SKENARIO 1
Seorang anak perempuan usia 8 tahun, datang ke dokter gigi ingin merawatkan
gigi 54 berlubang dan tidak pernah sakit. Hasil pemeriksaan klinis diperoleh gigi
52 dan 53 sudah dicabut. Hasil pemeriksaan radiografi diperoleh benih gigi 12
dan 13 lengkap, tetapi masih tertutup tulang alveolar, gigi 54 karies proksimal
(MOD) dengan kedalaman karies media, test vitalitas dingin +, perkusi-, druk-,
perawatan apa yang akan dilakukan pada gigi 54.
Step 1
1. Tes vitalitas dingin + : tes menggunakan termal berupa chlor etyl yang
disemprot pada cotton pelet lalu ditempelkan pada kavitas untuk
mengetahui vital atau tidaknya gigi. + menandakan gigi masil vital
2. Karis proksimal (MOD) : karies yang bersifat kompleks mengenai
mesial,oklusal distal. Karies ini terjadi aiantara dua gigi atau disebut
proksimal
3. Tes druk - : tes yang digunakan untuk mengetahui inflamasi pada jaringan
periodontal. menandakan tidak terjadi inflamasi pada jaringan
periodontal
4. Karies media : karies yang kedalamannya mengenai email sampai
dentin
5. Tes perkusi - : tes yang dilakukan untuk mengevaluasi status periodonsium
gigi dan apikal gigi.- menandakan bahwa tidak ada kelainan pada jaringan
periodonsium maupun apikal gigi
Step 2
1. Tindakan apa yang dilakukan pada gigi 52 dan 52 yang sudah dicabut?
2. Menunjukkan apakah Tes vitalitas +, perkusi -, druk- ?
3. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada anak-anak? Apakah ada
perbedaan dengan pemeriksaan pada dewasa?
4. Apa saja jenis-jenis karies?
1
5. Perawatan apa yang akan dilakukan pada gigi 54 yang karies proksimal
(MOD)?
6. Gigi apa saja yang erupsi pada usia 8 tahun?
7. Diagnosa apa yang ditegakkan pada pasien tersebut?
Step 3
1. Untuk gigi 52 dibiarkan saja karena gigi 12 akan erupsi pada umur 8-9
tahun. Sedangkan gigi 53 dapat diaplikasikan space maintainer jangka
panjang anterior cekat karena penggunaannya dapat mencapai 2 tahun
karena gigi 13 baru erupsi pada umur 11-12 tahun. Atau dapat juga
diberikan gigi tiruan
2. Tes vitalitas biasanya menggunakan tes panas, tes dingin atau
menggunakan arus listrik. Tes vitalitas panas biasanya menggunakan
guttaperca sedangkan ts vitalitas dingin menggunakan chlor etyl. Tes
vitalitas + menandakan bahwa gigi masih vital.
Tes perkusi bertujuan untuk mengevaluasi status periodonsium sekitar gigi
dan apikal gigi. Tes perkusi dilakukan dengan cara gagang instrumen
dipukulkan secara cepat dan tidak keras pada gigi yang sehat dulu
kemudian dilanjutkan pada gigi yang menjadi keluhan. Tes perkusi
menunjukkan bahwa tidak aa inflamasi pada jaringan periodonsium.
Tes druk bertujuan untuk menetukan ada tidaknya radang pada jaringan
periodontal dengan cara memberi tekanan pada gigi secar ringan dengan
menggunakan tangkai instrumen yang dibungkus isolator lalu pasen
disuruh menggigit sehingga gigi beroklusi. Tes druk- menunjukkan bahwa
tidak terjadi inflamasi pada jaringan periodontal.
3. Pemeriksaan subyektif adalah pemeriksaan berdasarkan atas keluhan
pasien dengan melakukan anamnesis. Jika pasien anak-anak biasanya
menggunakan allo anamnesis yaitu wawancara dengan salah satu keluarga
yang mengetahui keadaan pasien. Jika dewasa menggunakan auto
anamnesis dengan melakukan wawacara pada penderitanya sendiri
Pemeriksaan obyektif bertujuan untuk mengetahui secara benar mengenai
kelainan pada pasien baik menggunakan instrumen maupun tidak.
Pemeriksaan obyektif ada dua yaitu pemeriksaan extra oral dan intra oral.
