Anda di halaman 1dari 5

ICD 10 : K.05.

00 Acute gingivitis, plaque induced 1


1. Definisi
Gingivitis (peradangan gingiva) akibat plak adalah inflamasi gingiva tanpa disertai
kehilangan pelekatan.
2. Patofisiologi
Invasi toksin bakteri pada gingiva
3. Gejala klinis dan pemeriksaan
Gingivitis disertai tanda-tanda klinis kemerahan dan pembesaran (edema) jaringan
gingiva, berdarah bila disentuh, perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus dan atau
plak mikrobial, tanpa bukti radiografis adanya kerusakan puncak tulang alveolar, yang
disertai keluhan rasa gatal pada gusi di sela–sela gigi.
4. Diagnosis banding
Tidak ada
5. Klasifikasi Terapi ICD 9 CM
89.31 dental examination
96.54 dental scaling and polishing, dental debridement, prophylaxis, plaque removal
6. Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi1–3
a. Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian plak mikrobial di
rumah.
Edukasi yang utama pada pasien dengan gingivitis berfokus pada eliminasi etiologi
inflamasi gingiva, terutama menjaga kebersihan rongga mulut. Selain itu, tingginya
prevalensi dari gingivitis menunjukan pentingnya promosi kesehatan yang harus
diberikan terkait kesehatan gigi, gingivitis, serta kemungkinan komplikasinya.
Edukasi Pasien
Karena penyebab gingivitis adalah respon inflamasi, jika etiologi dari inflamasi
tersebut telah diidentifikasi, maka pasien harus diberikan edukasi untuk
menghilangkan penyebab inflamasi tersebut. Beberapa edukasi yang diperlukan antara
lain:
 Edukasi tentang pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian plak secara
mandiri. Hal ini termasuk teknik menyikat gigi yang tepat, cara menggunakan sikat
gigi yang baik, menyikat gigi minimal dua kali sehari, dan disertai dengan flossing
 Menghindari kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan faktor risiko dari gingivitis,
seperti merokok atau menginang
 Melakukan kunjungan ke dokter umum untuk berkonsultasi tentang berbagai penyakit
sistemik yang dapat menjadi etiologi gingivitis, seperti penyakit
gastrointestinal, diabetes mellitus, atau defisiensi nutrisi Jika terdapat kekurangan
nutrisi seperti vitamin c, maka pasien disarankan untuk mengonsumsi suplemen
tambahan
 Melakukan kunjungan ke dokter gigi secara berkala untuk melakukan scaling dan root
planning untuk membersihkan plak dan kalkulus yang tidak dapat dibersihkan secara
mandiri
 Pasien juga dapat diberikan obat kumur yang mengandung antimikroba dan
antiinflamasi seperti povidone iodine atau chlorhexidine[1,2,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Promosi kesehatan yang dapat diberikan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian
gingivitis antara lain:
 Memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut
 Konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang
 Melakukan profilaksis periodontal atau tindakan pembersihan rongga mulut
secara menyeluruh di dokter gigi. Dengan menghilangkan plak dan kalkulus, maka
mikroba yang menempel pada deposit tersebut juga dapat dieliminasi[1,2,15]
b. Pembersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus.
Pada tahap awal (initial lesion) plak dental dapat dengan mudah dihilangkan
dengan protokol kebersihan yang dilakukan secara mandiri oleh pasien, seperti
menyikat gigi dengan teknik yang tepat diikuti dengan flossing. Oleh karena itu,
dokter gigi harus memberikan edukasi tentang kesehatan mulut dan instruksi
pengendalian plak yang dapat dilakukan oleh pasien di rumah.
Jika pembersihan plak secara mandiri tidak cukup atau sudah terdapat deposit
kalkulus pada rongga mulut, maka diperlukan pembersihan dengan perawatan scaling
dan root planning. Perawatan ini bertujuan untuk menghilangkan plak dan kalkulus
supragingival maupun subgingiva. Pada saat perawatan scaling, juga dapat disertai
dengan irigasi menggunakan bahan antimikroba seperti povidone iodine atau
chlorhexidine.[1,2,15]
c. Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak, dan penggunaan alat
kebersihan mulut guna meningkatkan kemampuan pasien untuk membersihkan
gigi geliginya.
Pasien dengan gingivitis dapat diberikan resep obat kumur antiseptik yang
mengandung chlorhexidine.
d. Koreksi faktor–faktor yang memudahkan retensi plak mikrobial
Koreksi dapat dilakukan terhadap berbagai kondisi dalam rongga mulut yang
dapat meningkatkan risiko retensi plak, seperti restorasi yang over contour atau
overhanging, koreksi kontak antar gigi yang terbuka, gigi yang malposisi, atau gigi
tiruan yang kurang pas.
e. Pada kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah pada bentuk/ kontur
gingiva, agar pasien dapat menjaga kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk
gingiva sehat.
f. Sesudah fase terapi aktif tersebut di atas, dilakukan evaluasi untuk menentukan
perawatan selanjutnya, yaitu terapi pemeliharaan periodontal.
7. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis bila diperlukan.
8. Lama perawatan
3-4 kali kunjungan
9. Faktor penyulit
Pasien tidak kooperatif, disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien merokok.
10. Prognosis
Baik, jika tidak terjadi kerusakan tulang alveolar, faktor etiologi dapat dihilangkan, bila
pasien kooperatif, tidak disertai penyakit/ kondisi sistemik dan pasien tidak merokok.
11. Keberhasilan perawatan
1. Perawatan berhasil memuaskan bila terjadi penurunan tanda-tanda klinis inflamasi
gingiva secara nyata, pelekatan klinis stabil, pengurangan skor plak sesuai dengan plak
yang ada pada gingiva sehat. Hilangnya keluhan rasa gatal pada gusi di sela – sela
gigi, rasa kemeng/rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah atau menggigit, dan
gigi goyang atau gusi bengkak.
2. Bila hasil terapi tidak memuaskan/tidak memperbaiki kondisi periodontal, maka akan
tampak antara lain berlanjutnya tanda-tanda klinis penyakit yaitu: perdarahan saat
probing, kemerahan dan pembesaran, kondisi dapat diikuti kerusakan/cacat gingiva
(cleft gingiva, crater/ceruk gingiva), yang disertai kerusakan selanjutnya sehingga
berkembang menjadi periodontitis dengan kehilangan pelekatan.
12. Persetujuan Tindakan Kedokteran
Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan keras maupun
jaringan lunak, harus ada persetujuan tertulis.
13. Faktor sosial yang perlu diperhatikan
Adanya faktor-faktor risiko sistemik dapat mempengaruhi terapi dan hasil perawatan
gingivitis karena plak mikrobial. Faktor risiko sistemik adalah penyakit diabetes,
merokok, bakteri periodontal tertentu, penuaan, gender, predisposisi genetik, penyakit
sistemik dan kondisi sistemik (imuno supresi), stres, nutrisi, kehamilan, infeksi HIV dan
pengaruh obat-obatan.
Daftar Pustaka
1. Kementerian Kesehatan. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi. 2014. 42–43 p.

2. Rathee M JP. Gingivitis [Internet]. StatPearls Publishing. 2021. Available from:


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557422/

3. JM S. Gingivitis [Internet]. Medscape. 2018. Available from:


https://emedicine.medscape.com/article/763801-overview

Anda mungkin juga menyukai