atau dengan beberapa lengkungan pada sepertiga apikal akar lebih
disukai, daripada gigi yang memiliki lancip yang hampir sempurna.
 Proximitas akar
Harus ada jarak yang cukup antara akar penyangga yang diusulkan untuk
memungkinkan pengembangan embrasur fisiologis pada protesa yang telah
selesai.
 Rasio mahkota akar
 Kesehetan periodontal
 Mobilitas
 Hukun ante
c. Pertimbangan design biomechanical
d. Pemilihan materi
e. Karies kontrol dan penggantian restorasi yang sudah ada
f. Follow up
Textbook halaman 1834

3. Indikasi dan kontraindikasi penggunaan gtc (Adhesive bridge) dan dental implant
sesuai kasus
a. Adhesive bridge2
Indikasi:
 Gigi tiruan jembatan pendek yang menggantikan satu sampai dua gigi anterior
atau posterior yang hilang
 Gigi abutment kokoh dan tidak goyah
 Kasus idealnya adalah gigitan yang ringan atau open bite
 Tidak ada bad habit seperti bruxism
 Gigi abutment menyediakan struktur gigi yang cukup
 Tidak terdapat defek pada email
 Pasien mempunyai motivasi dan respon yang baik
 Oral hygiene baik
 GTJ adhesive dapat dilakukan pada pasien muda
Kontraindikasi:
 Pasien dengan daerah edentoulus panjang
 Kebiasaan parafungsional
 Gigi abutment terdapat kerusakan yang luas
 Gigi abutment tipis
 Gigi abutment tidak kokoh
 Overlap vertikal yang dalam
 Pasien alergi nikel
 Tidak tersedia laboratorium yang memadai
b. Dental implant3
Indikasi:
 Pasien yang tidak dapat menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi
tiruan lengkap
 Kebutuhan menggunakan gigi tiruan cekat dalam jangka waktu lama dengan
prognosis yang meragukan
 Jumlah dan area yang tidak mendukung gigi penyangga
 Pasien menolak gigi di preparasi untuk pembuatan gigi tiruan

Kontraindikasi:

 Pasien memiliki penyakit sistemik akut


 Penyakit yang mencapai stadium akhir
 Pasien hamil
 Penyakit metabolik tidak terkontrol
 Daerah implan yang sedang diterapi radiasi karena tumor
 Ekspektasi pasien tidak realistis
 Motivasi pasien rendah
 Kurangnya pengalaman operator
 Tidak dapat ditangani menggunakan gigi tiruan

4. Jenis bahan dan komponen gtc dan dental implant


GTC:1
Komponen GTJ:
a. Retainer
Retainer adalah retensi yang berada di permukaan luar mahkota gigi abutment dan
berfungsi sebagai stabilisasi serta retensi. Jenis retainer adalah:
 Retainer ekstrakorona, retensi yang berada di permukaan luar mahkota gigi
abutment. Contohnya complete veneer crown dan partial veneer crown
 Retainer intrakorona, retensi yang berada di bagian dalam mahkota gigi
abutment. Contohnya adalah inlay dan onlay
 Retainer dowel crown: retensi yang berupa pasak yang sudah disemenkan ke
saluran akar dan sudah dirawat dengan sempurna.
b. Konektor
Konektor adalah komponen GTJ yang menghubungkan antar retainer, pontik, dan
retainer-pontik. Konektor yang baik yaitu harus dapat mencegah distorsi atau fraktur
selama gigi tiruan berfungsi. Jenis konektor yaitu:
 Konektor rigid
Konektor rigid merupakan konektor yang tidak menyediakan atau tidak
memungkinkan terjadinya pergerakan pada komponen GTJ. Konektor rigid
juga merupakan konektor yang paling sering digunakan.
 Konektor nonrigid
Merupakan konektor yang memungkinkan terjadinya pergerakan terbatas
pada komponen GTJ. Konektor nonrigid di indikasikan untuk pier/intermediate
abutment pada kasus kehilangan gigi sebagian. Tujuan konektor nonrigid
adalah mempermudah pemasangan dan perbaikan GTJ. Contohnya yaitu
dovetail dan male and female.
c. Pontik
Pontik adalah komponen GTJ yang menggantikan gigi hilang. jenis pontik dibagi
menjadi:
 Pontik yang berkontak dengan residual ridge
- Saddle/saddle ridge lap pontik
- Modified ridge lap pontik
- Conical pontic
- Ovate pontic
 Pontik yang tidak berkontak dengan residual ridge
- Sanitary/hygiene pontic
- Modified sanitary (hygiene) pontic/perel pontic
d. Gigi abutment
Gigi abutment adalah gigi yang mendukung GTJ sebagai tempat retainer
ditempatkan dengan semen. Fungsi abutment juga dapat beruppa akar gigi yang telah
mendapat perawatan saluran akar dengan sempurna dan tidak terdapat kelainan-
kelainan pada ujung akarnya.
Bahan GTJ4