Pemeriksaan extra oral meliputi palpasi, inspeksi dan suhu sedangkan intra
oral meliputi inspeksi, probing, tes termis, perkusi, tekan, tes mobilitas dan
tes kavitas
4. Jenis karies berdasarkan bagian yang terkena
Klas 1 : karies yang mengenai pit dan fissure
Klas 2 : karies yang mengenai proksimal gigi posterior
Klas 3 : karies yang mengenai proksimal gigi anterior
Klas 4 : karies yang mengenai proksimal yang meluas sampai incisal edge
anterior
Klas 5 : karies yang mengenai 1/3 servikal
Klas 6 : karies yang mengenai incisal edge atau cusp
Jenis karies berdasarkan kedalamannya
Karies superfisial : karies yang mengenai enamel
Karies media : karies yang mengenai enamel dan mencapai dentin
Karies profunda : karies yang mengenai lebih dari dentin dan hampir
mencapai pulpa
Karies profunda perforasi : karies yang sudah mencapai atap pulpa dan
pulpa didibawahnya
5. Perawatan yang akan dilakukan pada gigi 54 yang karies proksimal MOD
yang dapat diklasifikasikan pada karies klas 2 adalah penambalan
menggunakan amalgam, resin komposit maupun GI (Glass Ionomer ).
Indikasi tumpat pada gigi 54 adalah karena gigi masih vital, gigi pengganti
belum siap karena 14 erupsi pada usia 10-11 tahun sedangkan pasien
masih berusia 8 tahun, dan agar tidak terjadi maloklusi (gigi 55 dan 16
typing ke mesial)
6. Urutan erupsi gigi
46, 36
16,26
31,41
11,21
32,42
12,22
33,43
14,24
34,44
15,25
35,45
13,23
37,47
17,27
M3
6-7 tahun
6-7 tahun
7-8 tahun
7-8 tahun
8-9 tahun
8-9 tahun
9-10 tahun
10-11 tahun
10-11 tahun
11-12 tahun
11-12 tahun
12-13 tahun
13-14 tahun
14-15 tahun
17-21 tahun
telah terinflamasi
gangren atau nekrosis pulpa : gigi tidak vital, pulpa nekrosis, karies
profunda perforasi
Step 4
Step 5
Learning objective
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan macammacam pemeriksaan (subyektif, obyektif, penunjang)
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan macammacam diagnosa
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan prognosis
dan rencana perawatan
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan indikator
keberhasilan perawatan
Step 6
(Belajar mandiri)
Step 7
LO 1 : PEMERIKSAAN SUBJEKTIF, OBJEKTIF DAN PENUNJANG
Pemeriksaan Subjektif
keluhan-keluhannya.
Kadang-kadang
dalam
melakukan
2.
3.
4.
Riwayat gigi :
1
Riwayat keluhan jika ada : jika keluhan sakit gigi, cari keterangan
berikut : lokasi, rasa sakit, kapan mulai ? apakah terputus-putus
atau terus-menerus ? jika terputus-putus berapa lama
berlangsungnya ? apakah ditimbulkan rangsang panas, dingin atau
manis atau sewaktu makan ? apakah rasa sakit menyebabkan anak
terbangun di waktu malam ? apakah rasa berkurang/hilang dengan
analgesia ? gejala-gejala sakit member indikasi macam kelainan
pulpa, misalnya rasa sakit yang terputus dengan jangka waktu
pendek yang disebabkan panas dingin atau manis; hiperemi pulpa;
rasa sakit spontan, berat, membuat tidak bisa tidur; pulpitis akut;
abses. Sayangnya, gejala yang digambarkan anak atau orang tua
samar dan kurang mempunyai nilai diagnostik.
Riwayat kesehatan gigi yang lalu : apakah perawatan gigi yang lalu
dilakukan teratur atau tidak ? apakah pernah diberikan perawatan
gigi di lain tempat ? jika ya, mengapa orang tua mengganti dok ter
gigi ? apakah anak pernah mengalami sesuatu dengan perawatan
giginya ? jika ya, perawatan apakah ? misalnya, penambalan,
pencabutan, analgesia lokal dan anastesi umum ? Keterangan
perawatan gigi yang lalu menunjukkan sikap orang tua. Jika anak
dibawa ke dokter gigi baru karena tidak bisa bekerja sama dengan
dokter gigi yang lama, alasan ini perlu ditelusuri dengan teliti
dengan member tahu anak bahwa dokter gigi menarik dan simpatik
dan ia pasti akan mencari jalan untuk mengatasi masalah.
Sikap orang tua terhadap perawatan gigi. Sikap dan harapan orang
tua terhadap perawatan gigi sangat berbeda, rencana perawatan
yang diluar harapan jangan dilakukan sebelum menjelaskan dan
menimbang keuntungannya.
Riwayat medis :
Penyakit jantung congenital, Demam rematik, Kelainan darah,Penyakit
saluran pernapasan, Asma, Hepatitis, Penyakit gastrointestinal, Penyakit
ginjal atau saluran kencing, Penyakit tulang atau sendi, Penyakit diabetes,
Penyakit kulit, Kelainan congenital, Alergi, Pengobatan belakangan atau
yang sedang dilakukan, Operasi sebelumnya atau penyakit serius,
Kelainan subnormal mental, Epilepsy, Riwayat penyakit serius dalam
keluarga.
3. Auskultasi
a. Untuk metode ini diperlukan suatu alat bantu, yaitu stetoskop.
Dilakukan dengan cara meletakkan ujung stetoskop pada daerah
tragus, kemudian mendengarkan dengan seksama apakah terdapat
bunyi (berupa klik atau yang lainnya) yang abnormal atau tidak
Apabila terdapat bunyi abnormal tersebut, maka kemungkinan
terdapat kelainan pada TMJ.
2. Pemeriksaan Intra-oral
Jaringan lunak : mukosa pipi, bibir, lidah, tonsil, palatum lunak, palatum
keras dan gingival.
2) Perkusi
10
3) Tes Druk
Prosedur pemeriksaan dengan tekanan : menyiapkan alat (tangkai instrumen)
yang dibungkus isolator karet, kain kasa atau kapas. Caranya : Pegang tangkai
11
4) Palpasi
Tes sederhana ini dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan
ringan untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit.
Meskipun sederhana, tetapi merupakan suatu tes yang penting. Nilainya
terletak dalam menemukan pembengkakan yang meliputi gigi yang terlibat
dan menentukan hal-hal berikut : (1) apakah jaringan fluktuan dan cukup
membesar untuk insisi dan drainase;
rasa sakit; (3) adanya dan lokasi adenopati dan (4) adanya krepitus tulang.
Bila palpasi digunakan untuk menentukan adenopati sebaiknya berhatihati bila melakukan palpasi nodus limfa pada infeksi akut, untuk
menghindari kemungkinan penyebaran infeksi melalui pembuluh limfatik.
Bila gigi-gigi posterior terinfeksi, maka secara diagnostik nodus limfa
submaksiler turut terlibat. Infeksi pada gigi-gigi anterior bawah
kemungkinan menyebabkan pembengkakan nodus limfa submental. Bila
12
infeksi terbatas pada pulpa dan tidak berlanjut pada periodonsium, palpasi
tidak merupakan saran diagnostik. Palpasi, perkusi, mobilitas, dan
depresibilitas adalah lebih untuk menguji periodontium daripada pulpa.
5) Mobilitas-Depresibilitas
Tes mobilitas digunakan untuk mengevaluasi integritas apparatus pengikat
di sekeliling gigi. Tes ini terdiri dari menggerakkan suatu gigi ke arah
lateral dalam soketnya dengan menggunakan jari atau, lebih diutamakan,
menggunakan tangkai dua instrument. Tujuan tes ini adalah untuk
menentukan apakah gigi terikat kuat atau longgar pada alveolusnya.
Jumlah gerakan menunjukkan kondisi periodonsium; makin besar
gerakannya, makin jelek status periodontalnya.
Demikian pula, tes untuk depresibilitas adalah dengan menggerakkan gigi
ke arah vertikal dalam soketnya. Tes ini dapat dilakukan dengan jari atau
instrumen. Bila dijumpai depresibilitas, kemungkinan untuk
mempertahankan gigi berkisar antara jelek dan tidak ada harapan.