 Semen adhesif
Gigitiruan adesif ini juga terdiri dari satu pontik dan dua retainer, dengan
retainer berupa sayap yang berjalan dari proksimal pontik dan lingual/palatal.
Cara insersinya tidak menggunakan zinc phosphate cement, namun
menggunakan resin adesif. Gigitiruan jembatan adesif ini terdiri atas dua
macam yaitu gigi tiruan jembatan Rochette dan Maryland.
- GTJ Maryland
Gigi tiruan jembatan Maryland adalah suatu gigitiruan cekat yang
retainernya berupa sayap dari logam yang dietsa dengan asam dan
dilekatkan dengan menggunakan resin komposit pada gigi penyangga yang
telah dietsa. Preparasinya hanya meliputi daerah proksimal dan lingual
dengan pengambilan jaringan email yang sedikit. Gigitiruan jembatan
Maryland dapat digunakan untuk restorasi gigi anterior maupun posterior.
Dalam memilih perawatan yang akan digunakan harus dipertimbangkan
keadaan email, jaringan periodontal dan morfologi gigi penyangga.
Dental implant:3
Jenis bahan dan komponen:
a. Endosteal dental implant
Merupakan implan yang diletakkan dalam tulang alveolar atau tulang basal
melalui tindakan bedah dan merupakan jenis implan yang paling umum digunakan
untuk perawatan edentulous parsial ataupun totalis.Implan endosteal terdiri atas plate
implant atau blade yang merupakan dental implan yang paling pertama digunakan
dengan tingkat keberhasilan yang cukup besar meski cukup sulit penempatannya, dan
root-form implant yang memiliki adaptasi yang baik pada berbagai area intraoral,
efek samping yang rendah, dan preparasi yang seragam pada daerah yang akan dipa-
sangi. Umumnya implan jenis ini terbuat dari bahan titanium atau campuran logam
titanium dengan atau tanpa dilapisi hidroksiapatit
b. Subperiosteal dental implant
Merupakan jenis implan yang diletakkan di bawah periosteum. Implan ini
digunakan pada kasus resorpsi tulang alveolar yang parah, volume tulang sisa tidak
mencukupi untuk insersi implan ini. Adapun retensi dari implan subperiosteal oleh
integrasi periosteum yang merupakan lapisan terluar, memberikan densitas fibrous
dan penjangkar implan terhadap tulang melalui serat Sharpey’s Implan subperiosteal
dibedakan atas unilateral, complete, dan circumferential.
c. Transosteal dental implant
Merupakan jenis implan yang diletakkan hanya pada bagian bawah dari bagian
anterior mandibula. Sekrup implan ini dibaut melalui plat kortikal dari tulang alveolar
pada mandibula dan meluas ke rongga mulut. Tiga hingga tujuh sekrup dipasang
meluas pada rongga mulut, gigi tiruan lengkap atau gigi tiruan sebagian. Adapun
jenis-jenis implan transosteal, yaitu staple, single pin dan multiple pin.

5. Tatalaksana (kunjungan pertama dan kedua)


a. Kunjungan pertama2
 Pencetakan gigi rahang atas dan rahang bawah menggunakan alginat untuk
pembuatan model studi, kemudian di cor dengan gips keras.
 Model dan keterangan mengenai warna gigi dikirim ke laboratorium untuk
proses lebih lanjut
b. Kunjungan kedua

c. Kunjungan ketiga
 Follow up pasien dilakuakn setelah 1 minggu
Single tooth implant buku contemporary hal 329, 347

DAFTAR PUSTAKA

1. Rangarajan V, Padmanabhan T V. Textbook of Prosthodontics 2nd ed. Jaypee Brothers


Medical Publisher. 2017. p. 1788.

2. Rizki C, Firman D, Adenan A. Gigitiruan jembatan adesif sebagai perawatan alternatif


pada kasus kehilangan satu gigi Adhesive bridge as alternative treatment to replace one
missing teeth. :105–10.
3. Jubhari EH, Pangiawan W. Pentingnya perencanaan prostetik untuk gigi tiruan dukungan
implan di zona estetika. 2020;9(2):138–42.

4. Jubhari EH. Upaya Untuk Mengurangi Preparasi Gigi: Fung shell bridge, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Makasar. J Dentomaxillofacial Sci.
2017;6(1):1–12.

Anda mungkin juga menyukai