Satu klasifikasi mobilitas menetapkan mobilitas derajat pertama sebagai
gerakan gigi yang nyata dalam soketnya; mobilitas derajat kedua adalah
gerakan gigi dalam jarak 1 mm, dan mobilitas derajat ketiga adalah
gerakan lebih besar daripada 1 mm atau bila gigi dapat ditekan.
13
6) Membau
Pengertian pemeriksaan dengan membau adalah pemeriksaan dengan
menggunakan indra penciuman. Proses terjadinya bau (halitosis) : Sisa
makanan yang tertinggal di dalam kavita / sela-sela gigi bila tidak
dibersihkan akan diubah menjadi gas-gas yang berbau seperti NH3, H2S
oleh bakteri an aerob. Halitosis dapat disebabkan 2 faktor :
a. Fisiologis :
14
8) Uji termal
Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk menentukan
sensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipun keduanya merupakan tes
sensitivitas, tetapi tidak sama dan digunakan untuk alasan diagnosis yang
berbeda. Suatu respon terhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpa
memperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon
abnormal terhadap panas biasanya menunjukkan adanya gangguan pulpa
atau periapikal yang memerlukan perawatan endodontik.
Tes panas. Tes panas dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda
yang menghasilkan derajat temperatur yang berbeda. Daerah yang akan
dites diisolasi dan dikeringkan, kemudian udara hangat dikenakan pada
permukaan gigi yang terbuka dan respon pasien dicatat. Bila diperlukan
temperatur yang lebih tinggi untuk mendapatkan suatu respon, harus
digunakan air panas, burnisher panas, guta-percha panas atau kompoun
panas atau sembarang instrument yang dapat menghantarkan temperatur
yang terkontrol pada gigi. Bila menggunakan benda padat, seperti guta-
15
9) Uji anestesi
Tes ini terbatas bagi pasien yang sedang merasa sakit pada waktu dites,
bila tes yang biasanya digunakan gagal untuk memungkinkan seseorang
mengidentifikasi gigi. Tujuannya adalah untuk menganestesi gigi tunggal
berturut-turut sampai rasa sakitnya hilang dan terbatas pada gigi tertentu.
Caranya sebagai berikut : menggunakan injeksi infiltrasi atau
intraligamen, lakukan injeksi pada gigi yang paling belakang pada daerah
yang dicurigai sebagai penyebab rasa sakit. Bila rasa sakitnya tetap ada
setelah gigi dianestesi penuh, lakukan anestesi gigi disebelah mesialnya,
dan lanjutkan melakukan demikian sampai sakitnya hilang. bila sumber
rasa sakit tidak dapat ditentukan, baik pada gigi rahang atas dan rahang
bawah, harus diberikan suatu injeksi alveolar inferior (blok mandibular).
Hilangnya rasa sakit tentu saja menunjukkan keterlibatan gigi mandibular,
dan lokalisasi gigi yang khusus dilakukan dengan injeksi intraligamen, bila
16
anestesi sudah habis efeknya. Tes ini jelas merupakan suatu usaha terakhir
dan mempunyai suatu keuntungan dibandingkan tes kavitas karena
selama tes kavitas dapat terjadi kerusakan iatrogenic.
Pemeriksaan Penunjang
Radiografi
Kadang-kadang pemeriksaan klinis dapat memberikan semua keterangan
yang diperlukan mengenai pasien, disini mungkin tidak diperlukan radiografi.
Bagaimanapun juga, radiografi biasanya diperlukan satu atau alasan-alasan
berikut :
17
1. Untuk mendiagnosis karies gigi pada permukaan gigi yang tidak bisa
dilihat pada pemeriksaan klinis.
2. Untuk mendeteksi kelainan pada perkembangan gigi.
3. Untuk menemukan gangguan khusus, misalnya kondisi jaringan periapikal
yang berhubungan dengan gigi-gigi nonvital atau yang mengalami trauma.
4. Untuk mengetahui hubungan antara benih gigi permanen dangigi sulung
5. Untuk mengetahui adanya sisa akar
LO 2 : MACAM-MACAM DIAGNOSA
Karies proksimal
Karies akar
18
Pemeriksaan Objektif
Ekstra-oral
Intra-oral
b. Karies email dengan kavitas yaitu karies yang terjadi ada email sebagai
lanjutan dari karies dini.
Anamnesis
Pemeriksaan objektif
Ekstra-oral
Intra-oral
Pemeriksaan objektif
Ekstra-oral
Intra-oral
:Kavitas (+)
19
a. Pulpitis reversibel
Definisi. Pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa
ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi
pulpa mau kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah stimuli
ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh
stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, teapi
rasa sakit hilang segera setelah stimuli dihilangkan.
Histopatologi. Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke
perubahan inflamasi ringan-sampai-sedang terbatas pada daerah di
mana tubuli dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin. Secara
mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas,
pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan adanya
sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel
inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut.
Sebab-sebab. Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja
yang mampu melukai pulpa antara lain trauma, misalnya suatu pukulan
atau hubungan oklusal yang terganggu; syok termal, seperti yang
ditimbulkan pada waktu melakukan preparasi kavitas dengan bur
tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi, atau
karena panas yang berlebihan pada waktu memoles tumpatan;
dehidrasi kavitas dengan alcohol atau kloroform yang berlebihan, atau
rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka; penempatan
tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan suatu
restorasi emas; stimulus kimiawi, misalnya dari bahan makanan manis
atau masam atau dari iritasi tumpatan silikat atau akrilik swapolimerisasi; atau bakteri, misalnya dari karies. Setelah insersi suatu
restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivitas ringan terhadap
perubahan temperatur, terutama dingin. Sensitivitas seperti itu dapat
berlangsung 2 sampai 3 hari atau seminggu atau bahkan lebih lama,
tetapi berangsur-angsur akan hilang
Gejala-gejala. Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa
sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh
20
makanan dan minuman dingin daripada panas dan oleh udara dingin.
Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah
ditiadakan. Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan
irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah
lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel,
penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti air
dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa sakit
dapat datang tanpa stimulus yang nyata. Pulpitis reversibel
asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai dan
menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan menjadi
normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan
baik.
Diagnosis. berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan
bberdasarkan tes klinis. Rasa sakitnya tajam, berlangsug beberapa
detik, dan umunya berhenti bila stimulus dihilangkan. Dingin, manis,
atau masam biasanya menyebabkan rasa sakit.
Anamnesa
Pemeriksaan objektif
Ekstra-oral
Intra-oral
22
menyebakan rasa sakit pada pasien hingga dicapai daerah pulpa yang
lebih dalam. Pada tingkat ini dapt terjadi sakit dan perdarahan. Bila
pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika
dicapai jalan masuk ke kamar pulpa.
Pemeriksaan radiografik memperlihatkan suatu kavitas proksimal
yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan
keterlibatan suatu tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga
menunjukkan pembukaan pulpa, karies di bawah suatu tumpatan, atau
suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam integritas pulpa. Pada
tingkat awal pulpitis irreversibel, tes termal dapat mendatangkan rasa
sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal. Pada tingkat
belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal. Hasil
pemeriksaan untuk tes mobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.
Diagnosis
Anamnesa
-
Pemeriksaan objektif
Ekstra-oral
Intra-oral
pulpa terbuka bisa juga tidak, sondase (+). Chlor ethyl (+), perkusi
bisa (+) bisa (-)
c. Pulpitis hiperplastik kronis
Definisi. Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu
inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan
karies luas yang kadang-kadang tertutup oleh epitelium dan
disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.
Diagnosis
Pemeriksaan Objektif
-
Intra-oral
24
Intra-oral
: tes dingin (-), tes panas (-), tes pulpa listrik (-), tes
kavitas (-)
Pemeriksaan penunjang :
-
e. Gangren pulpa
Defiinisi. Gangren pulpa adalah keadaan gigi dimana jaringan pulpa
sudah mati sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat
menahan rangsangan sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi
semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Objektif
-
Intra-oral
25
Radiograf
26
terhadap perkusi, atau pasien menyatakan bahwa gigi terasa sakit bila
digunakan untuk mengunyah, mukosa apikal terasa sensitif terhadap
palpasi, dan gigi mungkin goyah dan ekstrusi.
28
periodontal menebal. Gigi tidak bereaksi terhadap tes pulpa listrik atau
tes termal.
4. Granuloma
Definisi. Suatu granuloma gigi adalah suatu pertumbuhan
jaringan granulomatus yang bersambung dengan ligament periodontal
disebabkan oleh matinya pulpa dan difusi bakteri dan toksin bakteri
dari saluran akar ke dalam jaringan periradikular di sekitarnya melalui
foramin apikal dan lateral.
Suatu granuloma dapat dianggap sebagai reaksi defensif kronis
tingkat rendah terhadap iritasi dari saluran akar. Suatu kondisi bagi
perkembangan suatu granuloma adalah iritasi ringan yang terusmenerus. Sebagai abses kronis, granuloma adalah sekuel lanjutan
infeksi dari suatu pulpa nekrotik; jaringan granulasi dapat bervariasi
dalam diameter dari pecahan millimeter sampai sentimeter atau bahkan
lebih besar.
Sebab. Sebab perkembangan suatu granuloma adalah matinya
pulpa, diikuti oleh suatu infeksi ringan atau iritasi jaringan periapikal
yang merangsang suatu reaksi seluler produktif. Suatu granuloma
hanya berkembang beberapa saat setelah pulpa mati.
Gejala-gejala. Suatu granuloma tidak menghasilkan reaksi
subjektif, kecuali pada kasus langka bila runtuh dan mengalami
supurasi. Biasanya granuloma adalah asimptomatik.
Diagnosis. Adanya granuloma, yang tanpa gejala, biasanya
ditemukan pada pemeriksaan radiografik rutin. Daerah rarefaksi
nampak nyata, dengan tidak adanya kontinuitas lamina dura. Diagnosis
tepat hanya dapat dibuat dengan pemeriksaan mikroskop. Gigi yang
terlibat biasanya tidak peka terhadap perkusi, dan tidak goyah. Mukosa
di atas apeks akar mungkin peka atau mungkin tidak peka terhadap
palpasi. Dapat dijumpai suatu fistula. Gigi tidak bereaksi terhadap tes
29
5. Kista Radikuler
Definisi. Suatu kista adalah suatu kavitas tertutup atau kantung
yang bagian dalam dilapisi oleh epithelium, dan pusatnya terisi cairan
atau bahan semisolid. Kista rahang dibagi dalam odontogenik,
nonodontogenik, dan nonepitelial. Kista nonodontogenik timbul dari
epithelium odontogenik dan diklasifikasikan sebagai folikuler, timbul
dari organ email atau folikel; dab radikuler, timbul dari sisa sel
Malassez. Kista nonodontogenik diklasifikasikan sebagai fisural,
timbul dari bekas epithelial terjebak dalam peleburan prosesus fasial,
atau nasopalatin. Kista semu atau kista nonepitelial adalah kavitas
bertulang yang tidak dilapisi epithelium dan karenanya bukan kista
sebenarnya. Suatu kista radikuler atau alveolar adalah suatu kantung
epithelial yang pertumbuhannya lambat pada apeks gigi yang melapisi
suatu kavitas patologik pada tulang alveolar.
Sebab. Suatu kista radikular mensyaratkan injuri fisis, kimiawi,
atau bacterial yang menyebabkan matinya pulpa, diikuti oleh stimulasi
sisa epithelial Malassez, yang biasanya dijumpai pada ligament
periodontal.
Gejala-gejala. Tidak ada gejala yang dihubungkan dengan
perkembangan suatu kista, kecuali yang kebetulan diikuti nekrosis
pulpa. Suatu kista dapat menjadi cukup besar untuk secara nyata
menjadi pembengkakan.
Tekanan kista cukup menggerakkan gigi yang bersangkutan,
yang disebabkan oleh timbulnya cairan kista. Pada kasus semacam itu,
apeks-apeks gigi yang bersangkutan menjadi renggang, sehingga
mahkota gigi dipaksa keluar jajaran. Gigi dapat juga menjadi goyah.
Bila dibiarkan tidak terawatt, suatu kista dapat terus tumbuh dan
merugikan rahang atas atau rahang bawah.
30
Definisi Prognosis
Prognosis adalah prediksi dari kemungkinan perawatan, durasi dan
hasil akhir suatu penyakit berdasarkan pengetahuan umum dari
patogenesis dan kehadiran faktor risiko penyakit. Prognosis muncul
setelah diagnosis dibuat dan sebelum rencana perawatan dilakukan.
Prognosis pasien terutama dituliskan mengenai masalah utamanya.
Untuk menentukan prognosis, selain mempertimbangkan berat ringannya
masalah secara klinis, juga mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi,
budaya dan lingkungan pasien. Prognosis ditulis dalam tiga aspek, yaitu:
ad vitam, ad sanactionam dan ad functionam; dengan tiga kemungkinan,
yaitu: baik, sedang atau buruk.
Faktor-faktor prognosis adalah karakteristik yang memprediksi
hasil akhir suatu penyakit begitu penyakit itu muncul sedangkan faktorfaktor risiko adalah karakteristik individu yang membuatnya berisiko
tinggi menderita suatu penyakit.
31
lebih baik pada pasien yang lebih tua. Pasien yang lebih muda
memiliki jangka waktu kemunculan destruksi periodontal yang lebih
pendek sehingga proses perbaikan periodontal yang mungkin muncul
secara alami akan terlampaui. Selain itu pada beberapa kasus, pasien
muda menderita agressive periodontitis, memiliki penyakit sistemik
atau merokok.
2.
3.
4.
B.
Faktor sistemik/lingkungan
1.
2.
3.
Faktor genetik
4.
Stress
32
C.
Faktor lokal
1.
Plak/kalkulus
2.
3.
D.
Faktor protesa/restoratif
1.
2.
3.
4.
Resorpsi akar
Jenis-jenis prognosis
1. Sangat baik (excellent prognosis) : tidak ada kehilangan tulang, kondisi
gingiva sangat baik, kooperasi pasien baik dan tidak ada penyakit
sistemik/faktor lingkungan tertentu.
2. Baik (good prognosis) jika memenuhi satu atau beberapa ketentuan berikut
: sokongan tulang yang tersisa cukup, kemungkinan untuk mengontrol
faktor etiologi dan merawat gigi geligi cukup, pasien cukup kooperatif,
tidak ada faktor sistemik/lingkungan atau jika ada terkontrol baik.
33
34
karena gigi hilang sedangkan gigi pengganti yaitu 12 dan 13 belum erupsi dan
masih tertutup tulang alveolar.
Rencana perawatan terdiri dari preventif yaitu melakukan DHE, fissure sealant
untuk gigi yang memiliki pit dan fissure dalam serta Topikal Aplikasi Fluor untuk
gigi yang sehat. Untuk kuratif rehabilitatif dilakukan penambalan pada gigi 54
yang karies proksimal MOD dengan bahan GI. Dipilih GI karena bahan ini
mengandung flour selain itu pengaplikasiannya juga lebih singkat sehingga cocok
untuk penambalan gigi anak. Untuk gigi 52 dan 53 yang tanggal prematur dapat
digunakan space maintener fungsional lepasan. Space maitener fungsional dipilih
karena dapat merangsang erupsi benih gigi 12 dan 13 yang masih tertutup tulang
alveolar. Dapat juga memakai parsial denture dengan syarat penggunaannya
kurang dari 6 bulan. Selain itu sangat penting dilakukan kontrol periodik
DAFTAR PUSTAKA
1. Ali S. 1990. Problem Oriented Medical Record. Buku Panduan Penataran
Tutor Ketrampilan Klinik Dasar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
2. Andlaw RJ, Rock WP. 1992. Perawatan Gigi Anak Ed. 2. Jakarta: Widya
Medika
3. Grossman IL, Oliet S, Rio CED. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktik
Ed. 11. Jakarta: EGC
4. Julianti R, Dharma MS, Erdaliza, Anggia D, Fahmi F, dkk. 2008. Gigi dan
Mulut. Pekanbaru: FK UNRI
5. Kosterman Usri, Eriska Riyanti, dkk. 2006. Diagnosis dan Terapi
Penyakit Gigi dan Mulut. Bandung: LSKI.
6. McDonald,Avery,Dean. 2004. Dentistry fot the child and adolescent 8 th.
Unitated States of America: Mossby
7. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. 2012. Carranzas Clinical
Periodontology. 11 th ed., Singapore: Elsevier
8. Nurhay A, Daldiyono, Markum, Suwondo A, Rani A, Harun A, dkk. 2005.
Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
9. Soeparmin Soesilo, drg. 2010. Pedodontic treatment triangle berperan
dalam proses keberhasilan perawatan gigi anak. Interdental vol. 8 No. 2.
36